Mendengar perkataan Firus, ekspresi Arafu langsung berubah. "Apa? Membunuh semua yang tahu? Kamu pasti sedang bercanda, 'kan? Empat Amangkurat di utara itu adalah orang Jayden, bagaimana mungkin dia membunuh semuanya tanpa membedakan kawan dan musuh?"Firus berkata dengan tenang, "Untuk mencapai tujuan besar, orang itu harus kejam. Bagi orang seperti dia yang sudah berpengalaman di medan perang, mengorbankan beberapa pasukan bukan masalah besar. Tentu saja, ini hanya rencana terakhirnya. Kalau empat Amangkurat di utara itu berhasil merebut kekuasaan dan mendapatkan token militer marsekal, dia nggak perlu mengambil risiko itu dan bisa langsung naik takhta. Tapi sebaliknya, kalau mereka gagal, aku yakin Jayden akan menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya."Makin besar ambisi seseorang, makin gila tindakannya. Sebelumnya, ada Walter yang menekan Jayden, sehingga dia menyembunyikan ambisinya dan mengumpulkan kekuatan. Sekarang Walter sudah meninggal, dia sudah bebas karena tidak a
Setelah merenungkannya, Firus berkata, "Cara ini memang bagus, tapi ada kekurangannya. Mengangkat raja baru membutuhkan izin dari istana dan saksi para pejabat tinggi. Kalau nggak, pengangkatan itu nggak akan dipercayai. Seluruh proses itu memakan waktu setidaknya tiga hari. Dilihat dari situasi kita sekarang, kita nggak akan bisa bertahan begitu lama lagi."Arafu mengernyitkan alis. "Apa? Mengangkat raja baru harus begitu merepotkan? Semua orang juga tahu Huston adalah putra Raja Walter, wajar saja kalau dia menjadi Raja Atlandia yang baru.""Benar! Dalam situasi darurat, tindakan darurat ini dibutuhkan," tambah Rajib.Firus berkata dengan agak kesal, "Kalian pikir mengangkat Raja Atlandia baru ini sama seperti memilih kepala desa? Hanya perlu pasang bendera, minum beberapa cangkir arak, dan mengucapkan beberapa janji saja sudah selesai? Jangan bercanda! Posisi Raja Atlandia ini bukan hanya menyangkut rakyat Atlandia saja, tapi rakyat seluruh negeri juga. Kalau Atlandia kacau, seluruh
Saat mulai berbicara, Dodi langsung menarik perhatian semua orang.Haruna membuka mulut hendak mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya hanya terdiam saja. Dodi adalah pengawal istana dan juga orang yang sangat dipercayainya. Sejujurnya, dia tidak berharap Dodi mengambil risiko ini, tetapi sepertinya tidak ada pilihan lain yang lebih cocok lagi dalam situasi seperti ini."Jenderal Dodi kuat dan setia. Kalau ingin membunuh Jayden, memang ada peluang untuk berhasil," kata Arafu sambil menganggukkan kepala. Sebagai kepala pengawal raja, kekuatan Dodi memang tidak diragukan lagi, apalagi kesetiaannya."Jenderal Dodi, aku nggak meremehkanmu, tapi sepertinya masih nggak cukup kalau hanya kamu sendirian saja," kata Firus secara mendadak.Mata Rajib tiba-tiba bersinar dan berkata, "Tunggu sebentar! Bukankah masih ada Pembantai Manusia yang legendaris itu? Namanya begitu terkenal di seluruh dunia, kemampuannya pasti nggak kalah dari Jenderal Dodi, 'kan?""Nggak, Tuan Fuso jauh lebih kuat dariku," ka
"Nggak bisa! Ini terlalu berbahaya!" Melihat Luther hendak mengambil risiko, Huston segera menghentikannya. Dia tahu kakaknya sangat kuat, tetapi ada banyak ahli di sekitar Jayden. Jika kakaknya gagal membunuh Jayden, kemungkinan besar kakaknya akan dikepung dan dibunuh oleh para ahli. Sebagai calon Raja Atlandia, Luther tidak boleh mengambil risiko ini."Pangeran Huston, kita harus mengambil risiko. Pada saat krisis seperti ini, harus ada seseorang yang berkorban. Lagi pula, dia hanya seorang pengawal saja, kenapa kamu begitu cemas?" kata Rajib dengan cuek."Aku nggak boleh ya nggak boleh!" kata Huston dengan volume suara yang hampir seperti berteriak. Sebuah kekuatan yang besar langsung meledak hingga Rajib mundur beberapa langkah dengan ekspresi terkejut.Bukan hanya Rajib, bahkan yang lainnya juga saling memandang dengan bingung. Tidak ada yang menyangka Huston akan bereaksi sebesar itu.Seolah-olah menyadari emosinya agak berlebihan, Huston menarik napas dalam-dalam dan menekan pe
Di aula samping istana Raja Atlandia, empat Amangkurat di selatan sedang duduk dan menunggu dengan tenang. Ekspresi setiap orang berbeda-beda, seolah-olah merenungkan sesuatu. Firus menikmati teh dengan santai, Sandya diam karena sedang bermeditasi, dan Rajib sedang mengamati dekorasi di sekeliling aula itu. Sementara itu, Arafu yang gelisah terkadang berdiri, duduk, dan mondar-mandir.Setelah menunggu sekitar tiga puluh menit, Haruna akhirnya masuk ke aula samping bersama dengan Huston dan Dodi. Dia membawa sebuah kotak berwarna ungu yang cantik."Semuanya, token militer marsekal sudah ada di sini," kata Haruna sambil meletakkan kotak ungu itu di atas meja. Setelah dibuka, terlihat sebuah token militer dengan ukiran harimau dan berwarna emas. Ukiran harimau di token itu terlihat sangat indah dan berwibawa. Di tubuh harimau itu terukir tulisan emas yaitu token kekuatan militer Raja Atlandia.Setelah melihat token berukiran harimau itu, mata Arafu bersinar. "Ini benar-benar token milite
Sandya adalah orang pertama yang menyadari dan berteriak dengan keras."Cepat! Cepat pergi rebut token militernya kembali!" Haruna segera memerintah."Kejar!" kata Dodi sambil segera menarik pedangnya dan memimpin sekelompok Pasukan Naga Terbang berlari menuju arah di mana Firus menghilang."Kenapa bisa seperti ini?" Huston tertegun dan berdiri di tempatnya, tidak tahu harus bagaimana. Dia tidak menyangka Firus akan merebut token militernya, sehingga tidak membuat persiapan sama sekali. Setelah tersadar kembali, Firus sudah melarikan diri."Pangeran Huston, Firus pasti orang Jayden. Dia mendukungmu dan membantu istana untuk memberantas pemberontak agar kalian lengah dan memercayainya sepenuhnya. Setelah waktunya tiba, dia akan merebut token militer dan membuat kita jatuh ke situasi genting," kata Sandya dengan nada muram."Sialan! Nggak disangka, Firus ternyata seorang pengkhianat. Sungguh menyebalkan!" kata Arafu dengan sangat marah."Pantas saja tadi Firus terus mengusulkan untuk men
"Apa? Melarikan diri? Bukannya itu berarti kita menyerahkan takhta kepada Jayden?" tanya Huston dengan ekspresi masam."Asalkan masih hidup, berarti masih punya kesempatan untuk merebut takhta," sahut Sandya dengan serius."Takhta dan token militer direbut. Pasukan Naga Hitam di bawah komando Jayden. Di bawah situasi seperti ini, kesempatan apa lagi yang kita punya?" tanya Rajib sambil menggeleng.Kalau tahu akan seperti ini, Rajib tidak akan menjodohkan anaknya dengan Keluarga Bennett. Semua ini karena keserakahannya. Sekarang, dia malah terlibat dalam situasi dilema seperti ini."Aku rasa Amangkurat Sandya benar. Kita harus membuat perhitungan terburuk." Haruna mengangguk setuju.Meskipun tidak ingin mengakui, situasi mereka memang sangat tidak menguntungkan. Jika token militer benar-benar jatuh ke tangan Jayden, mereka tidak akan punya kesempatan untuk membalikkan situasi lagi dan hanya bisa meninggalkan Atlandia.Dengan status Haruna sebagai tuan putri, dia tetap punya tempat meski
Setelah dipikir-pikir sekarang, semua itu mungkin hanya strategi mereka. Jayden bukan hanya tahu semua tindakan Huston dan Luther, tetapi juga tahu tujuan mereka.Sejak awal, mereka sudah jatuh ke perangkap Jayden. Jayden sudah menebak pergerakan mereka, makanya memasang perangkap semacam itu.Tujuan akhir Jayden tidak lain adalah token militer. Dengan kata lain, token militer bisa direbut karena Huston dan Luther termakan jebakannya.Harus diakui bahwa jenderal kavaleri ini memang luar biasa. Pantas saja, dia bisa menempati posisi itu dengan kokoh. Sementara itu, Huston dan Luther kurang berpengalaman dalam intrik semacam ini.Waktu berlalu dengan cepat. Hari sudah pagi lagi. Setelah bersih-bersih semalaman, istana menjadi bersih kembali. Hanya saja, masih ada bekas darah yang terlihat.Pasukan Empat Amangkurat telah ditempatkan di kamp pertahanan kota. Jaraknya tidak jauh dari istana sehingga mereka bisa memberi bala bantuan kapan saja.Karena token militer hilang, sebagian besar ora
"Tunggu sebentar!"Melihat dirinya akan ditangkap, Rigen benar-benar panik dan segera berteriak, "Nggak ada pemeriksaan menyeluruh dan keputusan dari hakim, apa hakmu menangkapku? Kamu ini jelas-jelas bertindak sewenang-wenang.""Heh .... Saat aku berbicara denganmu menggunakan logika, kamu bermain licik. Sekarang aku yang bermain licik, kamu malah ingin membahas hukum denganku. Kamu pikir ini masuk akal?" sindir Huston."Tuan Rigen, kita bicarakan soal logika ini di dalam penjara saja, kita bisa berbicara lama di sana," kata Wirya sambil tersenyum sinis dan melangkah maju, lalu langsung menekan bahu Rigen."Tunggu! Masih ada yang ingin kukatakan."Rigen menelan ludahnya. Menyadari situasinya tidak bisa diselamatkan lagi, dia akhirnya tidak bersikeras lagi dan mulai memohon, "Huston, kita ini keluarga, kenapa harus seperti ini? Anggap saja semua ini salah Paman Rigen. Dilihat dari hubungan ini, bisakah kamu memaafkanku sekali ini?"Sebelumnya, Rigen masih bisa membalikkan keadaan denga
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi