Natasha bangun keesokan harinya dengan mata yang sangat sembab, tubuh yang lemah tak berdaya juga suhu tubuhnya sangat tinggi seolah dirinya baru saja tercebur ke kolam air panas.Alhasil, ia masih meringkuk di kasurnya meski hari sudah pagi dan memasuki jam berangkat kerja, ia sangat enggan berpisah dari kasurnya meski hanya untuk membukakan pintu yang terdengar berisik saat ini.Mengabaikan ketukan keras di luar pintu, Natasha justru semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut tebal yang menutupnya hingga kepala.Natasha pura-pura tuli sesaat dan kembali memejamkan mata.Menit berikutnya, suara kunci terdengar gemerincing dari luar dan akhirnya pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.Setelahnya, Natasha bisa mendengar sepasang sandal highheels mamanya yang berjalan mendekatinya."Nat, sudah jam segini dan kamu masih tidur. Apa kamu tidak bekerja? Grant ada di bawah menjemputmu."Natasha abai, ia masih di posisi yang sama dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya."Natasha, ayolah! K
Andin yang baru tiba di lantai bawah, seketika panik melihat putrinya dalam gendongan Leon."Ada apa dengan...""Grant, siapkan mobilnya sekarang juga!" sela Leon meneriaki Grant tanpa mempedulikan Andin."Baik Tuan."Grant bergerak cepat dan memindahkan Rolls Royce hitam tepat di depan pintu rumah Natasha. Leon buru-buru membawa masuk Natasha ke mobil diikuti Andin."Sebenarnya apa yang terjadi dengan Natasha, Tan? Dia baik-baik saja semalam."Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Leon ketika menunggu dokter keluar."Keenan mengirim pesan padanya semalam.""Shit!" Leon mengumpat dalam hati, hatinya tiba-tiba seolah dicubit dengan keras."Leon, Natasha saat ini dilema, Tante harap kamu bisa mengatasi ini agar pernikahan kalian tidak terancam batal."Leon hanya mengangguk dengan sorot mata ingin membunuh. Tentu saja Keenan biang kemarahannya.Besok kedua orangtuanya akan tiba di Jakarta, namun Natasha justru kondisinya sedang tidak sehat gara-gara vokalis itu.Otom
Selama ini tidak ada yang tahu villa Aurelia, Keenan merasa villa itu adalah tempat paling aman untuk ia bersembunyi dengan drama yang telah ia jalankan di berbagai media, tapi ternyata ia salah karena telah menganggap satu orang bernama Leon dengan sikap remeh.Kali ini ia benar-benar sadar bahwa Leon orang yang harus ia waspadai."Mau apa kamu ke sini?" tanya Keenan lagi, namun kali ini dengan intonasi sedikit lebih santai."Hanya memberi peringatan padamu, Natasha is mine."Keenan tertawa mengejek seolah Leon memberitahunya sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan."Aku serius!" tegas Leon dengan suara rendah namun sarat penekanan bahwa ia tidak main-main dengan setiap ucapannya."Terserah, tapi aku tidak akan menyerah. Kita bersaing dengan masuk akal.""Tidak ada persaingan, dia milikku." Leon mendekat dan berbicara dengan mulut tajam."Bagaimana jika aku tetap menginginkan persaingan denganmu? Untuk Natasha, aku rela bertaruh apapun.""Baiklah, tapi jangan salahkan
Di dalam mobil, Leon yang malam ini menyetir sendiri dengan Natasha duduk di sampingnya terlihat sedikit melunakkan ekspresinya dari biasanya, ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Seolah dia ingin menikmati malam bersama Natasha.Tapi Natasha berbeda, ia sangat jenuh dan setiap waktu yang bergulir adalah siksaan baginya, jadi ia hanya duduk diam seolah kehilangan mulut dan suaranya."Apa kamu mencoba belajar menjadi patung?"Natasha masih diam, hanya lirikan tajam yang ia lempar ke arah Leon. Leon menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum mengejek."Tidak begitu konsepnya kalau ingin menjadi patung."Natasha rasanya ingin muntah dengan sikap Leon."Kalau tidak bakat melucu diamlah!"Leon mengerutkan keningnya dan melempar tatapan tajam ke arah Natasha, Natasha mengabaikannya dan ia memilih menyandarkan punggungnya lebih nyaman dan memejamkan matanya.Pada saat itu radio yang dinyalakan Leon melantunkan lagu'Only You' milik Keenan yang diciptakan untuknya, jadi
Saat membuka akunnya, beranda sosial media Natasha langsung penuh dengan berita Keenan dan kekasih barunya, hal itu memudahkan Natasha untuk mencari akun pribadi Angel.Jujur ia sangat asing dengan perempuan blasteran bernama Angeline Georgina, padahal hampir semua media menyebut Angel merupakan sahabat masa kecil Keenan, tapi bersama Keenan selama lima tahun pun ia tak pernah mendengar namanya atau bahkan bertemu dengan perempuan itu.Apa dia yang bodoh karena ada hal yang tidak dia tahu tentang Keenan atu itu hanya berita yang dilebih-lebihkan oleh media saja?Natasha mendadak gila memikirkan itu, apalagi saat melihat foto-foto Angeline yang gemar berbikini. Ah, rasanya Natasha ingin mencabik-cabik perempuan itu saat ini juga.Meski hatinya seolah berubah menjadi pecahan piring, Natasha tetap saja menelusuri foto-foto di akun Angel dari atas hingga bawah, dan entah kenapa ia tiba-tiba teringat dengan wajah seseorang.Ya, Angeline sangat mirip dengan maminya Leon, apa jangan-jan
Natasha menghela nafas berat untuk mengontrol emosinya dan menyeka air matanya dengan sapu tangannya. Setelahnya ia mulai menikmati kopi panasnya untuk merileks hati juga pikirannya. Ketika Natasha sedang asik menikmati kopinya sendirian, tak sengaja Grant yang melintas di jalanan depan cafe, melihat Natasha dan ia segera melapor kepada Leon. Hal itu terkait laporan Andin pada Leon yang berpikir Natasha kabur untuk menghindari pernikahan besok. "Halo Tuan, saya melihat Nona Natasha di cafe." "Iya sendirian." "Baik Tuan, saya akan awasi dari jauh." Panggilan terputus setelah itu dan Grant kembali menyimpan ponselnya, ia memarkir mobilnya di tempat yang agak sepi namun masih bisa melihat Natasha dari jauh. Tiga puluh menit berlalu begitu saja, dan Natasha memutuskan untuk kembali dengan naik taksi. Semua itu tak luput dari pengawasan Grant dan ia melapor kepada Leon saat Natasha sudah tiba di rumahnya. Grant kembali sementara Natasha diinterogasi oleh Andin begitu ia
Dalam pemikiran itu, hati Natasha terasa sakit sekaligus marah jika Angel adalah saudara Leon, mengingat kemarin Keenan begitu perhatian pada Angel dan benar-benar sudah melupakannya.Dia tersenyum pahit hingga tanpa sadar Leon sudah menggandengnya menuju panggung.Akad nikah segera dimulai."Sah!"Teriakan semua para tamu undangan seolah menggema memenuhi ballroom. Meski begitu tak ada senyum tulus yang terlihat dari Natasha maupun Leon.Akad selesai dan langsung dilanjut pesta pernikahan yang begitu megah dengan hanya beberapa tamu pilihan tanpa ada media yang diundang, Leon sengaja menciptakan suasana privasi karena tidak ingin menambah beban Natasha."Congrats Leon, hidupmu tidak ada bedanya denganku."Leon membalas rangkulan Jenson, sahabatnya, dan hanya menanggapi dengan senyuman getir. Setelahnya ia berganti salaman dengan tamu VIPnya yang lain.Sementara Natasha, ia tidak ada bedanya dengan Leon saat ini, apalagi saat Angel memeluk manja Leon dan mengucapkan selamat, N
Setengah jam kemudian.Natasha yang awalnya sibuk bermain ponsel di sofa single tiba-tiba merasakan tubuhnya memanas.Merasakan keanehan di tubuhnya, ia tiba-tiba teringat perubahan emosi Leon yang begitu cepat dan ia menggeram marah.“Leon, jangan bilang kamu membubuhi obat di minuman dan makananku?”Leon terlihat tenang dan tidak mengatakan apapun, ia tidak menyangkalnya ataupun membenarkannya. Ia mengerutkan bibirnya dengan tipis dan kemudian perlahan membuka kancing piyamanya satu per satu sambil berjalan mendekati Natasha.Natasha tentu saja ingin memberontak saat wajah Leon sudah benar-benar sangat dekat dan hendak menciumnya, tapi ia tidak bisa menolak kebutuhan badannya, jadi ia pasrah dalam ciuman Leon.Pada saat itu suasana kamar berubah menjadi hangat dan romantis.Pagi harinya, Natasha membuka matanya yang kabur, wajah cantiknya memancarkan pesona yang luar biasa. Saat ia mencoba duduk, ia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit, apalagi bagian paling intimnya. Nata
Dia memijat bagian tengah pelipisnya dan membenturkan kepalanya ke sandaran kursinya.Rasanya dia ingin pergi jauh sekarang untuk menenangkan diri, tapi kemana?'Keenan’Nama itu terlintas begitu saja di benaknya dan dia merasa perlu pergi sebentar untuk bertemu Keenan, tidak peduli nati seberapa keras semua orang mencarinya.Ya, Natasha merasa yakin dengan idenya.Dia segera bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tasnya, namun di saat yang sama, seseorang mengetuk pintunya.Natasha mengurungkan niatnya untuk meninggalkan mejanya dan berkata kepada seseorang yang mengetuk pintu, "Masuk!"Pintu kamar terbuka dan seorang gadis muda mendatanginya, dia terlihat begitu sopan dan ramah.Natasha mengerutkan keningnya karena selama dia bekerja di Sagara group, dia baru pertama kali bertemu dengan gadis itu."Perkenalkan saya Lucya, asisten Bu Natasha di kantor." ucapnya dengan senyuman manis yang mengembang di bibirnya."Oh kamu yang menggantikanku di kantor ketika aku tidak ma
Untuk pertama kalinya Leon gemas menghadapi tatapan manis Natasha dengan setengah memohon seperti itu, membuat dirinya canggung, meski tak dipungkiri hatinya sangat bahagia saat ini.Pada akhirnya wanita keras kepala yang dulunya anti padanya, kini meminta izin untuk jatuh cinta padanya, betapa bahagianya.Leon tersenyum sedikit lebih lebar dengan tatapan mata yang lebih lembut dari biasanya, kembali menatap Natasha sambil mengulurkan tangannya untuk membelai lembut pipi istrinya."Tidak apa-apa, tapi aku tidak bisa menjanjikan apa pun saat ini."Senyum Natasha semakin lebar dan ia pun segera mendekat untuk semakin memeluk suaminya."Its okey, thank you Leon.”Leon membalas pelukannya sambil membelai lembut rambut Natasha dan menciumnya.Saat ini hanya rasa kasihan yang menyelimuti hatinya, dan hal itulah yang membuat Leon ingin lebih peduli dan memperhatikan Natasha. Apalagi sejak dia mengetahui kalau Selena telah menyakitinya.Ya, dia pasti tidak akan tinggal diam, karena L
Natasha yang masih meringis kesakitan hanya membenamkan wajahnya ke dada Leon dan tidak mengatakan apapun. Sebaliknya, dia terus menangis seperti anak kecil yang mengeluh kepada ayahnya.Leon menggeleng melihat kelakuan konyol Natasha.Leon kemudian tidak bertanya lagi dan terus berjalan hingga sampai di mobil, dia menurunkan Natasha perlahan sebelum membuka pintu mobil dan membantunya duduk.Setelah itu dia berjalan mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi."Bisakah kamu berhenti menangis sebentar? Kita akan ke rumah sakit sekarang."Natasha berhenti menangis dan mengangguk.Sementara itu, Leon entah kenapa membuatnya mengira Selena telah menyakitinya, namun Natasha tidak berani berbicara langsung padanya.Mendengar hal itu, Leon melirik Natasha sekali lagi dan rasa kasihan melintas di matanya.Ia kemudian kembali fokus mengemudi dan tidak bertanya apa pun lagi, ia ingin memberikan ruang bagi Natasha untuk menenangkan diri.Maybach hitam tiba di rumah sakit, Leon memanggil perawa
"Lepas!" Bentak Natasha.Selena tersenyum jahat sambil melepas Natasha dengan kasar , detik berikutnya dua orang perempuan suruhan Selena kembali memegangi tangannya dengan erat."Apa yang kamu inginkan?"Bibir Selena bergerak ke atas dengan sinis, lengkap dengan matanya yang menyipit tajam, mencemooh."Suruh dia meminumnya!” Selena memerintah salah satu orang suruhannya. Segera dia dipaksa meminum minuman dari botol kecil yang Natasha yakini itu adalah minuman penggugur kandungan.Untuk itu dia menggelengkan kepalanya dengan kuat."Hanya ingin memberimu minum, kenapa kamu begitu takut?" Ejek Selena dengan sorot matanya yang hampir terlihat seperti wanita iblis."Tidak! Aku yakin kamu pasti telah mencampurkan obat ke dalamnya.”Selena tertawa."Bagaimana kalau itu benar?" Selena membenarkannya.Membuat air mata di mata obsidian Natasha akhirnya luruh juga, tentu saja ia ketakutan.Semasa hidupnya, baru kali ini ia mengalami penyiksaan kejam seperti sekarang.Natasha me
Sesuai permintaan Leon, akhirnya Natasha datang ke Studio Kecantikan Madam Jen jam 9.Tiba di sana, ia langsung disambut oleh Madam Jen, asistennya bahkan seluruh karyawan.Natasha merasa tersanjung dengan sambutan mereka, padahal ini bukan pertama kalinya dia kesini, tapi hari ini penyambutannya sangat berbeda, apa karena Leon sendiri yang memesankannya untuknya?"Suatu kehormatan bagi kami Nyonya Leon untuk datang ke Studio kami untuk yang kesekian kalinya." Madam Jen berkata dengan senyum yang mengembang di wajahnya."Aku suka pelayanan di sini.""Terima kasih, Nyonya Leon."Natasha mengangguk dengan senyumnya yang ramah."Kalau begitu ikutlah dengan saya, Nyonya Leon." Undang Nyonya Jen.Dia sendiri yang akan melayani Natasha hari ini sesuai permintaan Leon."Baik Nyonya."Natasha kemudian mengikuti Madam Jen menuju lantai 3 dan memasuki sebuah ruangan besar dengan alat perawatan kecantikan yang super lengkap.6 jam kemudian, Natasha keluar dari ruangan dengan penampilan yang luar
Tanpa mengetahui apa yang Angel rencanakan untuknya, Natasha yang saat ini masih sibuk dengan sketsa desainnya ,tiba-tiba mendapati ponselnya berdering, dia melirik ke ID penelepon dan tertera nama 'Leon' di layar ponsel.Natasha mengabaikannya dan memilih fokus pada sketsa desainnya.Namun, telepon berdering lagi dengan nama yang sama.Natasha tahu hal itu akan terjadi, namun dia tetap mengabaikannya.Dia hanya mengambil ponselnya untuk mengubah pengaturan suara di ponselnya menjadi senyap dan hanya menyala tanpa suara saat ada panggilan.Jadi dia tidak merasa terganggu sekarang.Namun, sepuluh menit kemudian..."Kamu mengabaikan telfonku?”Natasha kaget karena suara Leon tiba-tiba terdengar di telinganya dan sosok dinginnya sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam.Natasha sangat terkejut hingga merasa dia melihat hantu tampan sekarang."Aku nggak tahu." Jawab Natasha sedikit tergagap."Tidak tahu? ponselmu ada di depanmu dan kamu tidak tahu? Alasanmu sangat klasi
“Apa maksudmu menyuruh Daddy menaruhku magang di kantor cabang?”“Itu lebih baik.” Suara Leon terdengar dingin dan acuh tak acuh.Angel menggeleng tak percaya.“Apa kamu dendam pada adikmu sendiri Leon? Atau kamu takut aku akan semakin sering memergoki Selena datang ke ruanganmu dan memelukmu?”“Keluar!” Leon memerintah dengan suara rendah.Mendengarnya, dada Natasha terasa sesak dan matanya tiba-tiba perih.Dia urung membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Leon karena mendengar suara heels milik Angel yang menghentak semakin keras ke arahnya.Dia berjalan mundur dan hendak berbalik ketika tiba-tiba tubuhnya menabrak seseorang."Saya minta maaf." Natasha segera meminta maaf saat mengetahui yang ditabraknya adalah Jay Alex yang ia tahu sebagai mitra bisnis Leon dalam proyek barunya.“Tidak apa-apa, kamu baik-baik saja?” Jay mengkhawatirkannya.Natasha mengangguk disertai senyum tipisnya yang malu-malu.Bagaimana tidak, Jay sangat berbeda dengan Regan, sifatnya yang lembut d
“Kita masih saling mencintai mantan kekasih masing-masing, tapi kenapa harus memaksa untuk berpisah? Pernikahan ini hanyalah perjodohan dan tanpa cinta, kenapa kita tidak saling membebaskan diri saja daripada seperti ini?”Meski Natasha benar, tapi entah kenapa Leon sangat tidak setuju.“Begitukah arti pernikahan ini bagimu?”“Bukannya kenyataannya memang seperti itu?” Leon menyipitkan matanya dengan tajam dan dia mencengkeram dagu Natasha saat membuat jarak yang begitu dekat dengan istrinya. “Tidak!” Suara Leon sangat rendah, setengah berbisik, namun terdengar sarat amarah.Saat mendengar penolakan dari Leon yang sangat tidak sesuai dengan kenyataannya, bronkus di paru-paru Natasha justru ingin meledak karena marah. Dia memalingkan wajahnya dan menjauh dari Leon, kembali menimbun tubuhnya di bawah selimut.“Natasha ingat! kemarin adalah terakhir kalinya kamu bertemu dia di belakangku, kalau tidak...”“Kalau tidak apa?” Natasha yang sangat marah dan masih bisa mendengar se
Berbeda dengan Leon, Natasha merasa sangat damai dan tenang saat berada dalam pelukan Keenan. Meski keduanya tak berkata apa-apa, namun mereka sangat bahagia dengan posisinya saat ini.Hingga manajer Keenan mendatangi mereka dan berdehem."Sorry ganggu, tapi Keenan sudah waktunya berangkat."Natasha dan Keenan melepas pelukannya dengan canggung dan mengangguk."Kalau begitu aku pergi dulu. Safe flight!""Ya, jaga dirimu juga baik-baik."Natasha mengangguk dan dia melambaikan tangannya sambil kembali menatap Keenan yang juga melakukan hal yang sama padanya.Dia berbalik dan meninggalkan ruang tunggu ketika punggung Keenan sudah berada di titik jauh pandangannya.Namun begitu keluar dari executive lounge, Natasha tidak menemukan Angel, dia mencoba menghubunginya namun sekeras apapun dia menghubungi adik iparnya itu, panggilan tetap tidak terjawab.Natasha putus asa dan dia memutuskan untuk mencari taksi, namun seseorang tiba-tiba menarik tanganya."Natasha!"Natasha kaget lua