"Buset! Ular raksasa tadi mati begitu saja?""Ular raksasa tadi begitu hebat, tapi malah bertemu musuh alaminya.""Menyeramkan sekali! Ular yang jelas-jelas begitu besar mati dalam sekejap. Bukankah nyawa kita dalam bahaya besar?"Ketika melihat kekacauan di tanah, semua orang merasa terkejut sekaligus gelisah. Kenyataan ini benar-benar kejam. Mereka bisa menjadi mangsa monster kapan saja.Saat ini, semua orang akhirnya mengerti kenapa Zafran ketakutan sampai menjadi gila. Orang biasa tidak akan sanggup menghadapi situasi mencekam seperti ini. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya."Sepertinya tempat ini lebih berbahaya dari yang kita bayangkan," ujar Omri sambil mengembuskan napas. Ekspresinya tampak serius."Kalau tempat ini nggak berbahaya, mana mungkin kita masih berkesempatan untuk merebut harta karun?" sahut Vasuki dengan ekspresi tenang.Dengan kemampuannya, sekalipun melawan elang raksasa hitam tadi, Vasuki yakin dirinya bisa menang. Itu sebabnya, dia tidak menc
"Kak ... Kak?" Pria yang berbicara dengannya tadi hanya bisa tertegun melihat kematian seniornya. Dia mematung di tempat dan tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Mereka sedang mengobrol tadi, lantas kenapa seniornya tiba-tiba mati?Di sisi lain, tubuh pria berbaju kuning tiba-tiba diangkat oleh tanaman merambat. Darah bercucuran tanpa henti, tetapi diserap oleh tanaman merambat dengan cepat.Jelas, tanaman merambat yang terlihat kering sontak terlihat sehat setelah menyerap darah segar. Bahkan, permukaannya tampak sedikit mengilap.Pada saat yang sama, jasad pria berbaju kuning itu mulai menyusut dengan kecepatan kasatmata. Hanya dalam waktu singkat, jasad pria itu menjadi kering kerontang."To ... tolong! Ada monster!" Pria itu akhirnya tersadar dari keterkejutannya. Dia mulai berteriak dan melarikan diri. Pedangnya sampai terjatuh ke tanah, tetapi dia tidak sempat memungutnya lagi.Whoosh! Ketika pria itu berlari, sebatang tanaman merambat menembus dari dasar tanah lagi dan menusuk k
"Huh! Berani sekali sampah semacam ini diam-diam menyerang seniorku! Akan kubakar kalian semua!" Ketika melihat tanaman merambat yang telah dipotong itu masih bergerak, pria kekar itu makin murka. Dia segera mengambil obor dan berniat membakar semuanya."Awas! Belakangmu!" Omri yang berada di belakang sontak berseru, seolah-olah melihat sesuatu."Hm?" Pria kekar itu pun tersadar. Dia segera menoleh dan mendapati sebatang tanaman merambat berwarna perak hendak menikamnya.Tanaman merambat sebelumnya berwarna abu dan terlihat biasa-biasa saja. Namun, tanaman merambat di depannya ini justru berwarna perak dan terlihat lebih kokoh serta cepat."Sialan!" Pria kekar itu segera membalikkan tangannya untuk memotong tanaman merambat itu.Klang! Begitu pedangnya bersentuhan dengan tanaman merambat itu, muncul percikan api dan terdengar suara benturan besi. Tanaman merambat itu berhenti bergerak, sedangkan pria kekar itu terdorong 2 langkah."Sekeras itu?" Kelopak mata pria kekar itu berkedut. Di
Satu tanaman merambat saja sudah sulit untuk dilawan, apalagi sebanyak ini. Tidak ada yang menyangka akan muncul belasan tanaman merambat berwarna perak secara mendadak seperti ini.Sementara itu, si pria kekar sontak bercucuran darah. Dia membelalakkan matanya dengan tidak percaya sambil bergumam, "Ini nggak mungkin ...."Pria kekar itu mengira dirinya bisa melawan tanaman merambat. Dia mengira tanaman merambat berwarna perak itu sudah merupakan yang terkuat, tetapi ternyata spekulasinya salah.Monster macam apa ini? Kenapa bisa sekuat ini? Belasan tanaman merambat perak itu pun seperti tentakel yang mengangkat tubuh si pria kekar dan melilitnya dengan kuat.Krek! Tubuh pria kekar itu sontak hancur hingga darah berceceran ke mana-mana. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tanaman merambat tidak menyerap darah korbannya. Tanaman itu melakukan semua ini seolah-olah untuk menunjukkan prestisenya."Jangan!" seru Omri dengan murka. Dia telah kehilangan akal sehat karena melihat juniornya te
"A ... apa-apaan ini?" Ketika melihat tanaman merambat berwarna emas yang membubung tinggi ke angkasa, semua orang tercengang dan sulit percaya.Tanaman merambat abu dan perak sudah begitu mengerikan. Kini, muncul lagi tanaman merambat berwarna emas?Jika yang berwarna abu adalah prajurit dan yang berwarna perak adalah jenderal, bukankah berarti yang berwarna emas adalah rajanya? Hanya dengan melihat saja, semua orang sudah ketakutan."Aku punya firasat buruk. Tanaman merambat emas ini pasti lebih hebat daripada yang sebelumnya.""Gimana ini? Apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa kita akan mati di sini hari ini?"Baik itu murid Sekte Gauta, Tim Penjelajah Kalajengking Hitam, ataupun pasukan pengawal, semua sungguh panik sekarang. Jumlah tanaman merambat itu terlalu banyak sehingga mereka tidak akan sanggup melawan.Seseorang berteriak dengan lantang, "Semuanya, tenanglah. Kita punya Senior Vasuki. Dia pasti bisa mengatasi monster ini!"Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang son
"Mari kita perjelas dulu. Kita cuma bepergian bersama dan saling mengambil keuntungan. Lagian, kalaupun kita ini aliansi, kata siapa harus saling membantu?" sahut Vasuki."Eee ...." Omri seketika tidak bisa berkata-kata. Ternyata rumor itu memang benar. Vasuki memang pria aneh yang emosinya tidak bisa ditebak."Senior, katakan saja keinginanmu. Kami akan memenuhinya sebisa mungkin," ujar Misandari segera. Dia tahu bahwa Vasuki ingin memperoleh sesuatu."Begini baru benar!" Vasuki pun tersenyum dan berkata, "Aku bisa membantu kalian melewati krisis ini. Tapi, kamu harus memberiku Tali Pengikat Nagamu.""Apa? Senior mau meminta Tali Pengikat Naga?" tanya Omri sambil mengernyit. Tali Pengikat Naga adalah harta karun yang tak ternilai harganya. Tali ini bisa menjerat seorang master.Jelas, Vasuki ingin mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Seorang master yang bermartabat malah melakukan hal semacam ini. Sungguh mengecewakan."Kenapa? Kamu keberatan?" Vasuki meneruskan dengan ekspresi t
Vasuki sangat kuat. Ketika dia mengayunkan pedangnya, muncul cahaya yang tak terhitung jumlahnya. Semua cahaya itu memelesat ke arah tanaman merambat emas.Setiap cahaya pedang mengandung kekuatan destruktif yang luar biasa. Angin kencang menderu, cahaya bersinar terang.Whoosh, whoosh, whoosh .... Ketika Vasuki menyerang, sejumlah besar tanaman merambat emas berubah menjadi tombak dan terlontar dengan cepat. Semuanya mengenai cahaya pedang dengan akurat.Duar, duar, duar .... Seiring dengan suara ledakan, cahaya pedang yang memenuhi langit seketika hancur dan seluruh tanaman merambat perak terlempar."Huh! Aku ingin lihat, sekuat apa kamu," gumam Vasuki sambil menyerbu ke depan dengan cepat. Sambil menyilangkan pedangnya, dia mengayunkannya ke depan dan memekik, "Hancurkan!"Duar! Terdengar suara ledakan di udara. Terlihat 2 cahaya pedang berbentuk sabit memelesat dan menebas tanaman merambat emas.Kedua cahaya pedang itu tampak sangat tajam, bahkan bisa melebar. Dilihat sekilas, caha
Karena tidak mendapat hasil apa pun, tanaman merambat emas melancarkan serangan lagi. Tanaman itu terangkat tinggi-tinggi seperti busur yang siap untuk menembak. Setelah energinya terkumpul, tanaman itu memelesat ke arah Vasuki.Jika dibandingkan dengan sebelumnya, serangan ini jauh lebih kuat dan cepat dari sebelumnya. Sebelum tanaman merambat emas mengerahkan seluruh kekuatannya, sudah terdengar deru angin yang seperti ingin membelah langit.Whoosh! Kecepatan dan kekuatan tanaman merambat emas ini jelas jauh lebih hebat daripada tanaman merambat perak dan abu.Ketika melihat serangan itu, Vasuki tidak berani menahan secara langsung lagi. Dia sontak melompat ke arah lain. Saat berikutnya, serangan tanaman merambat pun mengenai tempat Vasuki berdiri sebelumnya.Bam! Serangan itu menggetarkan permukaan bumi. Gelombang energi menyapu dedaunan di sekitar. Pada saat yang sama, lubang sebelumnya pun menjadi makin dalam.Vasuki terdorong beberapa langkah karena serangan itu. Ketika melihat l
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru