Satu jam kemudian, di dalam kamar penginapan. Omri memasuki kamar sambil membawa setumpuk Kristal Hitam Spiritual, lalu meletakkannya di atas meja."Nona Misandari, ini semua adalah Kristal Hitam Spiritual yang berhasil kukumpulkan. Aku hitung ada sekitar 70% kristal yang sudah terkumpul, masih ada sisa 30% lagi. Ada yang nggak bisa dihubungi dan ada juga yang enggan menjualnya," jelas Omri tentang situasinya secara singkat.Awalnya, Omri tidak ingin membuang-buang uang Misandari, sehingga dia mencoba membujuk pemilik Kristal Hitam Spiritual dengan baik-baik. Dia berharap mereka bisa memahami betapa seriusnya masalah ini.Sayangnya, tidak ada yang percaya dengan kata-katanya. Meskipun dia menyebut nama Sekte Gauta, tetap tidak ada gunanya. Sebagian besar orang malah berpikir dia adalah penipu yang menggunakan trik kotor untuk mendapatkan Kristal Hitam Spiritual karena iri dengan mereka.Dalam keadaan terpaksa, Omri hanya bisa mengikuti cara Misandari untuk membeli Kristal Hitam Spiritu
Cuaca pada malam hari di Gurun Maut sangat dingin dan angin dingin yang bertiup membuat wajah semua orang terasa sakit. Namun, cuacanya pada siang hari akan menjadi sangat panas sampai telur yang diletakkan di atas batu pun bisa matang dalam waktu satu menit.Lingkungan dengan perbedaan cuaca yang begitu ekstrem sangat sulit untuk diterima orang biasa. Meskipun sudah mempersiapkan persediaan yang cukup, itu pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar saja. Ujian sebenarnya di Gurun Maut adalah kekuatan mental dan ketahanan fisik seseorang.Luther, Misandari, dan timnya terus bergerak dari waktu ke waktu mengikuti peta yang digambar oleh Zafran. Jumlah orang di tim mereka sangat banyak, sehingga gerakan mereka tidak terlalu cepat. Namun, berkat persiapan Misandari yang matang dan semua anggota tim adalah elite, meskipun menghadapi beberapa masalah kecil pun mereka bisa segera menyelesaikannya.Malam harinya, langit gelap dan angin bertiup kencang. Misandari memimpin tim untuk memilih
Keesokan paginya. Saat langit masih belum terang sepenuhnya, Luther tiba-tiba terbangun karena suara langkah kaki di luar tenda. Dia segera bangkit dan waspada.Tak lama kemudian, terdengar suara Kiral. "Nona, gawat, terjadi masalah di luar!"Kiral melaporkan situasi itu dari luar tenda karena tidak berani sembarangan masuk ke tenda Misandari."Eh?"Mendengar keributan itu, Misandari perlahan-lahan membuka mata. Dia pun bertanya sambil keluar dari kantong tidur dan mengenakan jaketnya, "Kiral, ada masalah apa?""Saat tadi melakukan pemeriksaan rutin, aku lihat ada banyak tikus pasir di sekitar kemah. Aku mengikuti jejak pergerakan tikus pasir itu dan menemukan persediaan barang kita sudah dihancurkan tikus-tikus pasir itu," kata Kiral dengan nada panik."Apa?"Mendengar laporan itu, ekspresi Misandari langsung menjadi serius. Dia segera keluar dari tenda dan berkata dengan nada muram, "Bukankah aku sudah mengatur orang untuk menjaga secara bergiliran? Kenapa kita masih bisa diserang ti
Ini jelas merupakan berita buruk."Nona Misandari, kenapa bisa begini? Dari mana datangnya tikus pasir ini?" tanya Toro sambil mendekat.Misandari berkata dengan nada tenang, "Kapten Toro, aku yang harusnya menanyakan pertanyaan ini padamu. Kamu sudah datang ke Gurun Maut berkali-kali, pasti sangat memahami lingkungan di sini dan kamu juga yang memilih lokasi kemah ini. Apa kamu nggak tahu ada tikus pasir di tempat ini?"Toro segera menjelaskan, "Nona Misandari, aku benar-benar nggak menyangka akan terjadi hal seperti ini. Tikus-tikus pasir ini biasanya hanya muncul di tepi Gurun Maut dan memiliki area aktivitas yang tetap. Posisi yang kami pilih harusnya nggak berada di dalam area aktivitas mereka, harusnya nggak akan diserang.""Nona Misandari, kecelakaan mungkin terjadi. Saat memasuki Gurun Maut, kamu harusnya siap menghadapi berbagai perubahan. Kapten kami sudah melakukan yang terbaik, nggak ada yang menyangka ada tikus-tikus pasir di sini. Kalau ingin menyalahkan seseorang, harusn
"Nona, benda ini ditemukan di sekitar kemah kita. Ada bau yang mencurigakan dari benda ini, mungkin ini yang menarik tikus-tikus pasir ke sini," kata Kiral sambil membawa setumpuk benda hitam yang ukurannya seperti kacang kedelai itu ke depan Misandari dan yang lainnya. Sepertinya, benda itu adalah umpan yang menyebarkan bau khas yang menyengat."Benda apa ini?" tanya Misandari dengan penasaran. Saat mendekat, dia mencium bau yang sangat menyengat hidung."Benda ini pasti campuran antara makanan dan obat-obatan. Tadi aku sudah melakukan percobaan, bau dari benda ini bisa segera menarik pasir tikus untuk berkumpul," jelas Kiral."Jadi, hancurnya persediaan ini bukan kecelakaan, tapi ada orang yang sengaja mencelakai kita?" Misandari segera menyimpulkan masalahnya. Benda yang bisa menarik tikus pasir ini jelas buatan seseorang.Kiral menganggukkan kepala dan menjawab, "Kemungkinan besar. Benda ini tersebar di sekitar persediaan kita, jelas sengaja untuk menarik tikus pasir itu ke sini. S
Semua orang sudah berjalan jauh dan yang terlihat hanya gurun. Pemandangan di sepanjang perjalanan ini hanya pasir, sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan.Namun, apa yang ada di depan mata mereka sekarang adalah pemandangan yang sangat berbeda dari sebelumnya. Mereka melihat dataran hijau yang dipenuhi dengan bunga, rumput, dan pepohonan. Bisa dibilang, dataran itu benar-benar subur dan penuh dengan kehidupan. Dari kejauhan, dataran itu terlihat seperti sebuah hutan raksasa yang tiada ujungnya.Jika lokasi ini adalah hutan hujan, pemandangan seperti ini tidak aneh. Namun sekarang, mereka berada di Gurun Maut. Tiba-tiba muncul oasis yang begitu subur di lingkungan yang gersang seperti ini membuat hati mereka benar-benar terkejut.Oasis di depan mereka seolah-olah dunia yang berbeda dari tempat mereka berada. Di satu sisi adalah tempat yang penuh dengan kematian dan pasir kuning, sedangkan di sisi lainnya adalah tempat yang penuh dengan kehidupan dan pepohonan hijau."Astaga! Nggak
Misandari dan yang lainnya merasa seperti berada di surga dan ekspresi mereka terlihat tersenyum ceria di sepanjang jalan itu. Sementara itu, Luther mengikuti di belakang Misandari dan menatap sekeliling dengan waspada.Tempat itu terlihat tenang, tetapi sebenarnya penuh dengan bahaya. Banyak serangga beracun yang bersembunyi di bawah tanah yang tak terlihat orang biasa dan bahkan di dalam pohon-pohon besar. Namun, serangga-serangga beracun ini masih bersembunyi di kegelapan karena matahari belum terbenam. Begitu malam tiba, serangga-serangga beracun ini akan langsung berburu."Lihat! Apa ini?" Saat itu, salah seorang pria dari Tim Penjelajah Kalajengking Hitam tiba-tiba berseru sambil menunjuk ke suatu tempat.Saat semua orang melihat ke arah yang ditunjuk oleh pria itu, mereka melihat tiga pohon buah di antara semak-semak yang lebat. Pohon itu memiliki dahan dan daun yang rimbun, serta penuh dengan buah-buahan merah yang bersinar. Buah-buahan itu sangat cantik dan memancarkan cahaya
Begitu seorang anggota Tim Penjelajah Kalajengking Hitam memetik sebuah Ginseng Darah dan hendak memetik lagi, lengannya tiba-tiba bergetar, seolah-olah disengat oleh sesuatu.Begitu menunduk, pria itu mendapati seekor ulat merah muncul di telapak tangannya. Ulat itu seukuran semut, tetapi memiliki mulut yang tajam. Begitu merobek kulit pria itu, ulat itu langsung masuk ke lengannya.Pria itu terperanjat. Dia segera menjulurkan tangan untuk membunuh ulat itu, tetapi terlambat. Seketika, ulat yang memasuki lengannya mulai menggerogoti dagingnya sambil bertelur banyak."Argh!" Rasa sakit yang dahsyat membuat pria itu tak kuasa berteriak. Dia pun terjatuh dari pohon. Terlihat jelas bahwa daging di lengannya membusuk dengan cukup cepat.Di tengah-tengah daging yang sudah busuk itu, ada ulat merah kecil yang tak terhitung jumlahnya bergerak tanpa henti. Sungguh menjijikkan."Tolong aku!" teriak pria itu sambil berguling-guling di tanah. Tubuhnya segera mengering, kulitnya berkeriput, bahkan
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada
"Berengsek! Setelah melihat semua bukti kejahatan ini, apa lagi yang ingin kamu katakan?" teriak Huston dengan nada muram.Weker yang sudah ketakutan sampai berkeringat dingin pun berkata dengan terbata-bata, "Pangeran Huston, tolong dengar penjelasanku .... Semua ini palsu, pasti ada orang yang ingin menjebakku. Aku sudah taat hukum selama bertahun-tahun ini, mana mungkin aku melakukan hal kotor seperti ini.""Buktinya sudah jelas, kamu masih berani membantah? Aku rasa kamu nggak akan menyerah kalau nggak terdesak."Huston melambaikan tangannya dan memerintah, "Pengawal, seret dia ke penjara bawah tanah dan siksa dia. Aku ingin lihat seberapa keras mulutnya.""Siap!" jawab sekelompok Tim Penegak Hukum yang langsung masuk dan mengepung Weker.Melihat keadaan itu, Weker akhirnya menjadi panik. Dia langsung berlutut dan mulai terus memohon ampun, "Pangeran Huston, aku mengaku salah. Aku hanya khilaf sesaat. Mohon Pangeran Huston mengingat jasaku yang sudah mengabdi pada Atlandia selama b
Malam pun perlahan-lahan tiba. Saat ini, Huston sedang membaca buku sambil menunggu hasilnya dengan diam di ruang konferensi. Setelah berhasil menghasut Trisno untuk memberontak, mencari bukti kejahatan dari Loland dan Weker hanya masalah waktu.Selama ini, kediaman Raja Atlandia selalu berpura-pura tidak tahu tentang transaksi keuangan yang dilakukan Loland dan Weker. Bagaimanapun juga, seorang pejabat mengambil sedikit keuntungan bukan hal besar.Namun, kali ini berbeda. Loland dan Weker sudah diam-diam merencanakan pembunuhan terhadap Gema, yang berarti mereka sudah meremehkan dan menantang wibawa kediaman Raja Atlandia. Ini adalah pelanggaran yang serius. Jika mereka tidak dihukum dengan tegas, entah akan ada berapa banyak orang lagi yang akan mengikuti jejak mereka kelak."Pangeran Huston." Pada saat itu, Wirya yang merupakan kapten Tim Penegak Hukum bergegas masuk ke dalam ruang konferensi. Napasnya yang terengah-engah menunjukkan dia sudah berlari sepanjang perjalanan ke sini ka