Share

Bab 1095

“Kak Luther!” Ketika menyadari Luther hendak pergi, Lufita merasa gugup. Dia segera mengejar langkah Luther, lalu berkata dengan penuh rasa bersalah, “Kak Luther, maaf sekali. Aku juga nggak menyangka Pak Yamada akan datang. Semua ini salahku. Kamu jangan marah, ya.”

“Lufita, aku nggak lagi marah. Dari sudut pandang dokter, aku juga berharap ayahmu bisa sembuh. Sayangnya, nggak ada yang memercayaiku.” Luther menggeleng. Dia sudah mengingatkan berkali-kali, tapi tidak ada yang menganggap ucapannya. Dia juga tidak tahu harus berbuat apa lagi.

“Kak Luther, aku percaya sama kamu, tapi ….” Lufita terdiam.

Ibunya Lufita telah membuat keputusan, Lufita sebagai anak juga tidak bisa melakukan apa-apa.

“Lufita, nggak apa-apa. Kamu kembali ke kamar dulu. Aku pergi minum kopi di luar. Kalau kamu butuh bantuanku, kamu bisa telepon aku kapan saja.” Luther menepuk-nepuk pundak Lufita dengan tersenyum.

“Baiklah.” Lufita mengangguk, lalu berjalan ke dalam kamar pasien dengan rasa bersalah. Dia sungguh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rucia Martin
knapa ga ada bonus iklannya bos
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status