Luther berkata dengan ekspresi serius, "Raja, mohon maaf atas kelancanganku, aku sangat sulit untuk menyetujui pandanganmu. Bagi kalian, punya beberapa istri adalah hal yang sangat wajar. Tapi bagiku, punya satu pasangan saja baru hal yang benar. Lagi pula, pernikahan tanpa cinta hanya sebuah kuburan, aku nggak ingin menyakiti diriku sendiri dan orang lain."Mendengar perkataan itu, ekspresi Misandari menjadi terkejut dan tatapannya pada Luther seolah-olah berubah. Di seluruh Midyar ini, sebagian besar pria yang berkuasa dan berpengaruh akan memiliki banyak wanita. Sisanya, pria itu entah tidak berani sembarangan karena keluarga pihak wanita memiliki kekuasaan yang besar ataupun fisiknya tidak mampu hingga hanya menjadi impian belaka. Pria seperti Gerald yang menjaga diri dan tidak dekat dengan wanita sudah sangat jarang."Gerald, apa kamu nggak menyukai Misandari atau kamu merasa dia nggak pantas untukmu?" tanya Edgar. Putrinya ini adalah pemenang di Daftar Bidadari. Baik dari segi pe
Luther mengernyitkan alis. "Menurutmu, dari semua saudara-saudaramu ini, siapa yang paling cocok untuk menjadi raja?"Misandari tersenyum. "Kenapa? Ingin mencoba mengorek informasi dariku? Ini adalah tugas yang diberikan Ayahanda, harus kamu yang menyelesaikannya sendiri. Aku nggak bisa dan juga nggak mampu membantumu.""Sebagai anggota Departemen Astronomi, kamu ini benar-benar nggak kompeten," kata Luther sambil menggelengkan kepala. Posisi putra mahkota ini menyangkut nasib negara, dia tidak menyangka tanggung jawab besar ini akan jatuh ke tangannya. Yang paling pentingnya adalah tidak peduli siapa pun yang dipilihnya, dia akan menyinggung perasaan pangeran lainnya yang berpengaruh. Pada saat itu, dia pasti akan mendapat masalah."Kamu juga nggak perlu terburu-buru, Ayahanda memberimu waktu untuk mempertimbangkannya. Kamu bisa memeriksa dengan baik pangeran mana yang lebih berpotensi atau sesuai dengan keinginan kediaman Raja Atlandia," kata Misandari."Hah ... benar-benar merepotka
"Tuan Jaka, kenapa Pangeran Naim ingin bertemu denganku pada larut malam ini?" tanya Luther yang berpura-pura tidak tahu maksud Naim."Pangeran dengar Pangeran Gerald sudah kembali ke Midyar dan ingin bernostalgia dengan Anda. Malam ini bulan sangat indah, sangat cocok untuk minum bersama," jawab Jaka dengan menundukkan kepala."Tuan Jaka, bagaimana kalau lain kali saja? Malam ini aku benar-benar sangat lelah, hanya ingin pulang dan tidur. Aku pasti akan berkunjung lain kali," kata Luther sambil membungkuk. Kata-kata itu tidak bohong. Hari ini, dia telah melewati beberapa pertarungan besar dan luka parahnya pun belum pulih. Ditambah lagi dengan tubuh dan pikiran yang kelelahan, dia benar-benar sangat ingin tidur dengan nyenyak. Namun, Misandari datang berkunjung, lalu raja memanggilnya dan sekarang bahkan orang utusan pangeran pertama pun muncul. Tidak ada waktu baginya untuk beristirahat."Pangeran Gerald, tuanku sudah menyiapkan hidangan dan sedang menunggu di rumah. Kalau Anda meras
"Kak Naim ...." Pada saat itu, Misandari dan Luther berjalan masuk ke aula utama bersama-sama.Melihat keduanya, Naim langsung bangkit dan tersenyum untuk menyambut mereka. "Misandari, sudah lama nggak bertemu."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke Luther dan berkata sambil tersenyum, "Ini pasti Gerald, 'kan? Sudah sepuluh tahun nggak bertemu, nggak disangka kamu berubah begitu banyak. Aku hampir saja nggak bisa mengenalimu.""Aku memberi hormat pada Pangeran Naim," kata Luther sambil membungkuk untuk memberi hormat.Naim segera mengulurkan tangan dan menahan Luther yang membungkuk. "Kita semua adalah saudara, nggak perlu begitu sungkan. Ayo duduk. Kalian nggak perlu terlalu formal, anggap saja ini rumah sendiri.""Terima kasih, Pangeran.""Terima kasih, Kak Naim."Luther dan Misandari mengucapkan terima kasih, lalu duduk di kursi di samping."Gerald, mohon maaf sudah memanggilmu di tengah malam seperti ini. Tapi, ada beberapa hal yang benar-benar mendesak, aku hara
Mutiara Sudama adalah salah satu dari tiga benda suci di dunia persilatan. Sama seperti Mutiara Spiritual, benda ini adalah harta karun yang didambakan oleh banyak orang. Mutiara ini sangat ajaib dan memiliki banyak kegunaan. Bukan hanya bisa menghancurkan semua ilusi, juga bisa memecahkan banyak formasi yang rumit. Jika tersesat dalam ilusi atau terperangkap dalam formasi, bisa segera menemukan celahnya dengan mutiara ini.Selain itu, Mutiara Sudama ini juga berperan penting dalam pertempuran. Semua metode serangan, titik kelemahan, dan serangan mematikan musuh bisa segera diketahui dengan mutiara ini. Mutiara ini bahkan memiliki keunggulan alami dalam hal mencari dan menilai harta karun. Apakah barang itu benar-benar sebuah harta karun, berapa nilainya, dan tersembunyi di mana, semuanya bisa langsung diketahui dengan mutiara ini.Luther tidak menyangka ternyata ada harta karun seperti ini yang tersembunyi di kediaman pangeran pertama.Naim tersenyum dan berkata, "Gerald, matamu benar
"Tubuhku lemah sejak kecil. Aku mudah lelah. Lagian, aku seorang cendekiawan. Apa gunanya sumber energi naga itu untukku? Ambil saja. Kamu calon Raja Atlandia. Negara akan menjadi makin makmur kalau kamu makin hebat. Kalau aku berkesempatan menjadi pewaris takhta, kita bisa sama-sama menciptakan kejayaan," ujar Naim sambil menepuk bahu Luther.Jelas, ada makna tersirat dari ucapan Naim. Setelah Luther menerima barang berharga itu, dia harus membantu Naim untuk mendapatkan kekuasaan. Dengan begitu, mereka akan sama-sama untung."Terima kasih, Yang Mulia." Luther tidak bisa menolak lagi. Lagi pula, Mutiara Sudama memegang peran penting dalam menemukan sumber energi naga. Sumber energi itu bisa meningkatkan basis kultivasi dengan cepat. Mungkin, Luther bisa mencapai tingkat apsara dalam waktu singkat.Bagi pesilat mana pun, ini adalah godaan yang sungguh besar. Meskipun bertentangan dengan hati nurani, Luther tetap harus menerima hadiah itu.Setelah mengobrol sesaat di aula, keduanya sepe
"Apa yang terjadi?" tanya Luther. Begitu tersadar kembali, dia baru mendapati dirinya jatuh ke pelukan Misandari.Misandari mengenakan pakaian yang lebar sehingga Luther tidak bisa melihat bentuk badannya. Namun, begitu bersentuhan, Luther baru tahu bahwa payudara wanita ini begitu besar."Apa yang kamu lakukan?" tanya Misandari yang merasa malu sekaligus kesal."Maaf, aku nggak sengaja. Mobil rem mendadak tadi, jadi aku kehilangan keseimbangan ...," jelas Luther yang merasa canggung."Kamu belum cukup menyentuhnya? Cepat singkirkan tanganmu!" bentak Misandari."Maaf, maaf sekali." Luther buru-buru menarik tangannya kembali. Ternyata, manusia tidak boleh terlalu lelah atau reaksi mereka akan menjadi lamban."Apa yang terjadi di luar?" tanya Misandari dengan lantang."Ada yang menghalangi jalan kita," jawab sopir."Menghalangi jalan di tengah malam begini? Jangan-jangan mereka pembunuh?" tanya Misandari sambil menyibakkan tirai jendela mobil. Kemudian, dia turun dari mobil.Luther menep
"Gimana kalau aku bersikeras ingin pulang?" tanya Luther dengan ekspresi dingin."Kami hanya melaksanakan perintah. Tolong jangan mempersulit kami," sahut Hawi tanpa berniat mengalah sedikit pun. Sementara itu, Pasukan Zirah Perak di belakang tampak berwaspada. Mereka seperti siap untuk membawa pergi Luther secara paksa jika Luther menolak."Lagi pula, kita sudah di sini. Sepertinya nggak masalah kalau bertemu dengan Kak Nolan sebentar. Nggak ada salahnya berteman, 'kan?" ujar Misandari sambil menyenggol Luther sedikit.Sekarang bukan waktunya untuk bersikap keras kepala. Meskipun merasa kantuk dan lelah, Luther tetap harus menahan diri. Bagaimanapun, Luther akan terkesan lancang jika menolak mengunjungi kediaman Nolan, tetapi mengunjungi kediaman Naim. Dengan karakter Nolan, pria itu pasti akan mengambil tindakan."Ya sudah, tolong tuntun jalan," ucap Luther yang menarik napas dalam-dalam. Dia mencoba untuk tidak mengamuk. Jangan sampai penolakannya ini mendatangkan kerepotan yang ber