Kata-kata untuk meyakinkan para pemberontak bahwa yang menyerah tidak akan dibunuh terus bergema di istana. Para pemberontak yang sebelumnya sudah panik, sekarang makin ketakutan dan tidak memiliki semangat untuk bertarung lagi.Krang krang krang ....Makin banyak prajurit yang melemparkan senjata di tangan mereka. Jika ada yang bersikeras tidak ingin menyerah, mereka akan segera ditangkap. Mereka tidak berhasil menaklukkan istana dan pasukan pemberontak yang menjaga di luar kota juga sudah kalah, hanya tersisa mereka yang di dalam tanpa bantuan. Selain itu, keempat Amangkurat sudah tertangkap dan ada juga yang sudah melarikan diri. Sekarang mereka sudah kalah, tidak ada pilihan lagi selain menyerah atau mati. Mereka tentu saja tidak ingin sia-sia berkorban dalam situasi tanpa pemimpin seperti ini."Aku akan memenuhi janjiku yang tadi. Asalkan kalian inisiatif menyerah, kalian akan dibebaskan dari hukuman." Melihat para pemberontak itu sudah melempar senjata mereka, Haruna berbicara la
Saat ini, harapan satu-satunya Waiz dan Dakwa adalah Jayden bisa memimpin Pasukan Naga Hitam ke sini.Haruna berkata dengan dingin, "Meskipun kalian berdua bukan dalang utamanya, kalian adalah kaki tangannya. Hukuman mati bisa dihindari, tapi tetap harus dihukum. Pengawal! Kurung mereka dan jaga dengan ketat. Tanpa perintahku, jangan biarkan siapa pun mendekati mereka!""Siap!" Beberapa pengawal segera maju dan menarik dengan paksa Waiz dan Dakwa yang terikat."Jenderal Dodi, kamu urus prajurit yang menyerah ini. Hari ini sudah terlalu banyak orang yang mati, aku nggak ingin ada lebih banyak korban lagi," kata Haruna sambil menatap Dodi."Aku mengerti!" kata Dodi sambil menganggukkan kepala."Ratu memang bijaksana, kami sangat kagum!" Pada saat itu, terlihat ada empat sosok yang berjalan keluar dari kerumunan pasukan dan para prajurit langsung memberi jalan ke mana pun mereka lewat. Keempat orang itu adalah empat Amangkurat di selatan yaitu Firus, Sandya, Rajib, dan Arafu."Maaf kami s
Mendengar perkataan Firus, ekspresi Arafu langsung berubah. "Apa? Membunuh semua yang tahu? Kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Empat Amangkurat di utara itu adalah orang Jayden, bagaimana mungkin dia membunuh semuanya tanpa membedakan kawan dan musuh?"Firus berkata dengan tenang, "Untuk mencapai tujuan besar, orang itu harus kejam. Bagi orang seperti dia yang sudah berpengalaman di medan perang, mengorbankan beberapa pasukan bukan masalah besar. Tentu saja, ini hanya rencana terakhirnya. Kalau empat Amangkurat di utara itu berhasil merebut kekuasaan dan mendapatkan token militer marsekal, dia nggak perlu mengambil risiko itu dan bisa langsung naik takhta. Tapi sebaliknya, kalau mereka gagal, aku yakin Jayden akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya."Makin besar ambisi seseorang, makin gila tindakannya. Sebelumnya, ada Walter yang menekan Jayden, sehingga dia menyembunyikan ambisinya dan mengumpulkan kekuatan. Sekarang Walter sudah meninggal, dia sudah bebas karena tidak a
Setelah merenungkannya, Firus berkata, "Cara ini memang bagus, tapi ada kekurangannya. Mengangkat raja baru membutuhkan izin dari istana dan saksi para pejabat tinggi. Kalau nggak, pengangkatan itu nggak akan dipercayai. Seluruh proses itu memakan waktu setidaknya tiga hari. Dilihat dari situasi kita sekarang, kita nggak akan bisa bertahan begitu lama lagi."Arafu mengernyitkan alis. "Apa? Mengangkat raja baru harus begitu merepotkan? Semua orang juga tahu Huston adalah putra Raja Walter, wajar saja kalau dia menjadi Raja Atlandia yang baru.""Benar! Dalam situasi darurat, tindakan darurat ini dibutuhkan," tambah Rajib.Firus berkata dengan agak kesal, "Kalian pikir mengangkat Raja Atlandia baru ini sama seperti memilih kepala desa? Hanya perlu pasang bendera, minum beberapa cangkir arak, dan mengucapkan beberapa janji saja sudah selesai? Jangan bercanda! Posisi Raja Atlandia ini bukan hanya menyangkut rakyat Atlandia saja, tapi rakyat seluruh negeri juga. Kalau Atlandia kacau, seluruh
Saat mulai berbicara, Dodi langsung menarik perhatian semua orang.Haruna membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya hanya terdiam saja. Dodi adalah pengawal istana dan juga orang yang sangat dipercayainya. Sejujurnya, dia tidak berharap Dodi mengambil risiko ini, tetapi sepertinya tidak ada pilihan lain yang lebih cocok lagi dalam situasi seperti ini."Jenderal Dodi kuat dan setia. Kalau ingin membunuh Jayden, memang ada peluang untuk berhasil," kata Arafu sambil menganggukkan kepala. Sebagai kepala pengawal raja, kekuatan Dodi memang tidak diragukan lagi, apalagi kesetiaannya."Jenderal Dodi, aku nggak meremehkanmu, tapi sepertinya masih nggak cukup kalau hanya kamu sendirian saja," kata Firus secara mendadak.Mata Rajib tiba-tiba bersinar dan berkata, "Tunggu sebentar! Bukankah masih ada Pembantai Manusia yang legendaris itu? Namanya begitu terkenal di seluruh dunia, kemampuannya pasti nggak kalah dari Jenderal Dodi, 'kan?""Nggak, Tuan Fuso jauh lebih kuat dariku," ka
"Nggak bisa! Ini terlalu berbahaya!" Melihat Luther hendak mengambil risiko, Huston segera menghentikannya. Dia tahu kakaknya sangat kuat, tetapi ada banyak ahli di sekitar Jayden. Jika kakaknya gagal membunuh Jayden, kemungkinan besar kakaknya akan dikepung dan dibunuh oleh para ahli. Sebagai calon Raja Atlandia, Luther tidak boleh mengambil risiko ini."Pangeran Huston, kita harus mengambil risiko. Pada saat krisis seperti ini, harus ada seseorang yang berkorban. Lagi pula, dia hanya seorang pengawal saja, kenapa kamu begitu cemas?" kata Rajib dengan cuek."Aku nggak boleh ya nggak boleh!" kata Huston dengan volume suara yang hampir seperti berteriak. Sebuah kekuatan yang besar langsung meledak hingga Rajib mundur beberapa langkah dengan ekspresi terkejut.Bukan hanya Rajib, bahkan yang lainnya juga saling memandang dengan bingung. Tidak ada yang menyangka Huston akan bereaksi sebesar itu.Seolah-olah menyadari emosinya agak berlebihan, Huston menarik napas dalam-dalam dan menekan pe
Di aula samping istana Raja Atlandia, empat Amangkurat di selatan sedang duduk dan menunggu dengan tenang. Ekspresi setiap orang berbeda-beda, seolah-olah merenungkan sesuatu. Firus menikmati teh dengan santai, Sandya diam karena sedang bermeditasi, dan Rajib sedang mengamati dekorasi di sekeliling aula itu. Sementara itu, Arafu yang gelisah terkadang berdiri, duduk, dan mondar-mandir.Setelah menunggu sekitar tiga puluh menit, Haruna akhirnya masuk ke aula samping bersama dengan Huston dan Dodi. Dia membawa sebuah kotak berwarna ungu yang cantik."Semuanya, token militer marsekal sudah ada di sini," kata Haruna sambil meletakkan kotak ungu itu di atas meja. Setelah dibuka, terlihat sebuah token militer dengan ukiran harimau dan berwarna emas. Ukiran harimau di token itu terlihat sangat indah dan berwibawa. Di tubuh harimau itu terukir tulisan emas yaitu token kekuatan militer Raja Atlandia.Setelah melihat token berukiran harimau itu, mata Arafu bersinar. "Ini benar-benar token milite
Sandya adalah orang pertama yang menyadari dan berteriak dengan keras."Cepat! Cepat pergi rebut token militernya kembali!" Haruna segera memerintah."Kejar!" kata Dodi sambil segera menarik pedangnya dan memimpin sekelompok Pasukan Naga Terbang berlari menuju arah di mana Firus menghilang."Kenapa bisa seperti ini?" Huston tertegun dan berdiri di tempatnya, tidak tahu harus bagaimana. Dia tidak menyangka Firus akan merebut token militernya, sehingga tidak membuat persiapan sama sekali. Setelah tersadar kembali, Firus sudah melarikan diri."Pangeran Huston, Firus pasti orang Jayden. Dia mendukungmu dan membantu istana untuk memberantas pemberontak agar kalian lengah dan memercayainya sepenuhnya. Setelah waktunya tiba, dia akan merebut token militer dan membuat kita jatuh ke situasi genting," kata Sandya dengan nada muram."Sialan! Nggak disangka, Firus ternyata seorang pengkhianat. Sungguh menyebalkan!" kata Arafu dengan sangat marah."Pantas saja tadi Firus terus mengusulkan untuk men