Cuaca pada malam hari di Gurun Maut sangat dingin dan angin dingin yang bertiup membuat wajah semua orang terasa sakit. Namun, cuacanya pada siang hari akan menjadi sangat panas sampai telur yang diletakkan di atas batu pun bisa matang dalam waktu satu menit.Lingkungan dengan perbedaan cuaca yang begitu ekstrem sangat sulit untuk diterima orang biasa. Meskipun sudah mempersiapkan persediaan yang cukup, itu pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar saja. Ujian sebenarnya di Gurun Maut adalah kekuatan mental dan ketahanan fisik seseorang.Luther, Misandari, dan timnya terus bergerak dari waktu ke waktu mengikuti peta yang digambar oleh Zafran. Jumlah orang di tim mereka sangat banyak, sehingga gerakan mereka tidak terlalu cepat. Namun, berkat persiapan Misandari yang matang dan semua anggota tim adalah elite, meskipun menghadapi beberapa masalah kecil pun mereka bisa segera menyelesaikannya.Malam harinya, langit gelap dan angin bertiup kencang. Misandari memimpin tim untuk memilih
Keesokan paginya. Saat langit masih belum terang sepenuhnya, Luther tiba-tiba terbangun karena suara langkah kaki di luar tenda. Dia segera bangkit dan waspada.Tak lama kemudian, terdengar suara Kiral. "Nona, gawat, terjadi masalah di luar!"Kiral melaporkan situasi itu dari luar tenda karena tidak berani sembarangan masuk ke tenda Misandari."Eh?"Mendengar keributan itu, Misandari perlahan-lahan membuka mata. Dia pun bertanya sambil keluar dari kantong tidur dan mengenakan jaketnya, "Kiral, ada masalah apa?""Saat tadi melakukan pemeriksaan rutin, aku lihat ada banyak tikus pasir di sekitar kemah. Aku mengikuti jejak pergerakan tikus pasir itu dan menemukan persediaan barang kita sudah dihancurkan tikus-tikus pasir itu," kata Kiral dengan nada panik."Apa?"Mendengar laporan itu, ekspresi Misandari langsung menjadi serius. Dia segera keluar dari tenda dan berkata dengan nada muram, "Bukankah aku sudah mengatur orang untuk menjaga secara bergiliran? Kenapa kita masih bisa diserang ti
Ini jelas merupakan berita buruk."Nona Misandari, kenapa bisa begini? Dari mana datangnya tikus pasir ini?" tanya Toro sambil mendekat.Misandari berkata dengan nada tenang, "Kapten Toro, aku yang harusnya menanyakan pertanyaan ini padamu. Kamu sudah datang ke Gurun Maut berkali-kali, pasti sangat memahami lingkungan di sini dan kamu juga yang memilih lokasi kemah ini. Apa kamu nggak tahu ada tikus pasir di tempat ini?"Toro segera menjelaskan, "Nona Misandari, aku benar-benar nggak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Tikus-tikus pasir ini biasanya hanya muncul di tepi Gurun Maut dan memiliki area aktivitas yang tetap. Posisi yang kami pilih harusnya nggak berada di dalam area aktivitas mereka, harusnya nggak akan diserang.""Nona Misandari, kecelakaan mungkin terjadi. Saat memasuki Gurun Maut, kamu harusnya siap menghadapi berbagai perubahan. Kapten kami sudah melakukan yang terbaik, nggak ada yang menyangka ada tikus-tikus pasir di sini. Kalau ingin menyalahkan seseorang, harusn
"Nona, benda ini ditemukan di sekitar kemah kita. Ada bau yang mencurigakan dari benda ini, mungkin ini yang menarik tikus-tikus pasir ke sini," kata Kiral sambil membawa setumpuk benda hitam yang ukurannya seperti kacang kedelai itu ke depan Misandari dan yang lainnya. Sepertinya, benda itu adalah umpan yang menyebarkan bau khas yang menyengat."Benda apa ini?" tanya Misandari dengan penasaran. Saat mendekat, dia mencium bau yang sangat menyengat hidung."Benda ini pasti campuran antara makanan dan obat-obatan. Tadi aku sudah melakukan percobaan, bau dari benda ini bisa segera menarik pasir tikus untuk berkumpul," jelas Kiral."Jadi, hancurnya persediaan ini bukan kecelakaan, tapi ada orang yang sengaja mencelakai kita?" Misandari segera menyimpulkan masalahnya. Benda yang bisa menarik tikus pasir ini jelas buatan seseorang.Kiral menganggukkan kepala dan menjawab, "Kemungkinan besar. Benda ini tersebar di sekitar persediaan kita, jelas sengaja untuk menarik tikus pasir itu ke sini. S
Semua orang sudah berjalan jauh dan yang terlihat hanya gurun. Pemandangan di sepanjang perjalanan ini hanya pasir, sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan.Namun, apa yang ada di depan mata mereka sekarang adalah pemandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Mereka melihat dataran hijau yang dipenuhi dengan bunga, rumput, dan pepohonan. Bisa dibilang, dataran itu benar-benar subur dan penuh dengan kehidupan. Dari kejauhan, dataran itu terlihat seperti sebuah hutan raksasa yang tiada ujungnya.Jika lokasi ini adalah hutan hujan, pemandangan seperti ini tidak aneh. Namun sekarang, mereka berada di Gurun Maut. Tiba-tiba muncul oasis yang begitu subur di lingkungan yang gersang seperti ini membuat hati mereka benar-benar terkejut.Oasis di depan mereka seolah-olah dunia yang berbeda dari tempat mereka berada. Di satu sisi adalah tempat yang penuh dengan kematian dan pasir kuning, sedangkan di sisi lainnya adalah tempat yang penuh dengan kehidupan dan pepohonan hijau."Astaga! Nggak
Misandari dan yang lainnya merasa seperti berada di surga dan ekspresi mereka terlihat tersenyum ceria di sepanjang jalan itu. Sementara itu, Luther mengikuti di belakang Misandari dan menatap sekeliling dengan waspada.Tempat itu terlihat tenang, tetapi sebenarnya penuh dengan bahaya. Banyak serangga beracun yang bersembunyi di bawah tanah yang tak terlihat orang biasa dan bahkan di dalam pohon-pohon besar. Namun, serangga-serangga beracun ini masih bersembunyi di kegelapan karena matahari belum terbenam. Begitu malam tiba, serangga-serangga beracun ini akan langsung berburu."Lihat! Apa ini?" Saat itu, salah seorang pria dari Tim Penjelajah Kalajengking Hitam tiba-tiba berseru sambil menunjuk ke suatu tempat.Saat semua orang melihat ke arah yang ditunjuk oleh pria itu, mereka melihat tiga pohon buah di antara semak-semak yang lebat. Pohon itu memiliki dahan dan daun yang rimbun, serta penuh dengan buah-buahan merah yang bersinar. Buah-buahan itu sangat cantik dan memancarkan cahaya
Begitu seorang anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam memetik sebuah Ginseng Darah dan hendak memetik lagi, lengannya tiba-tiba bergetar, seolah-olah disengat oleh sesuatu.Begitu menunduk, pria itu mendapati seekor ulat merah muncul di telapak tangannya. Ulat itu seukuran semut, tetapi memiliki mulut yang tajam. Begitu merobek kulit pria itu, ulat itu langsung masuk ke lengannya.Pria itu terperanjat. Dia segera menjulurkan tangan untuk membunuh ulat itu, tetapi terlambat. Seketika, ulat yang memasuki lengannya mulai menggerogoti dagingnya sambil bertelur banyak."Argh!" Rasa sakit yang dahsyat membuat pria itu tak kuasa berteriak. Dia pun terjatuh dari pohon. Terlihat jelas bahwa daging di lengannya membusuk dengan cukup cepat.Di tengah-tengah daging yang sudah busuk itu, ada ulat merah kecil yang tak terhitung jumlahnya bergerak tanpa henti. Sungguh menjijikkan."Tolong aku!" teriak pria itu sambil berguling-guling di tanah. Tubuhnya segera mengering, kulitnya berkeriput, bahkan
Sesaat kemudian, tim medis selesai mengobati cedera para anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam. Hanya saja, mereka kehilangan kekuatan tempur karena kehilangan tangan. Dengan begini, mereka akan kesulitan untuk melindungi diri."Toro, apa aku perlu mengutus orang untuk mengawal anggotamu pulang?" tanya Misandari sambil melirik para anggota itu. Kemudian, dia beralih menatap Toro.Mereka baru memasuki oasis sehingga masih sempat untuk mundur. Jika bersikeras masuk, takutnya tidak ada jalan untuk kembali lagi."Kapten, kami cuma kehilangan satu lengan. Ini bukan masalah besar kok!""Benar! Kami telah melewati banyak rintangan. Luka kecil ini bukan masalah!""Kapten, tolong percaya pada kami. Kami pasti bisa menyelesaikan misi ini."Ketika melihat mereka akan diusir, para anggota itu mulai bersuara untuk menyatakan mereka baik-baik saja. Mereka tahu bahwa mereka tidak akan mendapat harta karun jika keluar dari oasis.Bonus untuk misi ini memang cukup tinggi, tetapi tidak akan bisa ber
Huston masuk ke ruang rapat dengan senyuman cerah, sambil menggandeng tangan Gema dengan sikap yang sangat ramah. Sebaliknya, Gema terlihat kebingungan, sama sekali tidak menduga situasi ini.Sebelum masuk, Gema sudah membayangkan berbagai kemungkinan dalam pertemuan mereka. Misalnya, Huston bersikap dingin atau arogan. Semua itu bisa dia terima, bahkan dia sudah siap secara mental.Bagaimanapun menurut rumor, Huston adalah pangeran yang suka membuat onar dan berani melakukan apa saja.Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Bukan hanya tidak ada kesulitan, Huston malah bersikap sangat ramah, membuat Gema bingung bukan main.Seperti kata pepatah, ketika sesuatu terlihat tidak biasa, pasti ada sesuatu yang buruk. Gema tidak tahu apa maksud tersembunyi di balik keramahan ini."Pelayan! Siapkan teh!" Setelah mempersilakan Gema duduk, Huston langsung memerintahkan pelayan untuk menyajikan teh.Teh yang disajikan adalah teh mahal khas Atlandia, yang tidak dijual untuk umum dan hanya diperunt
Setelah mengikuti Huston masuk, Loki merasa sangat cemas. Sebelumnya dia pernah masuk ke istana, tetapi kebanyakan karena urusan resmi dan orang yang memandunya biasanya adalah penjaga atau pelayan.Namun, kali ini berbeda. Kunjungan ini untuk urusan pribadi dan yang memandunya adalah Huston. Hal ini membuatnya merasa sangat terhormat. Dia sangat penasaran, sejak kapan dirinya memiliki pengaruh sebesar ini?Huston bahkan mengabaikan jenderal besar dan hanya bersikap ramah padanya. Apa mungkin kepalanya yang botak terlalu mencolok sehingga menarik perhatian?Dengan segudang pertanyaan di benaknya, Loki mengikuti Huston hingga akhirnya mereka tiba di ruang rapat."Duduk." Setelah Huston duduk di kursi utama, dia memberi isyarat kepada Loki untuk duduk."Nggak perlu, aku berdiri saja," ujar Loki dengan senyuman sungkan."Kalau aku bilang duduk, ya duduk. Kenapa tegang sekali? Aku nggak akan memakanmu," kata Huston dengan nada tidak sabar."Baik, baik." Loki buru-buru mengiakan dan duduk.
Saat pintu gerbang terbuka, semua perhatian langsung tertuju ke sana. Di tengah tatapan semua orang, Huston berjalan keluar dengan tubuh tegap, diikuti dua pengawal di belakangnya."Pangeran Huston?" Melihatnya, semua orang langsung menyambut dengan senyuman ramah. Baik itu Weker, Trisno, maupun Loland, semuanya menunjukkan sikap menyanjung.Huston terkenal kuat dan kejam. Meskipun beberapa tahun terakhir ini, dia sudah lebih terkendali, pengaruh masa lalunya masih membuat orang takut.Jadi, jangan sampai mereka membuat Huston marah. Huston seperti bom waktu berjalan. Banyak dari mereka pernah terkena imbasnya dulu."Pangeran, akhirnya kamu keluar juga. Aku ada urusan penting untuk dilaporkan, tolong ....""Minggir!"Saat Trisno maju untuk berbicara, Huston langsung mendorongnya dengan kasar, hingga tubuhnya yang kurus hampir terjatuh."Trisno, segala sesuatu harus ada urutannya. Pangeran sangat menghargai keadilan, mana mungkin dia membiarkan kebiasaan burukmu itu," ejek Loland yang t
"Makan apanya! Aku lagi nggak mood! Kalau mau makan, makan saja sendiri!" bentak Loland dengan murka."Aku juga nggak mau pergi. Aku sedang menjaga kesehatan dan cuma minum teh. Aku nggak minum alkohol," tolak Trisno langsung."Kalau kalian mau menunggu, silakan saja. Aku nggak akan menemani kalian," ucap Weker dengan senyuman tipis. Kemudian, dia hendak berjalan pergi.Begitu berbalik, Weker hampir bertabrakan dengan Loki yang datang dari arah berlawanan. "Tuan Weker, maaf, maaf! Aku nggak sengaja."Di tengah kerumunan tokoh-tokoh penting, Loki merasa sangat tertekan. Tadi dia melamun sejenak sehingga menabrak Weker. Dia ketakutan hingga tidak tahu harus mengatakan apa.Loki tidak seperti para jenderal lainnya yang memiliki dukungan kuat. Dia mencapai posisinya saat ini berkat kerja keras dan usaha sendiri. Jika dia tidak sengaja menyinggung tokoh penting, dia bisa saja kehilangan semua pencapaiannya.Weker awalnya mengerutkan kening, tetapi segera berekspresi normal dan tersenyum. "N
Setelah selesai berbincang, keduanya pun berpisah. Gema mencari hotel di sekitar untuk menginap dan menunggu kabar baik.Sementara itu, Loki langsung mengganti pakaian dan pergi ke istana Kerajaan Atlandia untuk menyerahkan surat permohonan audiensi. Namun, saat dia tiba, dia terkejut melihat pemandangan di depan matanya.Saat ini, banyak orang yang sudah berkumpul di depan gerbang besar istana Kerajaan Atlandia. Ada beberapa tokoh besar yang dikenal Loki juga, seperti Panglima Weker, Jenderal Besar Loland, dan Sarjana Trisno. Mereka semua adalah pejabat kelas satu dan sangat berkuasa di Atlandia.Terutama dengan Loland ini yang merupakan atasan dari atasan Loki. Dia akan berjalan dengan langkah yang tegap setiap kali bertemu dengan Loland, khawatir akan meninggalkan kesan yang buruk.Selain ketiga tokoh besar yang memiliki kedudukan tinggi ini, ada beberapa pejabat kelas dua dan yang setingkat juga yang berdiri sejajar di depan gerbang. Bisa dibilang, mereka semua jauh lebih berkuasa
Keesokan paginya, di bandara Atlandia. Gema yang mengenakan pakaian tradisional berdiri di depan pintu bandara dan menunggu dengan penuh harapan.Sebelum datang ke sini, Gema sudah menghubungi teman seperjuangan yang pernah bertugas bersamanya di militer. Setelah mendapat penghargaan atas jasanya dan ditambah dengan bantuan dari Keluarga Paliama, dia beruntung bisa tetap tinggal di Midyar dan mendapat posisi uang cukup baik.Sementara itu, teman Gema ini merantau ke Atlandia. Setelah berjuang selama bertahun-tahun, dia juga sudah sukses dan kini menjabat sebagai jenderal pangkat tiga yang memiliki kekuasaan, pengaruh, dan koneksi. Kali ini, apakah Gema bisa bertemu dengan Raja Atlandia, semuanya tergantung pada koneksi temannya ini.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara mesin mobil dan sebuah jip militer berhenti tepat di samping Gema. Terlihat seorang pria dengan kepala botak yang akan bersinar di bawah sinar matahari sampai menyilaukan mata saat jendela mobilnya diturunkan, tetapi
"Kakek, aku mengerti kamu mengirim kedua paman pergi ke Keluarga Sabanir dan Keluarga Angelo untuk memahami situasinya. Tapi, letak istana Kerajaan Atlandia ribuan mil dari sini dan mereka juga nggak pernah ikut campur dengan urusan pemerintahan. Kamu mengirim Paman Gema ke sana bukan hanya nggak ada gunanya, mungkin juga akan diusir," kata Bianca sambil menggelengkan kepala.Midyar dan Atlandia adalah dua dunia yang berbeda, sehingga perebutan takhta putra mahkota di Midayar sama sekali tidak memengaruhi istana Kerajaan Atlandia. Kedua belah pihak tidak pernah saling mengganggu dan mengatur, ini sudah menjadi aturan tak tertulis.Ezra menjelaskan, "Aku tentu saja paham logika ini, tapi saat ini situasinya sudah berbeda karena melibatkan kekuasaan dan takhta kerajaan. Semua pihak pasti akan berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari istana Kerajaan Atlandia.""Kalau keseimbangan yang sudah bertahan selama bertahun-tahun ini rusak dan Atlandia terlibat, semuanya akan berubah. Untuk
Di kediaman Keluarga Paliama, setelah makan malam, Luther diminta untuk duduk dan mengobrol dulu.Ini pertama kalinya Bianca membawa pacarnya pulang ke rumah, makanya Keluarga Paliama sangat memperhatikan hal ini. Sebagai seorang adipati, Ezra menemani mereka, bahkan mengundang pasangan muda itu ke ruang kerja untuk berbincang sambil minum teh.Dengan pengamatannya yang tajam, Ezra bisa melihat bahwa Luther bukan orang biasa. Baik dalam cara berbicara, perilaku, maupun wawasan yang dimiliki, semuanya jauh melampaui orang biasa."Luther, aku sepenuhnya mendukung hubunganmu dengan Bianca. Nggak peduli apa status dan latar belakangmu, yang penting kalian berdua saling mencintai," ujar Ezra dengan bijaksana."Selain itu, cucuku dimanjakan sejak kecil dan nggak pernah mengalami kesulitan. Setelah kalian bersama, aku harap kamu bisa memperlakukannya dengan baik.""Tenang saja, aku nggak akan mengecewakan Bianca," jawab Luther dengan serius. Meskipun hubungan mereka belum sepenuhnya berkemban
Setelah mendengar ucapan Nivan, ekspresi Naim menjadi sangat serius. Alisnya berkerut, dia tampak tenggelam dalam pikirannya.Sepertinya dia terlalu meremehkan situasinya. Naim mengira ini hanya persaingan di antara saudara-saudaranya, tetapi siapa sangka situasi ini justru memberi peluang bagi harimau buas seperti Ernest.Kekuatan Ernest sangat besar. Dengan alasan mendukung putra mahkota untuk naik takhta, dia mulai merekrut banyak orang dan memperluas jaringannya, hingga memiliki pengaruh yang setara dengan keluarga kekaisaran.Jika Ernest benar-benar mendukung Nolan naik takhta, kekuatannya akan melampaui kaisar dan tidak ada yang bisa menekannya. Dalam skenario terburuk, dia bisa memanipulasi kaisar sebagai boneka dan sepenuhnya menggulingkan kekuasaan keluarga mereka."Nivan, apa yang kamu katakan ini benar?" tanya Naim dengan alis berkerut."Benar, sama sekali nggak bohong!" jawab Nivan dengan serius. "Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa mengutus orang untuk menyelidikinya.""Ak