"Nanti malam ada sebuah undangan acara ulang tahun perusahaan, kamu ikut denganku jika kamu tidak pergi dengan Richard. Kita pergi bertiga dengan asisten pribadiku."
"Baik, Tuan!" Jawab Azalea."Kau masih memanggilku Tuan, Nyonya Pranata?" Dilan menatap Azalea dengan bibir yang terangkat sebelah."Anda pemilik perusahaan ini, jadi wajar saja jika saya memanggil Anda 'Tuan,' tapi saya harap, Anda tidak memanggil saya dengan panggilan Nyonya Pranata kembali, saya tidak ingin orang lain mengetahui status saya sebagai istri Tuan Richard." Azalea memasang wajah datar.Dilan menautkan alisnya karena merasa bingung mendengar Azalea tidak ingin diketahui sebagai Richard, yang kebanyakan para wanita menginginkan panggilan tersebut."Kenapa? Bukankah seharusnya kamu senang menjadi istri seorang Richard? Pemuda sukses dan ditakuti semua orang di kota ini?" tanya Richard."Tidak. Saya tidak ingin semua orang takut pada saya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa ada yang menjauh karena mengetahui status saya sebagai istri seorang Tuan Richard," ucap Azalea.Dilan pun mengangguk-anggukkan kepalanya. Meski Richard pengusaha kaya raya, tapi tidak ada media yang berani mengekspos kehidupan pribadi pria itu tanpa izin."Tapi, tidak ada hal lain yang kalian sembunyikan 'kan?" tanya Dilan menata Azalea curiga."Mau ada atau pun tidak, itu bukan urusan Anda, Tuan! Selain itu, saya tidak ingin orang-orang mengatakan bahwa saya sama sekali tidak cocok bersanding dengan Tuan Richard. Kita beda status, jadi jika orang tau tentang jati diri saya, maka saya hanya akan membuat Tuan Richard malu," ucap Azalea.Dilan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah, jika memang itu yang kamu inginkan, nanti malam kamu ikut! Aku akan mengenalkanmu pada beberapa teman bisnisku," ucap Dilan."Tapi, Tuan saya belum minta izin dan saya ... ""Apa Richard tahu kalau kamu bekerja?" Dilan menatap Azalea lekat.Tanpa berniat ingin melanjutkan ucapannya, wanita itu mengangguk, hingga membuat pria tersebut mengembangkan senyumnya."Ya sudah, kamu hubungi dia sekarang? Apakah dia mengizinkan kamu pergi atau tidak? Jika tidak, maka aku tidak akan memaksamu!" ucap Dilan.Azalea menghembuskan nafasnya yang terasa berat, lalu ia mengambil ponselnya untuk menghubungi sang suami. Akan tetapi, ia tersadar bahwa ia tidak memiliki nomor ponsel Richard maupun Reno."Kenapa?" tanya Dilan yang melihat wajah Azalea kebingungan."Maaf Tuan, saya belum sempat minta nomor suamiku," ucap Azalea tersenyum kaku.Mendengar Azalea tidak punya nomor suaminya, seketika tawa Reno pecah yang membuat Azalea menaikkan sebelah alisnya. "Apa ada yang lucu, Tuan?"Dilan menghentikan tawanya, lalu ia menatap Azalea yang memasang wajah kesal. "Tentu saja. Kalian suami istri gimana, sih? Masak iya kamu tidak punya nomor suami kamu sendiri?" Dilan menggeleng-gelengkan kepalanya.Azalea hanya terdiam, karena ia tidak ingin membicarakan tentang rumah tangganya pada siapapun, sementara Dilan mengambil ponselnya sendiri. "Baca nomor ponselmu!" titah Dilan."Untuk apa, Tuan?" tanya Azalea curiga."Kau sekretarisku Sekarang. Jika aku tidak punya nomor ponselmu, bagaimana aku bisa menghubungi kamu jika ada pekerjaan penting?"Azalea sejenak berpikir, dan ia pun pasrah, lalu menyerahkan nomor ponselnya pada sang atasan."Aku kirim nomor Richard ke nomormu! Hubungi dia sekarang!" Perintahnya.Azalea pun membuka pesan dari Dilan, lalu ia menghubungi nomor sang suami, tetapi sambungannya langsung terputus hingga membuat wanita itu mengerdilkan bahunya."Ditolak." Azalea menatap Dilan kecewa."Ya sudah, nanti saya pamit saat dia pulang saja," ucap Azalea tersenyum kaku."Jangan, takutnya dia langsung ke pesta jika dia tidak mengajakmu. Lebih baik kamu hubungi Reno saja!""Tapi, Tuan ... ""Ini perintah! Nomornya sudah aku kirim!" ucap Dilan.Azalea yang tidak punya pilihan, akhirnya ia mencoba menghubungi Reno dan beberapa saat kemudian Reno mengangkat panggilannya."Iya, Nona?""Aku ingin bicara sama Tuan Richard." Azalea."Maaf, Nona! Tuan Muda sedang rapat! Apa ada yang penting?" tanya Reno."Tidak! Aku hanya ingin memintaku izin menghadiri pesta malam ini," ucap Azalea."Baiklah, saya akan menyampaikan pesan Anda pada Tuan Muda!"Setelah itu, Reno melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO. Lalu, ia mengetuk pintu ruangan tersebut dengan begitu pelan."Masuk!" titah Richard dari dalam.Reno pun membuka pintu, dan ia pun mengalihkan tatapannya saat melihat pemandangan yang membuat ia begitu kesal."Ada apa?" tanya Richard yang memasang wajah datar.Pria itu duduk di kursi CEO dengan Wulan yang duduk di pangkuannya sambil terus memainkan dasi tanpa memperdulikan kehadiran Reno."Nona Azalea menghubungi Anda, Tuan! Nona minta Izin untuk pergi ke pesta malam ini," ucap Reno."Pesta?" Richard mengerutkan kening."Iya, Tuan!""Ya sudah, terserah dia saja!" ucap Richard dengan wajah tidak perduli.Setelah mendapatkan Izin dari Richard Azalea pun menyetujui untuk ikut dengan Dilan ke pesta, dan wanita itu pun di bawa ke salon untuk mengubah penampilannya. Azalea ingin menolak, tapi setelah ia berpikir bahwa acara tersebut adalah acara orang-orang besar, akhirnya ia mau mengikuti perintah Dilan untuk mengubah penampilannya yang sedikit kolot."Rimba, kamu tunggu di mobil saja, aku akan mengantar sahabatku ini ke dalam!" Dilan merangkul pundak Azalea hingga membuat wanita itu reflek mendorong tubuh sang CEO hingga hampir jatuh jika saja ia tidak berpegangan pada pintu mobil. "Ingat ya, Tuan! Saya sudah miliki suami." Azalea memperingatkan.Dilan tersenyum, lalu ia menyandarkan tubuhnya pada mobil dengan tangan yang ia lipat di depan dada. "Kau benar-benar profesional, tidak salah aku memilihmu!" Rimba yang melihat kelakuan atasannya menahan tawa, ia tahu sangat mengetahui karakter atasannya, dia tidak suka di goda tapi suka menggoda. Azalea yang tidak ingin meladeni atasannya
Dilan menunggu Azalea di mobil sambil membicarakan pekerja dengan Rimba karena pria itu adalah seseorang yang gila kerja dan tidak pernah memiliki kekasih. Dilan berpikir bahwa cinta hanya akan mengganggu kefokusannya, dan ia tidak ingin jatuh cinta pada siapapun jika cinta menghambat pekerjaannya.Setelah mengantar Azalea ke dalam dan meminta pegawai salon untuk mengubah penampilan Azalea, Richard Kemabli ke mobil dan membicarakan pekerjaan kembali di mobil tersebut.30 Menit menunggu tidak terasa karena di dalam mobil, Dilan terus bekerja dan bekerja hingga akhirnya pria itu menghentikan kerjaannya saat Rimba mengalihkan tatapannya dan mengatakan bahwa Azalea sudah keluar dari salon. Seketika Dilan mengangkat kepalanya, lalu beralih menatap Azalea dengan tatapan yang dipenuhi dengan ketakjuban. "Itu benar Azalea?" "Sepertinya iya, Tuan! Lihat saja, dia melangkah ke sini di antar pegawai salon 'kan? terus siapa lagi kalau dia bukan Nona Azalea?" Rimba bertanya balik.Dilan terus m
Ikhlas tapi berat, Sakit tapi bahagia, benci tapi cinta, ingin marah tapi tidak bisa. Begitulah yang di rasakan Azalea saat ia tidak punya pilihan lain dan harus menikah dengan pria yang lebih pantas di sebut binatang buas.Namun siapa sangka, meskipun ia tidak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang setelah menjadi seorang istri, Ia malah jatuh cinta pada sosok pria yang terkenal dengan kekejamannya tersebut.*********"Saya mohon, Tuan muda! Jangan jebloskan saya ke Penjara. Saya tidak bermaksud untuk berkhianat, tapi istriku sedang kritis di rumah sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar." Seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai manager marketing di perusahaan itu, kini duduk bersimpuh di lantai dengan kepala yang tertunduk."Jika berani berbuat, kamu harus berani bertanggung jawab!" jawab Sekretaris dari sang Tuan muda.Sementara CEO itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dan hanya berdiri di jendela ruangan tersebut sambil memandangi indahnya pembangunan kot
"Apa, yah?" Seorang gadis kini menatap Jeremy saat ia mengatakan tentang kesepakatannya dengan Ricard."Maafkan ayah, Lea! Tapi jika kamu tidak mau menikah dengan Tuan muda Ricard, bukan hanya ayah yang akan menderita, tapi ibumu juga akan menanggung akibatnya. Kamu tahu sendiri bukan siapa Tuan Ricard?" Jeremy menatap putri tirinya yang ia panggil Lea itu dengan wajah memelas."Kenapa kau begitu tega menjual ku seperti ini? Apakah selama ini kamu belum puas membuat hidupku dan ibuku menderita, hah? Jangan pikir aku tidak tahu apapun tentang kamu." Azalea menatap ayah tirinya itu dengan wajah merah padam. "Apa maksudmu, Nak?" Jeremy menatap Azalea dengan pura-pura bersedih."Jangan panggil aku, Nak! Selama ini aku mencoba bersabar dan berharap kamu berubah, tapi apa?" Azalea menjeda ucapannya. "Sekarang kamu makin melunjak dan malah menjual ku pada pria yang lebih pantas disebut binatang!" teriak Azalea dengan suara yang menggelar.Jeremy pun menghapus air matanya, lalu ia menatap w
"Jika Anda tidak bisa membaca, biar saya yang akan bacakan!" Reno mengambil kertas yang di pegang oleh Azalea. Sementara Azalea terus menatap wajah Ricard, dengan Ricard yang tidak mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut, hingga membuat tatapan keduanya bertemu. Jika Azalea menatap wajah Ricard dengan mata sayunya, sementara Ricard menatap Azalea dengan wajah datar tanpa ekspresi.**************Surat kontrak pernikahan Yang bertanda tangan di bawah ini Pihak 1. Ricard Angga Pranata. Pihak 2. Azalea Maharani.1. Pihak kedua harus memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.2. Pihak kedua tidak boleh mencampuri kehidupan pribadi pihak pertama. Begitu pun sebaliknya.3. Pihak pertama akan memenuhi kebutuhan pihak kedua termasuk biaya pengobatan ibu pihak kedua.4. Pihak kedua di larang mencintai pihak pertama dan harus menerima keputusan pihak pertama kapanpun pihak pertama ingin bercerai.5. Pihak pertama bisa mengubah apapun dan kapanpun yang tertera di surat perjanjian di atas s
Setelah selesai membersihkan diri, Azalea keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di atas dada. Tetesan air dari ujung rambutnya ia kibas-kibaskan hingga membuat seseorang yang sedang memperhatikannya menekan saliva.Kulit putih mulus dengan lekukan tubuh yang sempurna. Ia tidak pernah menyangka bahwa dibalik penampilan yang begitu sederhana ternyata ada kesempurnaan yang tidak di ketahui orang lain. Karena Azalea terbiasa menggunakan pakaian longgar dengan syal yang selalu melingkar di lehernya.Azalea terus melangkah menuju meja rias tanpa menyadari kehadiran seseorang yang duduk di atas ranjang sambil terus memperhatikan dirinya. Begitu sampai di depan cermin, tatapannya kini langsung terarah pada pantulan cermin yang menampakkan seorang pria yang telah sah menjadi suaminya itu duduk di ranjang sambil menatapnya lekat."Aaaa ..." teriak Azalea reflek. Ricard yang kesal mendengar teriakan sang istri, ia langsung melempar Azalea dengan bantal yang ada di dekat
"Maaf, Tuan! Apakah kita akan satu kamar?" tanya Azalea yang selalu mencoba memberanikan diri untuk menatap sang suami."Masuk!" titah Richard yang membuat Azalea terlonjak dan langsung mengikuti ucapan pria tersebut. "Dasar suami durhaka, bisa-bisa aku punya riwayat penyakit jantung jika begini setiap hari." Azalea membatin sambil terus melangkah mengikuti perintah Richard. Wanita itu melewati sang suami yang masih menatapnya tajam dengan Richard yang juga masuk ke dalam dan langsung menutup pintu kamarnya.Sementara Azalea kini berdiri mematung di tengah-tengah kamar dengan wajah yang terlihat begitu kesal.Richard yang melihat hal itu, ia melangkah menuju sofa, dan ddengan kaki yang berjuntai ke bawah. "Layani aku!" titah pria tersebut.DegSeketika Azalea menoleh menatap pria itu dengan wajah terkejut dengan pikiran yang melayang kemana-mana."Bukankah dalam surat perjanjian kita, tidak ada peraturan yang seperti itu?" tanya Azalea mehanan rasa kesal.Tanpa menjawab pertanyaan san
Sepasang pengantin baru itu duduk di meja makan dalam keheningan, lalu Richard bangkit lebih dulu dengan Azalea yang ikut beranjak dan reflek menghalangi langkah sang suami dengan berdiri di hadapannya. "Maaf, Tuan! Saya ingin minta Izin," ucap Azalea dengan wajah tertunduk. "Katakan!" Azalea tersenyum, lalu ia memberanikan diri untuk menatap sang suami. "Aku ingin bekerja, Tuan!" jawab Azalea. Richard mengerutkan kening, lalu ia mengambil dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu yang di letakkan pada telapak tangan gadis itu."Kau tidak perlu bekerja, uang itu sudah cukup untuk membiayai hidupmu," ucap Richard seraya memasang wajah dingin.Azalea pun menggenggam kartu itu, lalu ia tersenyum sambil menatap Richard dengan penuh ketulusan."Saat ini kartu ini memang untuk saya, Tuan! Karena Sudah menjadi kewajiban Anda menafkahi saya selama menjadi istri Anda." Syena menundukkan pandangannya karena terlalu sulit untuk menatap mata suaminya tanpa rasa takut."Aku tidak punya banyak wak
Dilan menunggu Azalea di mobil sambil membicarakan pekerja dengan Rimba karena pria itu adalah seseorang yang gila kerja dan tidak pernah memiliki kekasih. Dilan berpikir bahwa cinta hanya akan mengganggu kefokusannya, dan ia tidak ingin jatuh cinta pada siapapun jika cinta menghambat pekerjaannya.Setelah mengantar Azalea ke dalam dan meminta pegawai salon untuk mengubah penampilan Azalea, Richard Kemabli ke mobil dan membicarakan pekerjaan kembali di mobil tersebut.30 Menit menunggu tidak terasa karena di dalam mobil, Dilan terus bekerja dan bekerja hingga akhirnya pria itu menghentikan kerjaannya saat Rimba mengalihkan tatapannya dan mengatakan bahwa Azalea sudah keluar dari salon. Seketika Dilan mengangkat kepalanya, lalu beralih menatap Azalea dengan tatapan yang dipenuhi dengan ketakjuban. "Itu benar Azalea?" "Sepertinya iya, Tuan! Lihat saja, dia melangkah ke sini di antar pegawai salon 'kan? terus siapa lagi kalau dia bukan Nona Azalea?" Rimba bertanya balik.Dilan terus m
Setelah mendapatkan Izin dari Richard Azalea pun menyetujui untuk ikut dengan Dilan ke pesta, dan wanita itu pun di bawa ke salon untuk mengubah penampilannya. Azalea ingin menolak, tapi setelah ia berpikir bahwa acara tersebut adalah acara orang-orang besar, akhirnya ia mau mengikuti perintah Dilan untuk mengubah penampilannya yang sedikit kolot."Rimba, kamu tunggu di mobil saja, aku akan mengantar sahabatku ini ke dalam!" Dilan merangkul pundak Azalea hingga membuat wanita itu reflek mendorong tubuh sang CEO hingga hampir jatuh jika saja ia tidak berpegangan pada pintu mobil. "Ingat ya, Tuan! Saya sudah miliki suami." Azalea memperingatkan.Dilan tersenyum, lalu ia menyandarkan tubuhnya pada mobil dengan tangan yang ia lipat di depan dada. "Kau benar-benar profesional, tidak salah aku memilihmu!" Rimba yang melihat kelakuan atasannya menahan tawa, ia tahu sangat mengetahui karakter atasannya, dia tidak suka di goda tapi suka menggoda. Azalea yang tidak ingin meladeni atasannya
"Nanti malam ada sebuah undangan acara ulang tahun perusahaan, kamu ikut denganku jika kamu tidak pergi dengan Richard. Kita pergi bertiga dengan asisten pribadiku." "Baik, Tuan!" Jawab Azalea. "Kau masih memanggilku Tuan, Nyonya Pranata?" Dilan menatap Azalea dengan bibir yang terangkat sebelah. "Anda pemilik perusahaan ini, jadi wajar saja jika saya memanggil Anda 'Tuan,' tapi saya harap, Anda tidak memanggil saya dengan panggilan Nyonya Pranata kembali, saya tidak ingin orang lain mengetahui status saya sebagai istri Tuan Richard." Azalea memasang wajah datar. Dilan menautkan alisnya karena merasa bingung mendengar Azalea tidak ingin diketahui sebagai Richard, yang kebanyakan para wanita menginginkan panggilan tersebut."Kenapa? Bukankah seharusnya kamu senang menjadi istri seorang Richard? Pemuda sukses dan ditakuti semua orang di kota ini?" tanya Richard."Tidak. Saya tidak ingin semua orang takut pada saya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa ada yang menjauh karena m
Sesampainya di kantor, Richard langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO, sementara para karyawan membungkukkan kepala saat Richard melewati mereka. Richard berjalan penuh wibawa dengan tatapan yang berhasil membuat semua orang begitu takut padanya.Begitu tiba di depan ruangannya ia membuka pintu perlahan, lalu ia langsung disambut seorang wanita yang sudah ia ketahui kedatangannya."Hai," sapa Richard dengan bibirnya yang melengkung."I Miss you," ucap gadis tersebut."Tumben kamu ada waktu untuk datang ke kantorku?" Richard melangkah mendekati wanita yang sangat ia cintai. Wanita itu adalah Wulan, kekasih Richard yang sangat Richard cintai, namun wanita itu menolak untuk menikah dengan Richard, karena ia ingin meneruskan karirnya sebagai publik figur.Richard selalu di desak oleh orang tuanya agar segera menikah, hingga akhirnya ia memilih untuk menikahi wanita lain agar orang tuanya tidak terus menerus mencarikan pria itu jodoh. Richard memilih Azalea, karena ia tahu bahwa
Sepasang pengantin baru itu duduk di meja makan dalam keheningan, lalu Richard bangkit lebih dulu dengan Azalea yang ikut beranjak dan reflek menghalangi langkah sang suami dengan berdiri di hadapannya. "Maaf, Tuan! Saya ingin minta Izin," ucap Azalea dengan wajah tertunduk. "Katakan!" Azalea tersenyum, lalu ia memberanikan diri untuk menatap sang suami. "Aku ingin bekerja, Tuan!" jawab Azalea. Richard mengerutkan kening, lalu ia mengambil dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu yang di letakkan pada telapak tangan gadis itu."Kau tidak perlu bekerja, uang itu sudah cukup untuk membiayai hidupmu," ucap Richard seraya memasang wajah dingin.Azalea pun menggenggam kartu itu, lalu ia tersenyum sambil menatap Richard dengan penuh ketulusan."Saat ini kartu ini memang untuk saya, Tuan! Karena Sudah menjadi kewajiban Anda menafkahi saya selama menjadi istri Anda." Syena menundukkan pandangannya karena terlalu sulit untuk menatap mata suaminya tanpa rasa takut."Aku tidak punya banyak wak
"Maaf, Tuan! Apakah kita akan satu kamar?" tanya Azalea yang selalu mencoba memberanikan diri untuk menatap sang suami."Masuk!" titah Richard yang membuat Azalea terlonjak dan langsung mengikuti ucapan pria tersebut. "Dasar suami durhaka, bisa-bisa aku punya riwayat penyakit jantung jika begini setiap hari." Azalea membatin sambil terus melangkah mengikuti perintah Richard. Wanita itu melewati sang suami yang masih menatapnya tajam dengan Richard yang juga masuk ke dalam dan langsung menutup pintu kamarnya.Sementara Azalea kini berdiri mematung di tengah-tengah kamar dengan wajah yang terlihat begitu kesal.Richard yang melihat hal itu, ia melangkah menuju sofa, dan ddengan kaki yang berjuntai ke bawah. "Layani aku!" titah pria tersebut.DegSeketika Azalea menoleh menatap pria itu dengan wajah terkejut dengan pikiran yang melayang kemana-mana."Bukankah dalam surat perjanjian kita, tidak ada peraturan yang seperti itu?" tanya Azalea mehanan rasa kesal.Tanpa menjawab pertanyaan san
Setelah selesai membersihkan diri, Azalea keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di atas dada. Tetesan air dari ujung rambutnya ia kibas-kibaskan hingga membuat seseorang yang sedang memperhatikannya menekan saliva.Kulit putih mulus dengan lekukan tubuh yang sempurna. Ia tidak pernah menyangka bahwa dibalik penampilan yang begitu sederhana ternyata ada kesempurnaan yang tidak di ketahui orang lain. Karena Azalea terbiasa menggunakan pakaian longgar dengan syal yang selalu melingkar di lehernya.Azalea terus melangkah menuju meja rias tanpa menyadari kehadiran seseorang yang duduk di atas ranjang sambil terus memperhatikan dirinya. Begitu sampai di depan cermin, tatapannya kini langsung terarah pada pantulan cermin yang menampakkan seorang pria yang telah sah menjadi suaminya itu duduk di ranjang sambil menatapnya lekat."Aaaa ..." teriak Azalea reflek. Ricard yang kesal mendengar teriakan sang istri, ia langsung melempar Azalea dengan bantal yang ada di dekat
"Jika Anda tidak bisa membaca, biar saya yang akan bacakan!" Reno mengambil kertas yang di pegang oleh Azalea. Sementara Azalea terus menatap wajah Ricard, dengan Ricard yang tidak mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut, hingga membuat tatapan keduanya bertemu. Jika Azalea menatap wajah Ricard dengan mata sayunya, sementara Ricard menatap Azalea dengan wajah datar tanpa ekspresi.**************Surat kontrak pernikahan Yang bertanda tangan di bawah ini Pihak 1. Ricard Angga Pranata. Pihak 2. Azalea Maharani.1. Pihak kedua harus memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.2. Pihak kedua tidak boleh mencampuri kehidupan pribadi pihak pertama. Begitu pun sebaliknya.3. Pihak pertama akan memenuhi kebutuhan pihak kedua termasuk biaya pengobatan ibu pihak kedua.4. Pihak kedua di larang mencintai pihak pertama dan harus menerima keputusan pihak pertama kapanpun pihak pertama ingin bercerai.5. Pihak pertama bisa mengubah apapun dan kapanpun yang tertera di surat perjanjian di atas s
"Apa, yah?" Seorang gadis kini menatap Jeremy saat ia mengatakan tentang kesepakatannya dengan Ricard."Maafkan ayah, Lea! Tapi jika kamu tidak mau menikah dengan Tuan muda Ricard, bukan hanya ayah yang akan menderita, tapi ibumu juga akan menanggung akibatnya. Kamu tahu sendiri bukan siapa Tuan Ricard?" Jeremy menatap putri tirinya yang ia panggil Lea itu dengan wajah memelas."Kenapa kau begitu tega menjual ku seperti ini? Apakah selama ini kamu belum puas membuat hidupku dan ibuku menderita, hah? Jangan pikir aku tidak tahu apapun tentang kamu." Azalea menatap ayah tirinya itu dengan wajah merah padam. "Apa maksudmu, Nak?" Jeremy menatap Azalea dengan pura-pura bersedih."Jangan panggil aku, Nak! Selama ini aku mencoba bersabar dan berharap kamu berubah, tapi apa?" Azalea menjeda ucapannya. "Sekarang kamu makin melunjak dan malah menjual ku pada pria yang lebih pantas disebut binatang!" teriak Azalea dengan suara yang menggelar.Jeremy pun menghapus air matanya, lalu ia menatap w