Share

Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku
Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku
Author: Jiriana

Bab 1 Malam Panas

Author: Jiriana
last update Last Updated: 2023-10-25 18:35:03

“Ah …”

Suara desahan wanita serta napas menderu dari pasangan muda itu kini memenuhi kamar hotel.

“Apa kau tidak akan menyesali ini, Lucia?” tanya pria tampan yang sedang sibuk meninggalkan jejak merah di leher jenjang milik sang wanita. Tercium aroma alkohol yang kuat dari mulutnya saat dia berbicara.

Kungkungan pria pemilik nama Dean Anderson itu membuat Lucia tak memiliki ruang untuk bergerak. Belum lagi kecupan-kecupan yang diberikannya, mengakibatkan sang wanita seolah larut ke dalam perbuatan panas mereka.

“Ti—tidak,” jawab Lucia tersipu. Jemari wanita itu menyisir rambut hitam sang pria.

Mendengar persetujuan dari Lucia, Dean tak menunggu waktu lama, dan segera menyentuh wanita itu lebih jauh.

Samar-samar Lucia merasakan sekujur tubuhnya meremang ketika tangan hangat Dean menyentuh tubuhnya.

Manik segelap malam serta senyuman tipis dari sang pria membuat Lucia semakin terhanyut dalam pesona Dean. Bisa jadi, itu juga alasan mengapa Lucia percaya dengan Dean untuk menjadi tunangannya.

“Percayalah padaku, Lucia. Kau akan menikmatinya,” bisik Dean dengan suara paraunya.

Detik selanjutnya, Lucia merasakan gelenyar aneh ketika bibir Dean mulai mendarat di bibirnya. Sentuhan lembut itu bibirnya begitu memabukkan membuat Lucia merasakan gelombang panas di tubuhnya semakin besar dan tidak terkendali.

Sentuhan demi sentuhan terus tercipta hingga sekujur tubuhnya seperti terbakar, nampaknya efek obat di dalam tubuhnya bekerja lebih cepat dari sebelumnya.

Kamar yang semula dingin dan hening, perlahan menjadi panas dan penuh gairah. Waktu terus berlalu, Dean akhirnya berhenti dan menarik Lucia dalam dekapannya.

*****

Kring!

Dering alarm dari ponselnya seketika membuat Lucia membuka matanya. Wanita itu mengerutkan keningnya, mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam yang membuat dirinya tak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya.

Detik berikutnya, matanya langsung terbelalak ketika bayangan semalam melintas di benaknya. Dia baru ingat, semalam, dia melepaskan kesuciannya kepada tunangannya sendiri!

Seketika, adegan demi adegan terus berputar di pikirannya hingga membuat wajahnya memerah. Dia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya karena merasa sangat malu, tidak menyangka kalau dirinya dan Dean melakukan itu semalam.

Setelah berhasil mengusir bayangan-bayangan itu, Lucia akhirnya menyapu ke seluruh kamar dengan pandangannya. “Dean?”

Setelah wanita itu tidak mendapati Dean di manapun, Lucia bangun dari tidurnya, menyingkap selimut dan berniat untuk turun dari ranjang. Namun, belum sempat wanita itu menggerakkan seluruh tubuhnya, Lucia tiba-tiba merasakan sakit pada intinya.

“Aw!” rintihnya.

Saat akan turun dari tempat tidur, matanya tidak sengaja melihat bercak merah terang menempel di seprai berwarna putih. Bercak merah itu sebagai tanda kalau dia sudah menyerahkan dirinya seutuhnya pada pria yang sangat dia cintai.

“Dean, apa kau di kamar mandi?” Lucia memanggil tunangannya setelah membungkus tubuhnya kembali dengan selimut.

“Dean!” Lucia meninggikan suaranya karena tidak mendapatkan sahutan apa pun dari pria itu.

“Ke mana dia?” gumam Lucia dengan dahi berkerut. “Apa dia sedang sarapan di bawah?”

Saat Lucia larut dalam pikirannya, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dia meraih ponsel yang berada di atas nakas kemudian mengangkat panggilan telepon tersebut.

Terdengar suara wanita paruh baya menyapa indra pendengaran Lucia ketika benda pipih berwarna hitam itu menempel di telingannya.

"Lucia, kau di mana? Kenapa tiba-tiba menghilang saat pesta semalam?"

Lucia membenahi selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya lalu berkata, "Bu, tunggu aku pulang. Nanti aku jelaskan."

"Baiklah. Segera pulang. Ayahmu mencarimu sejak semalam."

"Iya."

Lucia menyudahi pembicaraan dengan ibunya, lantas menghubungi Dean. Tiga kali dia menghubungi pria itu, tapi tak ada satu pun panggilan yang dijawab oleh Dean. Lucia memutuskan untuk mengirimkan pesan padanya kemudian berjalan menuju kamar mandi. Dia harus segera pulang setelah membersihkan dirinya.

"Kau dari mana saja?" Ibu Lucia menarik tangan anaknya menuju ruangan kerja suaminya, tidak ingin suaminya mendengar percakapan mereka berdua. "Apa kau tahu ayahmu hampir saja melaporkan berita kehilanganmu pada polisi karena kau tiba-tiba menghilang?"

Lucia duduk di sofa dengan wajah lesu diikuti oleh ibunya. Semalam, orang tuanya memang menghubunginya. Namun, Lucia abaikan. "Aku bersama Dean semalam, Bu. Dia sedang tidak sehat jadi aku menemani di apartemennya."

Mendengar itu, perasaan ibunya menjadi lega. Jika putrinya bersama dengan Dean, tidak ada yang perlu dicemaskan lagi. "Kenapa tidak bilang? Jika ibu tahu kau dengan Dean, ibu tidak akan khawatir."

Wajah Lucia mendadak muram. "Maafkan aku, Bu. Aku lupa memberitahumu karena khawatir dengan keadaan Dean."

"Bagaimana keadaan Dean sekarang?" tanya Nyonya Helia, raut wajahnya terlihat cemas.

Nyonya Helia hampir saja melupakan keadaan calon menantu idamannya itu. Siapa pun pasti sangat senang memiliki menantu seperti Dean yang berasal dari keluarga paling kaya di kota Y. Banyak keluarga kaya yang ingin menjadikannya menantu, selain karena tampan dan kaya, Dean juga berasal dari keluarga yang sangat dihormati banyak orang.

"Dia baik-baik saja sekarang, Bu."

"Bagus kalau begitu." Ibu Lucia pun merasa lega. Namun, saat melihat wajah lesu putrinya, dia pun mengernyit kemudian bertanya dengan heran. "Kenapa wajahmu terlihat lelah?"

Tidak ingin ibunya curiga, Lucia segera merubah mimik wajahnya menjadi tersenyum, meskipun itu hanya senyuman tipis. "Aku hanya kurang tidur karena menjaga Dean semalam, Bu."

"Kalau begitu lebih baik kau istirahat."

Lucia mengangguk lemah lalu berdiri. Ketika melihat cara berjalan anaknya sedikit aneh, Ibu Lucia mengerutkan keningnya. "Lucia, ada apa denganmu? Kenapa kau berjalan seperti itu?"

Lucia seketika menghentikan langkah kakinya dengan tubuh menegang. Wajahnya langsung pucat pasi dan jantungnya berdebar kencang karena takut ibunya mengetahui kejadian semalam. Meskipun mereka sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah, tapi tetap saja orang tuanya akan kecewa kalau mengetahui kejadian semalam.

"Apa terjadi sesuatu denganmu dan Dean semalam?" tatap Ibu Lucia penuh selidik sambil menghampiri anaknya yang sedang berdiri memunggunginya.

Sekujur tubuh Lucia mendadak menjadi dingin ketika ibunya sudah berdiri di hadapannya. "Aku ... semalam aku tidak sengaja terjatuh di kamar mandi Dean, Bu. Kakiku terkilir, maka dari itu aku berjalan seperti ini."

"Benarkah?"

Melihat tatapan memicing dari ibunya, Lucia mencoba untuk meyakinkan ibunya kembali. Ibunya tidak boleh tahu mengenai kejadian semalam. "Bu, aku sungguh tidak apa-apa. Tidak terjadi apa pun antara aku dan Dean."

"Baiklah. Ibu percaya."

Usai berbicara dengan ibunya, Lucia naik ke kamarnya. Dia langsung berjalan menuju kamar mandi untuk berendam. Intinya masih terasa sakit dan tubuhnya terasa sangat pegal jadi dia memutuskan untuk berendam untuk membuat tubuhnya menjadi rileks.

Satu jam berlalu, Lucia akhirnya keluar dari kamar mandi. Dia mengeringkan rambutnya setelah itu berbaring di ranjang. Tangannya terulur menggapai ponselnya yang berada di atas nakas dan memeriksa ponselnya. Ternyata ada satu pesan dari Dean.

[Aku keluar kota selama 2 hari. Jangan mencariku ataupun menghubungiku]

Related chapters

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 2 Mengunjungi Dean

    "Aku ingin bertemu Dean," ucap Lucia sambil melewati meja sekretaris Dean. “Tunggu, Nona Lucia! Ada tidak boleh masuk!” Langkah Lucia langsung terhenti ketika dihadang oleh sekretaris Dean. “Kenapa tidak boleh?” tanya Lucia dengan alis menyatu. “CEO Dean sedang sibuk dan tidak bisa diganggu saat ini.” “Aku hanya ingin bertemu dengannya sebentar.” “Maaf, Nona. Tidak bisa.” Sekretaris Dean kembali menghalangi Lucia saat akan menerobos masuk ke dalam ruangan bosnya. “CEO Dean melarang siapa pun masuk ke dalam.” Karena terus dihalangi oleh sekretaris Dean, Lucia menjadi tidak sabar. “Minggir! Jangan halangi aku.” “Anda tidak bo—” Lucia tidak menghiraukan larangan sekretaris Dean dan tetap berjalan menuju ruangan tunangannya dengan langkah cepat. Pagi itu, Lucia bergegas ke kantor Dean. Pasalnya, sejak kejadian di hotel malam itu, mereka belum pernah bertemu kembali karena Dean masih di luar kota. Namun, betapa terkejutnya Lucia ketika pintu ruangan Dean tiba-tiba te

    Last Updated : 2023-10-26
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 3 Berita Mengejutkan

    Melihat sahabatnya terdiam, Renata kembali bertanya. “Lucia, kenapa diam saja?” Sentuhan tangan Renata pada lengannya seketika membuyarkan lamunan Lucia. “Itu … sebenarnya ….” Lucia terlihat ragu saat akan menjawab pertanyaan Renata. Bukannya, dia tidak mau berterus terang pada sahabatnya, tapi dia malu untuk mengakuinya.“Apa video itu hanya rekayasa?” tebak Renata lagi sebelum Lucia sempat menjawab pertanyaannya tadi. Video yang dimaksud oleh Renata adalah video ketika Lucia menghabiskan malam bersama dengan Dean di hotel malam itu. Meskipun pencahayaan di kamar tersebut redup dan sedikit gelap. Namun, wajah wanita di dalam vidio itu masih bisa dikenali dan bisa dipastikan pemeran wanita itu adalah Lucia. Selain wajah Lucia yang bisa dikenali, suara wanita dalam video tersebut juga terdengar sangat jelas dan itu semakin menguatkan dugaan orang kalau pemeran wanita itu memang Lucia. Berbeda dengan pemeran wanitanya, pemeran pria dalam video itu justru tidak terlihat jelas, dikarena

    Last Updated : 2023-10-26
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 4 Mencarinya

    “Apa?” Tubuh Lucia lemas diikuti tatapan kosong dan wajah memucat.“Asistennya datang menemui ayahmu dan menyampaikan pesan kalau Dean tidak akan menikahimu,” kata Nyonya Helia. “Tidak hanya itu, dia juga batal memberikan dana ke perusahaan kita."Pandangan Lucia seperti berputar, perlahan buram, detik kemudian tubuhnya ambruk ke lantai.“Lucia ...!” Ibu Lucia beserta semua orang yang ada di dalam kamar tersebut berlari ke arah Lucia dengan panik.*******Lucia terus menghubungi nomor telpon Dean. Namun, tidak pernah diangkat olehnya, begitu pun ponsel asisten pribadinya. Tidak ada satu pun dari mereka yang mengangkat telponnya, padahal Lucia sudah menelponnya berkali-kali. Sudah 2 hari ini Lucia mengurung diri kamar. Dia tidak berani keluar karena semenjak berita pernikahannya batal dan vidionya tersebar di internet, semua wartawan berkemah di depan rumahnya.Ketika Lucia masih mencoba untuk menelpon ponsel Dean, pintu kamarnya diketuk dari luar dan selanjutnya pintu terbuka. Ibunya

    Last Updated : 2023-10-26
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 5 Berakhir Sudah

    “Tidak. Itu tidak benar.” Lucia menggeleng kuat lalu bangun dari tidurnya. "Bu, aku yakin tadi itu Dean. Dia yang sudah membawaku ke sini. Aku melihatnya berlari ke arahku sebelum aku jatuh pingsan." Mata Nyonya Helia berkabut, melihat anaknya begitu mencintai Dean, padahal sudah jelas kalau dia sudah dicampakkan. "Lucia ... dengarkan ibu." Nyonya Helia memegang bahu anaknya dengan lembut, lalu berkata, "Yang berlari ke arahmu adalah petugas keamanan keluarga Anderson dan yang mengantarmu ke sini bukan Dean, melainkan orang lain. Ibu sudah bertemu dengan orang membawamu ke sini dan dia adalah pengendara yang melintas di depan kediaman Anderson." Tubuh Lucia langsung lemas dan tatapannya menjadi kosong setelah mendengar itu. Dia nampak sangat kecewa saat mengetahui itu. Dia sebenarnya masih belum percaya kalau orang lain yang membawanya ke rumah sakit karena dia sangat yakin kalau yang berjalan ke arahnya sebelum dia jatuh pingsan adalah Dean. Anggap dia salah lihat, tapi bagai

    Last Updated : 2023-10-26
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 6 Kembali Lagi

    3 tahun kemudian, Negara S tepatnya di kota N.Seorang wanita berambut panjang dengan sedikit gelombang di ujungnya berjalan dengan pelan menuju apartemen yang berada di ujung dengan wajah lelah. Wanita itu adalah Lucia, dia baru saja pulang bekerja sore itu. Ketika memasuki apartemennya, dia melihat temannya sedang berada di ruang tamu kecil apartemen mereka."Kenapa baru pulang?" tanya Wenny, teman yang selama dua tahun ini tinggal bersamanya di apartemen yang mereka sewa bersama."Sedang banyak pekerjaan," jawab Lucia sambil meletakkan tasnya di sofa. "Aku mandi dulu."Setengah jam berlalu, Lucia keluar dari kamar mandi dan duduk di sebelah Wenny, kemudian mengeringkan rambutnya setelah menghidupkan hairdryer. Ini adalah rutinitas Lucia setelah bekerja yaitu mandi dan bersantai di ruangan keluarga. Biasanya, mereka berdua menikmati makanan ringan sambil mengobrol. Mulai dari obrolan ringan higga berat. Tidak jarang juga mereka mencurahkan isi hati ketika sedang memiliki masalah, ap

    Last Updated : 2023-11-14
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 7 Kondisi yang Sebenarnya

    "Ini, Nona." Petugas itu kembali memberikan kertas itu kembali, kemudian mempersilahkan Lucia untuk lewat.Dengan langkah cepat, Lucia menarik kopernya sembari menyapu pandangannya ke seluruh area bandara yang masih bisa dijangkau oleh matanya. Sosok tadi sudah menghilang, hanya terlihat sekumpulan orang yang tidak dikenal, berlalu-lalang di hadapanya. Lucia mencoba melihat ke sekelilingnya sekali lagi. Namun, dia tidak juga menemukan keberadaan pria yang mirip Dean."Mungkin aku salah lihat atau mungkin hanya mirip," monolog Lucia lirih seraya menunduk dengan wajah kecewa.Tidak ingin terlalu banyak berpikir, Lucia memutuskan untuk segera pulang. Sebelum menaiki taksi, dia memandang lurus depan dan terdiam selama beberapa detik. Ada jejak keraguan dalam ekspresi wajahnya ketika akan melangkah. Apalagi saat mengingat dia akan kembali untuk tinggal di kota Y lagi, perasaannya semakin tidak menentu.Meskipun dalam hati dia terus mencoba menengkan dirinya. Namun, tidak bisa dipungkiri bah

    Last Updated : 2023-11-15
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 8 Tidak Sengaja Bertemu

    Pria itu tersenyum ke arah Lucia lalu berkata, "Hai, Lucia, lama tidak bertemu."Lucia tertegun sebentar lalu membalas sapaan pria itu dengan wajah canggungnya. Pria itu adalah tuan muda dari keluarga Farez. Namanya Julian Farez, Lucia dan Julian dulunya berteman dekat, tapi mereka harus terpisah karena Julian pindah ke kota lain yang jauh dari kota Y."Bagaimana kabarmu?" Julian bertanya dengan ramah dan lembut. Sikapnya masih seperti dulu, ketika mereka masih dekat.Dengan perasaan canggung Lucia menjawab dengan nada rendah. "Baik."Entah mengapa 3 tahun tidak bertemu dan berkomunikasi dengan Julian membuat Lucia menjadi canggung, padahal dulunya mereka dekat. Meskipun dulunya mereka jarang bertemu karena jarak, tapi Julian sering menemui Lucia jika dia sedang berada di kota Y."Kapan kau kembali? Aku dengar kau pergi keluar negeri 3 tahun yang lalu."Teringat kembali kejadian 3 tahun yang lalu, Lucia jadi merasa malu. Waktu it

    Last Updated : 2023-11-15
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 9 Dianggap Orang Asing

    “Dean lihat, aku bawa siapa?”Seketika orang yang ada di ruangan itu menatap ke arah Victor secara bersamaan, termasuk Dean yang sedang duduk di sofa paling ujung dengan pencahayaan yang sedikit redup."Aku membawa Lucia." Pandangan semua orang pun tertuju pada wanita yang berada di belakang Victor ketika pria itu menggeser tubuhnya ke samping kanan. Suasana langsung hening saat melihat wanita yang dimaksud oleh Victor adalah Lucia. Ketika tatapan Lucia dan Dean bertabrakan, ada sedikit riak di netra hitam milik Dean. Sepertinya dia sedikit terkejut melihat keberadaan Lucia di club itu. Keduanya saling menatap selama beberapa detik sebelum akhirnya Dean menarik pandangannya dengan wajah tak acuh."Aku tidak sengaja bertemu dengannya jadi aku membawanya ke sini."Di dalam ruangan itu, tidak hanya ada Dean, ada dua pria lagi di dalam sana yaitu Peter dan juga Fandy, anak dari pemilik dari club malam itu. Club tersebut d

    Last Updated : 2023-11-16

Latest chapter

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Memulai Hidup Baru)

    "Bernice, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk membawa Jensen." Lucia memeluk adik Dean dengan mata yang memerah. Setelah pulang dari pusat perbelanjaan, Lucia langsung meminta Dean untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Bernice dirawat. Setelah itu, Dean mengantar ibunya untuk pulang ke apartemen. Jadi saat ini, mereka hanya berdua. "Jensen tidak akan kembali. Dia sudah memiliki kehidupan baru dengan orang lain. Tolong relakan dia. Aku yakin suatu saat nanti, kau akan menemukan pria yang tulus mencintaimu," ucap Lucia dengan suara bergetar. "Kau bisa melampiaskan kemarahanmu padaku, kapan pun kau mau. Aku berjanji akan menebus kesalahan kakakku seumur hidupku." Lucia tidak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi dia berusaha tahan. Tubuh bergetar, karena berusaha meredam suara tangisnya. "Akan kulakukan apa pun demi kesembuhanmu." Hening selama beberapa saat. Setelah itu, tiba-tiba saja Lucia mendengar suara lirih Bernice, "Kak, aku mau pulang." Lucia

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Pertemuan Lucia dengan Gevin)

    "Lucia, aku ke toilet dulu," kata Dean sambil berdiri. "Kau tunggu di sini dulu." "Baiklah." Saat ini, mereka sedang berada di restoran yang ada di pusat perbelanjaan di kota Bristol. Mereka baru saja dari rumah sakit sebelum ke sana. Rencananya mereka akan kembali ke kota Y tiga hari lagi. Itu sebabnya, mereka ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter kandungan sekaligus meminta surat izin untuk melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk pulang ke negaranya, Dean sengaja menyewa seorang Dokter Kandungan selama mereka melakukan penerbangan, karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya selama penerbangan. Beruntung Dean menggunakan jet pribadi. Jadi, segala sesuatunya sudah diurus sedemikian rupa demi kenyaman Lucia selama penerbangan. Sudah 4 hari Dean berada di Bristol. Jadi, dia harus segera kembali ke kota Y, dikarenakan banyak pekerjaan yang sudah menunggunya. Sebenarnya, Lucia masih ingin di Bristol menemani Bernice dan ibu mertuanya. Hanya saja, Dean melarangnya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 127 Fokus Pada Masa Depan (END)

    "Kau yakin tidak mau dirawat?" tanya Dean setelah keluar dari ruangan Dokter Kandungan. Mereka baru saja selesai memeriksakan kehamilan Lucia. Setelah istrinya bangun dan selesai sarapan, Dean langsung mengajaknya ke rumah sakit. Dia sangat khawatir dengan kondisi janin dalam perut istrinya, mengingat bagaimana semalam dia menggempur istrinya. Selain itu juga, Lucia belum pernah memeriksakan lagi kehamilannya semenjak mengetahui dirinya hamil seminggu yang lalu. Itu sebabnya, dia mengajak istrinya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Lucia yang juga ingin tahu tentang janin dalam kandunganya, tidak menolak ketika Dean mengajaknya untuk ke rumah sakit. Lagi pula, dia memang sengaja menunggu Dean karena ingin memeriksakan kehamilannya bersama suaminya. "Aku baik-baik saja, Dean. Kau dengar sendiri bukan apa yang dikatakan oleh Dokter tadi?" Dean mengangguk ringan, kemudian tersenyum tipis. Setelah mengetahui tidak terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, dia baru bisa bernapas

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 126 Hamil

    "Bu, di mana istriku?" Dean bertanya sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang duduk di sofa ruangan keluarga. Dean baru saja tiba di apartemen yang disewa ibunya selama tinggal di Bristol. "Dia di kamarnya," jawab Nyonya Arnetta. "Kenapa kau baru ke sini?" Dean menggulung lengan kemejanya setelah itu berkata, "Ada sedikit masalah di perusahaan, jadi terpaksa aku memundurkan penerbanganku." "Istrimu sudah menunggumu sejak dua hari yang lalu. Kasihan dia kecewa saat tahu kau tidak jadi ke sini. Sudah dua hari ini dia nampak sedih dan lesu." Dean sedikit terkejut mendengar itu. Pasalnya, setiap berkomunikasi dengan istrinya, Lucia tidak pernah menampilkan raut wajah sedih dan kecewa. "Apa dia sedang sakit?" "Dia sedang tidak enak badan. Sejak kemarin dia—" Belum usai ibunya bicara, Dean langsung memotong setelah mendengar istrinya tidak enak badan. "Aku akan menemuinya." "Dean istrimu sedang ..." Dean bergegas menuju kamar yang ditempati Lucia tanpa menunggu penjelasan lengk

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 125 Tidak Mau Menikah Dengannya

    "Di mana Carissa?" tanya Dean setelah asistennya masuk ke ruangan kerjanya. "Sedang dalam perjalanan, Tuan." "Lalu, Rebecca?" "Sudah di tempat yang Tuan perintahkan." Dean berpikir sebentar, lalu berkata, "Tunggu di bawah. Aku hubungi istriku dulu." Nolan menjawab seraya mengangguk, kemudian keluar dari ruangan itu. "Sayang, kau sedang apa?" tanya Dean setelah panggilan telponnya tersambung. "Baru selesai makan. Kau kapan ke sini?" Terdengar suara Lucia di ujung telpon. "Belum tahu. Pekerjaanku masih banyak." Tidak terdengar apa pun di sebrang sana hingga Dean kembali membuka suara, "Kenapa? Sudah merindukan aku?" "Bekerjalah, aku tutup dulu telponnya." Tahu kalau istrinya sedang marah, Dean segera berbicara, "Aku akan ke sana lusa." "Benarkah?" Suara Lucia terdengar antusias, tidak lesu seperti sebelumnya. "Kau tidak berbohong, kan?" "Tidak. Setelah urusanku selesai. Aku akan langsung terbang ke sana." Lucia terdengar memekik kegirangan. Sepertinya dia merasa sangat sen

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 124 Permintaan Lucia

    "Sayang, makanlah. Ini sudah sore." Dean sedang berusaha membujuk istrinya untuk makan, karena sejak pulang dari rumah sakit, Lucia langsung mengurung diri kamar hotel. Dia terus berbaring sambil melamun. Sudah berkali-kali Dean mengajaknya untuk makan, tapi Lucia menolak. Alasannya, karena dia tidak selera makan. Akhirnya Dean membiarkan istrinya untuk sendiri dulu. Dia tahu kalau istrinya itu masih terkejut dengan dengan kondisi Bernice. Jadi, butuh waktu untuk menerima kenyataan yang ada. "Aku belum lapar," jawab Lucia tanpa menoleh pada Dean. Lucia nampak sedang duduk di dekat dinding kaca kamarnya sembari menatap ke luar dengan tatapan kosong. Dean akhirnya menghampiri istrinya setelah meletakkan makanan yang tadi baru saja diambil dari atas nakas. "Tapi, kau harus tetap makan. Aku tidak mau kau sakit." Lucia memutar tubuhnya ke samping setelah suaminya berdiri tepat di sampingnya. "Nanti aku akan makan jika sudah lapar." "Kau masih memikirkan Bernice?” Lucia mengangguk deng

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 123 Menjadi Histeris

    "Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan meminta orang untuk mencarinya lagi." Dean akhirnya angkat bicara setelah melihat istrinya sejak tadi diam saja. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Bernice dirawat. Semenjak tidak berhasil mengikuti mobil hitam yang diduga dinaiki Jensen, Lucia menjandi murung. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi dia lebih banyak diam sejak kemarin. "Kita pasti bisa menemukannya. Jangan cemas lagi," ujar Dean sembari menatap istrinya yang duduk di sebelahnya. "Aku tidak mencemaskannya, tapi aku marah padanya." Suara Lucia mulai terdengar bergetar. "Bagaimana bisa dia hidup tanpa beban setelah menghancurkan hidup Bernice." Mata Lucia tampak mulai berkaca-kaca, dan tidak lama setelahnya, air matanya pun luruh begitu saja. Entah kenapa, belakangan ini dia merasa sangat sensitif. Mudah sekali menangis, padahal dulu dia tidak begitu. "Jika dia tidak peduli denganku, aku masih bisa memakluminya, tapi aku tidak bisa memaafkannya ka

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 122 Melihat Jensen

    "Kenapa tidak tidur?" tanya Dean lembut usai menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. "Tidak mengantuk?" Lucia menggeleng pelan seraya memainkan jemari tangannya di dada suaminya. Saat ini, dia sedang berbaring miring dengan kepala yang berada di lengan sang suami. Sementara itu, ada tangan Dean melingkar di pinggangnya. "Tidur sebentar. Setelah itu kita makan di bawah." Bagaimanapun, mereka belum beristirahat. Dia langsung mengajak istrinya ke rumah sakit tempat adiknya dirawat setelah tiba di Bristol. Di hotel pun, bukannya membiarkan istrinya istirahat, Dean justru menghajar istrinya tanpa ampun. Jadi, dia takut istrinya merasa lelah. "Aku tidak mengantuk." Lucia sudah lama tidur di pesawat, jadi wajar saja kalau tidak mengantuk. Meskipun dia merasa tubuhnya pegal, tapi matanya tidak mau terpejam. "Tidak lelah?" tanya Dean seraya menunduk ke bawah untuk melihat wajah istrinya. "Tidak." Tidak? Dean nampak mengerutkan kening. Istrinya terlalu tanggguh atau staminanya

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 121 Melepas Kerinduan

    Lucia mengurai pelukan Dean, mendongakkan kepada hingga netranya bertabrakan dengan mata hitam Dean. "Kau belum menjelaskan mengenai pertemuanmu dengan Carissa. Kenapa kau sering sekali bertemu dengannya di hotel berbeda?" Bukannya menjawab pertanyaan Lucia, Dean justru menarik senyuman sangat tipis di bibirnya, kemudian menggodan Lucia. "Kau sungguh berpikir aku memiliki hubungan dengan Carissa?" "Sudahlah. Percuma saja bertanya padamu." Wajah Lucia nampak cemberut, dia mendorong dada suaminya dengan pelan, kemudian bangkit, tapi Dean langsung menahan pinggangnya. "Mau ke mana?" "Tidak ke mana-mana," jawan Lucia acuh tak acuh. "Masih cemburu dengannya?" tanya Dean seraya mengamati eskpresi Lucia. Tatapannya begitu lekat hingga membuat Lucia menjadi salah tingkah. Melihat Lucia bungkam, Dean kembali tersenyum tipis. "Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Carissa. Aku bertemu dengannya, karena ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya." "Hal penting apa?" Dean mera

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status