Swush! Luther menancapkan kedua kakinya di lantai dan tubuhnya tiba-tiba miring ke belakang membentuk busur. Pada saat yang bersamaan, bola energi kedua itu meluncur melewati ujung hidungnya dan menghantam ke pohon besar. Salah satu telapak tangan Luther menepuk ke lantai dengan ringan dan berdiri tegak tanpa terluka sedikit pun.Melihat kejadian itu, Terry mengernyitkan alisnya. Dia awalnya berpikir akan mengakhiri pertarungan dengan mudah. Tak disangka Luther bisa menghindari dua serangan berturut-turut itu, benar-benar mengejutkan."Sungguh sangat mengecewakan kalau hanya ini saja kemampuan terbaikmu," kata Luther dengan tenang."Eh?" Ekspresi Terry menjadi muram dan tatapannya terlihat makin tajam. Belum pernah ada orang yang berani meremehkannya."Anak ini terlalu sombong, berani-beraninya dia meremehkan Kak Terry!""Huh! Hanya beruntung berhasil menghindari dua serangan saja, 'kan? Kalau Tuan Terry tidak berbelas kasihan, dia sudah hancur berkeping-keping!""Tuan Terry, jangan pe
Bruk! Setelah saling membenturkan tinju, Terry terdorong mundur beberapa langkah. Setiap langkah mundurnya meninggalkan jejak yang dalam di lantai. Di langkah terakhirnya, wajah Terry sudah pucat dan darah di tubuhnya bergejolak.Pada saat ini, sekujur tubuh Terry bermandikan keringat. Bajunya sobek dan ada tetesan darah yang mengalir di tinjunya. Keseluruhan penampilannya terlihat agak memalukan."Hah?"Pada saat itu, semua orang terpaku. Mereka tercengang dan ekspresi mereka terlihat tidak percaya. Mereka tidak menyangka Terry malah kalah dalam adu tinju itu. Ini benar-benar tidak masuk akal!"Bagaimana mungkin Kak Terry terdorong mundur?" Melani terlihat sangat terkejut dan sulit untuk menerima kenyataan itu."Tidak mungkin! Apa orang itu benar-benar sekuat itu?" Mata Valen juga membelalak karena merasa sulit percaya dengan adegan itu. Luther bahkan mengalahkan Terry dalam sebuah pertarungan langsung, tidak ada orang yang akan percaya jika tidak langsung melihat adegan itu."Nggak .
"Hari ini, akan kuperlihatkan betapa mengerikannya kekuatan yang telah kukumpulkan selama tiga tahun ini!"Sambil berbicara, Terry melepaskan pakaiannya dan menunjukkan lapisan besi hitam yang berat di dalamnya. Sepotong demi sepotong besi hitam itu melapisi sebagian besar tubuhnya seperti baju besi. Bahkan tangan dan kakinya juga dipenuhi besi hitam itu untuk menambah beban beratnya.Krang! Krang! Krang!Di hadapan tatapan heran semua orang, Terry melepaskan besi hitam dari tubuhnya dan melemparkannya satu per satu ke lantai. Suara besi berat yang jatuh ke lantai itu membuat semua orang merinding."Wow! Terry sungguh luar biasa! Dia pakai beban ratusan kilogram besi hitam itu!""Besi hitam itu menekan tubuhnya. Ahli bela diri biasa juga akan kesulitan berjalan, tapi dia bisa bergerak dengan leluasa, bahkan bertarung dengan orang lain. Dia benar-benar seperti monster!""Ada beban itu saja dia sudah sekuat ini. Akan sekuat apa kalau dia melepaskan semua itu?""Aku hanya bisa bilang ini
"Eh?" Terry termangu melihat pedangnya yang berhasil diapit oleh Luther. Raut wajahnya dipenuhi keterkejutan.Patut diketahui bahwa Terry telah melepaskan seluruh beban yang ada di badannya. Dengan demikian, kecepatan dan kekuatannya pun meningkat pesat.Bahkan, demi memperoleh kemenangan, Terry tidak lagi menyembunyikan keterampilannya. Kini, dia sampai menggunakan teknik pedang yang paling dikuasainya.Menurut Terry, dia seharusnya bisa mengalahkan Luther dengan satu serangan karena berbagai aspek telah meningkat.Sayangnya, Terry tidak pernah menyangka bahwa serangan yang dikerahkannya dengan sekuat tenaga malah berhasil dihentikan oleh Luther begitu saja.Tidak, lebih tepatnya, pria ini mengapit pedangnya! Dua jari tangan Luther mengapit pedang tajam ini dengan mudah. Apakah dia masih termasuk manusia?"Nggak! Ini nggak mungkin terjadi!" teriak Terry dengan mata memerah. Dia telah menggila sekarang. Kemudian, begitu mengayunkan pedangnya agar terlepas dari kekangan Luther, Terry me
Jadi, asalkan Terry membulatkan tekadnya, tidak sulit baginya untuk mengalahkan Luther."Tuan Larry, menurutmu siapa yang akan menang?" Kevin tiba-tiba menoleh dan bertanya pada Larry yang duduk di posisi paling tengah."Persentase kemenangan 90 banding 10 persen," jawab Larry sambil memicingkan matanya."Oh?" Alan tak kuasa menunjukkan senyuman, lalu menimpali, "Penilaian Tuan Larry memang bagus. Tuan Larry tahu putraku punya jurus andalan, tapi belum menggunakannya sampai sekarang. Wajar kalau persentase kemenangannya tinggi."Sebelumnya, Alan masih khawatir putranya akan kalah. Namun, begitu mendengar jawaban Larry ini, segala keraguan dalam hatinya menghilang. Dia yakin bahwa putranya yang memiliki peluang besar untuk menang.Larry tidak menjelaskan apa pun saat melihat Alan yang begitu percaya diri. Dia hanya menunjukkan senyuman misterius."Teknik 18 Ombak!" Tiba-tiba, terdengar teriakan murka di tengah ring. Dalam sekejap, energi pedang di arena menjadi makin tajam dan kuat. Sel
Bam! Tepat ketika Terry tergeletak di tanah, seluruh arena menjadi gempar. Sanjungan, seruan, dan pujian seketika tidak lagi terdengar.Semua orang saling bertatapan dengan ekspresi heran. Untuk sesaat, mereka tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Situasi macam apa ini? Bukankah Terry sudah menang? Mengapa dia tiba-tiba memuntahkan darah? Apakah ini hanya kemenangan yang menyedihkan?Ketika semua orang masih kebingungan, sebuah sosok perlahan-lahan berjalan keluar dari lubang yang berada di dalam reruntuhan.Seiring dengan kemunculan sosok ini, asap di sekeliling pun menyebar dengan sendirinya, seolah-olah membuka jalan untuknya. Pada akhirnya, sosok itu berdiri kokoh di ketinggian.Wajahnya yang tampan terpampang jelas di hadapan semua orang. Sosok itu tidak lain adalah Luther! Luther memasukkan kedua tangannya ke saku sembari memandang Terry yang tergeletak tak berdaya di tanah.Luther pun berdiri dengan gagah dan ekspresinya terlihat datar, seolah-olah pertarungan barusan tidak ada
"Tuan Alan, sepertinya kamu sudah salah paham. Yang kumaksud adalah Luther 90% akan menang, sedangkan putramu hanya 10%," jelas Larry dengan nada datar."Hah?" Alan sontak termangu mendengarnya. Ternyata, dia sudah terlalu percaya diri. Hanya saja, dia benar-benar tidak mengerti, bagaimana seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya bisa menang dari seorang genius?"Kak Alan, terima kasih sudah memperlihatkan Teknik 18 Ombak kepadaku hari ini," ucap Kevin tiba-tiba.Mendengar ini, raut wajah Alan menjadi sangat masam. Awalnya, mereka mengira bisa meningkatkan reputasi Keluarga Oscario dengan pertarungan ini. Alhasil, bukan hanya putranya kalah, tetapi orang-orang juga melihat teknik warisan keluarga mereka. Benar-benar rugi besar!Di sisi lain, kemenangan Luther yang tidak terduga ini juga membuat semua orang mengerti akan satu hal, yaitu muncul lagi seorang genius tak tertandingi di dunia persilatan Jiman. Genius ini bahkan jauh lebih berbakat dan hebat dari Terry!"Dasar nggak bergun
Kebetulan sekali, Terry mendarat di samping kaki Alan. Ketika melihat perut Terry yang bercucuran darah dan energinya melemah, Alan benar-benar murka. Dia sontak berdiri dan memaki, "Berengsek! Berani sekali kamu melukai putraku!""Kamu buta? Jelas-jelas dia yang menyerangku secara diam-diam, aku hanya melawan untuk membela diri," sahut Luther dengan tidak acuh."Omong kosong! Pemenang belum ditentukan, kamu sendiri yang membelakanginya. Bagaimana bisa kamu mengatakan dia menyerangmu secara diam-diam?" bentak Alan. Meskipun putranya salah, dia tidak akan mengakuinya untuk sekarang."Oke. Kalau begitu, apa masalahnya kalau aku menyerangnya?" tanya Luther balik."Tentu saja kamu salah! Kamu jelas-jelas sengaja melukainya!" jawab Alan dengan gusar."Menurut aturan, duel di atas ring sama dengan mempertaruhkan nyawa. Putramu terluka karena dia lemah. Keluarga Oscario adalah keluarga seni bela diri kuno, masa nggak bisa menerima kekalahan?" ejek Luther."Kamu!" Alan sungguh berang, tetapi t
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras