Share

Bab 26. Sebuah foto

Erlangga menatap wajah Zahra yang tengah tersenyum manis padanya. Mengusap lembut juga terus menatap foto itu dengan dalam. Foto itu di ambilnya saat Erlangga dengan sengaja meminta Zahra berpose memberikan senyuman karena Erlangga ingin memotretnya.

"Satu, dua, tiga."

Cekreek!

"Perfect," ucap Erlangga dengan tersenyum lalu mengecup foto itu.

"Kak, kenapa di kecupin terus fotonya?"

"Pengennya orangnya sih, tapi kamu pasti nggak mau kan?"

"Janganlah, Kak. Kita belum muhrim." Zahra mengerucutkan bibirnya.

"Jangan cemberut, nanti malah beneran ku cium." Erlangga mencuil hidung Zahra.

"Iiissst, Kak. Jangan lakukan itu lagi, aku gak suka."

"Terus aku harus gimana, Hem? Nyium enggak boleh, nyuil enggak boleh, apa aku harus langsung menerkam mu?"

"Huwaaa." Zahra berlari saat Erlangga berusaha mengejarnya dengan tertawa bersuka cita.

Mereka begitu bahagia walau Erlangga seorang preman, mereka tak pernah melakukan hal-hal yang belum di perbolehkan sebelum mereka menjadi muhrim. Erlan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status