“Lancang!” Prajurit berpakaian merah sangat gusar saat ini. Dia langsung menghunuskan pedang di pinggangnya hendak memulai pertarungan.“Tuan Luther, kalau kamu serahkan Jamur Tujuh Warna kepadaku, aku pasti akan melepaskan kalian berdua. Kalau kamu berani menolak, kalian akan mati!” ancam Kimtara.“Dengan kekuatan kalian, kalian malah ingin membunuhku? Apa kalian sanggup?” Luther tertawa terbahak-bahak.“Kalau kamu nggak percaya, kamu boleh mencobanya?” Kimtara menjentikkan jari tangannya.“Swoosh!” Prajurit berpakaian merah segera mengarahkan pedang ke sisi Luther. Dia pun menunjukkan senyuman menghina. “Kalian Negara Drago hanyalah pecundang. Hari ini aku akan beri pelajaran kepada kalian!”“Apa katamu?” Raut wajah Luther menjadi dingin. Aura membunuhnya terlintas di wajahnya.Sekitar 80 tahun silam, Negara Dikara pernah menjajah Negara Drago. Pada saat itu, Negara Drago baru selesai dari peperangan. Negara sedang kekurangan personel. Negara Dikara malah memanfaatkan kesempatan untu
Tinjuan Luther menembus dada prajurit berpakaian merah. Darah segar pun bercucuran di atas lantai.“Ergh ….” Prajurit berpakaian merah terbengong di tempat. Dia menunduk menatap tinjuan yang menembus dadanya dengan tatapan tidak percaya. Bukankah warga Negara Dikara hanyalah pecundang? Bukankah prajurit Negara Drago sangat lemah? Kenapa? Kenapa lelaki di hadapannya ini bisa sehebat ini? Dengan rasa kaget, takut, dan tidak rela, prajurit berpakaian merah jatuh berbaring di atas lantai. Dia pun meninggal dengan rasa benci.“Dasar nggak tahu diri!” Luther menunjukkan wajah sinisnya. Lantaran amarahnya masih belum reda, dia pun menginjak kepala prajurit berpakaian merah dengan kuatnya.“Bamm!” Terdengar suara yang sangat keras. Kepala prajurit berpakaian merah bagai semangka yang meledak di tempat. Jasad seketika tak berwujud lagi.Biasanya Luther tidak akan menganiaya jasad. Hanya saja, ucapan prajurit berpakaian merah tadi telah menyentuh batas kesabarannya. Saking kesalnya, dia bahkan
Jangan-jangan bocah ini adalah monster?“Giliranmu sekarang!” Tiba-tiba Luther mengangkat kepalanya. Tatapan tajamnya seketika tertuju pada Kimtara yang gemetar.“Tuan Luther, kita bisa bicara dengan baik-baik, nggak usah menggunakan pedang. Aku akan kembalikan wanitamu kepadamu. Aku akan pergi, nggak akan muncul di hadapanmu lagi!”Kimtara merasa panik, segera mengakui kekalahan. Semua rencana yang disusunnya malah telah dihancurkan oleh satu tebasan pedang lawan. Sungguh mengerikan!“Sejak kamu menculik wanita itu, kamu sudah ditakdirkan untuk meninggal. Sekarang sudah terlambat untuk mengatakan semuanya.” Tidak terlihat ekspresi apa-apa di wajah Luther. Dia mengangkat pedangnya dengan perlahan.“Berhenti!” Pada saat ini, terdengar suara jeritan dari depan pintu. Disusul, Osiris membawa prajurit-prajurit memasuki pabrik. Irish, Nowy, dan yang lain juga ada di dalam sana.“Kalian datang tepat pada waktunya. Orang-orang Negara Dikara ini telah menculik Lufita. Kalian bisa tangkap dan b
“Emm?” Kening Luther berkerut ketika melihat ponsel diremuk hingga hancur. Raut wajahnya seketika menjadi serius.Luther sungguh tidak menyangka Osiris akan melakukan perilaku seperti ini. Di bawah tatapan semua orang, dia malah menghancurkan barang bukti demi melindungi Kimtara. Apa Osiris menganggap Luther sebagai angin lalu?Saat ini, bahkan Kimtara sendiri juga terbengong di tempat. Padahal bukti sudah terpampang jelas di depan mata, dia mengira hidupnya akan segera berakhir. Siapa sangka Osiris akan berbuat seperti ini. Semuanya di luar dugaan Kimtara.“Kak Kimtara, kamu nggak usah panik. Selama ada aku, nggak ada yang bisa melukaimu,” ucap Osiris dengan tegas.Osiris juga tidak peduli dengan masalah penculikan Lufita. Hanya saja, sepertinya ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan baik dengan Kimtara. Mana mungkin Osiris akan melepaskannya? Siapa pun tahu Keluarga Antama masuk peringkat 10 besar keluarga terhebat di Negara Dikara.“Dengan adanya bantuan Kak Osiris, aku pun
Osiris tersenyum dingin. “Buka matamu lebar-lebar dan lihat sekitar. Semuanya adalah anggotaku. Kalau kamu berani bertindak sembarangan, aku jamin kamu akan segera ditembak!”“Tuan Luther, peluru itu sangat mengerikan. Lebih baik kamu mengakui kekalahanmu,” timpal Kimtara dengan tersenyum bangga.Kebiasaan buruk warga Negara Drago masih belum berubah. Masih banyak sekali konflik internal mereka. Tentu saja, Kimtara merasa gembira dengan situasi sekarang.“Luther! Kalau kamu nggak ingin mati, lebih baik kamu menyerah saja. Kalau nggak, nggak ada gunanya kamu menyesal nantinya!” Irish dan yang lainnya sungguh arogan.“Osiris, kalian yang memulai.” Luther memperingati dengan dingin, “Berhubung aku hormat dengan Pak Dennis, aku nggak akan melukaimu. Kalau kalian segera meninggalkan tempat ini, aku anggap nggak pernah terjadi apa-apa. Kalau kamu bersikeras ingin melindungi anggota Negara Dikara, jangan salahkan aku bersikap nggak sungkan!”“Nggak sungkan? Hehehe ….” Osiris tersenyum, lalu m
“Berhenti!” Saat Luther sedang memukul Osiris dengan sadisnya, tetiba terdengar suara jeritan dari belakang.Luther spontan menoleh. Kemudian, tampak sosok Lufita yang sudah siuman. Dia terlihat sangat kaget dan tidak percaya. Dia sungguh tidak menyangka akan melihat gambaran seperti ini ketika melebarkan kedua mata.Lufita juga tidak mengerti kenapa Luther mesti memukul kakak sepupunya?“Kak Luther, apa yang lagi kamu lakukan?” Lufita mengerutkan keningnya merasa bingung.“Osiris telah memutarbalikkan fakta. Aku hanya membantu Pak Dennis untuk beri pelajaran kepadanya agar nggak berjalan ke jalan yang salah. Perbuatannya akan mencelakai dirinya sendiri,” ucap Luther dengan terus terang.“Omong kosong!” Irish segera membantah, “Lufita, Luther telah menculikmu. Untung saja kami datang tepat waktu. Sekarang kakakmu malah dipukulinya. Coba kamu lihat kakakmu itu, dia sudah dipukul hingga memar!”“Iya! Lelaki itu memang berengsek. Setelah wajah aslinya terbongkar, dia malah marah dan meluk
Kimtara sungguh kaget. Dia segera merespons, “Nona Lufita, maaf telah bersikap lancang sebelumnya. Tapi masalah penculikan memang adalah ide Luther. Kami dibayar untuk melakukan penculikan. Kalau aku tahu Nona Lufita berasal dari Keluarga Morgana, aku pasti nggak berani melakukannya.” Kimtara membungkuk menunjukkan sikap tulusnya.“Lufita, apa kamu sudah dengar? Sekarang bukti sudah sangat kuat. Luther adalah dalang di balik penculikan ini!” Osiris langsung menimpali.“Betul! Aku bisa bersaksi semua ini memang adalah ulah Luther!” Irish juga melakukan pembelaan.“Kami semua juga bisa jadi saksi! Lelaki itu terlalu licik. Demi bisa mendapat kedudukan tinggi, dia malah tega menghalalkan segala cara!” Nowy menambahkan.“Kami semua bisa bersaksi! Luther yang sudah membunuh semua orang. Sekarang dia malah memfitnah kami!”Pada saat ini, semua orang keluar untuk bersuara. Dengan adanya suara mereka, fitnahan pun telah berubah menjadi kenyataan.Lufita sungguh bingung. Dia yang tidak memiliki
“Bamm!” Terdengar suara keras yang mengagetkan semua orang.Semua orang melihat ke arah datangnya suara. Tampak Osiris dipukul hingga menyangkut di dalam dinding. Kemudian, tampak juga darah tak berhenti mengalir dari hidungnya. Nasib Osiris tampak sangat mengenaskan.“Kak Osiris!”“Tuan!”Semua orang tersadar dari bengongnya. Raut wajah mereka juga spontan berubah. Semuanya bergegas maju untuk mengeluarkan Osiris dari dalam tembok, lalu segera mengobatinya.“Luther! Beraninya kamu melukai Tuan Osiris? Besar sekali nyalimu!” ucap Irish dengan kaget dan murka.“Luther! Kalau terjadi apa-apa sama Kak Osiris, nyawamu pasti akan melayang!” jerit Nowy.“Apa kalian buta? Jelas-jelas Osiris menyerangku duluan, aku hanya melakukan perlindungan diri saja,” jelas Luther dengan dingin.“Aku nggak nampak apa-apa, aku hanya nampak kamu melukainya. Aku sarankan kamu untuk segera menyerah. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri akibatnya!” Terlukis ekspresi galak di wajah Irish.“Betul! Segera menyerah s
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te