Alhasil, bukannya untung, mereka malah buntung. Bukan hanya setumpuk Salep Peremajaan itu tidak terjual, tetapi uang yang mereka investasikan juga terbuang sia-sia.Seketika, Keluarga Suratman dan Keluarga Ghanim berada dalam krisis besar. Sebaliknya, hal ini tidak terjadi kepada Keluarga Chuwardi. Mereka justru menjadi keluarga kelas satu karena mendapatkan dukungan dari kedua keluarga kerajaan itu.Bukan hanya keuntungan yang berlimpah, tetapi koneksi mereka juga menjadi sangat luas hingga melampaui keluarga kaya lainnya. Dengan situasi seperti ini, Keluarga Chuwardi bisa saja menjadi keluarga terkaya dalam 3 bulan. Ketika saat itu tiba, akan terjadi perubahan pada jajaran sembilan keluarga kaya di Midyar.....Malam hari, di ruang rapat Keluarga Ghanim. Sebagai kepala keluarga, Giotto mengajak Lemar selaku Kepala Keluarga Suratman untuk berdiskusi. Orang lain yang menghadiri rapat ini hanya Julia, Yudas, dan beberapa keturunan resmi."Apa yang sebenarnya terjadi? Sebelumnya kamu bil
"Sudahlah, nggak ada gunanya membahas masalah ini sekarang. Sebaiknya kita pikirkan solusi untuk mengatasi masalah ini." Flanna yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.Flanna adalah orang yang lugas dan cekatan, juga tidak mudah mengaku kalah. Dia akan mencari peluang untuk menebus kekalahan kali ini."Dua keluarga kerajaan sudah muncul untuk memberi dukungan. Bisnis Salep Peremajaan ini nggak mungkin bisa dijalankan lagi." Lemar menghela napas, lalu mendongak dan meneruskan, "Giotto, biasanya kamu punya banyak ide. Apa ada cara untuk mengurangi kerugian?""Aku nggak kepikiran untuk sekarang," sahut Giotto dengan ekspresi tidak berdaya. Kalau punya cara, dia tidak mungkin duduk di sini dengan perasaan gelisah."Ayah, aku punya ide!" Julia tiba-tiba terpikir akan sesuatu sehingga berseru demikian."Ide apa? Coba katakan." Minat Giotto langsung terbangkitkan. Yang lainnya pun mendengarkan dengan saksama."Formula Salep Peremajaan didapat dari Luther. Apa mungkin dia punya formula yang se
Luther, Berry, Hemdar, dan lainnya sedang berkumpul. Mereka mengobrol sambil minum-minum. Hari ini, peresmian perusahaan baru mereka sukses besar. Ketiganya sama-sama mendapatkan keuntungan berlimpah. Setelah semuanya beres, mereka pun datang ke Restoran Sultan untuk merayakannya."Hahaha! Hari ini seru sekali! Yudas dan Julia akhirnya rugi besar! Aku nggak bisa menahan tawaku kalau memikirkan ekspresi masam mereka!" ucap Hemdar sambil mengangkat gelasnya tinggi-tinggi. Sejak awal, dia sudah tidak menyukai Yudas dan Julia. Beberapa hari lalu, mereka bahkan datang mengancam kakaknya. Hari ini, amarahnya akhirnya terlampiaskan."Semua ini berkat koneksi Tuan Hemdar. Keluarga Angelo dan Keluarga Paliama sampai bersedia datang. Kalau nggak, mana mungkin kita bisa mendapatkan kehormatan seperti ini? Ayo, aku akan bersulang untukmu," sahut Berry sambil tersenyum dan mengangkat gelasnya."Sebentar ...." Hemdar tertegun sesaat, lalu bertanya, "Bukannya dua keluarga kerajaan itu diundang Keluar
"Eh?" Hemdar menatap Luther yang menghentikannya. Dia tak kuasa termangu, lalu bertanya, "Aneh? Apanya yang aneh?"Kemudian, Hemdar mengendus-endus anggur itu dan berkata dengan heran, "Aromanya wangi dan tahan lama, nggak ada yang aneh kok.""Ini memang anggur berkualitas baik, tapi ada sesuatu di dalamnya. Kalau meminumnya, kalian bisa mati," jelas Luther dengan sungguh-sungguh."Apa ada racun di dalamnya?" Hemdar mengernyit, lalu meletakkan gelasnya dengan perlahan dan menatap dua pengawalnya. Dia bertanya dengan dingin, "Apa yang terjadi?"Sebelum pelayan diizinkan masuk, pengawal selalu menguji makanan dan minuman yang dibawa dengan jarum perak untuk memastikan semuanya aman."Tuan, kami sudah memeriksanya tadi, nggak ada racun apa pun," ujar salah satu pengawal sembari menggeleng."Aku juga melihatnya dengan mata kepala sendiri, jarum perak itu nggak berubah warna," ucap Eira dengan nada datar."Luther, apa analisismu salah?" tanya Hemdar dengan bingung. Dia bisa tidak memercayai
"Tangkap dia untuk diinterogasi!" Eira segera melambaikan tangan untuk memerintahkan dua bawahannya. Mereka tidak akan melepaskan siapa pun yang terlihat mencurigakan."Kalian pergi ke dapur, tanya apa ada orang asing yang keluar masuk. Kalian pergi periksa rekaman CCTV. Semua yang datang ke restoran ini malam ini harus diinterogasi!" perintah Eira tanpa berbasa-basi. Saat berikutnya, para pengawal langsung berpencar untuk melaksanakan tugas."Tuan, maafkan kelalaianku. Aku hampir membuat kesalahan besar, hukum saja aku," ujar Eira yang membungkuk meminta maaf."Ini bukan kesalahanmu. Metode jahat seperti ini memang tak terduga," sahut Hemdar dengan raut wajah serius."Apa kalian berseteru dengan orang baru-baru ini?" tanya Berry tiba-tiba."Seharusnya nggak ada." Hemdar menggeleng. "Aku jarang menampakkan diri, jadi nggak mungkin menyinggung orang."Kemudian, kelopak mata Hemdar sontak berkedut. Dia melanjutkan, "Sebentar! Apa mungkin ... ini perbuatan Keluarga Ghanim dan Keluarga Sur
Malam berangsur larut.Saat ini, di sebuah rumah tua kuno di pinggiran Kota Narata. Yudas mondar-mandir di ruang tamu dengan meletakkan kedua tangan di belakang punggungnya. Ekspresinya dipenuhi kegelisahan.Demi melawan Luther dan lainnya, Yudas sampai mencari ahli dari Sekte Sihir untuk membantu. Kemampuan ahli ini jauh lebih hebat dari Master Justin yang sebelumnya. Akan tetapi, tingkahnya memang agak aneh dan sulit ditebak.Selain itu, ahli ini juga memiliki hobi unik, yaitu suka menyiksa wanita di ranjang. Hanya dalam satu malam, dia telah menyiksa 3 wanita hingga sekujur tubuh mereka dipenuhi luka dan sekarat. Mereka jelas terlihat begitu cantik sebelum masuk, tetapi menjadi begitu menyedihkan saat keluar.Ahli ini tidak memiliki belas kasihan pada wanita. Orang seperti ini sangat sulit untuk dihadapi. Kalau tidak hati-hati, Yudas mungkin tidak tahu bagaimana caranya mati nanti.Krek .... Saat ini, pintu kamar di seberang tiba-tiba terbuka. Kemudian, tampak seorang pria tua berju
Ketika mendarat, kainnya pun terbuka sehingga sebuah benda seperti bola bergelinding keluar. Ternyata, itu adalah kepala manusia."Buset!" Yudas terperanjat dan mundur beberapa langkah. Wajahnya terlihat pucat pasi. Dia tahu bahwa itu adalah kepala murid Caraka.Ekspresi Caraka tampak masam. Tatapannya menjadi dingin saat memekik, "Siapa kamu? Beraninya kamu membunuh muridku! Besar sekali nyalimu!""Jadi, kamu yang menaruh cacing darah di anggur kami?" Sosok hitam itu perlahan-lahan keluar dari kegelapan, lalu berhenti di depan pintu masuk.Ketika cahaya redup mengenai wajah sosok itu, kelopak mata Yudas sontak berkedut. "Lu ... Luther? Kenapa kamu bisa di sini?""Tindakan kalian sudah terlalu tercela, aku sudah tahu semuanya. Jadi, sekarang aku datang untuk membuat perhitungan dengan kalian," ujar Luther dengan tidak acuh."Membuat perhitungan? Cih! Kamu kira siapa kamu? Beraninya kamu bertindak lancang di hadapan Master Caraka! Benar-benar cari mati!" Yudas meludah, lalu bersembunyi
"Bubuk Kutu dari Sekte Sihir? Hm, menarik juga," gumam Luther sambil memicingkan mata. Dia bisa merasakan sesuatu, yaitu Caraka ini bukan tokoh biasa, melainkan elite Sekte Sihir."Oh? Ternyata kamu juga dari dunia persilatan? Pantas saja, kamu tahu trik yang kugunakan," ucap Caraka sambil mengamati Luther. Dia pun tidak begitu meremehkan Luther lagi.Serangan mendadak tadi tidak akan bisa dihalangi oleh pesilat biasa. Sementara itu, Luther hanya meniup sesaat untuk menyelesaikan krisis. Sungguh luar biasa!"Ah! Wajahku! Wajah tampanku!" Yudas yang telah berhenti menggaruk sontak menutupi wajahnya sambil berteriak histeris. Kemudian, dia memerintahkan dengan lantang, "Master Caraka! Bunuh dia untukku! Aku ingin dia mati tragis!""Bising!" Ekspresi Caraka seketika menjadi masam. Dia melayangkan pukulan kepada Yudas, sampai-sampai membuatnya terhempas cukup jauh. Suasana hatinya memang selalu tidak menentu."Bocah, karena kita sama-sama dari dunia persilatan, aku akan mengampuni nyawamu