Malam hari, di Vila Embun. Selain yang bertugas untuk berpatroli, sebagian besar anggota Faksi Kirin sudah mabuk karena minum terlalu banyak.Terlihat sebuah tim yang terdiri dari 10 orang dan mengenakan pakaian hitam melompat tembok dan menyelinap masuk, lalu mulai mencari-cari di sekeliling vila.Mereka seperti hantu yang tidak menimbulkan suara apa pun, bahkan gerakan mereka sangat gesit seperti kilat. Tidak ada satu pun anggota Faksi Kirin yang menyadari keanehan ini.Sepuluh orang ini tidak lain adalah pengawal bayangan yang merupakan pasukan terkuat di Keluarga Hutomo. Masing-masing adalah ahli bela diri yang tak tertandingi, bahkan telah menjalani pelatihan ketat. Baik membunuh, menyelinap, ataupun memata-matai, tingkat penyelesaiannya mencapai 100%.Keluarga Hutomo bisa disebut sebagai Tiga Keluarga Puncak memang karena Larry yang merupakan ahli bela diri tingkat master. Akan tetapi, pengawal bayangan juga memainkan peran penting dalam kesuksesan mereka. Mereka bertugas membant
"Ada bukti pada mayat? Bukti itu ditinggalkan sebelum mati?" gumam Kin sambil mengerutkan dahinya. Dia tampak merenungkan sesuatu.Ketika mengurus jenazah Larry, Kin sudah memeriksa dengan saksama dan memastikan tidak ada kejanggalan apa pun. Apakah ... dia sudah ceroboh?"Panggil beberapa orang kepercayaan ke gunung belakang. Malam ini, aku mau memeriksa jenazah!" perintah Kin setelah mempertimbangkan sesaat.Kin memutuskan untuk memastikan semuanya. Jika benar-benar ada masalah, hasilnya akan sangat merepotkan. Selagi tidak ada yang memperhatikan, dia harus segera menghapus jejak itu.Tiga puluh menit kemudian, Kin membawa beberapa orang kepercayaannya ke gunung belakang. Di sini adalah tempat pemakaman anggota Keluarga Hutomo. Jadi, Larry juga dimakamkan di sini.Sesudah menemukan kuburan Larry, Kin bersujud 3 kali sebelum bergumam, "Ayah, tolong maafkan kelancanganku ini lagi."Selesai berbicara, Kin melambaikan tangannya untuk memerintahkan, "Gali makamnya!"Sekelompok bawahan itu
"Berhenti! Jangan macam-macam, aku ini genius Keluarga Hutomo!" bentak Kin sembari mundur."Kamu sudah membunuh ayahmu, tapi masih berani bicara begitu? Kalau orang-orang tahu masalah ini, entah gimana dirimu akan berakhir," ucap Luther dengan ekspresi menghina."Pengawal bayangan! Bunuh dia!" seru Kin tiba-tiba. Dia berniat membunuh Luther agar fakta ini tidak diketahui siapa pun. Namun, sekeliling sunyi senyap, hanya ada suara angin."Pengawal bayangan! Pengawal bayangan?" Kin mulai panik sehingga sibuk memandang ke sekeliling."Orang kepercayaanmu ada di sini," ujar Johan. Dia mengangkat 2 kepala yang berdarah-darah sambil berjalan keluar dari kegelapan. Kemudian, dia melemparkannya ke kaki Kin, membuatnya terperanjat hingga ekspresinya berubah drastis."Kin, kamu sudah terjebak, nggak akan bisa kabur lagi. Jadi, apa yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Luther dengan sinis."Sebentar!" Melihat situasi makin memburuk, Kin tiba-tiba berkata, "Luther, nggak ada musuh sejati di duni
Kin tiba-tiba mengubah topik pembicaraannya. "Luther, jangan ungkit pria tua itu lagi. Yang paling penting sekarang adalah mempertimbangkan kerja sama kita kelak. Asalkan kamu mendukungku, aku bisa dalam waktu singkat mengendalikan sepenuhnya seluruh Keluarga Hutomo!""Sejak kapan aku setuju untuk kerja sama denganmu?" kata Luther dengan ekspresi dingin.Kin mengernyitkan alisnya. "Eh? Aku sudah bicara begitu banyak tadi, apa kamu tidak tergerak sedikit pun?""Kamu bahkan berani membunuh ayahmu sendiri, reputasiku akan menjadi buruk kalau kerja sama denganmu. Selain itu, aku akan membeberkan semua perbuatanmu kepada publik, kamu bersiap untuk mati saja." Saat mengatakan itu, Luther memberikan isyarat. Johan langsung menyadari dan maju untuk menekan Kin di tanah."Luther, kamu tidak tepati janjimu! Bukankah tadi kamu sudah setuju? Kenapa?" teriak Kin dengan kesal. Dia berpikir sedikit lagi rencananya berhasil. Kekuasaan, kedudukan, dan reputasi, dia akan mendapatkan semuanya. Mengapa se
Waktu perlahan-lahan berlalu. Dalam sekejap, gerbang Vila Embun sudah dipenuhi dengan orang-orang. Saat dilihat, tempat itu seperti lautan manusia. Semua yang seharusnya datang dan tidak datang pun sudah tiba di sana. Ada yang datang meminta pertanggungjawaban, menonton pertunjukan, ikut meramaikan suasana, dan gembira dengan kejadian itu. Banyak orang yang menyadari jika Luther bisa melewati kejadian ini, kelak reputasinya pasti akan mencapai puncak. Jika tidak, bakatnya yang luar biasa akan hancur."Luther, kita tahu kamu ada di dalam. Batas waktu tujuh hari sudah berlalu, keluar dan terima kematianmu!" kata anggota Keluarga Hutomo setelah menunggu di tempat itu sejenak."Krang!" Pada saat itu, pintu gerbang perlahan-lahan terbuka. Luther dan beberapa orang berjalan keluar dengan tenang."Oh? Banyak juga yang datang hari ini, benar-benar ramai." Setelah melihat ke sekeliling, Luther melihat banyak orang yang dia kenal."Nggak usah berpura-pura! Kamu sudah membunuh kakekku, hari ini k
Begitu mendengar perkataan Luther, banyak orang yang berbisik-bisik. Ada yang terkejut dan ragu, tetapi lebih banyak yang merasa tidak percaya."Omong kosong! Ayahku selalu jujur, bagaimana mungkin dia melakukan hal gila seperti ini?" teriak Jaden dengan keras.Ekspresi Klark menjadi muram. "Luther, aku peringatkan kamu jangan omong kosong di sini! Kamu sudah membunuh ayahku, sekarang ingin mencemari nama adikku. Sungguh kejam!""Apa aku mencemari namanya atau nggak, biar Kin sendiri yang beri tahu kalian."Luther mengeluarkan kain yang menyumbat mulut Kin dan menendangnya. "Beri tahu kepada semuanya masalah yang terjadi semalam."Begitu mulutnya terbuka, Kin langsung berteriak, "Kak Klark, tolong aku! Cepat tolong aku! Setelah mengikatku, orang ini terus menyiksa dan mengancamku agar aku menanggung kesalahannya. Kalau nggak, dia akan membunuh seluruh keluargaku! Kak Klark, kamu harus membantuku!""Berengsek! Berani-beraninya kamu macam-macam!" Johan menjadi marah dan mengangkat tangan
Brak ....Melihat kepala Kin yang terjatuh ke tanah, suasana di tempat itu menjadi hening. Suara teriakan dan marah tadi sudah menghilang sepenuhnya sekarang. Raiden tertegun, begitu juga dengan Harlan. Orang-orang dari Keluarga Hutomo, Istana Hawa, Sekte Ilmu Kegelapan, Sekte Hitam Putih, Biara Kasih, Sekte Roh, dan semua pesilat di tempat itu juga tertegun. Mata semuanya membelalak dan ekspresinya terlihat tidak percaya.Tidak ada yang menyangka Luther begitu kejam dan langsung memenggal kepala Kin di hadapan Keluarga Hutomo, Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia, dan semua perguruan. Luther memenggal begitu saja tanpa sebuah alasan dan penjelasan.Bang! Setelah keheningan sejenak, suasana di tempat itu menjadi gempar."Luther, kamu berani bertindak kejam di depan publik? Sungguh berani sekali!""Pembunuhan! Ini adalah pembunuhan!""Tindakannya begitu kejam, kalian semua harus menghukumnya!""Bunuh dia! Balaskan dendam Tuan Terry! Balaskan dendam Keluarga Hutomo!"Semua orang melompat
Luther melihat ke sekeliling dan berkata dengan ekspresinya dengan tenang, "Semuanya sudah melihatnya, 'kan? Kin ini penuh dengan ambisi. Demi kedudukan, dia rela membunuh ayahnya sendiri. Orang yang berengsek seperti ini masih nggak boleh dibunuh? Apa dia pantas dibunuh?"Pertanyaan ini membuat semua orang tidak bisa berkata apa pun. Keluarga Hutomo yang tadi merasa sangat marah, saat ini juga terdiam. Ekspresi Klark muram dan terlihat sangat buruk.Jaden berdiri diam di tempatnya dan bergumam, "Kenapa bisa begini? Bagaimana mungkin ayahku adalah pelaku pembunuhan kakekku? Nggak ... nggak mungkin!"Jaden sulit percaya ayahnya akan melakukan hal sekejam ini. Demi kekuasaan dan kedudukan, bahkan keluarga pun diabaikan. Sungguh gila!"Aku pikir Luther adalah pelakunya, tak disangka ada pengkhianat di Keluarga Hutomo.""Bahkan ayahnya sendiri pun dibunuh, benar-benar berengsek!""Hati orang benar-benar susah ditebak. Siapa sangka Tuan Kin yang biasanya baik dan adil ternyata begitu kejam?