Konon, Keluarga Lambert memiliki dua ahli bela diri tingkat puncak master yang dikenal sebagai Duo Angin Hitam. Mereka biasanya jarang sekali muncul di hadapan umum, tetapi tidak disangka, hari ini malah datang bersama Simon. Jika mereka benar-benar bertindak, sangat sulit untuk menghadapi mereka. Yogi mengelus dagunya sambil memikirkan cara untuk membalas dendam."Huh ... kenapa kalau dia adalah dewa perang? Dia juga tidak bisa menghadapi Keluarga Lambert, 'kan?"Arnold merasa lega di dalam hatinya dan ekspresinya terlihat angkuh. Ada pamannya yang mendukungnya, bahkan Yogi juga tetap tidak bisa melawannya."Memang Kakak sangat berwibawa!"Marson mengangkat kepala dan membusungkan dadanya, dia merasa percaya diri lagi seperti sebelumnya. Meskipun Keluarga Devano memiliki kekuatan besar, Keluarga Lambert juga tidak lemah. Saat ini, seluruh anggota Keluarga Lambert menjadi berani dengan kehadiran Simon."Luther, sepertinya Keluarga Lambert tidak menghormatiku. Apa kita harus menyelesaik
Melihat pria paruh baya bungkuk dan pincang yang tidak berwibawa ini, Simon dan Marson ketakutan hingga merinding. Pria paruh baya di depan mereka adalah orang paling berkuasa di Negara Drago, bahkan pemimpin negara juga harus menghormatinya. Bisa dibilang, jika pria ini merasa tidak senang, dia bisa dengan mudah memerintahkan untuk mengeksekusi mereka tanpa perlu persetujuan dari siapa pun."Eh?"Saat melihat pria bungkuk itu, ekspresi Luther tanpa sadar menjadi muram. Tatapannya terlihat penuh dengan amarah."Akan ada pertunjukan yang bagus."Yogi tersenyum sinis dan segera mundur ke samping dengan ekspresi yang senang menikmati situasi itu.Di bawah tatapan semua orang, Walter berjalan masuk dengan terpincang-pincang. Dia tidak terlihat berwibawa atau pun berkuasa, penampilannya hanya biasa saja. Namun, saat dia berjalan melewati kerumunan, orang-orang tanpa sadar otomatis menghindarinya. Dia akhirnya berhenti di depan Luther."Sudah lama tidak bertemu, tidak disangka anak ini sudah
Pada saat itu, di dalam vila Keluarga Warsono. Helen sedang sibuk mencari-cari barang di dalam lemari dan kotak-kotak hingga kepalanya penuh dengan keringat. Dia mengeluarkan pakaian dan tas, lalu mengemasnya ke dalam dua kotak besar."Ariana! Cepat ... cepat keluarkan semua perhiasan yang ada di dalam rumah! Kita tidak bisa tinggal di Jiloam lagi. Kita harus segera mengemas barang-barang dan pergi ke luar negeri untuk menghindari masalah ini, aku juga sudah membeli tiket pesawat. Masih ada tabungan beberapa miliar di rumah dan beberapa barang berharga, cukup untuk kita hidup sementara waktu."Helen terus mendesak dengan ekspresi yang panik. Mereka sudah membatalkan pertunangan di depan publik, menghancurkan martabat Keluarga Lambert, dan menyinggung Keluarga Warsono di Jiberia. Bukan hanya Jiloam, bahkan seluruh Negara Drago juga tidak akan aman bagi mereka lagi."Ariana! Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat kemas barang-barangmu!"Melihat putrinya yang tidak merespons, Helen menj
"Bawa pergi dia!"Catherine menunjuk Ariana dan memilih untuk menggunakan kekerasan untuk membawanya pergi."Aku mau lihat siapa yang berani menyentuhnya!"Tiba-tiba, terdengar suara yang tegas dari pintu.Kemudian, terlihat Luther bersama dengan Jordan berjalan masuk dengan santai. "Hari ini, siapa pun yang berani bertindak sembarangan, jangan salahkan aku tidak segan!""Luther?"Ekspresi Ariana terlihat gembira. Hatinya yang terus merasa cemas, akhirnya merasa lega. Luther ternyata tidak berbohong, dia mengatakan akan kembali dengan selamat, dia pasti akan kembali dengan selamat."Kamu ... tidak mati?"Mata Catherine membelalak dan tidak berani percaya dengan apa yang telah dia lihat. Sebelum dia pergi, dia jelas-jelas melihat Luther sudah dikepung. Meskipun memiliki kemampuan yang luar biasa, Luther juga tidak mungkin bisa lepas dari Keluarga Lambert."Kenapa? Kamu berharap aku mati? Bagaimanapun juga, aku adalah penyelamat ibumu, apa kamu tidak merasa berterima kasih sedikit pun?"
"Maafkan aku, Nona Ariana!" ujar Arnold. Begitu Arnold berlutut, sekelompok orang dari Keluarga Lambert lainnya juga ikut berlutut. Saat ini, mereka semua berlutut dengan rapi di depan Ariana."Eh ...," gumam Ariana terkejut.Catherine juga tercengang. Bahkan, Helen pun berhenti meratap saat ini. Dia hanya menatap linglung ke depan, tidak dapat bereaksi untuk beberapa saat.Bukankah orang Keluarga Lambert datang ke sini untuk membuat perhitungan? Mengapa mereka malah berlutut? Mengapa putra dari keluarga bangsawan di Translandia ini tiba-tiba menjadi begitu rendah hati?"Nona Ariana, maafkan aku. Aku buta dan nggak tahu diri. Mohon maafkan aku!" pinta Arnold lagi.Melihat Ariana tidak menjawab, Arnold yang sedang berlutut di lantai mulai menampar wajahnya sendiri dengan kuat. Wajah yang awalnya sudah merah dan bengkak tiba-tiba menjadi makin jelek. Meski begitu, Arnold tidak berani berhenti.Setengah jam yang lalu, Arnold ketakutan setengah mati saat mengetahui identitas asli Luther di
Ariana mengangguk berulang kali dan berkata dengan ekspresi bingung, "Tuan Arnold, asal kalian nggak mencari masalah dengan kami, itu saja sudah cukup. Kami mana berani menyalahkanmu?""Ya, ya! Tuan Arnold, cepat bangun. Lihatlah, kamu mengeluarkan banyak darah, aku akan mengambilkan plester luka untukmu," ujar Helen. Dia pun buru-buru masuk ke kamar dan mengubrak-abrik kotak obat."Plester luka?" gumam Arnold dengan bibir berkedut-kedut. Dia membatin, aku baru memotong dua jariku, memangnya plester luka bisa berguna?"Tuan Arnold, gimana kalau kamu pergi ke rumah sakit dulu? Pendarahanmu sepertinya nggak mau berhenti," kata Ariana ragu-ragu."Nona Ariana, apa kamu sudah memaafkanku?" ujar Arnold penuh harap."Ya, tolong jangan ganggu aku lagi di masa depan," kata Ariana sambil mengangguk."Nggak masalah! Aku akan pergi sekarang juga dan nggak akan pernah muncul di depanmu lagi!" ucap Arnold dengan gembira. Setelah membungkuk dalam-dalam kepada Luther dan Ariana, dia segera kabur bersa
"Hm?" Begitu melihat tamu yang baru datang itu, senyuman di wajah Luther seketika luntur dan digantikan ekspresi dingin. "Siapa yang mengizinkanmu masuk? Keluar!" kata Luther."Jangan salah paham, aku datang untuk menemui menantuku. Nggak ada hubungannya denganmu," ujar Walter sambil terkekeh-kekeh dan tertatih-tatih melewati pintu."Apa kalian saling kenal?" tanya Ariana sambil melirik Luther dan Walter dengan sedikit heran."Kamu pasti Ariana, 'kan? Ternyata kamu memang sangat cantik!" Walter berkata sambil tersenyum, "Ngomong-ngomong, aku belum memperkenalkan diri. Aku Walter, ayah Luther dan ayah mertuamu.""Ayah?" gumam Ariana sedikit terkejut.Meskipun Luther tidak punya banyak keterampilan, dia adalah tipikal pria tampan. Sementara itu, pria di depan sama sekali tidak tampan, penampilannya juga sangat berbeda dengan Luther."Kenapa? Kami nggak mirip, ya?" Walter tersenyum kecil dan berkata, "Anak ini mirip ibunya. Wajar kalau dia nggak mirip denganku. Kalau wajahnya mirip aku, d
"Makanannya sudah siap!" ujar Helen. Kemampuan uang dalam memengaruhi seseorang memang hebat. Hanya dalam waktu singkat, Helen telah menyiapkan berbagai hidangan mewah dan lezat.Luther mencari alasan untuk pergi, tetapi Ariana memaksanya untuk tetap tinggal. Pada akhirnya, dia tidak punya pilihan selain makan satu meja dengan Walter.Ini pertama kalinya ayah dan anak itu makan bersama dalam sepuluh tahun terakhir. Saat sedang makan, Walter tidak bisa menahan air matanya. Setelah bertahun-tahun, hari yang dinantikannya akhirnya tiba. Meski belum dimaafkan oleh putranya, Walter sudah sangat puas bisa makan bersama.Banyak orang yang tidak akan pernah menyangka. Raja Wedani yang pemberani dan telah membunuh banyak orang akan menitikkan air mata saat makan.Selesai makan, Walter pergi dengan bijak. Jika dia tinggal lebih lama lagi, amarah putranya mungkin akan meledak. Saat keluar dari vila, Walter menjadi sangat ceria.Setelah Walter masuk ke dalam mobil, Fuso yang duduk di kursi penumpa
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga