Misandari dan yang lainnya merasa seperti berada di surga dan ekspresi mereka terlihat tersenyum ceria di sepanjang jalan itu. Sementara itu, Luther mengikuti di belakang Misandari dan menatap sekeliling dengan waspada.Tempat itu terlihat tenang, tetapi sebenarnya penuh dengan bahaya. Banyak serangga beracun yang bersembunyi di bawah tanah yang tak terlihat orang biasa dan bahkan di dalam pohon-pohon besar. Namun, serangga-serangga beracun ini masih bersembunyi di kegelapan karena matahari belum terbenam. Begitu malam tiba, serangga-serangga beracun ini akan langsung berburu."Lihat! Apa ini?" Saat itu, salah seorang pria dari Tim Penjelajah Kalajengking Hitam tiba-tiba berseru sambil menunjuk ke suatu tempat.Saat semua orang melihat ke arah yang ditunjuk oleh pria itu, mereka melihat tiga pohon buah di antara semak-semak yang lebat. Pohon itu memiliki dahan dan daun yang rimbun, serta penuh dengan buah-buahan merah yang bersinar. Buah-buahan itu sangat cantik dan memancarkan cahaya
Begitu seorang anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam memetik sebuah Ginseng Darah dan hendak memetik lagi, lengannya tiba-tiba bergetar, seolah-olah disengat oleh sesuatu.Begitu menunduk, pria itu mendapati seekor ulat merah muncul di telapak tangannya. Ulat itu seukuran semut, tetapi memiliki mulut yang tajam. Begitu merobek kulit pria itu, ulat itu langsung masuk ke lengannya.Pria itu terperanjat. Dia segera menjulurkan tangan untuk membunuh ulat itu, tetapi terlambat. Seketika, ulat yang memasuki lengannya mulai menggerogoti dagingnya sambil bertelur banyak."Argh!" Rasa sakit yang dahsyat membuat pria itu tak kuasa berteriak. Dia pun terjatuh dari pohon. Terlihat jelas bahwa daging di lengannya membusuk dengan cukup cepat.Di tengah-tengah daging yang sudah busuk itu, ada ulat merah kecil yang tak terhitung jumlahnya bergerak tanpa henti. Sungguh menjijikkan."Tolong aku!" teriak pria itu sambil berguling-guling di tanah. Tubuhnya segera mengering, kulitnya berkeriput, bahkan
Sesaat kemudian, tim medis selesai mengobati cedera para anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam. Hanya saja, mereka kehilangan kekuatan tempur karena kehilangan tangan. Dengan begini, mereka akan kesulitan untuk melindungi diri."Toro, apa aku perlu mengutus orang untuk mengawal anggotamu pulang?" tanya Misandari sambil melirik para anggota itu. Kemudian, dia beralih menatap Toro.Mereka baru memasuki oasis sehingga masih sempat untuk mundur. Jika bersikeras masuk, takutnya tidak ada jalan untuk kembali lagi."Kapten, kami cuma kehilangan satu lengan. Ini bukan masalah besar kok!""Benar! Kami telah melewati banyak rintangan. Luka kecil ini bukan masalah!""Kapten, tolong percaya pada kami. Kami pasti bisa menyelesaikan misi ini."Ketika melihat mereka akan diusir, para anggota itu mulai bersuara untuk menyatakan mereka baik-baik saja. Mereka tahu bahwa mereka tidak akan mendapat harta karun jika keluar dari oasis.Bonus untuk misi ini memang cukup tinggi, tetapi tidak akan bisa ber
Saat ini, di area pinggir kamp, tampak 2 pasukan elite sedang berjaga dengan waspada. Mereka memandang ke depan lekat-lekat.Di depan, raungan binatang buas terdengar makin dekat, bahkan diiringi dengan suara langkah kaki yang tergesa-gesa.Saat ini, semua orang di kamp telah berkumpul untuk menghadapi monster. Ketika Misandari maju, Toro segera mengumpulkan pasukan untuk melindungi Misandari. "Lindungi Nona!""Semuanya, keluarkan senjata kalian!" seru Omri yang merasa gembira dan bersemangat. Kemudian, dia menginstruksi anggota Sekte Gauta untuk bergabung dalam formasi.Meskipun sering bertarung dengan pesilat, Omri tidak pernah bertarung melawan monster. Itu sebabnya, dia menantikan pertarungan ini. Tentu saja, dia juga merasakan kegugupan yang tidak pernah dirasakannya."Hati-hati! Jangan ada yang bertindak ceroboh!" instruksi Toro. Dia dan Tim Penjelajah Kalajengking Hitam berdiri di posisi agak belakang. Jika dibandingkan dengan Sekte Gauta, keterampilan bela diri Sekte Gauta jela
"Karena Senior bersikeras, aku nggak akan membujuk lagi." Omri tidak berbicara lagi karena Vasuki menolak mendengar nasihatnya.Monster aneh seperti ini pasti akan membuat dunia heboh. Hanya saja, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Nak, aku ingin menangkap monster ini hidup-hidup. Apa kamu bisa meminjamkanku Tali Pengikat Naga?" tanya Vasuki yang menoleh menatap Misandari.Dengan basis kultivasi Vasuki, dia bisa mengalahkan monster ini dengan mudah. Namun, jika ingin menjinakkannya, itu jelas membutuhkan waktu yang cukup lama.Tali biasa tentu tidak akan berefek untuk monster sehebat ini. Hanya Tali Pengikat Naga yang bisa membantu Vasuki menangkap monster itu."Siapa yang berani menolak permintaan Senior," sahut Misandari sambil memberi isyarat tangan. Kemudian, kapten pengawal membawakan Tali Pengikat Naga dan menyerahkannya kepada Vasuki."Terima kasih. Aku berutang budi padamu. Kelak, cari saja aku kalau ada masalah," ujar Vasuki yang suasana hatinya sedang bai
"Senior, sepertinya Tali Pengikat Naga nggak bakal berguna lagi sekarang," sindir Luther sambil tersenyum.Tali Pengikat Naga bisa digunakan untuk menjerat monster macan tutul, tetapi tidak akan bisa menjerat ular raksasa kuning itu."Berengsek! Beraninya ular itu membunuh tungganganku! Aku akan menghabisinya!" Vasuki tentu merasa malu karena dugaannya salah. Ketika dia hendak menyerang, lagi-lagi terjadi perubahan mendadak.Tampak sebuah sosok hitam yang besar terbang melewati mereka. Itu adalah seekor elang raksasa. Sekujur tubuhnya berwarna hitam dan bulunya tampak seperti baja. Sayapnya yang dibentangkan memiliki ukuran belasan meter. Sosoknya ini seperti sebuah pesawat.Kecepatan elang raksasa sangat tinggi. Ketika menukik, dia menempuh jarak ratusan meter dalam sekejap mata. Ke mana pun dia lewat, angin kencang menderu dan batu beterbangan.Whoosh! Elang raksasa membuat semua orang kesulitan berdiri dengan stabil. Saat berikutnya, dia memelesat ke arah ular raksasa dan meraihnya
"Buset! Ular raksasa tadi mati begitu saja?""Ular raksasa tadi begitu hebat, tapi malah bertemu musuh alaminya.""Menyeramkan sekali! Ular yang jelas-jelas begitu besar mati dalam sekejap. Bukankah nyawa kita dalam bahaya besar?"Ketika melihat kekacauan di tanah, semua orang merasa terkejut sekaligus gelisah. Kenyataan ini benar-benar kejam. Mereka bisa menjadi mangsa monster kapan saja.Saat ini, semua orang akhirnya mengerti kenapa Zafran ketakutan sampai menjadi gila. Orang biasa tidak akan sanggup menghadapi situasi mencekam seperti ini. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sepertinya tempat ini lebih berbahaya dari yang kita bayangkan," ujar Omri sambil mengembuskan napas. Ekspresinya tampak serius."Kalau tempat ini nggak berbahaya, mana mungkin kita masih berkesempatan untuk merebut harta karun?" sahut Vasuki dengan ekspresi tenang.Dengan kemampuannya, sekalipun melawan elang raksasa hitam tadi, Vasuki yakin dirinya bisa menang. Itu sebabnya, dia tidak menc
"Kak ... Kak?" Pria yang berbicara dengannya tadi hanya bisa tertegun melihat kematian seniornya. Dia mematung di tempat dan tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Mereka sedang mengobrol tadi, lantas kenapa seniornya tiba-tiba mati?Di sisi lain, tubuh pria berbaju kuning tiba-tiba diangkat oleh tanaman merambat. Darah bercucuran tanpa henti, tetapi diserap oleh tanaman merambat dengan cepat.Jelas, tanaman merambat yang terlihat kering sontak terlihat sehat setelah menyerap darah segar. Bahkan, permukaannya tampak sedikit mengilap.Pada saat yang sama, jasad pria berbaju kuning itu mulai menyusut dengan kecepatan kasatmata. Hanya dalam waktu singkat, jasad pria itu menjadi kering kerontang."To ... tolong! Ada monster!" Pria itu akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dia mulai berteriak dan melarikan diri. Pedangnya sampai terjatuh ke tanah, tetapi dia tidak sempat memungutnya lagi.Whoosh! Ketika pria itu berlari, sebatang tanaman merambat menembus dari dasar tanah lagi dan menusuk k