Sementara itu, Ariana duduk sendirian di ranjang pasien sambil bengong. Wajahnya terlihat sangat kuyu. Dia kelelahan karena menangis seharian. Pikirannya sekarang sangat kacau bagaikan tak bernyawa. Cobaan hari ini terasa terlalu berat baginya."Ariana ...." Pada saat ini, Luther tiba-tiba masuk ke kamar pasien dan bertanya dengan perhatian, "Katanya kamu masuk rumah sakit, bagian mana yang nggak nyaman? Apa perlu kuobati?"Melihat Ariana tidak merespons sama sekali, Luther kembali bertanya, "Ariana, kenapa kamu?" Luther melambaikan tangannya di depan wajah Ariana. Pada akhirnya, dia baru menyadari bahwa tatapan Ariana kosong tanpa emosi sama sekali.Dilihat sekilas, Ariana tampak seperti sebuah boneka yang tak bernyawa. Umumnya, hanya orang yang telah berada dalam keputusasaan baru bisa menunjukkan ekspresi seperti ini. Luther mengerutkan alisnya, lalu memeriksa denyut nadi Ariana.Setelah diperiksa, Luther baru mengetahui bahwa ternyata denyut nadi Ariana sangat lemah, seakan-akan bi
"Kamu masih mau menyangkal? Wajah adikku dipenuhi bekas tamparanmu, kepalanya juga terbentur keras. Kalau bukan kamu, siapa lagi yang melakukan hal itu?""Kenapa? Kenapa kamu harus sampai sekejam itu? Kalaupun adikku bersalah, kamu nggak perlu sampai membunuhnya, 'kan?" Sambil bicara, Ariana terus-menerus memukul dada Luther. Seiring dengan pukulannya, air mata telah mengucur deras membasahi wajah Ariana."Ariana, kematian adikmu terlalu mendadak. Aku merasa ada yang aneh dari kejadian ini. Percayalah padaku, aku nggak mungkin membunuh adikmu!" kata Luther dengan serius."Percaya padamu? Kenyataan sudah di depan mata, mau bagaimana lagi aku percaya padamu?" tanya Ariana. Faktanya adalah Luther memang memukul adiknya hingga terluka parah. Lagi pula, dokter juga sudah mengatakan bahwa kepala Keenan mengalami benturan keras hingga tidak bisa diselamatkan lagi.Seluk-beluk masalah ini sangat jelas. Bisa dibilang, buktinya sudah kuat! Jika dilihat dari sudut pandang yang lebih jauh, bahkan
Jelas sekali, ada orang yang sengaja menjebak dan melemparkan kesalahan pada Luther atas kematian Keenan. Luther berpikir keras tentang kemungkinan pelakunya. Keluarga Oscario, Keluarga Sunaryo, atau mungkin ada musuh lain yang tidak terlihat? Selain itu, mengapa mereka melakukan ini? Apakah tujuan orang itu untuk memisahkan dirinya dan Ariana?Saat melihat jarum hitam di tangannya, Luther ingin menjelaskan semuanya kepada Ariana, tetapi akhirnya dia menahan diri. Dengan emosinya saat ini, Ariana tidak mungkin akan memercayai perkataannya. Lagi pula, hanya sebuah jarum saja tidak bisa menjadi bukti yang kuat. Hanya bisa menemukan pelaku sebenarnya, dia baru bisa membersihkan namanya.Kring kring kring ....Pada saat itu, ponsel Luther berdering. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ternyata itu adalah panggilan dari Ronald."Halo. Ronald, kebetulan aku butuh bantuanmu ...."Setelah menerima panggilan, bahkan sebelum Luther sempat menyelesaikan perkataannya sudah terdengar suara Ronal
Melani tersenyum sinis. "Berengsek! Kamu nggak sangka balasanku akan datang begitu cepat, 'kan? Aku sudah peringatkan jangan menyinggungku. Kalau nggak, kamu akan mati mengenaskan. Bagaimana sekarang? Sudah merasa takut, kan?"Setelah pulang kemarin, Melani langsung menyuruh orang untuk menyelidiki identitas Luther. Awalnya dia tidak menganggap serius, setelah diselidiki baru terungkap Luther sebenarnya telah menguasai Faksi Draco.Perlu diketahui, Faksi Draco selalu dikuasai oleh kakak sepupunya, Terry. Bukankah sama saja Luther ini mencuri milik orang? Melani segera mencari Terry dan menceritakan semua keluhannya dengan penuh dramatis. Kemudian, hasilnya situasinya menjadi seperti yang sedang terjadi saat ini."Sepertinya pelajaran kemarin masih belum cukup, jadi sekarang datang untuk dipukuli lagi. 'kan?" kata Luther dengan tenang."Dipukul? Huh .... Buka matamu dan lihat dengan jelas, di sekeliling ini semua adalah ahli bela diri dari Keluarga Oscario!" kata Melani dengan tegas.Ke
"Bocah, kamu tadi seharusnya dengarkan nasihat mereka dan kabur. Sayangnya, sekarang kamu sudah nggak punya kesempatan lagi."Bernard makin mendekat dan sudah berada dalam jarak lima meter. Ini adalah jarak terbaiknya untuk menyerang, Luther juga tidak akan bisa melarikan diri."Aku ada bilang mau kabur?" tanya Luther dengan ekspresi tenang."Kenapa? Sudah dengar namaku, kamu masih ingin melawan?" kata Bernard dengan tatapan yang meremehkan."Melawan? Nggak, kamu salah paham. Aku hanya ingin menjatuhkanmu saja," kata Luther dengan lebih serius."Menjatuhkanku? Hehehe ...."Bernard tersenyum dan ekspresinya terlihat menyindir. "Baik, aku beri kamu kesempatan. Aku akan berdiri di sini tak bergerak, aku biarkan kamu pukul tiga kali dulu. Kalau kamu bisa membuatku mundur selangkah, aku akan melepaskanmu."Begitu mendengar perkataan itu, Melani dan yang lainnya tersenyum sinis. Semua orang Bernard memiliki tubuh yang tangguh, sulit ditembus oleh senjata tajam. Di antara para ahli bela diri
"Eh?" Melihat Bernard yang tiba-tiba terlempar ke udara dan jatuh dengan keras, semua orang langsung membeku. Mereka melihat kejadian itu dengan mata membelalak dan ekspresi yang sangat ketakutan.Tidak ada yang menyangka Bernard yang tadi masih berdiri dengan kukuh, malah terjatuh begitu saja dan bahkan hanya dengan satu pukulan saja. Bukankah Bernard memiliki kulit dan tulang besi? Bukankah Bernard sangat kuat? Mengapa bisa tidak tahan satu pukulan saja?"Tidak ... mungkin!"Pada saat ini, senyuman di wajah Melina sudah hilang, berubah menjadi kaget. Bukankah orang itu adalah Bernard, si orang gila? Ahli bela diri tingkat sejati, salah satu pilar utama di bawah kepemimpinan Terry, dan seorang sosok yang menakuti banyak ahli hanya dengan namanya? Bagaimana mungkin pesilat ulung seperti itu bisa dikalahkan Luther hanya dengan satu pukulan? Tidak mungkin!"Ini ... apa ini kekuatan Tuan Luther? Sungguh mengerikan!" Roland menatap dengan mata membelalak dan ekspresinya terlihat tidak perc
"Apa kamu masih belum menyadari situasinya? Sekarang, kalianlah yang tidak bisa kabur lagi," kata Luther memperingatkan.Pada saat ini, para murid Faksi Draco sudah mulai berdiri satu per satu. Sebelumnya, mereka merasa tertekan karena kehebatan Bernard. Namun sekarang, Bernard sudah dikalahkan, mereka merasa bersemangat untuk bertarung."Kenapa? Apa kamu masih berani menantang Keluarga Oscario?" teriak Melani."Kenapa kalau berani? Lagi pula sudah kepalang basah." Luther sama sekali tidak takut."Kamu!"Melani menggertakkan giginya. Dia tidak menyangka Luther begitu ganas, sama sekali tidak menghormati Keluarga Oscario."Nona, tidak aman untuk tinggal lebih lama di tempat ini. Sebaiknya kita mundur dulu, baru rencanakan langkah berikutnya lagi setelah pulang nanti," bisik salah seorang ahli di sebelahnya.Faksi Draco memiliki banyak orang, ditambah lagi ada Luther yang begitu kuat yang memimpin serangan, mereka sama sekali tidak bisa menandinginya."Mundur!" Melani menarik napas dalam
"Nona Valen, kamu mengancamku?" tanya Luther sambil memicingkan matanya dan menunjukkan senyuman tipis.Valen membalas dengan dingin, "Aku hanya memberimu peringatan. Kamu harus tahu, orang di balik Melani adalah Terry. Kalau kamu berani menyentuhnya, Terry nggak akan mengampunimu!""Terry?" Begitu mendengar nama ini, orang-orang Faksi Draco pun ketakutan. Patut diketahui bahwa Terry adalah genius nomor satu Keluarga Oscario. Dia adalah pesilat yang sangat terkenal di Peringkat Langit.Di seluruh dunia persilatan Jiman, Terry merupakan eksistensi yang tak tertandingi di antara generasi muda. Bahkan menurut rumor, dia adalah calon pemimpin dunia persilatan yang berikutnya!Terry berasal dari keluarga kaya, memiliki bakat yang tiada tara, dibimbing oleh seorang master, juga calon pemimpin. Salah satu aspek yang dimilikinya ini sudah cukup untuk membuat orang ketakutan. Lantas, siapa yang berani bermusuhan dengan Terry yang memiliki segalanya?"Kenapa memangnya kalau Terry melindunginya?
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras