"Dia benaran naik ke arena?" Melihat Luther yang berjalan ke atas arena, Quinn dan beberapa orang lainnya tidak bisa tertawa lagi. Mereka saling memandang dengan terkejut. Awalnya mereka mengira Luther hanya berpura-pura hebat. Tak disangka, Luther malah benar-benar naik ke arena. Apa orang ini sudah bosan hidup?"Eh kamu, bukannya tadi kamu mau makan kotoran sambil jungkir balik? Ayo lakukan sekarang!" sela Ronal tiba-tiba.Semua orang terdiam seketika. Sudut mata Joel berkedut, ekspresinya juga tampak buruk. Tadinya dia hanya bicara sembarangan, tak disangka Luther malah benar-benar naik ke arena. Joel benar-benar malu kali ini."Tunggu! Jangan-jangan, Luther adalah Ketua Faksi Draco yang asli?" Tiba-tiba, Quinn tersadar dengan hal ini. Siapa lagi yang berani menantang Terry selain pemuda dari ibu kota provinsi dan Ketua Faksi Draco?"Nggak mungkin! Dia hanya orang biasa, mana mungkin dia bisa menjadi Ketua Faksi Draco?" Tyson berusaha menyangkal."Huh! Masih saja keras kepala? Baikl
Terry tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Apa kamu pikir kamu bisa terkenal di sini dengan memanfaatkan reputasiku?"Terry telah bertemu dengan banyak orang konyol. Para penantang sebelumnya juga hanya untuk mencari popularitas. Mereka memanfaatkan Terry sebagai batu loncatan untuk mencapai ketenaran seperti Pendekar Hijau tadi. Namun, semua orang itu akhirnya dikalahkannya."Pertama, aku nggak tertarik dengan ketenaran. Kedua, aku menantangmu karena malas repot dan berencana mengakhiri hubungan dengan Keluarga Oscario," kata Luther dengan tenang."Apa maksudmu mengakhiri hubungan?" tanya Terry sambil tersenyum."Sederhana saja. Kalau hari ini aku mengalahkanmu, Keluarga Oscario harus menjauhiku kelak," kata Luther dengan tegas."Mengalahkanku? Hahaha ...." Terry tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak seolah-olah mendengar sebuah lelucon.Semua orang di bawah arena makin mencibir Luther dan memandangnya seolah-olah melihat orang bodoh. Bisa menyelamatkan nyawanya saja saa
Di atas arena, Terry sedang tertawa dan di bawah arena, semua penonton juga ikut tertawa. Perkataan Luther yang sederhana itu seolah-olah menjadi lelucon bagi semua orang. Menurut semua orang, apakah Luther bisa menahan tiga pukulan Terry juga masih menjadi masalah, dia masih berani berkata ingin mengalahkan Terry. Sungguh hal yang sangat konyol."Kenapa tertawa? Apa begitu lucu?" tanya Luther dengan nada suara yang tenang.Ekspresi Luther begitu tenang, seolah-olah sama sekali tidak memedulikan pembahasan semua orang di bawah arena."Menurutmu?"Terry masih tetap tersenyum. "Dilihat dari ekspresi seriusmu, jangan-jangan kamu benar-benar berpikir kamu akan menang, ya?""Kenapa nggak bisa? Apa kamu manusia super? Kalau nggak, kenapa kamu merasa nggak akan kalah?" kata Luther dengan tenang."Hehehe .... Aku nggak tahu dari mana kepercayaan dirimu untuk berbicara seperti itu, tapi nggak masalah. Aku akan segera membuatmu mengerti betapa besar perbedaan kita!"Terry mengulurkan satu tangan
Swush! Luther menancapkan kedua kakinya di lantai dan tubuhnya tiba-tiba miring ke belakang membentuk busur. Pada saat yang bersamaan, bola energi kedua itu meluncur melewati ujung hidungnya dan menghantam ke pohon besar. Salah satu telapak tangan Luther menepuk ke lantai dengan ringan dan berdiri tegak tanpa terluka sedikit pun.Melihat kejadian itu, Terry mengernyitkan alisnya. Dia awalnya berpikir akan mengakhiri pertarungan dengan mudah. Tak disangka Luther bisa menghindari dua serangan berturut-turut itu, benar-benar mengejutkan."Sungguh sangat mengecewakan kalau hanya ini saja kemampuan terbaikmu," kata Luther dengan tenang."Eh?" Ekspresi Terry menjadi muram dan tatapannya terlihat makin tajam. Belum pernah ada orang yang berani meremehkannya."Anak ini terlalu sombong, berani-beraninya dia meremehkan Kak Terry!""Huh! Hanya beruntung berhasil menghindari dua serangan saja, 'kan? Kalau Tuan Terry tidak berbelas kasihan, dia sudah hancur berkeping-keping!""Tuan Terry, jangan pe
Bruk! Setelah saling membenturkan tinju, Terry terdorong mundur beberapa langkah. Setiap langkah mundurnya meninggalkan jejak yang dalam di lantai. Di langkah terakhirnya, wajah Terry sudah pucat dan darah di tubuhnya bergejolak.Pada saat ini, sekujur tubuh Terry bermandikan keringat. Bajunya sobek dan ada tetesan darah yang mengalir di tinjunya. Keseluruhan penampilannya terlihat agak memalukan."Hah?"Pada saat itu, semua orang terpaku. Mereka tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Mereka tidak menyangka Terry malah kalah dalam adu tinju itu. Ini benar-benar tidak masuk akal!"Bagaimana mungkin Kak Terry terdorong mundur?" Melani terlihat sangat terkejut dan sulit untuk menerima kenyataan itu."Tidak mungkin! Apa orang itu benar-benar sekuat itu?" Mata Valen juga membelalak karena merasa sulit percaya dengan adegan itu. Luther bahkan mengalahkan Terry dalam sebuah pertarungan langsung, tidak ada orang yang akan percaya jika tidak langsung melihat adegan itu."Nggak .
"Hari ini, akan kuperlihatkan betapa mengerikannya kekuatan yang telah kukumpulkan selama tiga tahun ini!"Sambil berbicara, Terry melepaskan pakaiannya dan menunjukkan lapisan besi hitam yang berat di dalamnya. Sepotong demi sepotong besi hitam itu melapisi sebagian besar tubuhnya seperti baju besi. Bahkan tangan dan kakinya juga dipenuhi besi hitam itu untuk menambah beban beratnya.Krang! Krang! Krang!Di hadapan tatapan heran semua orang, Terry melepaskan besi hitam dari tubuhnya dan melemparkannya satu per satu ke lantai. Suara besi berat yang jatuh ke lantai itu membuat semua orang merinding."Wow! Terry sungguh luar biasa! Dia pakai beban ratusan kilogram besi hitam itu!""Besi hitam itu menekan tubuhnya. Ahli bela diri biasa juga akan kesulitan berjalan, tapi dia bisa bergerak dengan leluasa, bahkan bertarung dengan orang lain. Dia benar-benar seperti monster!""Ada beban itu saja dia sudah sekuat ini. Akan sekuat apa kalau dia melepaskan semua itu?""Aku hanya bisa bilang ini
"Eh?" Terry termangu melihat pedangnya yang berhasil diapit oleh Luther. Raut wajahnya dipenuhi keterkejutan.Patut diketahui bahwa Terry telah melepaskan seluruh beban yang ada di badannya. Dengan demikian, kecepatan dan kekuatannya pun meningkat pesat.Bahkan, demi memperoleh kemenangan, Terry tidak lagi menyembunyikan keterampilannya. Kini, dia sampai menggunakan teknik pedang yang paling dikuasainya.Menurut Terry, dia seharusnya bisa mengalahkan Luther dengan satu serangan karena berbagai aspek telah meningkat.Sayangnya, Terry tidak pernah menyangka bahwa serangan yang dikerahkannya dengan sekuat tenaga malah berhasil dihentikan oleh Luther begitu saja.Tidak, lebih tepatnya, pria ini mengapit pedangnya! Dua jari tangan Luther mengapit pedang tajam ini dengan mudah. Apakah dia masih termasuk manusia?"Nggak! Ini nggak mungkin terjadi!" teriak Terry dengan mata memerah. Dia telah menggila sekarang. Kemudian, begitu mengayunkan pedangnya agar terlepas dari kekangan Luther, Terry me
Jadi, asalkan Terry membulatkan tekadnya, tidak sulit baginya untuk mengalahkan Luther."Tuan Larry, menurutmu siapa yang akan menang?" Kevin tiba-tiba menoleh dan bertanya pada Larry yang duduk di posisi paling tengah."Persentase kemenangan 90 banding 10 persen," jawab Larry sambil memicingkan matanya."Oh?" Alan tak kuasa menunjukkan senyuman, lalu menimpali, "Penilaian Tuan Larry memang bagus. Tuan Larry tahu putraku punya jurus andalan, tapi belum menggunakannya sampai sekarang. Wajar kalau persentase kemenangannya tinggi."Sebelumnya, Alan masih khawatir putranya akan kalah. Namun, begitu mendengar jawaban Larry ini, segala keraguan dalam hatinya menghilang. Dia yakin bahwa putranya yang memiliki peluang besar untuk menang.Larry tidak menjelaskan apa pun saat melihat Alan yang begitu percaya diri. Dia hanya menunjukkan senyuman misterius."Teknik 18 Ombak!" Tiba-tiba, terdengar teriakan murka di tengah ring. Dalam sekejap, energi pedang di arena menjadi makin tajam dan kuat. Sel
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk