"Oh ya?" Luther berkata dengan nada misterius, "Aku nggak nyangka kamu tahu begitu banyak. Bahkan, sepertinya kamu sama misteriusnya dengan Harit."Ozias tahu begitu banyak rahasia tentang Gunung Narima. Bisa dilihat, orang ini punya kemampuan yang tidak biasa."Pujianmu berlebihan. Aku cuma suka mendengar gosip. Aku nggak bisa dibandingkan dengan para ahli bela diri itu. Kalau kamu berniat ikut serta, aku pasti akan membantumu supaya bisa menang," sahut Ozias."Kamu terlalu menilai tinggi kemampuanku. Aku ikut serta cuma untuk menambah wawasan. Aku nggak pernah berpikiran untuk menang. Lagi pula, mana mungkin kemampuanku bisa dibandingkan dengan para ahli bela diri Peringkat Genius?" balas Luther dengan tidak acuh."Jangan bersikap rendah hati. Aku sangat pintar menilai orang." Ozias tersenyum tipis dan berucap, "Kamu tampak berkarisma dan berwibawa. Meskipun dari jauh, aku bisa merasakan kehebatanmu. Aku nggak tahu identitasmu, tapi aku tahu kamu bukan orang biasa.""Aku nggak nyangk
Meskipun Ozias seorang pria, parasnya jauh lebih cantik dan menggoda daripada wanita. Ke mana pun dia pergi, tatapan orang-orang akan tertuju padanya. Contoh saja sekarang, Ozias pasti akan digoda oleh para pria kekar ini.Adapun Luther, dia berpura-pura tidak melihatnya dan hanya menikmati minumannya dengan santai."Cantik, ngapain kamu minum-minum dengannya? Gimana kalau temani kami saja? Kujamin kamu akan senang sampai lupa diri," ujar pria berjanggut itu sambil mengangkat dagu Ozias dan tersenyum cabul."Sebaiknya singkirkan tangan kotormu. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kasar," ancam Ozias sambil mengernyit. Dia sudah sering digoda oleh para pria dan wanita. Namun, tidak ada yang pernah menyentuhnya seperti ini."Astaga, masa begitu saja marah?" Pria berjanggut itu menggosok dagu Ozias sambil meneruskan, "Harus kuakui, kamu terlihat makin menggoda kalau lagi marah. Memang cantik."Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang sontak tergelak. Luther pun menyunggingkan bib
"Cari mati!" Ketika melihat Elio hendak menyerangnya, 2 pria kekar yang berdiri di belakang pria berjanggut pun maju untuk melawan. Senjata yang mereka gunakan adalah golok.Golok itu bahkan berbau amis dan mengandung energi negatif yang sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Ini adalah efek dari pisau yang dilumuri darah sepanjang tahun. Sayangnya, kedua pria itu baru mencoba teknik semacam itu sehingga hasilnya belum maksimal.Klang! Klang! Klang! Elio melancarkan serangan terlebih dahulu. Dia melawan 2 orang sendirian. Pertarungan sengit segera terjadi.Serangan kedua pria kekar itu sangat ganas dan kuat, tetapi kurang gesit sehingga terlihat agak kaku. Sementara itu, Elio jelas dibimbing oleh seorang guru hebat. Dia memiliki pengalaman tempur yang tidak biasa.Baik itu kecepatan, kekuatan, ataupun teknik Elio, semuanya berada di level tinggi. Sebelum Elio sempat mengerahkan 10 serangan, kedua pria kekar itu sudah dijatuhkan olehnya. Bahkan, kaki lawannya itu tampak berdarah kar
"Ah!" Elio menggertakkan giginya sambil berteriak kesakitan. Kedua tangannya menggenggam pedang dengan erat, berusaha keras menyingkirkan golok pria berjanggut itu.Sayangnya, tidak peduli bagaimana dia berusaha, golok yang menekan pedangnya itu tetap tidak bergerak sedikit pun. Sebaliknya, kekuatan pada golok itu justru makin dahsyat hingga satu per satu retakan muncul di lantai."Huh! Cuma begini kemampuanmu? Kamu masih berani menantang Geng Pembantai? Benar-benar nggak tahu diri!" cela pria berjanggut sambil terkekeh-kekeh."Kakak memang keren!""Kakak hebat!"Para anak buah itu berseru dengan takjub. Geng Pembantai termasuk terkenal di utara. Pria lemah seperti Elio tidak pantas menantang mereka!"Bocah, kamu ingin menolong wanita cantik? Ini akan menjadi kesalahan terbesar dalam hidupmu. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran besar!" Pria berjanggut tampak menyeringai. Kemudian, goloknya berputar dan hendak menggores pergelangan tangan Elio.Klang! Tepat ketika pria berjanggut itu
Setiap serangan wanita itu akan meninggalkan luka berdarah di tubuh si pria berjanggut. Hanya dalam beberapa menit, tubuh pria itu ditikam lebih dari belasan kali. Dia tidak bisa melawan sedikit pun.Kekuatan pria berjanggut memang luar biasa, tetapi dia tidak bisa menang dari teknik wanita berpakaian hijau. Ilmu pedang yang dikuasai wanita itu sungguh menakjubkan."Argh!" Pria berjanggut berteriak kesakitan. Pembuluh darah kaki dan tangannya terpotong, jadi dia hanya bisa terduduk tak berdaya di lantai. Sekujur tubuhnya berlumuran darah. Meskipun semua cedera itu tidak fatal, dia sudah lumpuh sekarang."Kak!" Ketika melihat pria berjanggut itu jatuh, para anggota Geng Pembantai merasa terkejut dan marah. Mereka tidak menyangka kakak mereka yang tak terkalahkan akan disiksa sampai seperti itu."Sialan! Beraninya kamu melukai kakak kami! Kamu cari mati!""Semuanya, maju! Kita serang jalang itu bersama!"Sekelompok anggota Geng Pembantai berteriak dan menghunuskan golok masing-masing unt
"Eh?" Ucapan Ozias ini membuat ketiga orang itu tercengang. Mereka sampai tidak tahu harus bagaimana bereaksi untuk sesaat.Terutama Elio yang berusaha menyanjung Ozias. Senyumannya membeku, matanya memelotot, tangannya tergantung di udara. Bagaimana mungkin? Ternyata targetnya adalah seorang pria?"Pri ... pria? Kamu nggak bercanda, 'kan?" Wanita berpakaian merah itu mengamati Ozias dari atas hingga bawah. Ekspresinya dipenuhi ketidakpercayaan.Orang ini jelas-jelas begitu cantik dan memesona, tetapi nyatanya adalah seorang pria? Wanita berpakaian hijau itu tidak tahu harus mengatakan apa. Itu artinya, yang dilecehkan oleh Geng Pembantai adalah seorang pria? Sepertinya selera mereka agak istimewa ...."Aku nggak bercanda kok. Aku benar-benar seorang pria." Ozias mengangguk dengan sungguh-sungguh. Ini bukan pertama kalinya dia dikira sebagai wanita."Tapi, penampilanmu ...." Gadis berpakaian merah itu tampak ragu."Wajahku saja yang mirip dengan wanita. Gimana lagi?" Ozias mengedikkan
Setelah minum beberapa gelas, sekelompok orang itu pun mulai mengobrol."Kak Elsa, kudengar kalian dari Sekte Pedang? Kalian datang ke Gunung Narima untuk ikut kompetisi seni bela diri ya?" tanya Ozias."Ya, bisa dibilang begitu." Elsa mengangguk. Kepribadiannya memang cuek, jadi tidak suka berbicara panjang lebar."Jujur saja, kami datang karena diutus sekte." Yuki yang memiliki kepribadian aktif tersenyum sambil menambahkan, "Kompetisi seni bela diri yang diadakan Master Riley menggemparkan seluruh dunia. Bukan cuma Sekte Pedang, tapi banyak sekte lain yang mengutus murid elite mereka.""Jadi, Sekte Pedang cuma mengutus kalian bertiga ya?" tanya Ozias dengan penasaran."Nggak kok. Kami cuma datang untuk bersenang-senang, jadi bukan kami yang bakal berkompetisi nanti." Yuki menggeleng.Yuki dan Elio baru mencapai tingkat sejati tahap lanjutan, sedangkan Elsa baru mencapai tingkat semi-master. Apabila dibandingkan dengan para genius Sekte Pedang, mereka masih kalah sehingga tidak panta
Luther melirik Ozias yang duduk di samping. Memang cantik, tetapi dia tidak mungkin menyukai seorang pria."Uhuk, uhuk, uhuk ...." Ozias juga tersedak. Dia tersenyum getir sambil bertanya, "Kak, sebenarnya kamu memujiku atau mengejekku?""Tentu saja memujimu. Pria mana yang nggak jatuh cinta melihat wajahmu ini?" sahut Elsa dengan serius."Eee ...." Ozias seketika tidak bisa berkata-kata. Kalaupun hasilnya seperti itu, Elsa tidak perlu bicara begitu, 'kan? Kedengarannya aneh sekali."Kalau nggak percaya, kamu tanyakan saja pada Elio," ucap Elsa tiba-tiba.Saat ini, Elio sedang menatap Ozias lekat-lekat. Ketika mendengar Elsa berbicara begitu, dia sontak termangu dan segera mengalihkan tatapannya. Ekspresinya tampak panik, seolah-olah dia ketahuan berbuat jahat."Eh? Aku?" Ekspresi Elio tampak canggung. "Jangan bercanda, Kak. Apa hubungannya aku dengan hal ini?""Kak Elio, kamu kelihatan aneh." Yuki mengangkat alisnya sambil memandang ke kanan dan kiri. Dia tersenyum nakal sambil meneru
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga