Mau bagaimana melawan monster seperti ini?"Tuan Larry, apakah menurut Anda penampilan Terry hari ini sesuai dengan ekspektasimu?" Di atas tribune, Alan menyaksikan semua ini sambil tersenyum. Tentu saja dia merasa bangga melihat putranya begitu memukau di atas arena."Tentu saja, dia benar-benar luar biasa," kata Larry sambil mengangguk. "Menurutku, dalam waktu 10 tahun, Terry memiliki potensi untuk mencapai tingkat master."Ketika pernyataan ini diucapkan, ekspresi orang-orang di sekitarnya langsung berubah. Bisa dibilang, ahli bela diri tingkat master ini sangat langka. Dalam tujuh provinsi di Jiman, hanya ada 5 orang yang bisa mencapai tingkatan ini. Masing-masing dari kelima orang itu memiliki reputasi yang sangat terkenal.Fakta bahwa Larry memberikan penilaian yang begitu tinggi terhadap penampilan Terry barusan, menunjukkan betapa menakjubkannya bakat Terry."Hahaha ... Tuan Larry terlalu berlebihan. Bocah ini memang punya bakat, tapi masih harus diasah," kata Alan sengaja mere
"Dia benaran naik ke arena?" Melihat Luther yang berjalan ke atas arena, Quinn dan beberapa orang lainnya tidak bisa tertawa lagi. Mereka saling memandang dengan terkejut. Awalnya mereka mengira Luther hanya berpura-pura hebat. Tak disangka, Luther malah benar-benar naik ke arena. Apa orang ini sudah bosan hidup?"Eh kamu, bukannya tadi kamu mau makan kotoran sambil jungkir balik? Ayo lakukan sekarang!" sela Ronal tiba-tiba.Semua orang terdiam seketika. Sudut mata Joel berkedut, ekspresinya juga tampak buruk. Tadinya dia hanya bicara sembarangan, tak disangka Luther malah benar-benar naik ke arena. Joel benar-benar malu kali ini."Tunggu! Jangan-jangan, Luther adalah Ketua Faksi Draco yang asli?" Tiba-tiba, Quinn tersadar dengan hal ini. Siapa lagi yang berani menantang Terry selain pemuda dari ibu kota provinsi dan Ketua Faksi Draco?"Nggak mungkin! Dia hanya orang biasa, mana mungkin dia bisa menjadi Ketua Faksi Draco?" Tyson berusaha menyangkal."Huh! Masih saja keras kepala? Baikl
Terry tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Apa kamu pikir kamu bisa terkenal di sini dengan memanfaatkan reputasiku?"Terry telah bertemu dengan banyak orang konyol. Para penantang sebelumnya juga hanya untuk mencari popularitas. Mereka memanfaatkan Terry sebagai batu loncatan untuk mencapai ketenaran seperti Pendekar Hijau tadi. Namun, semua orang itu akhirnya dikalahkannya."Pertama, aku nggak tertarik dengan ketenaran. Kedua, aku menantangmu karena malas repot dan berencana mengakhiri hubungan dengan Keluarga Oscario," kata Luther dengan tenang."Apa maksudmu mengakhiri hubungan?" tanya Terry sambil tersenyum."Sederhana saja. Kalau hari ini aku mengalahkanmu, Keluarga Oscario harus menjauhiku kelak," kata Luther dengan tegas."Mengalahkanku? Hahaha ...." Terry tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak seolah-olah mendengar sebuah lelucon.Semua orang di bawah arena makin mencibir Luther dan memandangnya seolah-olah melihat orang bodoh. Bisa menyelamatkan nyawanya saja saa
Di atas arena, Terry sedang tertawa dan di bawah arena, semua penonton juga ikut tertawa. Perkataan Luther yang sederhana itu seolah-olah menjadi lelucon bagi semua orang. Menurut semua orang, apakah Luther bisa menahan tiga pukulan Terry juga masih menjadi masalah, dia masih berani berkata ingin mengalahkan Terry. Sungguh hal yang sangat konyol."Kenapa tertawa? Apa begitu lucu?" tanya Luther dengan nada suara yang tenang.Ekspresi Luther begitu tenang, seolah-olah sama sekali tidak memedulikan pembahasan semua orang di bawah arena."Menurutmu?"Terry masih tetap tersenyum. "Dilihat dari ekspresi seriusmu, jangan-jangan kamu benar-benar berpikir kamu akan menang, ya?""Kenapa nggak bisa? Apa kamu manusia super? Kalau nggak, kenapa kamu merasa nggak akan kalah?" kata Luther dengan tenang."Hehehe .... Aku nggak tahu dari mana kepercayaan dirimu untuk berbicara seperti itu, tapi nggak masalah. Aku akan segera membuatmu mengerti betapa besar perbedaan kita!"Terry mengulurkan satu tangan
Swush! Luther menancapkan kedua kakinya di lantai dan tubuhnya tiba-tiba miring ke belakang membentuk busur. Pada saat yang bersamaan, bola energi kedua itu meluncur melewati ujung hidungnya dan menghantam ke pohon besar. Salah satu telapak tangan Luther menepuk ke lantai dengan ringan dan berdiri tegak tanpa terluka sedikit pun.Melihat kejadian itu, Terry mengernyitkan alisnya. Dia awalnya berpikir akan mengakhiri pertarungan dengan mudah. Tak disangka Luther bisa menghindari dua serangan berturut-turut itu, benar-benar mengejutkan."Sungguh sangat mengecewakan kalau hanya ini saja kemampuan terbaikmu," kata Luther dengan tenang."Eh?" Ekspresi Terry menjadi muram dan tatapannya terlihat makin tajam. Belum pernah ada orang yang berani meremehkannya."Anak ini terlalu sombong, berani-beraninya dia meremehkan Kak Terry!""Huh! Hanya beruntung berhasil menghindari dua serangan saja, 'kan? Kalau Tuan Terry tidak berbelas kasihan, dia sudah hancur berkeping-keping!""Tuan Terry, jangan pe
Bruk! Setelah saling membenturkan tinju, Terry terdorong mundur beberapa langkah. Setiap langkah mundurnya meninggalkan jejak yang dalam di lantai. Di langkah terakhirnya, wajah Terry sudah pucat dan darah di tubuhnya bergejolak.Pada saat ini, sekujur tubuh Terry bermandikan keringat. Bajunya sobek dan ada tetesan darah yang mengalir di tinjunya. Keseluruhan penampilannya terlihat agak memalukan."Hah?"Pada saat itu, semua orang terpaku. Mereka tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Mereka tidak menyangka Terry malah kalah dalam adu tinju itu. Ini benar-benar tidak masuk akal!"Bagaimana mungkin Kak Terry terdorong mundur?" Melani terlihat sangat terkejut dan sulit untuk menerima kenyataan itu."Tidak mungkin! Apa orang itu benar-benar sekuat itu?" Mata Valen juga membelalak karena merasa sulit percaya dengan adegan itu. Luther bahkan mengalahkan Terry dalam sebuah pertarungan langsung, tidak ada orang yang akan percaya jika tidak langsung melihat adegan itu."Nggak .
"Hari ini, akan kuperlihatkan betapa mengerikannya kekuatan yang telah kukumpulkan selama tiga tahun ini!"Sambil berbicara, Terry melepaskan pakaiannya dan menunjukkan lapisan besi hitam yang berat di dalamnya. Sepotong demi sepotong besi hitam itu melapisi sebagian besar tubuhnya seperti baju besi. Bahkan tangan dan kakinya juga dipenuhi besi hitam itu untuk menambah beban beratnya.Krang! Krang! Krang!Di hadapan tatapan heran semua orang, Terry melepaskan besi hitam dari tubuhnya dan melemparkannya satu per satu ke lantai. Suara besi berat yang jatuh ke lantai itu membuat semua orang merinding."Wow! Terry sungguh luar biasa! Dia pakai beban ratusan kilogram besi hitam itu!""Besi hitam itu menekan tubuhnya. Ahli bela diri biasa juga akan kesulitan berjalan, tapi dia bisa bergerak dengan leluasa, bahkan bertarung dengan orang lain. Dia benar-benar seperti monster!""Ada beban itu saja dia sudah sekuat ini. Akan sekuat apa kalau dia melepaskan semua itu?""Aku hanya bisa bilang ini
"Eh?" Terry termangu melihat pedangnya yang berhasil diapit oleh Luther. Raut wajahnya dipenuhi keterkejutan.Patut diketahui bahwa Terry telah melepaskan seluruh beban yang ada di badannya. Dengan demikian, kecepatan dan kekuatannya pun meningkat pesat.Bahkan, demi memperoleh kemenangan, Terry tidak lagi menyembunyikan keterampilannya. Kini, dia sampai menggunakan teknik pedang yang paling dikuasainya.Menurut Terry, dia seharusnya bisa mengalahkan Luther dengan satu serangan karena berbagai aspek telah meningkat.Sayangnya, Terry tidak pernah menyangka bahwa serangan yang dikerahkannya dengan sekuat tenaga malah berhasil dihentikan oleh Luther begitu saja.Tidak, lebih tepatnya, pria ini mengapit pedangnya! Dua jari tangan Luther mengapit pedang tajam ini dengan mudah. Apakah dia masih termasuk manusia?"Nggak! Ini nggak mungkin terjadi!" teriak Terry dengan mata memerah. Dia telah menggila sekarang. Kemudian, begitu mengayunkan pedangnya agar terlepas dari kekangan Luther, Terry me