Saat ini, di area pinggir kamp, tampak 2 pasukan elite sedang berjaga dengan waspada. Mereka memandang ke depan lekat-lekat.Di depan, raungan binatang buas terdengar makin dekat, bahkan diiringi dengan suara langkah kaki yang tergesa-gesa.Saat ini, semua orang di kamp telah berkumpul untuk menghadapi monster. Ketika Misandari maju, Toro segera mengumpulkan pasukan untuk melindungi Misandari. "Lindungi Nona!""Semuanya, keluarkan senjata kalian!" seru Omri yang merasa gembira dan bersemangat. Kemudian, dia menginstruksi anggota Sekte Gauta untuk bergabung dalam formasi.Meskipun sering bertarung dengan pesilat, Omri tidak pernah bertarung melawan monster. Itu sebabnya, dia menantikan pertarungan ini. Tentu saja, dia juga merasakan kegugupan yang tidak pernah dirasakannya."Hati-hati! Jangan ada yang bertindak ceroboh!" instruksi Toro. Dia dan Tim Penjelajah Kalajengking Hitam berdiri di posisi agak belakang. Jika dibandingkan dengan Sekte Gauta, keterampilan bela diri Sekte Gauta jela
"Karena Senior bersikeras, aku nggak akan membujuk lagi." Omri tidak berbicara lagi karena Vasuki menolak mendengar nasihatnya.Monster aneh seperti ini pasti akan membuat dunia heboh. Hanya saja, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Nak, aku ingin menangkap monster ini hidup-hidup. Apa kamu bisa meminjamkanku Tali Pengikat Naga?" tanya Vasuki yang menoleh menatap Misandari.Dengan basis kultivasi Vasuki, dia bisa mengalahkan monster ini dengan mudah. Namun, jika ingin menjinakkannya, itu jelas membutuhkan waktu yang cukup lama.Tali biasa tentu tidak akan berefek untuk monster sehebat ini. Hanya Tali Pengikat Naga yang bisa membantu Vasuki menangkap monster itu."Siapa yang berani menolak permintaan Senior," sahut Misandari sambil memberi isyarat tangan. Kemudian, kapten pengawal membawakan Tali Pengikat Naga dan menyerahkannya kepada Vasuki."Terima kasih. Aku berutang budi padamu. Kelak, cari saja aku kalau ada masalah," ujar Vasuki yang suasana hatinya sedang bai
"Senior, sepertinya Tali Pengikat Naga nggak bakal berguna lagi sekarang," sindir Luther sambil tersenyum.Tali Pengikat Naga bisa digunakan untuk menjerat monster macan tutul, tetapi tidak akan bisa menjerat ular raksasa kuning itu."Berengsek! Beraninya ular itu membunuh tungganganku! Aku akan menghabisinya!" Vasuki tentu merasa malu karena dugaannya salah. Ketika dia hendak menyerang, lagi-lagi terjadi perubahan mendadak.Tampak sebuah sosok hitam yang besar terbang melewati mereka. Itu adalah seekor elang raksasa. Sekujur tubuhnya berwarna hitam dan bulunya tampak seperti baja. Sayapnya yang dibentangkan memiliki ukuran belasan meter. Sosoknya ini seperti sebuah pesawat.Kecepatan elang raksasa sangat tinggi. Ketika menukik, dia menempuh jarak ratusan meter dalam sekejap mata. Ke mana pun dia lewat, angin kencang menderu dan batu beterbangan.Whoosh! Elang raksasa membuat semua orang kesulitan berdiri dengan stabil. Saat berikutnya, dia memelesat ke arah ular raksasa dan meraihnya
"Buset! Ular raksasa tadi mati begitu saja?""Ular raksasa tadi begitu hebat, tapi malah bertemu musuh alaminya.""Menyeramkan sekali! Ular yang jelas-jelas begitu besar mati dalam sekejap. Bukankah nyawa kita dalam bahaya besar?"Ketika melihat kekacauan di tanah, semua orang merasa terkejut sekaligus gelisah. Kenyataan ini benar-benar kejam. Mereka bisa menjadi mangsa monster kapan saja.Saat ini, semua orang akhirnya mengerti kenapa Zafran ketakutan sampai menjadi gila. Orang biasa tidak akan sanggup menghadapi situasi mencekam seperti ini. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sepertinya tempat ini lebih berbahaya dari yang kita bayangkan," ujar Omri sambil mengembuskan napas. Ekspresinya tampak serius."Kalau tempat ini nggak berbahaya, mana mungkin kita masih berkesempatan untuk merebut harta karun?" sahut Vasuki dengan ekspresi tenang.Dengan kemampuannya, sekalipun melawan elang raksasa hitam tadi, Vasuki yakin dirinya bisa menang. Itu sebabnya, dia tidak menc
"Kak ... Kak?" Pria yang berbicara dengannya tadi hanya bisa tertegun melihat kematian seniornya. Dia mematung di tempat dan tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Mereka sedang mengobrol tadi, lantas kenapa seniornya tiba-tiba mati?Di sisi lain, tubuh pria berbaju kuning tiba-tiba diangkat oleh tanaman merambat. Darah bercucuran tanpa henti, tetapi diserap oleh tanaman merambat dengan cepat.Jelas, tanaman merambat yang terlihat kering sontak terlihat sehat setelah menyerap darah segar. Bahkan, permukaannya tampak sedikit mengilap.Pada saat yang sama, jasad pria berbaju kuning itu mulai menyusut dengan kecepatan kasatmata. Hanya dalam waktu singkat, jasad pria itu menjadi kering kerontang."To ... tolong! Ada monster!" Pria itu akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dia mulai berteriak dan melarikan diri. Pedangnya sampai terjatuh ke tanah, tetapi dia tidak sempat memungutnya lagi.Whoosh! Ketika pria itu berlari, sebatang tanaman merambat menembus dari dasar tanah lagi dan menusuk k
"Huh! Berani sekali sampah semacam ini diam-diam menyerang seniorku! Akan kubakar kalian semua!" Ketika melihat tanaman merambat yang telah dipotong itu masih bergerak, pria kekar itu makin murka. Dia segera mengambil obor dan berniat membakar semuanya."Awas! Belakangmu!" Omri yang berada di belakang sontak berseru, seolah-olah melihat sesuatu."Hm?" Pria kekar itu pun tersadar. Dia segera menoleh dan mendapati sebatang tanaman merambat berwarna perak hendak menikamnya.Tanaman merambat sebelumnya berwarna abu dan terlihat biasa-biasa saja. Namun, tanaman merambat di depannya ini justru berwarna perak dan terlihat lebih kokoh serta cepat."Sialan!" Pria kekar itu segera membalikkan tangannya untuk memotong tanaman merambat itu.Klang! Begitu pedangnya bersentuhan dengan tanaman merambat itu, muncul percikan api dan terdengar suara benturan besi. Tanaman merambat itu berhenti bergerak, sedangkan pria kekar itu terdorong 2 langkah."Sekeras itu?" Kelopak mata pria kekar itu berkedut. Di
Satu tanaman merambat saja sudah sulit untuk dilawan, apalagi sebanyak ini. Tidak ada yang menyangka akan muncul belasan tanaman merambat berwarna perak secara mendadak seperti ini.Sementara itu, si pria kekar sontak bercucuran darah. Dia membelalakkan matanya dengan tidak percaya sambil bergumam, "Ini nggak mungkin ...."Pria kekar itu mengira dirinya bisa melawan tanaman merambat. Dia mengira tanaman merambat berwarna perak itu sudah merupakan yang terkuat, tetapi ternyata spekulasinya salah.Monster macam apa ini? Kenapa bisa sekuat ini? Belasan tanaman merambat perak itu pun seperti tentakel yang mengangkat tubuh si pria kekar dan melilitnya dengan kuat.Krek! Tubuh pria kekar itu sontak hancur hingga darah berceceran ke mana-mana. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tanaman merambat tidak menyerap darah korbannya. Tanaman itu melakukan semua ini seolah-olah untuk menunjukkan prestisenya."Jangan!" seru Omri dengan murka. Dia telah kehilangan akal sehat karena melihat juniornya te
"A ... apa-apaan ini?" Ketika melihat tanaman merambat berwarna emas yang membubung tinggi ke angkasa, semua orang tercengang dan sulit percaya.Tanaman merambat abu dan perak sudah begitu mengerikan. Kini, muncul lagi tanaman merambat berwarna emas?Jika yang berwarna abu adalah prajurit dan yang berwarna perak adalah jenderal, bukankah berarti yang berwarna emas adalah rajanya? Hanya dengan melihat saja, semua orang sudah ketakutan."Aku punya firasat buruk. Tanaman merambat emas ini pasti lebih hebat daripada yang sebelumnya.""Gimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita akan mati di sini hari ini?"Baik itu murid Sekte Gauta, Tim Penjelajah Kalajengking Hitam, ataupun pasukan pengawal, semua sungguh panik sekarang. Jumlah tanaman merambat itu terlalu banyak sehingga mereka tidak akan sanggup melawan.Seseorang berteriak dengan lantang, "Semuanya, tenanglah. Kita punya Senior Vasuki. Dia pasti bisa mengatasi monster ini!"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang son
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak