Natasha menghela nafas berat untuk mengontrol emosinya dan menyeka air matanya dengan sapu tangannya. Setelahnya ia mulai menikmati kopi panasnya untuk merileks hati juga pikirannya. Ketika Natasha sedang asik menikmati kopinya sendirian, tak sengaja Grant yang melintas di jalanan depan cafe, melihat Natasha dan ia segera melapor kepada Leon. Hal itu terkait laporan Andin pada Leon yang berpikir Natasha kabur untuk menghindari pernikahan besok. "Halo Tuan, saya melihat Nona Natasha di cafe." "Iya sendirian." "Baik Tuan, saya akan awasi dari jauh." Panggilan terputus setelah itu dan Grant kembali menyimpan ponselnya, ia memarkir mobilnya di tempat yang agak sepi namun masih bisa melihat Natasha dari jauh. Tiga puluh menit berlalu begitu saja, dan Natasha memutuskan untuk kembali dengan naik taksi. Semua itu tak luput dari pengawasan Grant dan ia melapor kepada Leon saat Natasha sudah tiba di rumahnya. Grant kembali sementara Natasha diinterogasi oleh Andin begitu ia
Dalam pemikiran itu, hati Natasha terasa sakit sekaligus marah jika Angel adalah saudara Leon, mengingat kemarin Keenan begitu perhatian pada Angel dan benar-benar sudah melupakannya.Dia tersenyum pahit hingga tanpa sadar Leon sudah menggandengnya menuju panggung.Akad nikah segera dimulai."Sah!"Teriakan semua para tamu undangan seolah menggema memenuhi ballroom. Meski begitu tak ada senyum tulus yang terlihat dari Natasha maupun Leon.Akad selesai dan langsung dilanjut pesta pernikahan yang begitu megah dengan hanya beberapa tamu pilihan tanpa ada media yang diundang, Leon sengaja menciptakan suasana privasi karena tidak ingin menambah beban Natasha."Congrats Leon, hidupmu tidak ada bedanya denganku."Leon membalas rangkulan Jenson, sahabatnya, dan hanya menanggapi dengan senyuman getir. Setelahnya ia berganti salaman dengan tamu VIPnya yang lain.Sementara Natasha, ia tidak ada bedanya dengan Leon saat ini, apalagi saat Angel memeluk manja Leon dan mengucapkan selamat, N
Setengah jam kemudian.Natasha yang awalnya sibuk bermain ponsel di sofa single tiba-tiba merasakan tubuhnya memanas.Merasakan keanehan di tubuhnya, ia tiba-tiba teringat perubahan emosi Leon yang begitu cepat dan ia menggeram marah.“Leon, jangan bilang kamu membubuhi obat di minuman dan makananku?”Leon terlihat tenang dan tidak mengatakan apapun, ia tidak menyangkalnya ataupun membenarkannya. Ia mengerutkan bibirnya dengan tipis dan kemudian perlahan membuka kancing piyamanya satu per satu sambil berjalan mendekati Natasha.Natasha tentu saja ingin memberontak saat wajah Leon sudah benar-benar sangat dekat dan hendak menciumnya, tapi ia tidak bisa menolak kebutuhan badannya, jadi ia pasrah dalam ciuman Leon.Pada saat itu suasana kamar berubah menjadi hangat dan romantis.Pagi harinya, Natasha membuka matanya yang kabur, wajah cantiknya memancarkan pesona yang luar biasa. Saat ia mencoba duduk, ia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit, apalagi bagian paling intimnya. Nata
Leon berdecak kesal menatap Natasha yang enggan masuk ke villanya, jadi dia terpaksa menggendongnya. Natasha tak kalah kesalnya jadi dia memukul punggung Leon dengan sekuat tenaganya.Leon meringis kesakitan, tapi dia mengabaikannya. Ia terus menggendongnya dengan santai dan menyapa para pelayan yang menyambutnya dan kemudian masuk private lift menuju kamarnya di lantai tiga.Natasha yang awalnya menolak akhirnya pasrah dalam gendongan Leon. Leon menyeringai senang dan begitu pintu lift terbuka, ia dengan anggun melangkah masuk ke kamar. Leon meletakkan Natasha di kasur dengan pelan dan membuat Natasha begitu canggung, meski ia sudah melewati malam romantis bersama Leon semalam, tapi tetap saja ia tidak bisa tidak canggung padanya. Bagaimanapun awalnya hubungan mereka adalah karyawan dan bos, tapi sekarang berubah menjadi suami istri. Natasha merasa geli sendiri dalam pemikiran itu."Istirahatlah, aku akan menagih hakku lagi nanti malam," Leon berkata dengan senyum tipisnya yang terl
Natasha memejamkan matanya dengan putus asa saat tangan Leon mengelus pundaknya. Sentuhan itu sangat lembut dan penuh cinta, membuat Natasha semakin merinding, ia bisa merasakan kalau Leon sepertinya diam-diam telah mencintainya sejak mereka berbagi malam bersama kemarin, tapi Natasha tidak bisa mencintainya, apalagi ia teringat mimpinya kalau Keenan masih mencintainya. Pada pemikiran itu, ia menolak Leon dengan halus. Dia mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Leon yang mengelus pundaknya dan ia berbalik lalu tersenyum."Jangan sekarang Leon! aku sangat lapar dan membutuhkan asupan."Leon tersenyum segaris tipis dan ia mengangguk, ia melepas tangannya dan membiarkan Natasha berganti baju."Aku tunggu di bawah."Natasha buru-buru mengangguk dan ia menghela nafas lega. Setelahnya ia berlari ke walk in closet dan berpakaian lengkap.Di ruang makan, Leon duduk elegan dengan setelan jas hitamnya. Ia terlihat sangat tampan dan sempurna. Natasha menatapnya kagum hingga tanpa ked
Natasha menghela nafas tanpa daya dan ia menatap punggung Leon putus asa, harusnya ia bisa menyinkronkan mulut dan pikirannya saat berbicara dengan Leon karena ia tahu ia tidak akan bisa menarik kembali ucapannya. Ah!Kaki Natasha terasa lemah sekarang seolah ia tidak bisa menopang berat tubuhnya sendiri."Ya Tuhan, kenapa aku ditakdirkan hidup bersama orang seperti Leon? Apa salahku Tuhan?" batin Natasha menjerit.Kepalanya mendongak ke langit-lagit dan memejamkan mata dengan putus asa, pada saat itu air mata berderai pelan membasahi pipinya. Natasha tersiksa dengan kehidupannya saat ini, pada pemikiran itu ia jadi ingin sekali kabur dan menemui Keenan.Ya, biasanya hanya Keenan yang bisa menghangatkan hatinya.Keenan, Keenan dan Keenan. Tiba-tiba saja pikiran Natasha seperti dipenuhi oleh Keenan, ia benar-benar sangat merindukannya hingga membuat dada Natasha begitu sesak karena terisak. Segala kenangan bersama Keenan benar-benar mengganggunya malam ini.Natasha menarik na
“Maksudnya, asam lambungku sedikit kambuh pagi ini.” Jawab Natasha.“Kalau begitu segera minum obat dan sarapan, aku tidak mau honeymoon kita gagal.”“Ya, aku akan mandi dulu.”Leon geleng-geleng kepala dengan tingkah absurd istrinya, dia keluar dari kamar dan membiarkan Natasha bersiap-siap.Begitu selesai mandi, Natasha buru-buru masuk ke dalam walk in closet sebelum memilih pakaian terbaik yang ada di sana.Walaupun menurutnya semua baju branded yang ada disana sangat bagus, namun dengan selera Leon yang begitu tinggi dalam hal apapun, dia harus bisa menandinginya.Tak lama kemudian, Natasha keluar dengan setelan berwarna putih dari brand Dinor yang serasi dengan pilihan outfit kasual warna abu-abu dan hitam pilihan Leon saat ini.Natasha tertegun sejenak dan tak memungkiri kalau ketampanan suaminya memang luar biasa."Ayo pergi sekarang!" suara khas Leon membuyarkan lamunannya."Tapi aku belum memasukkan semua barangku." Balas Natasha sambil mengelap bibirnya dengan tisue
Dua bulan kemudian...Huek huek.Natasha yang baru saja merias wajahnya bersiap ke kantor, buru-buru ke kamar mandi dan muntah.Leon yang baru saja masuk kamar untuk mengajak Natasha sarapan, mengerutkan keningnya dan segera menyusulnya ke kamar mandi. Melihat Natasha seperti itu, Leon khawatir dan memijat punggungnya. Natasha memejamkan matanya sambil memegangi perutnya, dia belum sarapan, tapi perutnya sangat mual."Bagaimana kalau aku hamil?" keluh Natasha dalam hati.Dia sangat lemah sekarang sampai tidak bisa menahan beban tubuhnya sendiri. Leon langsung menggendongnya dan membawa Natasha kembali ke kamar.Natasha pasrah dan ia merasa linglung, pikirannya sibuk mengingat kembali kapan terakhir dia menstruasi, dan dia mendengus kesal saat sudah tahu jawabannya. "Aku akan meminta Grant memanggil dokter untukmu," Leon berkata dengan sangat lembut sambil mengelus puncak kepala NatashaNatasha hanya mengatupkan bibirnya dan diam, sementara wajahnya memucat dan lapisan kab
“Apakah akan turun hujan lebat malam ini?”Leon mengerutkan keningnya dan menatap Natasha yang tersenyum menggoda padanya.“Wanita selalu benar.” Dia mengeluh.Natasha terkekeh dan dengan sayang menatap Leon yang sedang cemberut padanya.Dia membelai pipi putih suaminya yang sehalus patung paling sempurna itu sambil tersenyum penuh kebahagiaan.“Aku senang kamu sekarang bisa meminta maaf ketika kamu melakukan kesalahan.”"Saya belajar dengan susah payah." Jawab Leon.“Terima kasih atas usahamu.”Leon hanya bergumam dan dia mengajak Natasha kembali ke apartemennya dan bertanya, "Ini ulang tahun pertamaku bersamamu, tapi kamu tidak membelikanku kue."Natasha tertawa saat menyadarinya.Dia mengusap lengan suaminya dan berkata dengan lembut, "Kupikir satu hadiah akan cukup untuk seseorang yang serius sepertimu.""Hmm lain kali kamu harus membawakannya untukku.""Setuju."Leon tersenyum sambil mengantar Natasha kembali ke apartemennya.sedangkan Natasha, ternyata saat ini dia seperti wanit
Natasha sudah siap dalam balutan gaun berwarna biru lembut yang dibeli Leon beberapa hari lalu, lengkap dengan beberapa makanan di meja makan dan sebuah bros emas berhiaskan berlian asli di tangannya.Namun Leon belum juga datang, padahal waktu sudah hampir jam 9 malam.Natasha menelepon bolak-balik tetapi panggilannya selalu tidak dijawab.Dia mulai khawatir dan khawatir, takut jika Leon terlalu kecewa dan marah padanya tadi sehingga dia tidak pulang malam ini.Membuat Natasha sangat kesal di tempatnya sehingga berulang kali ia duduk dan berdiri lalu mondar-mandir seperti sedang menyetrika pakaian.Dia kemudian menghubungi Grant, karena hanya dia yang mengetahui semua jadwal Leon.Panggilan itu tersambung secepat kilat dan membuat Natasha sedikit lega."Selamat malam, Bu Natasha. Apakah ada yang bisa saya bantu?"Suara ramah Grant segera mencapai telinganya."Apa Leon masih di kantor?""Pak Leon sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu. Belum sampai?""Belum, apa menurutmu dia tidak a
Karena sampai saat ini Natasha belum diijinkan oleh Leon untuk pergi ke kantor, maka dari itu dia pergi ke taman dan duduk di ayunan sambil berpikir keras.Dia terus mengingat rangkaian kejadian khusus apa saja yang berkaitan dengan dirinya dan Leon, namun dia tidak dapat menemukannya, dia terus mencoba hingga dia teringat sesuatu."Apakah hari ini ulang tahunnya?"Natasha tersenyum kecil sambil menggeleng saat menyadari Leon sedang marah padanya seperti anak kecil yang ibunya tidak membelikan mainan untuknya.Mengingat kejadian tadi, Natasha merasa ingin tertawa, ia kemudian mempunyai ide untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahun Leon, maka ia pun masuk ke dalam villa untuk mencari buku sketsanya.Di saat yang sama, dia menghubungi Angel untuk memastikan."Iya Natasha, ada apa? apa kamu sudah memberi kejutan pada kakakku hari ini?""Jadi, benar ya hari ini hari ulang tahunnya?""iyalah, kenapa? Jangan bilang kamu belum mengucapkannya."Seolah melihat Angel di depannya, Natasha men
"Tante Yola ingin Leon dan Natasha bercerai, apa kamu tidak mau bekerja sama denganku?"Nick yang sedang memeriksa dokumen di ruang kerja pribadinya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangannya.“Sebenarnya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.”"Oh ya?" Selena tertawa sambil berjalan menuju kursi Nick dan melingkarkan lengan rampingnya di leher Nick dari belakang."Come on Nick, kamu bisa mendekati Natasha dan aku akan menjaga Leon, kamu harus berterima kasih padaku karena telah menawarkan kerjasama yang sangat menguntungkan ini."Nick berusaha melepaskan diri dari tangan Selena yang menempel manja di lehernya."Lepas!""Ya Tuhan, baiklah. Bagaimana?""Sejujurnya, tanpa kamu meminta kerja sama, aku sudah bertekad untuk tetap mendekati Natasha. Aku mencintainya sejak kami masih sekolah, dan sampai saat ini aku belum bisa memilikinya?"Tawa Selena semakin lebar."Aku tidak menyangka seorang casanova sepertimu ternyata adalah pejuang cinta
"Leon, umur mommy tidak akan lama lagi, kenapa kamu begitu tidak berperasaan?" Yola memohon dengan air matanya yang menyedihkan.Bukannya kasihan, Leon malah tersenyum mencemooh."Apa mommy tidak takut jika itu menjadi kenyataan?" Leon bertanya dengan sinis."Apa menurutmu mommy berbohong padamu?" Yola berteriak di sela-sela semburan air matanya.“Mommy selalu menggunakan cara ini berulang kali.” Kebencian muncul di wajah Leon yang terlihat semakin muram.Yola yang kehabisan akal untuk membalas perkataan putranya hanya terisak dan terlihat semakin menyedihkan.Di sela-sela pertengkaran mama dan kakaknya, Angel merasa perlu angkat bicara.“Mom, bukannya aku membela Leon, tapi tolong pikirkan perasaan Natasha, sebelumnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk memenuhi keinginan Mommy dan menikah dengan Leon yang sama sekali tidak dia cintai dan sekarang mommy menyuruh mereka bercerai, kenapa mommy juga nggak mikirin perasaan tante Andin dan om Yudha?bagaimana jika aku di posisi Natasha
"Bagaimana kabarmu sekarang?" Leon bertanya dengan cemas ketika Natasha menyelesaikan pemeriksaan dokternya."Sedikit lebih baik.""Syukurlah!" Ekspresi panik di wajah Leon berubah menjadi lega."Bolehkah saya pulang sekarang Dok?"“Iya, tapi kamu harus banyak istirahat di rumah.”"OKE." Natasha tersenyum bahagia karena tidak perlu menginap.Leon kemudian membawanya pulang setelah itu."Gimana kondisi mommy?”Leon menggeleng enggan, dia masih sangat kecewa pada Daddynya.Natasha mendengus dan berkata lagi, "kenapa nggak tanya sama Angel?”"Natasha, orang tuaku sekarang memperlakukanmu dengan buruk, kenapa kamu masih baik pada mereka?"“Aku tidak bisa melupakan kebaikan mereka saat itu.”Senyum kebanggaan dan haru tersungging di wajah Leon.Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam lembut tangan Natasha.“Aku tidak salah memilih istri.”Natasha menunduk malu dan tersenyum.Setelah itu dengan santainya dia bertanya pada Leon, "Jadi kamu benar-benar tulus melupakan Selena?"Leon se
“Ma, apa yang terjadi?”"Natasha, kali ini mama tidak akan memaksamu lagi."Natasha mengangkat wajahnya frustasi ditengah kebingungan yang menghampirinya.Seharusnya dia bahagia, namun entah kenapa hatinya terasa sakit dan tak rela berpisah dengan Leon.Padahal sudah jelas dia dan Leon bagaikan minyak dan air."Ma, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Mommy Yola juga marah padaku, tapi kenapa? Kenapa aku harus buru-buru hamil lagi padahal aku baru saja keguguran.""Natasha, jangan salahkan dia! Yola memang seperti itu karena umurnya tidak akan panjang lagi.""Maksudmu?""Penyakit yang dideritanya selama ini akan merenggut nyawanya dalam 10 bulan ke depan, jadi jika kamu dan Leon tetap bersama, percuma saja. Setidaknya kamu diperbolehkan hamil lagi sekitar 6 bulan dari sekarang, dan apakah itu akan menjamin kamu akan hamil lagi?" segera hamil setelah itu?"Refleks Natasha menutup mulutnya karena terkejut, disaat yang sama kekecewaan terpancar dari mata obsidian indahnya.“Mama se
"Kenapa kamu bertengkar dengan Selena di tempat Nyonya Jen? Memalukan."Bukannya membelanya, Leon, si lidah tajam, malah mencelanya.“Kamu takut kekasihmu terluka oleh cakarku?” Natasha meraung marah saat Leon menyalahkannya.Leon memijat keningnya sebentar dan membentak, "Aku hanya ingin kamu menjaga harga dirimu.""Ya, dan kamu lebih suka aku terus diinjak harga diriku olehnya." Teriak Natasha hampir menangis.Hatinya sudah berdarah akibat hinaan Selena, namun Leon tetap membuatnya terpojok.Natasha sangat marah hingga bronkus di paru-parunya seperti meledak, dia lalu membuka pintu mobil dan membantingnya dengan keras.Tidak peduli apa yang dilihat orang-orang di sekitar studio saat ini. Dia berhasil berjalan cepat dan pergi ke jalan utama untuk mencari taksi.Saat berada di dalam mobil, Leon berteriak sambil menggedor-gedor kemudi. Beban kerja di Sagara Group sangat berat malam ini, namun kedua wanita itu memberikan beban yang lebih berat padanya.Leon memejamkan mata dan mengatur
***"Kau benar-benar menyebalkan, Nick." Selena menggerutu kesal saat menjenguk kakak tirinya Nick di rumah sakit.Dia sangat kecewa pada Nick karena tidak bisa tidur dengan Natasha tadi malam.Sebenarnya Selena sudah membayar mahal pegawai hotel untuk memasang kamera tersembunyi di kamar Natasha, namun nyatanya semua itu sia-sia.Alih-alih mendapatkan rekaman Nick dan Natasha menikmati malam bersama, mereka malah mendapatkan Nick yang dipukuli habis-habisan oleh Leon."Dia tiba-tiba datang dan memukuliku, padahal kamu tahu aku tidak bisa membela diri."Amarah menjalar ke wajah tampan Nick yang dihiasi beberapa luka akibat pukulan brutal Leon tadi malam."Kau memang satu-satunya pewaris perusahaan terburuk, harusnya kamu seperti Leon yang hebat dalam segala hal dan tidak hanya pandai bermain kuda dengan perempuan.""Berhentilah menyalahkanku, Sel," geram Nick.“Itu karena kamu tidak bisa diandalkan, Nick.” Selena masih menyalahkannya."Keluar!" Nick akhirnya kehilangan kesabaran dan b