"Ya ampun Nat, sampai bengkak gitu mata kamu."
Mauren dan Yunka langsung mengomentari mata Natasha begitu mereka muncul di depan matanya.
"Sudahlah, ayo masuk dulu!" Dengan lemah, Natasha melebarkan pintu kamarnya. Dua temannya langsung masuk.
Tidak lupa, Natasha mengunci pintu kamarnya kembali.
"Nat, sabar ya." Yunka yang saat ini duduk di samping Natasha langsung memeluknya, begitu juga Mauren.
Mereka saling berpelukan dan hati Natasha berubah menjadi hangat.
"Thanks," lirih Natasha dengan suara teredam karena dipeluk oleh kedua sahabatnya. "Tapi, kalian tahu darimana?" tanyanya heran.
Mauren dan Yunka melepaskan pelukannya sebelum mereka mengaku kalau kemarin ia mengikuti Natasha hingga bertanya pada Grant.
"Kami sangat khawatir Nat, takut kamu disandera oleh Pak Leon. Kami pikir awalnya justru gara-gara laporanmu yang gak bisa selesai. Ternyata karena hal lain."
"Lalu, kamu mau gitu Nat, menikah dengan Pak Leon? Kamu gak takut? Dia bahkan sangat kejam meyerupai iblis."
Mauren dan Yunka saling melempar pertanyaan pada Natasha.
"Sekarang menurut kalian apa yang harus aku lakukan selain menerima perjodohan itu?” Natasha bertanya dengan suara lemah. “Mama dan Papa terus menekanku untuk menyelamatkan bisnisnya, begitu juga Pak Leon, ia tidak ingin membuat Maminya kecewa, apalagi Tante Yola punya penyakit jantung kronis sejak dulu."
Mereka berdua mendesah. Lalu, karena tidak ingin melihat Natasha terus-terusan bersedih, Yunka dan Mauren memutuskan untuk mengajak temannya itu berbelanja.
Kebiasaan buruk Natasha muncul lagi ketika ia frustasi. Hampir semua gajinya di bulan itu habis untuk dibelanjakan semua barang-barang branded favoritnya. Ia juga mentraktir dua sahabatnya, sebagai bentuk terima kasih karena kepedulian mereka.
Suasana hati Natasha baru saja membaik. Sayangnya, ketika pulang … sebuah berita yang terdengar di radio dalam taksi membuat ketenangan Natasha tidak bertahan lama.
'Putra Bungsu Musisi Legend, Juan Aaron, Keenan Aaron yang merupakan vokalis band Paradise mengalami kecelekaan mobil kemarin malam. Managernya menjelaskan bahwa Keenan masih belum sadarkan diri hingga sekarang....'
Shock, Natasha bahkan sampai lupa cara bernafas, tubuhnya gemetar hebat dan seketika air matanya mengalir bagai air keran.
Yunka yang sangat kesal dengan sopir taksi tiba-tiba mengomel bagai perempuan gila.
Berbeda dengan Yunka yang sibuk mengomel sopir taksi, Mauren memilih menenangkan Natasha.
"Itu pasti gara-gara aku Ren. Aku harus gimana sekarang?" Natasha terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Nat, kita belum tahu kejadiannya seperti apa, siapa tahu itu murni kecelakaan."
Natasha menggeleng tanpa daya dan meringkuk dalam pelukan Mauren.
"Pak, kita putar arah ke rumah sakit Medika Jaya." Titah Mauren.
Tiba di rumah sakit, Natasha mengumpulkan sisa kekuatannya untuk berlari ke ruang ICU. Mauren dan Yunka sampai kualahan menyusulnya.
"Untuk apa lagi kamu ke sini?" Kemarahan Marina langsung menyambut kedatangan Natasha.
"Tante, bagaimana keadaan Keenan?" Natasha bertanya dengan suara yang menyedihkan.
"Keenan sudah tidak penting lagi bagimu kan? Jadi untuk apa?" Marina balik bertanya dengan sinis.
Natasha semakin terpukul sehingga tubuhnya tiba-tiba terhuyung ke belakang karena terlalu banyak menangis, beruntung Yunka yang berdiri di belakangnya segera menopangnya.
"Nat, kita bisa pulang sekarang kalau kamu tidak kuat."
Natasha menggeleng lemah, padahal ia memang merasa demikian. Kepalanya sangat pusing dan tubuhnya sangat lemah.
"Lebih baik kalian semua pulang sekarang!" Bentak Marina. "Terutama kamu! Jangan pernah muncul di hadapan Keenan lagi!" Marina menunjuk wajah Natasha dengan murka.
"Nat, ayo!" Yunka meraih Natasha dan tidak ingin Natasha semakin direndahkan harga dirinya, jadi ia dan Mauren menyeret Natasha pergi.
Mereka mencari taksi dan mengantar pulang Natasha lebih dulu.
"Yun, Ren, bagaimana kalau Keenan mati?" tanya Natasha frustasi begitu perjalanan pulang ke rumahnya.
Yunka dan Mauren saling berpandangan dan mereka tidak tahu harus tertawa atau menangis. Mereka memlih diam hingga taksi tiba di rumah Natasha. Pada saat itu hari sudah malam.
"Ke mana saja kalian? Kenapa baru pulang?"
"Emm, jalan-jalan Tante."
Andin mengerutkan kening dengan keras, tak sepenuhnya percaya, meski ada barang bukti tas belanja dari mall yang begitu banyak.
"Lalu kenapa Natasha seperti habis menangis lagi?"
Yunka dan Mauren saling berpandangan dan tidak tahu harus menjawab apa. Natasha melarang mereka untuk tutup mulut soal kejadian di rumah sakit. Jadi mereka hanya nyengir kuda.
Tidak kehabisan akan, usai dua teman Natasha pulang, Andin lantas naik ke lantai atas untuk menemui putrinya.
"Nat, are you okay?" Andin bertanya dengan lembut.
Entah kenapa melihat Natasha meringkuk di tempat tidur dengan begitu menyedihkan membuat hatinya sedikit tersentuh.
"Mama pasti tahu kan kalau Keenan kecelakaan? Beritanya ternyata viral hari ini."
Andin mengangguk membenarkan karena berita kecelakaan Keenan hampir mengisi setiap menit acara gosip di TV seharian ini, tak hanya itu tagar viral di twitter dan juga akun gosip di i*******m pun sama.
Semuanya membahas kecelakaan Keenan.
"Aku takut Ma." Natasha berkata lirih, bersamaan hal itu juga air matanya kembali mengalir deras.
"Kenapa harus takut, Sayang? Kamu bukan penyebab kecelakaan Keenan."
"Aku penyebab kecelakaan Keenan Ma," Natasha setengah membentak di sela tangisnya.
"Bagaimana mungkin? Kamu semalam berada di rumah."
"Aku meminta putus dari Keenan kemarin sore, sementara kecelakaan itu terjadi ketika Keenan akan pergi ke konser dan itu terjadi selang satu jam setelah kita bertemu. Apa lagi kalau bukan karena aku Ma?"
Andin terkejut mendengarnya dan ia berubah pucat, Andin tidak bisa menyangkal apapun.
"Aku takut kalau keluarga Keenan mengadu ke media dan membocorkan semua ini Ma, aku pasti dibully oleh semua orang, padahal aku melakukannya hanya demi keinginan Mama dan Papa, juga Leon." Natasha terus terisak di setiap perkataannya.
"Sayang, Mama tidak akan membiarkan itu terjadi. Percayalah!"
Entah kenapa Natasha berpikir itu mustahil, mengingat nama keluarganya sekarang sudah tidak memiliki banyak pengaruh di kota ini, tapi kalau Mamanya meminta bantuan Leon, mungkin ia akan sedikit tenang.
Tapi sekali lagi Natasha sedang membenci Leon sampai ke dalam lubuk hatinya.
Hal itu membuat Natasha tidak bisa tidur malam ini, terlalu banyak pikiran yang menganggunya, alhasil dia berangkat ke kantor dengan wajah yang kusut.
Dua temannya sudah mengomeli ia, sebab saat ini Natasha terlihat seperti mayat hidup yang tidak punya gairah.
Namun, Natasha bersikukuh dan membuka laptopnya untuk kembali mempelajari laporan untuk presentasi nanti, tapi tiga puluh menit kemudian, ia merasa sangat pusing dan tiba-tiba pandangannya memudar.
Buk!
Natasha pingsan dengan posisi duduk di depan meja kerjanya. Mauren dan Yunka langsung heboh karena terlalu panik.
Ketika orang-orang di sekitar Natasha panik dan berbondong-bondong berupaya membawanya ke klinik kantor, tiba-tiba sosok tinggi dan ramping datang dan berteriak ke arah mereka dengan suara yang mendominasi.
"Minggir, biar aku saja!"
"Minggir, biar aku saja!"Ketika para karyawan mendengar suara itu, mereka langsungmenunduk dan bahkan tidak berani bernafas dengan keras. Semuanya diam di tempatdan seolah berubah menjadi patung.Natasha yang masih pingsan di meja kerjanya langsungdigendong Leon dan segera dibawa lari ke rumah sakit besar tak jauh darikantor.Yunka dan Mauren dengan perasaan takut memilih menyusulnya.Entah kenapa mereka berdua selalu merasa was-was ketika Natasha bersama Leon."Grant, cepatlah!" Leon berseru dengan panikbegitu berhasil membawa Natasha ke mobilnya.Kedua gadis itu tertinggal karena langkah Leon terlalucepat.**Di rumah sakit, Natasha masih tak sadarkan diri meski doktersudah selesai memeriksanya. Hal itu membuat Leon sangat cemas.Meski ia selalu membuat Natasha kesal dan bersikap dinginpadanya, Leon merasa tidak ada salahnya berusaha menjalin hubungan yangsebenarnya dengan Natasha. Meski pun ia tahu semuanya tidak akan mudahmengingat Natasha begitu membencinya sejak kejad
Leon hanya tersenyum sinis dan ia justru semakin mendekati Natasha selangkah demi selangkah, ia memandang Natasha dengan arogan, meski dalam hatinya ia ingin sekali mencium bibir merah muda gadis cantik yang ada di depannya, jiwa laki-laki-lakinya bergejolak."Leon jangan macam-macam!" Natasha berusaha mendorong Leon sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah."Lihat ponselmu dan cari aku jika kamu butuh bantuan," Leon berkata dengan setengah berbisik.Setelah itu ia berbalik pergi seolah tidak terjadi apapun. Natasha masih mematung di tempat dengan degup jantung tak karuan.Menit berikutnya ia baru sadar tentang perkataan Leon dan segera mengecek ponselnya. Ada banyak DM dan mention negatif untuknya. Natasha mendesah pelan dan ia tiba-tiba ingin menangis dengan keras."Ketakutanku akhirnya terjadi hari ini." Isaknya.Natasha sangat tertekan sehingga rasanya ia ingin menggali lubang kematiannya sendiri, pasalnya meminta bantuan pada orang kejam seperti Leon pun sepertinya sa
Natasha bangun keesokan harinya dengan mata yang sangat sembab, tubuh yang lemah tak berdaya juga suhu tubuhnya sangat tinggi seolah dirinya baru saja tercebur ke kolam air panas.Alhasil, ia masih meringkuk di kasurnya meski hari sudah pagi dan memasuki jam berangkat kerja, ia sangat enggan berpisah dari kasurnya meski hanya untuk membukakan pintu yang terdengar berisik saat ini.Mengabaikan ketukan keras di luar pintu, Natasha justru semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut tebal yang menutupnya hingga kepala.Natasha pura-pura tuli sesaat dan kembali memejamkan mata.Menit berikutnya, suara kunci terdengar gemerincing dari luar dan akhirnya pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.Setelahnya, Natasha bisa mendengar sepasang sandal highheels mamanya yang berjalan mendekatinya."Nat, sudah jam segini dan kamu masih tidur. Apa kamu tidak bekerja? Grant ada di bawah menjemputmu."Natasha abai, ia masih di posisi yang sama dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya."Natasha, ayolah! K
Andin yang baru tiba di lantai bawah, seketika panik melihat putrinya dalam gendongan Leon."Ada apa dengan...""Grant, siapkan mobilnya sekarang juga!" sela Leon meneriaki Grant tanpa mempedulikan Andin."Baik Tuan."Grant bergerak cepat dan memindahkan Rolls Royce hitam tepat di depan pintu rumah Natasha. Leon buru-buru membawa masuk Natasha ke mobil diikuti Andin."Sebenarnya apa yang terjadi dengan Natasha, Tan? Dia baik-baik saja semalam."Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Leon ketika menunggu dokter keluar."Keenan mengirim pesan padanya semalam.""Shit!" Leon mengumpat dalam hati, hatinya tiba-tiba seolah dicubit dengan keras."Leon, Natasha saat ini dilema, Tante harap kamu bisa mengatasi ini agar pernikahan kalian tidak terancam batal."Leon hanya mengangguk dengan sorot mata ingin membunuh. Tentu saja Keenan biang kemarahannya.Besok kedua orangtuanya akan tiba di Jakarta, namun Natasha justru kondisinya sedang tidak sehat gara-gara vokalis itu.Otom
Selama ini tidak ada yang tahu villa Aurelia, Keenan merasa villa itu adalah tempat paling aman untuk ia bersembunyi dengan drama yang telah ia jalankan di berbagai media, tapi ternyata ia salah karena telah menganggap satu orang bernama Leon dengan sikap remeh.Kali ini ia benar-benar sadar bahwa Leon orang yang harus ia waspadai."Mau apa kamu ke sini?" tanya Keenan lagi, namun kali ini dengan intonasi sedikit lebih santai."Hanya memberi peringatan padamu, Natasha is mine."Keenan tertawa mengejek seolah Leon memberitahunya sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan."Aku serius!" tegas Leon dengan suara rendah namun sarat penekanan bahwa ia tidak main-main dengan setiap ucapannya."Terserah, tapi aku tidak akan menyerah. Kita bersaing dengan masuk akal.""Tidak ada persaingan, dia milikku." Leon mendekat dan berbicara dengan mulut tajam."Bagaimana jika aku tetap menginginkan persaingan denganmu? Untuk Natasha, aku rela bertaruh apapun.""Baiklah, tapi jangan salahkan
Di dalam mobil, Leon yang malam ini menyetir sendiri dengan Natasha duduk di sampingnya terlihat sedikit melunakkan ekspresinya dari biasanya, ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Seolah dia ingin menikmati malam bersama Natasha.Tapi Natasha berbeda, ia sangat jenuh dan setiap waktu yang bergulir adalah siksaan baginya, jadi ia hanya duduk diam seolah kehilangan mulut dan suaranya."Apa kamu mencoba belajar menjadi patung?"Natasha masih diam, hanya lirikan tajam yang ia lempar ke arah Leon. Leon menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum mengejek."Tidak begitu konsepnya kalau ingin menjadi patung."Natasha rasanya ingin muntah dengan sikap Leon."Kalau tidak bakat melucu diamlah!"Leon mengerutkan keningnya dan melempar tatapan tajam ke arah Natasha, Natasha mengabaikannya dan ia memilih menyandarkan punggungnya lebih nyaman dan memejamkan matanya.Pada saat itu radio yang dinyalakan Leon melantunkan lagu'Only You' milik Keenan yang diciptakan untuknya, jadi
Saat membuka akunnya, beranda sosial media Natasha langsung penuh dengan berita Keenan dan kekasih barunya, hal itu memudahkan Natasha untuk mencari akun pribadi Angel.Jujur ia sangat asing dengan perempuan blasteran bernama Angeline Georgina, padahal hampir semua media menyebut Angel merupakan sahabat masa kecil Keenan, tapi bersama Keenan selama lima tahun pun ia tak pernah mendengar namanya atau bahkan bertemu dengan perempuan itu.Apa dia yang bodoh karena ada hal yang tidak dia tahu tentang Keenan atu itu hanya berita yang dilebih-lebihkan oleh media saja?Natasha mendadak gila memikirkan itu, apalagi saat melihat foto-foto Angeline yang gemar berbikini. Ah, rasanya Natasha ingin mencabik-cabik perempuan itu saat ini juga.Meski hatinya seolah berubah menjadi pecahan piring, Natasha tetap saja menelusuri foto-foto di akun Angel dari atas hingga bawah, dan entah kenapa ia tiba-tiba teringat dengan wajah seseorang.Ya, Angeline sangat mirip dengan maminya Leon, apa jangan-jan
Natasha menghela nafas berat untuk mengontrol emosinya dan menyeka air matanya dengan sapu tangannya. Setelahnya ia mulai menikmati kopi panasnya untuk merileks hati juga pikirannya. Ketika Natasha sedang asik menikmati kopinya sendirian, tak sengaja Grant yang melintas di jalanan depan cafe, melihat Natasha dan ia segera melapor kepada Leon. Hal itu terkait laporan Andin pada Leon yang berpikir Natasha kabur untuk menghindari pernikahan besok. "Halo Tuan, saya melihat Nona Natasha di cafe." "Iya sendirian." "Baik Tuan, saya akan awasi dari jauh." Panggilan terputus setelah itu dan Grant kembali menyimpan ponselnya, ia memarkir mobilnya di tempat yang agak sepi namun masih bisa melihat Natasha dari jauh. Tiga puluh menit berlalu begitu saja, dan Natasha memutuskan untuk kembali dengan naik taksi. Semua itu tak luput dari pengawasan Grant dan ia melapor kepada Leon saat Natasha sudah tiba di rumahnya. Grant kembali sementara Natasha diinterogasi oleh Andin begitu ia
“Apakah akan turun hujan lebat malam ini?”Leon mengerutkan keningnya dan menatap Natasha yang tersenyum menggoda padanya.“Wanita selalu benar.” Dia mengeluh.Natasha terkekeh dan dengan sayang menatap Leon yang sedang cemberut padanya.Dia membelai pipi putih suaminya yang sehalus patung paling sempurna itu sambil tersenyum penuh kebahagiaan.“Aku senang kamu sekarang bisa meminta maaf ketika kamu melakukan kesalahan.”"Saya belajar dengan susah payah." Jawab Leon.“Terima kasih atas usahamu.”Leon hanya bergumam dan dia mengajak Natasha kembali ke apartemennya dan bertanya, "Ini ulang tahun pertamaku bersamamu, tapi kamu tidak membelikanku kue."Natasha tertawa saat menyadarinya.Dia mengusap lengan suaminya dan berkata dengan lembut, "Kupikir satu hadiah akan cukup untuk seseorang yang serius sepertimu.""Hmm lain kali kamu harus membawakannya untukku.""Setuju."Leon tersenyum sambil mengantar Natasha kembali ke apartemennya.sedangkan Natasha, ternyata saat ini dia seperti wanit
Natasha sudah siap dalam balutan gaun berwarna biru lembut yang dibeli Leon beberapa hari lalu, lengkap dengan beberapa makanan di meja makan dan sebuah bros emas berhiaskan berlian asli di tangannya.Namun Leon belum juga datang, padahal waktu sudah hampir jam 9 malam.Natasha menelepon bolak-balik tetapi panggilannya selalu tidak dijawab.Dia mulai khawatir dan khawatir, takut jika Leon terlalu kecewa dan marah padanya tadi sehingga dia tidak pulang malam ini.Membuat Natasha sangat kesal di tempatnya sehingga berulang kali ia duduk dan berdiri lalu mondar-mandir seperti sedang menyetrika pakaian.Dia kemudian menghubungi Grant, karena hanya dia yang mengetahui semua jadwal Leon.Panggilan itu tersambung secepat kilat dan membuat Natasha sedikit lega."Selamat malam, Bu Natasha. Apakah ada yang bisa saya bantu?"Suara ramah Grant segera mencapai telinganya."Apa Leon masih di kantor?""Pak Leon sudah pulang sekitar 20 menit yang lalu. Belum sampai?""Belum, apa menurutmu dia tidak a
Karena sampai saat ini Natasha belum diijinkan oleh Leon untuk pergi ke kantor, maka dari itu dia pergi ke taman dan duduk di ayunan sambil berpikir keras.Dia terus mengingat rangkaian kejadian khusus apa saja yang berkaitan dengan dirinya dan Leon, namun dia tidak dapat menemukannya, dia terus mencoba hingga dia teringat sesuatu."Apakah hari ini ulang tahunnya?"Natasha tersenyum kecil sambil menggeleng saat menyadari Leon sedang marah padanya seperti anak kecil yang ibunya tidak membelikan mainan untuknya.Mengingat kejadian tadi, Natasha merasa ingin tertawa, ia kemudian mempunyai ide untuk memberikan sesuatu di hari ulang tahun Leon, maka ia pun masuk ke dalam villa untuk mencari buku sketsanya.Di saat yang sama, dia menghubungi Angel untuk memastikan."Iya Natasha, ada apa? apa kamu sudah memberi kejutan pada kakakku hari ini?""Jadi, benar ya hari ini hari ulang tahunnya?""iyalah, kenapa? Jangan bilang kamu belum mengucapkannya."Seolah melihat Angel di depannya, Natasha men
"Tante Yola ingin Leon dan Natasha bercerai, apa kamu tidak mau bekerja sama denganku?"Nick yang sedang memeriksa dokumen di ruang kerja pribadinya, mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sumber suara yang baru saja memasuki ruangannya.“Sebenarnya aku tidak tertarik bekerjasama denganmu.”"Oh ya?" Selena tertawa sambil berjalan menuju kursi Nick dan melingkarkan lengan rampingnya di leher Nick dari belakang."Come on Nick, kamu bisa mendekati Natasha dan aku akan menjaga Leon, kamu harus berterima kasih padaku karena telah menawarkan kerjasama yang sangat menguntungkan ini."Nick berusaha melepaskan diri dari tangan Selena yang menempel manja di lehernya."Lepas!""Ya Tuhan, baiklah. Bagaimana?""Sejujurnya, tanpa kamu meminta kerja sama, aku sudah bertekad untuk tetap mendekati Natasha. Aku mencintainya sejak kami masih sekolah, dan sampai saat ini aku belum bisa memilikinya?"Tawa Selena semakin lebar."Aku tidak menyangka seorang casanova sepertimu ternyata adalah pejuang cinta
"Leon, umur mommy tidak akan lama lagi, kenapa kamu begitu tidak berperasaan?" Yola memohon dengan air matanya yang menyedihkan.Bukannya kasihan, Leon malah tersenyum mencemooh."Apa mommy tidak takut jika itu menjadi kenyataan?" Leon bertanya dengan sinis."Apa menurutmu mommy berbohong padamu?" Yola berteriak di sela-sela semburan air matanya.“Mommy selalu menggunakan cara ini berulang kali.” Kebencian muncul di wajah Leon yang terlihat semakin muram.Yola yang kehabisan akal untuk membalas perkataan putranya hanya terisak dan terlihat semakin menyedihkan.Di sela-sela pertengkaran mama dan kakaknya, Angel merasa perlu angkat bicara.“Mom, bukannya aku membela Leon, tapi tolong pikirkan perasaan Natasha, sebelumnya dia sudah banyak berkorban hanya untuk memenuhi keinginan Mommy dan menikah dengan Leon yang sama sekali tidak dia cintai dan sekarang mommy menyuruh mereka bercerai, kenapa mommy juga nggak mikirin perasaan tante Andin dan om Yudha?bagaimana jika aku di posisi Natasha
"Bagaimana kabarmu sekarang?" Leon bertanya dengan cemas ketika Natasha menyelesaikan pemeriksaan dokternya."Sedikit lebih baik.""Syukurlah!" Ekspresi panik di wajah Leon berubah menjadi lega."Bolehkah saya pulang sekarang Dok?"“Iya, tapi kamu harus banyak istirahat di rumah.”"OKE." Natasha tersenyum bahagia karena tidak perlu menginap.Leon kemudian membawanya pulang setelah itu."Gimana kondisi mommy?”Leon menggeleng enggan, dia masih sangat kecewa pada Daddynya.Natasha mendengus dan berkata lagi, "kenapa nggak tanya sama Angel?”"Natasha, orang tuaku sekarang memperlakukanmu dengan buruk, kenapa kamu masih baik pada mereka?"“Aku tidak bisa melupakan kebaikan mereka saat itu.”Senyum kebanggaan dan haru tersungging di wajah Leon.Ia lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam lembut tangan Natasha.“Aku tidak salah memilih istri.”Natasha menunduk malu dan tersenyum.Setelah itu dengan santainya dia bertanya pada Leon, "Jadi kamu benar-benar tulus melupakan Selena?"Leon se
“Ma, apa yang terjadi?”"Natasha, kali ini mama tidak akan memaksamu lagi."Natasha mengangkat wajahnya frustasi ditengah kebingungan yang menghampirinya.Seharusnya dia bahagia, namun entah kenapa hatinya terasa sakit dan tak rela berpisah dengan Leon.Padahal sudah jelas dia dan Leon bagaikan minyak dan air."Ma, aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Mommy Yola juga marah padaku, tapi kenapa? Kenapa aku harus buru-buru hamil lagi padahal aku baru saja keguguran.""Natasha, jangan salahkan dia! Yola memang seperti itu karena umurnya tidak akan panjang lagi.""Maksudmu?""Penyakit yang dideritanya selama ini akan merenggut nyawanya dalam 10 bulan ke depan, jadi jika kamu dan Leon tetap bersama, percuma saja. Setidaknya kamu diperbolehkan hamil lagi sekitar 6 bulan dari sekarang, dan apakah itu akan menjamin kamu akan hamil lagi?" segera hamil setelah itu?"Refleks Natasha menutup mulutnya karena terkejut, disaat yang sama kekecewaan terpancar dari mata obsidian indahnya.“Mama se
"Kenapa kamu bertengkar dengan Selena di tempat Nyonya Jen? Memalukan."Bukannya membelanya, Leon, si lidah tajam, malah mencelanya.“Kamu takut kekasihmu terluka oleh cakarku?” Natasha meraung marah saat Leon menyalahkannya.Leon memijat keningnya sebentar dan membentak, "Aku hanya ingin kamu menjaga harga dirimu.""Ya, dan kamu lebih suka aku terus diinjak harga diriku olehnya." Teriak Natasha hampir menangis.Hatinya sudah berdarah akibat hinaan Selena, namun Leon tetap membuatnya terpojok.Natasha sangat marah hingga bronkus di paru-parunya seperti meledak, dia lalu membuka pintu mobil dan membantingnya dengan keras.Tidak peduli apa yang dilihat orang-orang di sekitar studio saat ini. Dia berhasil berjalan cepat dan pergi ke jalan utama untuk mencari taksi.Saat berada di dalam mobil, Leon berteriak sambil menggedor-gedor kemudi. Beban kerja di Sagara Group sangat berat malam ini, namun kedua wanita itu memberikan beban yang lebih berat padanya.Leon memejamkan mata dan mengatur
***"Kau benar-benar menyebalkan, Nick." Selena menggerutu kesal saat menjenguk kakak tirinya Nick di rumah sakit.Dia sangat kecewa pada Nick karena tidak bisa tidur dengan Natasha tadi malam.Sebenarnya Selena sudah membayar mahal pegawai hotel untuk memasang kamera tersembunyi di kamar Natasha, namun nyatanya semua itu sia-sia.Alih-alih mendapatkan rekaman Nick dan Natasha menikmati malam bersama, mereka malah mendapatkan Nick yang dipukuli habis-habisan oleh Leon."Dia tiba-tiba datang dan memukuliku, padahal kamu tahu aku tidak bisa membela diri."Amarah menjalar ke wajah tampan Nick yang dihiasi beberapa luka akibat pukulan brutal Leon tadi malam."Kau memang satu-satunya pewaris perusahaan terburuk, harusnya kamu seperti Leon yang hebat dalam segala hal dan tidak hanya pandai bermain kuda dengan perempuan.""Berhentilah menyalahkanku, Sel," geram Nick.“Itu karena kamu tidak bisa diandalkan, Nick.” Selena masih menyalahkannya."Keluar!" Nick akhirnya kehilangan kesabaran dan b