Setelah selesai membersihkan diri, Azalea keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di atas dada. Tetesan air dari ujung rambutnya ia kibas-kibaskan hingga membuat seseorang yang sedang memperhatikannya menekan saliva.
Kulit putih mulus dengan lekukan tubuh yang sempurna. Ia tidak pernah menyangka bahwa dibalik penampilan yang begitu sederhana ternyata ada kesempurnaan yang tidak di ketahui orang lain. Karena Azalea terbiasa menggunakan pakaian longgar dengan syal yang selalu melingkar di lehernya.Azalea terus melangkah menuju meja rias tanpa menyadari kehadiran seseorang yang duduk di atas ranjang sambil terus memperhatikan dirinya. Begitu sampai di depan cermin, tatapannya kini langsung terarah pada pantulan cermin yang menampakkan seorang pria yang telah sah menjadi suaminya itu duduk di ranjang sambil menatapnya lekat."Aaaa ..." teriak Azalea reflek.Ricard yang kesal mendengar teriakan sang istri, ia langsung melempar Azalea dengan bantal yang ada di dekatnya hingga mengenai kepala wanita tersebut.Azalea pun mengambil bantal yang dilemparkan sang suami dan melempar balik, namun dengan sigap Richard berhasil menangkapnya saat bantal yang Azalea lemparkan melayang tepat di depan wajahnya.Setelah itu, Richard menurunkan bantal itu hingga membuat Azalea dapat melihat tatapan sang suami yang menatapnya dengan begitu dingin."Untuk apa kau berteriak? Kau pikir tubuhmu menarik?" Ricard beranjak dari ranjang, lalu ia melangkahkan kakinya mendekati sang istri."Aaaa ... !" Azalea berteriak kembali dan hendak lari untuk menjauhi pria tersebut.Namun, Ricard mencekal pergelangan tangan Azalea kasar, hingga membuat wanita itu balik badan dan langsung membentur tubuh pria itu. Tangan Azalea pun gemetar, namun ia tetap berusaha tenang dan memberanikan diri untuk menatap sang suami."Kau mau apa? Apa kau ingin membunuhku?" tanya Azalea ketakutan.Tidak ada jawaban dari pria tersebut, namun ia langsung mengangkat tangan Azalea yang di genggamannya dan menyerahkan paper bag yang sengaja Richard bawa untuk istrinya tersebut."Cepat ganti baju! Keluargaku menunggu kedatangan kita! Aku akan menunggumu di sini!" Richard membalik tubuh Azalea dan mendorong tubuh wanita itu hingga Azalea hampir jatuh jika saja tidak berpegangan pada dinding."Dasar Monster!" umpat Azalea, namun ia hanya mengucapkan di dalam hati."Apa kamu mengatakan sesuatu?" tanya Richard yang kini melipat tangannya di dada.Wanita itu langsung mengangguk, lalu menggeleng. "Aku tidak mengucapkan apapun, Tuan!" ucap Azalea.Setelah itu, Azalea langsung melangkah ke kamar mandi dan membawa paper bag pemberian Richard.Karena kesal, Azalea terus mengumpat pria yang telah sah menjadi suaminya di dalam hati. "Ingin rasanya ku cekik lehernya yang kek jerapah itu!""Apa?" tanya Richard yang masih melihat Azalea mematung memunggunginya."Tidak ada apa-apa, Tuan!" Azalea buru-buru masuk ke kamar mandi dan menutupnya kasar hingga membuat pria itu kesal.***Beberapa saat kemudian, Azalea sudah selesai mengganti pakaian. Setelah itu, Azalea melangkah menuju meja rias dan hendak menyisir rambutnya, namun Ricard mengambil alih dan membantu wanita tersebut."Tuan ... ""Diam!" titah Richard dengan wajah datar.Azalea pun pasrah dan hanya menatap pantulan wajah suaminya dari cermin. "Andai kita menikah karena saling mencintai, mungkin hari ini aku sudah menjadi wanita yang paling bahagia di dunia." Azalea membatin."Sekarang kita kembali ke Mansion! Kamu tidak boleh berdandan jika di luar kamar, karena kecantikanmu hanya untukku," ucap Ricard yang masih terus memasang wajah datar."Hari ini aku mendengar dia banyak bicara, kenapa? Jika di hadapan semua orang dia bahkan seperti seseorang yang bisu?" Azalea membatin sambil menatap pantulan suaminya dengan wajah bingung.Setelah itu, Richard menarik pergelangan tangan sang istri, dan membawanya pergi dari kamar hotel itu untuk pulang."Ah, katanya aku tidak boleh mencintai dia? Tapi jika dia bersikap seperti ini aku jadi takut. Aku takut nantinya akan tersentuh." Azalea menatap pergelangan tangannya yang di genggam erat oleh suaminya tersebut.Begitu sampai di parkiran, beberapa orang terlihat menunggunya, dan membuka pintu mobil untuk mereka. Setelah itu, keduanya masuk dan duduk di kursi belakang dengan supir yang siap mengantar mereka untuk kembali ke Mansion.Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang terjadi, baik Richard maupun Azalea tidak ada yang membuka suara, hingga 30 menit kemudian mereka tiba di gerbang Mansion Richard. Di mana jarak gerbang menuju pintu utama sangatlah jauh.Azalea begitu takjub melihat kemewahan mansion itu, namun ia begitu pandai menyembunyikan ketakjubannya hingga ia tidak terlihat seperti orang kampung pada umumnya."Turun!" titah Richard.Tanpa membantah, Azalea langsung turun saat salah satu pelayan mansion membukakan pintu untuk wanita tersebut.Di depan pintu utama, kini tampak seorang wanita paruh baya yang sedang menyambut kedatangan sepasang suami istri itu. Wanita paruh baya tersebut begitu glamor dengan tampilan seperti orang kaya pada umumnya."Richard, Sayang! Kau sudah pulang Nak? Bagaimana malam pertamamu dengan menantu? Menyenangkan bukan? Khusus kamar kalian Mommy sendiri loh yang menyiapkan," ucap Mawar yang menyambut kedatangan putra tirinya tersebut.Tanpa menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu, ia kini melangkahkan kakinya menuju pintu utama dan menarik pergelangan tangan sang istri agar mengikuti langkah pria tersebut."Sayang, dengarkan dulu Nak! Mommy belum selesai bicara, aku ingin ... ""Ingin apa?" Richard balik badan dan menatap wanita paruh baya itu tajam."Aku ingin bicara dengan istrimu dan menceritakan tentang keluarga kita, dan aku juga akan jelaskan padanya bahwa kamu menikahi dia agar hartamu tidak jatuh ke tangan Danil," ucap Mawar yang berharap Azalea terpancing agar meminta perceraian pada pria tersebut."Percuma kau memancing istriku agar memintaku perceraian, karena kau tidak akan pernah berhasil!" Ricard menarik sebelah sudut bibirnya, lalu menarik pergelangan tangan Azalea agar tetap mengikuti langkah pria tersebut."Sial! Ternyata benar dugaanku, bahwa mereka menikah hanya untuk harta Angga, aku harus merencanakan sesuatu agar Danil yang menjadi satu-satunya pewaris di keluarga ini. Aku tidak terima jika Danil hanya mendapatkan seper empat dari kekayaan ayahnya."Mawar menatap Richard dan Azalea yang melangkah beriringan hingga keduanya terlihat seperti sepasang suami hang menikah karena cinta."Sebenarnya apa yang terjadi di keluarga ini? Siapa wanita tadi? Kenapa dia terlihat bermusuhan dengan Tuan Richard? Jika dia ibu mertuaku, kenapa Tuan Richard tidak menghormatinya, bahkan terlihat sangat membencinya?" Berbagai pertanyaan berlarian di kepala wanita tersebut."Ah sudahlah, kenapa kamu banyak berpikir, Lea? seharusnya kamu fokus saja sebagai peranmu, menjadi istri yang baik meski hanya sandiwara, kemu tidak perlu mencampuri urusan pribadi suamimu, seperti perjanjian di surat kontrak itu." Azalea terus membatin hingga gadis itu tidak sengaja membentur tubuh Richard saat pria itu menghentikan langkahnya mendadak."Selamat datang Kakak, selamat datang kakak ipar!" ucap seseorang yang berdiri di depa lift dan menghalangi langkah Richard untuk masuk.Azalea yang penasaran dengan suara seorang pria yang berasal dari hadapan sang suami, ia menggeser tubuhnya hingga ia dapat menatap wajah Danil dengan jelas."Wajahnya begitu mirip dengan Tuan Richard, apa dia adiknya?" Azalea membatin sambil terus menatap wajah Danil penasaran."Oh iya Kakak ipar, Perkenalkan, namaku Danil Angga Pranata, aku adik dari suamimu yang galak ini," ucap Danil dengan senyum yang mengembang.Richard yang mendengar ejekan dari pria itu tetap memilih bungkam dan menatap sang adik dengan wajah yang masih datar.Azalea pun membalas senyuman pria itu, lalu hendak menerima uluran tangan Danil namun segera di tepis oleh suaminya tersebut."Kakak ... kita hanya ingin berkenalan, aku tidak akan menganggu kakak ipar. Kakak tenang saja!" ucap Danil tersenyum."Minggir!" ucap Richard dengan tatapan yang masih datar."Ayolah Kakak, meski kita berdua beda ibu, tapi tetap saja kita satu Ayah! Jangan terus menganggapku musuh, apakah kamu tidak capek, hm?"Tanpa menjawab ucapan Danil, Richard langsung menyingkirkan tubuh Danil dari hadapannya dan menarik Azalea memasuki lift.Setelah masuk, kini hanya ada Azalea dan Richard di dalamnya. Keduanya terdiam dengan Azalea yang memilih bersikap santai seolah-olah ia tidak melihat kejadian apapun di rumah itu."Kanapa kamu tidak bertanya tentang mereka?" tanya Richard."Bukankah Danil sudah memperkenalkan diri tadi? Lalu, untuk apalagi aku bertanya?" Azalea menatap suaminya sekilas."Lagi, pula dalam aturan kontrak pernikahan, aku tidak boleh mencampuri urusan pribadimu bukan? Jadi, untuk apa aku bertanya? Aku akan memasang mata buta dan telinga tuli agar aku tidak melanggar surat perjanjian itu. Keinginanku cuma satu, yaitu biaya pengobatan ibuku," ucap Azalea tanpa menatap wajah sang suami."Bagus lah jika kau sadar dengan posisimu!" ucap Richard.Begitu lift terbuka, Richard melangkah menuju kamarnya dengan Azalea yang masih berdiri mematung. Richard yang menyadari langkah Azalea terhenti, ia juga menghentikan langkahnya dan menoleh pada wanita yang telah sah menjadi istrinya."Maaf, Tuan! Apakah kita akan satu kamar?" tanya Azalea yang selalu mencoba memberanikan diri untuk menatap sang suami."Masuk!" titah Richard yang membuat Azalea terlonjak dan langsung mengikuti ucapan pria tersebut. "Dasar suami durhaka, bisa-bisa aku punya riwayat penyakit jantung jika begini setiap hari." Azalea membatin sambil terus melangkah mengikuti perintah Richard. Wanita itu melewati sang suami yang masih menatapnya tajam dengan Richard yang juga masuk ke dalam dan langsung menutup pintu kamarnya.Sementara Azalea kini berdiri mematung di tengah-tengah kamar dengan wajah yang terlihat begitu kesal.Richard yang melihat hal itu, ia melangkah menuju sofa, dan ddengan kaki yang berjuntai ke bawah. "Layani aku!" titah pria tersebut.DegSeketika Azalea menoleh menatap pria itu dengan wajah terkejut dengan pikiran yang melayang kemana-mana."Bukankah dalam surat perjanjian kita, tidak ada peraturan yang seperti itu?" tanya Azalea mehanan rasa kesal.Tanpa menjawab pertanyaan san
Sepasang pengantin baru itu duduk di meja makan dalam keheningan, lalu Richard bangkit lebih dulu dengan Azalea yang ikut beranjak dan reflek menghalangi langkah sang suami dengan berdiri di hadapannya. "Maaf, Tuan! Saya ingin minta Izin," ucap Azalea dengan wajah tertunduk. "Katakan!" Azalea tersenyum, lalu ia memberanikan diri untuk menatap sang suami. "Aku ingin bekerja, Tuan!" jawab Azalea. Richard mengerutkan kening, lalu ia mengambil dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu yang di letakkan pada telapak tangan gadis itu."Kau tidak perlu bekerja, uang itu sudah cukup untuk membiayai hidupmu," ucap Richard seraya memasang wajah dingin.Azalea pun menggenggam kartu itu, lalu ia tersenyum sambil menatap Richard dengan penuh ketulusan."Saat ini kartu ini memang untuk saya, Tuan! Karena Sudah menjadi kewajiban Anda menafkahi saya selama menjadi istri Anda." Syena menundukkan pandangannya karena terlalu sulit untuk menatap mata suaminya tanpa rasa takut."Aku tidak punya banyak wak
Sesampainya di kantor, Richard langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO, sementara para karyawan membungkukkan kepala saat Richard melewati mereka. Richard berjalan penuh wibawa dengan tatapan yang berhasil membuat semua orang begitu takut padanya.Begitu tiba di depan ruangannya ia membuka pintu perlahan, lalu ia langsung disambut seorang wanita yang sudah ia ketahui kedatangannya."Hai," sapa Richard dengan bibirnya yang melengkung."I Miss you," ucap gadis tersebut."Tumben kamu ada waktu untuk datang ke kantorku?" Richard melangkah mendekati wanita yang sangat ia cintai. Wanita itu adalah Wulan, kekasih Richard yang sangat Richard cintai, namun wanita itu menolak untuk menikah dengan Richard, karena ia ingin meneruskan karirnya sebagai publik figur.Richard selalu di desak oleh orang tuanya agar segera menikah, hingga akhirnya ia memilih untuk menikahi wanita lain agar orang tuanya tidak terus menerus mencarikan pria itu jodoh. Richard memilih Azalea, karena ia tahu bahwa
"Nanti malam ada sebuah undangan acara ulang tahun perusahaan, kamu ikut denganku jika kamu tidak pergi dengan Richard. Kita pergi bertiga dengan asisten pribadiku." "Baik, Tuan!" Jawab Azalea. "Kau masih memanggilku Tuan, Nyonya Pranata?" Dilan menatap Azalea dengan bibir yang terangkat sebelah. "Anda pemilik perusahaan ini, jadi wajar saja jika saya memanggil Anda 'Tuan,' tapi saya harap, Anda tidak memanggil saya dengan panggilan Nyonya Pranata kembali, saya tidak ingin orang lain mengetahui status saya sebagai istri Tuan Richard." Azalea memasang wajah datar. Dilan menautkan alisnya karena merasa bingung mendengar Azalea tidak ingin diketahui sebagai Richard, yang kebanyakan para wanita menginginkan panggilan tersebut."Kenapa? Bukankah seharusnya kamu senang menjadi istri seorang Richard? Pemuda sukses dan ditakuti semua orang di kota ini?" tanya Richard."Tidak. Saya tidak ingin semua orang takut pada saya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa ada yang menjauh karena m
Setelah mendapatkan Izin dari Richard Azalea pun menyetujui untuk ikut dengan Dilan ke pesta, dan wanita itu pun di bawa ke salon untuk mengubah penampilannya. Azalea ingin menolak, tapi setelah ia berpikir bahwa acara tersebut adalah acara orang-orang besar, akhirnya ia mau mengikuti perintah Dilan untuk mengubah penampilannya yang sedikit kolot."Rimba, kamu tunggu di mobil saja, aku akan mengantar sahabatku ini ke dalam!" Dilan merangkul pundak Azalea hingga membuat wanita itu reflek mendorong tubuh sang CEO hingga hampir jatuh jika saja ia tidak berpegangan pada pintu mobil. "Ingat ya, Tuan! Saya sudah miliki suami." Azalea memperingatkan.Dilan tersenyum, lalu ia menyandarkan tubuhnya pada mobil dengan tangan yang ia lipat di depan dada. "Kau benar-benar profesional, tidak salah aku memilihmu!" Rimba yang melihat kelakuan atasannya menahan tawa, ia tahu sangat mengetahui karakter atasannya, dia tidak suka di goda tapi suka menggoda. Azalea yang tidak ingin meladeni atasannya
Dilan menunggu Azalea di mobil sambil membicarakan pekerja dengan Rimba karena pria itu adalah seseorang yang gila kerja dan tidak pernah memiliki kekasih. Dilan berpikir bahwa cinta hanya akan mengganggu kefokusannya, dan ia tidak ingin jatuh cinta pada siapapun jika cinta menghambat pekerjaannya.Setelah mengantar Azalea ke dalam dan meminta pegawai salon untuk mengubah penampilan Azalea, Richard Kemabli ke mobil dan membicarakan pekerjaan kembali di mobil tersebut.30 Menit menunggu tidak terasa karena di dalam mobil, Dilan terus bekerja dan bekerja hingga akhirnya pria itu menghentikan kerjaannya saat Rimba mengalihkan tatapannya dan mengatakan bahwa Azalea sudah keluar dari salon. Seketika Dilan mengangkat kepalanya, lalu beralih menatap Azalea dengan tatapan yang dipenuhi dengan ketakjuban. "Itu benar Azalea?" "Sepertinya iya, Tuan! Lihat saja, dia melangkah ke sini di antar pegawai salon 'kan? terus siapa lagi kalau dia bukan Nona Azalea?" Rimba bertanya balik.Dilan terus m
Ikhlas tapi berat, Sakit tapi bahagia, benci tapi cinta, ingin marah tapi tidak bisa. Begitulah yang di rasakan Azalea saat ia tidak punya pilihan lain dan harus menikah dengan pria yang lebih pantas di sebut binatang buas.Namun siapa sangka, meskipun ia tidak pernah mendapatkan perhatian maupun kasih sayang setelah menjadi seorang istri, Ia malah jatuh cinta pada sosok pria yang terkenal dengan kekejamannya tersebut.*********"Saya mohon, Tuan muda! Jangan jebloskan saya ke Penjara. Saya tidak bermaksud untuk berkhianat, tapi istriku sedang kritis di rumah sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar." Seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai manager marketing di perusahaan itu, kini duduk bersimpuh di lantai dengan kepala yang tertunduk."Jika berani berbuat, kamu harus berani bertanggung jawab!" jawab Sekretaris dari sang Tuan muda.Sementara CEO itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun, dan hanya berdiri di jendela ruangan tersebut sambil memandangi indahnya pembangunan kot
"Apa, yah?" Seorang gadis kini menatap Jeremy saat ia mengatakan tentang kesepakatannya dengan Ricard."Maafkan ayah, Lea! Tapi jika kamu tidak mau menikah dengan Tuan muda Ricard, bukan hanya ayah yang akan menderita, tapi ibumu juga akan menanggung akibatnya. Kamu tahu sendiri bukan siapa Tuan Ricard?" Jeremy menatap putri tirinya yang ia panggil Lea itu dengan wajah memelas."Kenapa kau begitu tega menjual ku seperti ini? Apakah selama ini kamu belum puas membuat hidupku dan ibuku menderita, hah? Jangan pikir aku tidak tahu apapun tentang kamu." Azalea menatap ayah tirinya itu dengan wajah merah padam. "Apa maksudmu, Nak?" Jeremy menatap Azalea dengan pura-pura bersedih."Jangan panggil aku, Nak! Selama ini aku mencoba bersabar dan berharap kamu berubah, tapi apa?" Azalea menjeda ucapannya. "Sekarang kamu makin melunjak dan malah menjual ku pada pria yang lebih pantas disebut binatang!" teriak Azalea dengan suara yang menggelar.Jeremy pun menghapus air matanya, lalu ia menatap w
Dilan menunggu Azalea di mobil sambil membicarakan pekerja dengan Rimba karena pria itu adalah seseorang yang gila kerja dan tidak pernah memiliki kekasih. Dilan berpikir bahwa cinta hanya akan mengganggu kefokusannya, dan ia tidak ingin jatuh cinta pada siapapun jika cinta menghambat pekerjaannya.Setelah mengantar Azalea ke dalam dan meminta pegawai salon untuk mengubah penampilan Azalea, Richard Kemabli ke mobil dan membicarakan pekerjaan kembali di mobil tersebut.30 Menit menunggu tidak terasa karena di dalam mobil, Dilan terus bekerja dan bekerja hingga akhirnya pria itu menghentikan kerjaannya saat Rimba mengalihkan tatapannya dan mengatakan bahwa Azalea sudah keluar dari salon. Seketika Dilan mengangkat kepalanya, lalu beralih menatap Azalea dengan tatapan yang dipenuhi dengan ketakjuban. "Itu benar Azalea?" "Sepertinya iya, Tuan! Lihat saja, dia melangkah ke sini di antar pegawai salon 'kan? terus siapa lagi kalau dia bukan Nona Azalea?" Rimba bertanya balik.Dilan terus m
Setelah mendapatkan Izin dari Richard Azalea pun menyetujui untuk ikut dengan Dilan ke pesta, dan wanita itu pun di bawa ke salon untuk mengubah penampilannya. Azalea ingin menolak, tapi setelah ia berpikir bahwa acara tersebut adalah acara orang-orang besar, akhirnya ia mau mengikuti perintah Dilan untuk mengubah penampilannya yang sedikit kolot."Rimba, kamu tunggu di mobil saja, aku akan mengantar sahabatku ini ke dalam!" Dilan merangkul pundak Azalea hingga membuat wanita itu reflek mendorong tubuh sang CEO hingga hampir jatuh jika saja ia tidak berpegangan pada pintu mobil. "Ingat ya, Tuan! Saya sudah miliki suami." Azalea memperingatkan.Dilan tersenyum, lalu ia menyandarkan tubuhnya pada mobil dengan tangan yang ia lipat di depan dada. "Kau benar-benar profesional, tidak salah aku memilihmu!" Rimba yang melihat kelakuan atasannya menahan tawa, ia tahu sangat mengetahui karakter atasannya, dia tidak suka di goda tapi suka menggoda. Azalea yang tidak ingin meladeni atasannya
"Nanti malam ada sebuah undangan acara ulang tahun perusahaan, kamu ikut denganku jika kamu tidak pergi dengan Richard. Kita pergi bertiga dengan asisten pribadiku." "Baik, Tuan!" Jawab Azalea. "Kau masih memanggilku Tuan, Nyonya Pranata?" Dilan menatap Azalea dengan bibir yang terangkat sebelah. "Anda pemilik perusahaan ini, jadi wajar saja jika saya memanggil Anda 'Tuan,' tapi saya harap, Anda tidak memanggil saya dengan panggilan Nyonya Pranata kembali, saya tidak ingin orang lain mengetahui status saya sebagai istri Tuan Richard." Azalea memasang wajah datar. Dilan menautkan alisnya karena merasa bingung mendengar Azalea tidak ingin diketahui sebagai Richard, yang kebanyakan para wanita menginginkan panggilan tersebut."Kenapa? Bukankah seharusnya kamu senang menjadi istri seorang Richard? Pemuda sukses dan ditakuti semua orang di kota ini?" tanya Richard."Tidak. Saya tidak ingin semua orang takut pada saya. Saya ingin menjadi diri saya sendiri tanpa ada yang menjauh karena m
Sesampainya di kantor, Richard langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan CEO, sementara para karyawan membungkukkan kepala saat Richard melewati mereka. Richard berjalan penuh wibawa dengan tatapan yang berhasil membuat semua orang begitu takut padanya.Begitu tiba di depan ruangannya ia membuka pintu perlahan, lalu ia langsung disambut seorang wanita yang sudah ia ketahui kedatangannya."Hai," sapa Richard dengan bibirnya yang melengkung."I Miss you," ucap gadis tersebut."Tumben kamu ada waktu untuk datang ke kantorku?" Richard melangkah mendekati wanita yang sangat ia cintai. Wanita itu adalah Wulan, kekasih Richard yang sangat Richard cintai, namun wanita itu menolak untuk menikah dengan Richard, karena ia ingin meneruskan karirnya sebagai publik figur.Richard selalu di desak oleh orang tuanya agar segera menikah, hingga akhirnya ia memilih untuk menikahi wanita lain agar orang tuanya tidak terus menerus mencarikan pria itu jodoh. Richard memilih Azalea, karena ia tahu bahwa
Sepasang pengantin baru itu duduk di meja makan dalam keheningan, lalu Richard bangkit lebih dulu dengan Azalea yang ikut beranjak dan reflek menghalangi langkah sang suami dengan berdiri di hadapannya. "Maaf, Tuan! Saya ingin minta Izin," ucap Azalea dengan wajah tertunduk. "Katakan!" Azalea tersenyum, lalu ia memberanikan diri untuk menatap sang suami. "Aku ingin bekerja, Tuan!" jawab Azalea. Richard mengerutkan kening, lalu ia mengambil dompetnya dan menyerahkan sebuah kartu yang di letakkan pada telapak tangan gadis itu."Kau tidak perlu bekerja, uang itu sudah cukup untuk membiayai hidupmu," ucap Richard seraya memasang wajah dingin.Azalea pun menggenggam kartu itu, lalu ia tersenyum sambil menatap Richard dengan penuh ketulusan."Saat ini kartu ini memang untuk saya, Tuan! Karena Sudah menjadi kewajiban Anda menafkahi saya selama menjadi istri Anda." Syena menundukkan pandangannya karena terlalu sulit untuk menatap mata suaminya tanpa rasa takut."Aku tidak punya banyak wak
"Maaf, Tuan! Apakah kita akan satu kamar?" tanya Azalea yang selalu mencoba memberanikan diri untuk menatap sang suami."Masuk!" titah Richard yang membuat Azalea terlonjak dan langsung mengikuti ucapan pria tersebut. "Dasar suami durhaka, bisa-bisa aku punya riwayat penyakit jantung jika begini setiap hari." Azalea membatin sambil terus melangkah mengikuti perintah Richard. Wanita itu melewati sang suami yang masih menatapnya tajam dengan Richard yang juga masuk ke dalam dan langsung menutup pintu kamarnya.Sementara Azalea kini berdiri mematung di tengah-tengah kamar dengan wajah yang terlihat begitu kesal.Richard yang melihat hal itu, ia melangkah menuju sofa, dan ddengan kaki yang berjuntai ke bawah. "Layani aku!" titah pria tersebut.DegSeketika Azalea menoleh menatap pria itu dengan wajah terkejut dengan pikiran yang melayang kemana-mana."Bukankah dalam surat perjanjian kita, tidak ada peraturan yang seperti itu?" tanya Azalea mehanan rasa kesal.Tanpa menjawab pertanyaan san
Setelah selesai membersihkan diri, Azalea keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang melilit di atas dada. Tetesan air dari ujung rambutnya ia kibas-kibaskan hingga membuat seseorang yang sedang memperhatikannya menekan saliva.Kulit putih mulus dengan lekukan tubuh yang sempurna. Ia tidak pernah menyangka bahwa dibalik penampilan yang begitu sederhana ternyata ada kesempurnaan yang tidak di ketahui orang lain. Karena Azalea terbiasa menggunakan pakaian longgar dengan syal yang selalu melingkar di lehernya.Azalea terus melangkah menuju meja rias tanpa menyadari kehadiran seseorang yang duduk di atas ranjang sambil terus memperhatikan dirinya. Begitu sampai di depan cermin, tatapannya kini langsung terarah pada pantulan cermin yang menampakkan seorang pria yang telah sah menjadi suaminya itu duduk di ranjang sambil menatapnya lekat."Aaaa ..." teriak Azalea reflek. Ricard yang kesal mendengar teriakan sang istri, ia langsung melempar Azalea dengan bantal yang ada di dekat
"Jika Anda tidak bisa membaca, biar saya yang akan bacakan!" Reno mengambil kertas yang di pegang oleh Azalea. Sementara Azalea terus menatap wajah Ricard, dengan Ricard yang tidak mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut, hingga membuat tatapan keduanya bertemu. Jika Azalea menatap wajah Ricard dengan mata sayunya, sementara Ricard menatap Azalea dengan wajah datar tanpa ekspresi.**************Surat kontrak pernikahan Yang bertanda tangan di bawah ini Pihak 1. Ricard Angga Pranata. Pihak 2. Azalea Maharani.1. Pihak kedua harus memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.2. Pihak kedua tidak boleh mencampuri kehidupan pribadi pihak pertama. Begitu pun sebaliknya.3. Pihak pertama akan memenuhi kebutuhan pihak kedua termasuk biaya pengobatan ibu pihak kedua.4. Pihak kedua di larang mencintai pihak pertama dan harus menerima keputusan pihak pertama kapanpun pihak pertama ingin bercerai.5. Pihak pertama bisa mengubah apapun dan kapanpun yang tertera di surat perjanjian di atas s
"Apa, yah?" Seorang gadis kini menatap Jeremy saat ia mengatakan tentang kesepakatannya dengan Ricard."Maafkan ayah, Lea! Tapi jika kamu tidak mau menikah dengan Tuan muda Ricard, bukan hanya ayah yang akan menderita, tapi ibumu juga akan menanggung akibatnya. Kamu tahu sendiri bukan siapa Tuan Ricard?" Jeremy menatap putri tirinya yang ia panggil Lea itu dengan wajah memelas."Kenapa kau begitu tega menjual ku seperti ini? Apakah selama ini kamu belum puas membuat hidupku dan ibuku menderita, hah? Jangan pikir aku tidak tahu apapun tentang kamu." Azalea menatap ayah tirinya itu dengan wajah merah padam. "Apa maksudmu, Nak?" Jeremy menatap Azalea dengan pura-pura bersedih."Jangan panggil aku, Nak! Selama ini aku mencoba bersabar dan berharap kamu berubah, tapi apa?" Azalea menjeda ucapannya. "Sekarang kamu makin melunjak dan malah menjual ku pada pria yang lebih pantas disebut binatang!" teriak Azalea dengan suara yang menggelar.Jeremy pun menghapus air matanya, lalu ia menatap w