Natasha berlari keluar dari cafe dan kemudian berdiri di pintu utama dengan nafas terengah-engah. Seketika air matanya tumpah. Leon menyusulnya dan memaksa Natasha kembali ke mobilnya.
Tanpa mereka tahu, Keenan menyaksikan semua itu dan hanya tersenyum getir.
Sementara itu, kedua teman Natasha yang sedari tadi mengikuti, mendumal sebal. Dari asisten Leon yang adalah pria yang sedang menjajaki hubungan dengan Mauren, mereka tahu apa yang terjadi pada temannya, Natasha.
"Apa Pak Leon itu titisan iblis? Menurutku dia bahkan tidak punya hati nurani."
Namun, dua teman Natasha itu tidak berani ikut campur, sebab mereka masih ingin selamat. Mereka tahu, Leon begitu berkuasa. Sekali mereka ikut campur, bahkan untuk membela temannya, Leon pasti akan membuat Pelajaran yang akan menyengsarakan mereka.
Di mobil Leon, Natasha menutupi wajahnya dan menangis terisak. Leon memandang Natasha dengan sedikit kasihan, tapi bukan Leon namanya kalau ia tidak membuat kesal lawan bicaranya.
"Jalan, Grant! Kita antar pulang dia dulu, cepat! sebelum mobil mewahku tenggelam karena air matanya."
Grant dengan cepat mengangguk, sementara Natasha melirik Leon dengan penuh amarah.
"Apa Pak Leon puas sekarang?!"
Leon hanya mengangkat alisnya dan tidak peduli dengan amarah Natasha. Sepasang mata obsidiannya hanya menatap lurus dengan ekspresi sedingin es.
Natasha sangat kesal hingga ia berteriak, "Turunkan aku sekarang juga!"
"Abaikan dia Grant!" sela Leon dengan cepat.
"Kalau begitu aku akan membuka mobil ini dan turun sendiri!" ancam Natasha frustasi.
Hal itu membuat Grant kebingungan.
"Lakukan saja kalau kamu berani!" Leon berkata tanpa ekspresi.
Grant semakin ketakutan dan ingin mencegah, tapi tatapan mengerikan Leon yang terlihat dari kaca spion membuat Grant seketika berubah pikiran. Ia memilih untuk buta dan tuli sementara apapun yang terjadi di mobil ini.
Sementara Natasha semakin melawan, ia yang sangat kacau hari ini tidak berpikir apapun selain ingin lepas dari Leon.
Nekat, Natasha membuka pintu mobil, tapi pintu mobil tak bergerak sedikitpun meskipun ia berjuang begitu keras untuk membukanya.
Leon tersenyum jahat dan ia duduk dengan nyaman sambil berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Leon! Kamu sengaja melakukannya kan?" teriak Natasha murka.
Ia tahu Leon sengaja mengunci otomatis pintu mobil di sampingnya, untuk itu dia sangat santai sekarang.
"Diamlah! Kamu sangat berisik." Leon menyilangkan tangannya di depan dadanya dan memejamkan mata.
Natasha sangat marah hingga ia terengah-engah. Untung saja tak lama kemudian Rolls Royce hitam tiba di rumahnya.
Dengan kasar ia membuka pintu mobil yang sudah tak terkunci dan segera berlari masuk.
"Natasha, apa yang terjadi denganmu Sayang? Mata kamu bengkak dan kamu terlihat sangat menyedihkan." Andin bertanya dengan cemas.
"Tanya saja pada calon menantu kesayangan Mama," balas Natasha sebelum ia berlari naik ke lantai atas menuju kamarnya.
Andin mengerutkan kening dengan keras dan ia ragu-ragu keluar. Begitu melihat mobil Leon yang masih ada di depan rumahnya. Wajah Andin berubah senang.
Ia menghampiri mobil Leon dan berkata dengan penuh semangat, "Ayo masuk dulu Leon, kita makan malam bersama. Ada Om Angga juga di dalam."
Leon tersenyum tipis dan ia mengangguk. Ia segera keluar dan mengajak Grant untuk mampir ke rumah Natasha.
Makan malam berubah sangat istimewa dengan kehadiran Leon, kedua orang tua Natasha menyambut Leon penuh suka cita. Sampai mereka tidak peduli kalau Natasha enggan untuk bergabung malam ini.
"Kapan Mami Papi akan pulang ke Indonesia, Leon?" Anggara memulai pembicaraan.
"Besok Om."
"Baguslah, semakin cepat pertemuan kedua keluarga kita semakin baik."
Leon hanya mengangguk dan sisanya ia fokus pada makan malamnya. Setelahnya ia pamit.
Begitu Leon pulang, Andin baru ingat dengan keadaan Natasha tadi dan ia membawakan makan malam ke kamarnya.
"Natasha, Leon baru saja pulang. Kenapa kamu tadi sama sekali tidak turun? Bahkan tadi Bibi sudah..."
"Kalau Mama ke sini hanya untuk membicarakan Leon, lebih baik Mama pergi sekarang, aku minta maaf Ma, tapi aku butuh istirahat."
Andin mendengus kesal, tapi ia masih enggan untuk pergi. "Nat, kenapa sih? Apa salah Leon? Sepertinya kamu sangat membencinya."
"Kesalahan dia sangat banyak Ma, dia bahkan memaksaku untuk putus dengan Keenan hari ini! Apa Mama masih mengira Leon malaikat sekarang?"
Natasha berkata dengan kemarahan yang berapi-api, tapi Andin justru menertawakannya.
"Ya wajar dong, Sayang, Leon akan menjadi suami kamu nantinya. Menurut Mama itu keputusan yang tepat."
"Sebenarnya anak Mama itu aku apa Leon? Aku hanya mencintai Keenan dan aku sudah berpacaran dengannya selama lima tahun, kenapa...." Natasha sampai tidak sanggup melanjutkan kalimatnya, ia kembali menangis terisak. "Kenapa Mama begitu tega memisahkan kami?"
"Natasha Sayang, sudahlah! Percaya sama Mama, kalau Leon itu seribu kali lebih baik dari Keenan. Apa yang bisa kamu banggakan dari dia?"
Natasha semakin frustasi hingga ia menangis dengan keras. Andin berusaha menenangkannya tapi ia menolak. Jadi dengan terpaksa Andin keluar dari kamar putrinya.
Malam itu Natasha hanya menangis dan ia sama sekali tidak bisa tidur. Ia baru bisa tidur saat hari mulai subuh.
Jam 10.00 WIB. Pintu kamar Natasha diketuk dengan keras.
Natasha pelan-pelan membuka pintu dengan matanya yang sangat bengkak.
Ia menggerutu kesal. "Siapa sih?"
"Ya ampun Nat, sampai bengkak gitu mata kamu." Mauren dan Yunka langsung mengomentari mata Natasha begitu mereka muncul di depan matanya."Sudahlah, ayo masuk dulu!" Dengan lemah, Natashamelebarkan pintu kamarnya. Dua temannya langsung masuk.Tidak lupa, Natasha mengunci pintu kamarnya kembali."Nat, sabar ya." Yunka yang saat ini duduk disamping Natasha langsung memeluknya, begitu juga Mauren.Mereka saling berpelukan dan hati Natasha berubah menjadihangat."Thanks," lirih Natasha dengan suara teredamkarena dipeluk oleh kedua sahabatnya. "Tapi, kalian tahu darimana?"tanyanya heran.Mauren dan Yunka melepaskan pelukannya sebelum merekamengaku kalau kemarin ia mengikuti Natasha hingga bertanya pada Grant."Kami sangat khawatir Nat, takut kamu disandera olehPak Leon. Kami pikir awalnya justru gara-gara laporanmu yang gak bisa selesai.Ternyata karena hal lain.""Lalu, kamu mau gitu Nat, menikah dengan Pak Leon? Kamugak takut? Dia bahkan sangat kejam meyerupai iblis."Mauren dan
"Minggir, biar aku saja!"Ketika para karyawan mendengar suara itu, mereka langsungmenunduk dan bahkan tidak berani bernafas dengan keras. Semuanya diam di tempatdan seolah berubah menjadi patung.Natasha yang masih pingsan di meja kerjanya langsungdigendong Leon dan segera dibawa lari ke rumah sakit besar tak jauh darikantor.Yunka dan Mauren dengan perasaan takut memilih menyusulnya.Entah kenapa mereka berdua selalu merasa was-was ketika Natasha bersama Leon."Grant, cepatlah!" Leon berseru dengan panikbegitu berhasil membawa Natasha ke mobilnya.Kedua gadis itu tertinggal karena langkah Leon terlalucepat.**Di rumah sakit, Natasha masih tak sadarkan diri meski doktersudah selesai memeriksanya. Hal itu membuat Leon sangat cemas.Meski ia selalu membuat Natasha kesal dan bersikap dinginpadanya, Leon merasa tidak ada salahnya berusaha menjalin hubungan yangsebenarnya dengan Natasha. Meski pun ia tahu semuanya tidak akan mudahmengingat Natasha begitu membencinya sejak kejad
Leon hanya tersenyum sinis dan ia justru semakin mendekati Natasha selangkah demi selangkah, ia memandang Natasha dengan arogan, meski dalam hatinya ia ingin sekali mencium bibir merah muda gadis cantik yang ada di depannya, jiwa laki-laki-lakinya bergejolak."Leon jangan macam-macam!" Natasha berusaha mendorong Leon sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah."Lihat ponselmu dan cari aku jika kamu butuh bantuan," Leon berkata dengan setengah berbisik.Setelah itu ia berbalik pergi seolah tidak terjadi apapun. Natasha masih mematung di tempat dengan degup jantung tak karuan.Menit berikutnya ia baru sadar tentang perkataan Leon dan segera mengecek ponselnya. Ada banyak DM dan mention negatif untuknya. Natasha mendesah pelan dan ia tiba-tiba ingin menangis dengan keras."Ketakutanku akhirnya terjadi hari ini." Isaknya.Natasha sangat tertekan sehingga rasanya ia ingin menggali lubang kematiannya sendiri, pasalnya meminta bantuan pada orang kejam seperti Leon pun sepertinya sa
Natasha bangun keesokan harinya dengan mata yang sangat sembab, tubuh yang lemah tak berdaya juga suhu tubuhnya sangat tinggi seolah dirinya baru saja tercebur ke kolam air panas.Alhasil, ia masih meringkuk di kasurnya meski hari sudah pagi dan memasuki jam berangkat kerja, ia sangat enggan berpisah dari kasurnya meski hanya untuk membukakan pintu yang terdengar berisik saat ini.Mengabaikan ketukan keras di luar pintu, Natasha justru semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut tebal yang menutupnya hingga kepala.Natasha pura-pura tuli sesaat dan kembali memejamkan mata.Menit berikutnya, suara kunci terdengar gemerincing dari luar dan akhirnya pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.Setelahnya, Natasha bisa mendengar sepasang sandal highheels mamanya yang berjalan mendekatinya."Nat, sudah jam segini dan kamu masih tidur. Apa kamu tidak bekerja? Grant ada di bawah menjemputmu."Natasha abai, ia masih di posisi yang sama dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya."Natasha, ayolah! K
Andin yang baru tiba di lantai bawah, seketika panik melihat putrinya dalam gendongan Leon."Ada apa dengan...""Grant, siapkan mobilnya sekarang juga!" sela Leon meneriaki Grant tanpa mempedulikan Andin."Baik Tuan."Grant bergerak cepat dan memindahkan Rolls Royce hitam tepat di depan pintu rumah Natasha. Leon buru-buru membawa masuk Natasha ke mobil diikuti Andin."Sebenarnya apa yang terjadi dengan Natasha, Tan? Dia baik-baik saja semalam."Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Leon ketika menunggu dokter keluar."Keenan mengirim pesan padanya semalam.""Shit!" Leon mengumpat dalam hati, hatinya tiba-tiba seolah dicubit dengan keras."Leon, Natasha saat ini dilema, Tante harap kamu bisa mengatasi ini agar pernikahan kalian tidak terancam batal."Leon hanya mengangguk dengan sorot mata ingin membunuh. Tentu saja Keenan biang kemarahannya.Besok kedua orangtuanya akan tiba di Jakarta, namun Natasha justru kondisinya sedang tidak sehat gara-gara vokalis itu.Otom
Selama ini tidak ada yang tahu villa Aurelia, Keenan merasa villa itu adalah tempat paling aman untuk ia bersembunyi dengan drama yang telah ia jalankan di berbagai media, tapi ternyata ia salah karena telah menganggap satu orang bernama Leon dengan sikap remeh.Kali ini ia benar-benar sadar bahwa Leon orang yang harus ia waspadai."Mau apa kamu ke sini?" tanya Keenan lagi, namun kali ini dengan intonasi sedikit lebih santai."Hanya memberi peringatan padamu, Natasha is mine."Keenan tertawa mengejek seolah Leon memberitahunya sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan."Aku serius!" tegas Leon dengan suara rendah namun sarat penekanan bahwa ia tidak main-main dengan setiap ucapannya."Terserah, tapi aku tidak akan menyerah. Kita bersaing dengan masuk akal.""Tidak ada persaingan, dia milikku." Leon mendekat dan berbicara dengan mulut tajam."Bagaimana jika aku tetap menginginkan persaingan denganmu? Untuk Natasha, aku rela bertaruh apapun.""Baiklah, tapi jangan salahkan
Di dalam mobil, Leon yang malam ini menyetir sendiri dengan Natasha duduk di sampingnya terlihat sedikit melunakkan ekspresinya dari biasanya, ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Seolah dia ingin menikmati malam bersama Natasha.Tapi Natasha berbeda, ia sangat jenuh dan setiap waktu yang bergulir adalah siksaan baginya, jadi ia hanya duduk diam seolah kehilangan mulut dan suaranya."Apa kamu mencoba belajar menjadi patung?"Natasha masih diam, hanya lirikan tajam yang ia lempar ke arah Leon. Leon menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum mengejek."Tidak begitu konsepnya kalau ingin menjadi patung."Natasha rasanya ingin muntah dengan sikap Leon."Kalau tidak bakat melucu diamlah!"Leon mengerutkan keningnya dan melempar tatapan tajam ke arah Natasha, Natasha mengabaikannya dan ia memilih menyandarkan punggungnya lebih nyaman dan memejamkan matanya.Pada saat itu radio yang dinyalakan Leon melantunkan lagu'Only You' milik Keenan yang diciptakan untuknya, jadi
Saat membuka akunnya, beranda sosial media Natasha langsung penuh dengan berita Keenan dan kekasih barunya, hal itu memudahkan Natasha untuk mencari akun pribadi Angel.Jujur ia sangat asing dengan perempuan blasteran bernama Angeline Georgina, padahal hampir semua media menyebut Angel merupakan sahabat masa kecil Keenan, tapi bersama Keenan selama lima tahun pun ia tak pernah mendengar namanya atau bahkan bertemu dengan perempuan itu.Apa dia yang bodoh karena ada hal yang tidak dia tahu tentang Keenan atu itu hanya berita yang dilebih-lebihkan oleh media saja?Natasha mendadak gila memikirkan itu, apalagi saat melihat foto-foto Angeline yang gemar berbikini. Ah, rasanya Natasha ingin mencabik-cabik perempuan itu saat ini juga.Meski hatinya seolah berubah menjadi pecahan piring, Natasha tetap saja menelusuri foto-foto di akun Angel dari atas hingga bawah, dan entah kenapa ia tiba-tiba teringat dengan wajah seseorang.Ya, Angeline sangat mirip dengan maminya Leon, apa jangan-jan