"Ya ampun Nat, sampai bengkak gitu mata kamu."
Mauren dan Yunka langsung mengomentari mata Natasha begitu mereka muncul di depan matanya.
"Sudahlah, ayo masuk dulu!" Dengan lemah, Natasha melebarkan pintu kamarnya. Dua temannya langsung masuk.
Tidak lupa, Natasha mengunci pintu kamarnya kembali.
"Nat, sabar ya." Yunka yang saat ini duduk di samping Natasha langsung memeluknya, begitu juga Mauren.
Mereka saling berpelukan dan hati Natasha berubah menjadi hangat.
"Thanks," lirih Natasha dengan suara teredam karena dipeluk oleh kedua sahabatnya. "Tapi, kalian tahu darimana?" tanyanya heran.
Mauren dan Yunka melepaskan pelukannya sebelum mereka mengaku kalau kemarin ia mengikuti Natasha hingga bertanya pada Grant.
"Kami sangat khawatir Nat, takut kamu disandera oleh Pak Leon. Kami pikir awalnya justru gara-gara laporanmu yang gak bisa selesai. Ternyata karena hal lain."
"Lalu, kamu mau gitu Nat, menikah dengan Pak Leon? Kamu gak takut? Dia bahkan sangat kejam meyerupai iblis."
Mauren dan Yunka saling melempar pertanyaan pada Natasha.
"Sekarang menurut kalian apa yang harus aku lakukan selain menerima perjodohan itu?” Natasha bertanya dengan suara lemah. “Mama dan Papa terus menekanku untuk menyelamatkan bisnisnya, begitu juga Pak Leon, ia tidak ingin membuat Maminya kecewa, apalagi Tante Yola punya penyakit jantung kronis sejak dulu."
Mereka berdua mendesah. Lalu, karena tidak ingin melihat Natasha terus-terusan bersedih, Yunka dan Mauren memutuskan untuk mengajak temannya itu berbelanja.
Kebiasaan buruk Natasha muncul lagi ketika ia frustasi. Hampir semua gajinya di bulan itu habis untuk dibelanjakan semua barang-barang branded favoritnya. Ia juga mentraktir dua sahabatnya, sebagai bentuk terima kasih karena kepedulian mereka.
Suasana hati Natasha baru saja membaik. Sayangnya, ketika pulang … sebuah berita yang terdengar di radio dalam taksi membuat ketenangan Natasha tidak bertahan lama.
'Putra Bungsu Musisi Legend, Juan Aaron, Keenan Aaron yang merupakan vokalis band Paradise mengalami kecelekaan mobil kemarin malam. Managernya menjelaskan bahwa Keenan masih belum sadarkan diri hingga sekarang....'
Shock, Natasha bahkan sampai lupa cara bernafas, tubuhnya gemetar hebat dan seketika air matanya mengalir bagai air keran.
Yunka yang sangat kesal dengan sopir taksi tiba-tiba mengomel bagai perempuan gila.
Berbeda dengan Yunka yang sibuk mengomel sopir taksi, Mauren memilih menenangkan Natasha.
"Itu pasti gara-gara aku Ren. Aku harus gimana sekarang?" Natasha terus menyalahkan dirinya sendiri.
"Nat, kita belum tahu kejadiannya seperti apa, siapa tahu itu murni kecelakaan."
Natasha menggeleng tanpa daya dan meringkuk dalam pelukan Mauren.
"Pak, kita putar arah ke rumah sakit Medika Jaya." Titah Mauren.
Tiba di rumah sakit, Natasha mengumpulkan sisa kekuatannya untuk berlari ke ruang ICU. Mauren dan Yunka sampai kualahan menyusulnya.
"Untuk apa lagi kamu ke sini?" Kemarahan Marina langsung menyambut kedatangan Natasha.
"Tante, bagaimana keadaan Keenan?" Natasha bertanya dengan suara yang menyedihkan.
"Keenan sudah tidak penting lagi bagimu kan? Jadi untuk apa?" Marina balik bertanya dengan sinis.
Natasha semakin terpukul sehingga tubuhnya tiba-tiba terhuyung ke belakang karena terlalu banyak menangis, beruntung Yunka yang berdiri di belakangnya segera menopangnya.
"Nat, kita bisa pulang sekarang kalau kamu tidak kuat."
Natasha menggeleng lemah, padahal ia memang merasa demikian. Kepalanya sangat pusing dan tubuhnya sangat lemah.
"Lebih baik kalian semua pulang sekarang!" Bentak Marina. "Terutama kamu! Jangan pernah muncul di hadapan Keenan lagi!" Marina menunjuk wajah Natasha dengan murka.
"Nat, ayo!" Yunka meraih Natasha dan tidak ingin Natasha semakin direndahkan harga dirinya, jadi ia dan Mauren menyeret Natasha pergi.
Mereka mencari taksi dan mengantar pulang Natasha lebih dulu.
"Yun, Ren, bagaimana kalau Keenan mati?" tanya Natasha frustasi begitu perjalanan pulang ke rumahnya.
Yunka dan Mauren saling berpandangan dan mereka tidak tahu harus tertawa atau menangis. Mereka memlih diam hingga taksi tiba di rumah Natasha. Pada saat itu hari sudah malam.
"Ke mana saja kalian? Kenapa baru pulang?"
"Emm, jalan-jalan Tante."
Andin mengerutkan kening dengan keras, tak sepenuhnya percaya, meski ada barang bukti tas belanja dari mall yang begitu banyak.
"Lalu kenapa Natasha seperti habis menangis lagi?"
Yunka dan Mauren saling berpandangan dan tidak tahu harus menjawab apa. Natasha melarang mereka untuk tutup mulut soal kejadian di rumah sakit. Jadi mereka hanya nyengir kuda.
Tidak kehabisan akan, usai dua teman Natasha pulang, Andin lantas naik ke lantai atas untuk menemui putrinya.
"Nat, are you okay?" Andin bertanya dengan lembut.
Entah kenapa melihat Natasha meringkuk di tempat tidur dengan begitu menyedihkan membuat hatinya sedikit tersentuh.
"Mama pasti tahu kan kalau Keenan kecelakaan? Beritanya ternyata viral hari ini."
Andin mengangguk membenarkan karena berita kecelakaan Keenan hampir mengisi setiap menit acara gosip di TV seharian ini, tak hanya itu tagar viral di twitter dan juga akun gosip di i*******m pun sama.
Semuanya membahas kecelakaan Keenan.
"Aku takut Ma." Natasha berkata lirih, bersamaan hal itu juga air matanya kembali mengalir deras.
"Kenapa harus takut, Sayang? Kamu bukan penyebab kecelakaan Keenan."
"Aku penyebab kecelakaan Keenan Ma," Natasha setengah membentak di sela tangisnya.
"Bagaimana mungkin? Kamu semalam berada di rumah."
"Aku meminta putus dari Keenan kemarin sore, sementara kecelakaan itu terjadi ketika Keenan akan pergi ke konser dan itu terjadi selang satu jam setelah kita bertemu. Apa lagi kalau bukan karena aku Ma?"
Andin terkejut mendengarnya dan ia berubah pucat, Andin tidak bisa menyangkal apapun.
"Aku takut kalau keluarga Keenan mengadu ke media dan membocorkan semua ini Ma, aku pasti dibully oleh semua orang, padahal aku melakukannya hanya demi keinginan Mama dan Papa, juga Leon." Natasha terus terisak di setiap perkataannya.
"Sayang, Mama tidak akan membiarkan itu terjadi. Percayalah!"
Entah kenapa Natasha berpikir itu mustahil, mengingat nama keluarganya sekarang sudah tidak memiliki banyak pengaruh di kota ini, tapi kalau Mamanya meminta bantuan Leon, mungkin ia akan sedikit tenang.
Tapi sekali lagi Natasha sedang membenci Leon sampai ke dalam lubuk hatinya.
Hal itu membuat Natasha tidak bisa tidur malam ini, terlalu banyak pikiran yang menganggunya, alhasil dia berangkat ke kantor dengan wajah yang kusut.
Dua temannya sudah mengomeli ia, sebab saat ini Natasha terlihat seperti mayat hidup yang tidak punya gairah.
Namun, Natasha bersikukuh dan membuka laptopnya untuk kembali mempelajari laporan untuk presentasi nanti, tapi tiga puluh menit kemudian, ia merasa sangat pusing dan tiba-tiba pandangannya memudar.
Buk!
Natasha pingsan dengan posisi duduk di depan meja kerjanya. Mauren dan Yunka langsung heboh karena terlalu panik.
Ketika orang-orang di sekitar Natasha panik dan berbondong-bondong berupaya membawanya ke klinik kantor, tiba-tiba sosok tinggi dan ramping datang dan berteriak ke arah mereka dengan suara yang mendominasi.
"Minggir, biar aku saja!"
"Minggir, biar aku saja!"Ketika para karyawan mendengar suara itu, mereka langsungmenunduk dan bahkan tidak berani bernafas dengan keras. Semuanya diam di tempatdan seolah berubah menjadi patung.Natasha yang masih pingsan di meja kerjanya langsungdigendong Leon dan segera dibawa lari ke rumah sakit besar tak jauh darikantor.Yunka dan Mauren dengan perasaan takut memilih menyusulnya.Entah kenapa mereka berdua selalu merasa was-was ketika Natasha bersama Leon."Grant, cepatlah!" Leon berseru dengan panikbegitu berhasil membawa Natasha ke mobilnya.Kedua gadis itu tertinggal karena langkah Leon terlalucepat.**Di rumah sakit, Natasha masih tak sadarkan diri meski doktersudah selesai memeriksanya. Hal itu membuat Leon sangat cemas.Meski ia selalu membuat Natasha kesal dan bersikap dinginpadanya, Leon merasa tidak ada salahnya berusaha menjalin hubungan yangsebenarnya dengan Natasha. Meski pun ia tahu semuanya tidak akan mudahmengingat Natasha begitu membencinya sejak kejad
Leon hanya tersenyum sinis dan ia justru semakin mendekati Natasha selangkah demi selangkah, ia memandang Natasha dengan arogan, meski dalam hatinya ia ingin sekali mencium bibir merah muda gadis cantik yang ada di depannya, jiwa laki-laki-lakinya bergejolak."Leon jangan macam-macam!" Natasha berusaha mendorong Leon sekuat tenaga, tapi tetap saja tenaganya kalah."Lihat ponselmu dan cari aku jika kamu butuh bantuan," Leon berkata dengan setengah berbisik.Setelah itu ia berbalik pergi seolah tidak terjadi apapun. Natasha masih mematung di tempat dengan degup jantung tak karuan.Menit berikutnya ia baru sadar tentang perkataan Leon dan segera mengecek ponselnya. Ada banyak DM dan mention negatif untuknya. Natasha mendesah pelan dan ia tiba-tiba ingin menangis dengan keras."Ketakutanku akhirnya terjadi hari ini." Isaknya.Natasha sangat tertekan sehingga rasanya ia ingin menggali lubang kematiannya sendiri, pasalnya meminta bantuan pada orang kejam seperti Leon pun sepertinya sa
Natasha bangun keesokan harinya dengan mata yang sangat sembab, tubuh yang lemah tak berdaya juga suhu tubuhnya sangat tinggi seolah dirinya baru saja tercebur ke kolam air panas.Alhasil, ia masih meringkuk di kasurnya meski hari sudah pagi dan memasuki jam berangkat kerja, ia sangat enggan berpisah dari kasurnya meski hanya untuk membukakan pintu yang terdengar berisik saat ini.Mengabaikan ketukan keras di luar pintu, Natasha justru semakin menenggelamkan dirinya dalam selimut tebal yang menutupnya hingga kepala.Natasha pura-pura tuli sesaat dan kembali memejamkan mata.Menit berikutnya, suara kunci terdengar gemerincing dari luar dan akhirnya pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.Setelahnya, Natasha bisa mendengar sepasang sandal highheels mamanya yang berjalan mendekatinya."Nat, sudah jam segini dan kamu masih tidur. Apa kamu tidak bekerja? Grant ada di bawah menjemputmu."Natasha abai, ia masih di posisi yang sama dengan selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya."Natasha, ayolah! K
Andin yang baru tiba di lantai bawah, seketika panik melihat putrinya dalam gendongan Leon."Ada apa dengan...""Grant, siapkan mobilnya sekarang juga!" sela Leon meneriaki Grant tanpa mempedulikan Andin."Baik Tuan."Grant bergerak cepat dan memindahkan Rolls Royce hitam tepat di depan pintu rumah Natasha. Leon buru-buru membawa masuk Natasha ke mobil diikuti Andin."Sebenarnya apa yang terjadi dengan Natasha, Tan? Dia baik-baik saja semalam."Pertanyaan itu akhirnya keluar juga dari mulut Leon ketika menunggu dokter keluar."Keenan mengirim pesan padanya semalam.""Shit!" Leon mengumpat dalam hati, hatinya tiba-tiba seolah dicubit dengan keras."Leon, Natasha saat ini dilema, Tante harap kamu bisa mengatasi ini agar pernikahan kalian tidak terancam batal."Leon hanya mengangguk dengan sorot mata ingin membunuh. Tentu saja Keenan biang kemarahannya.Besok kedua orangtuanya akan tiba di Jakarta, namun Natasha justru kondisinya sedang tidak sehat gara-gara vokalis itu.Otom
Selama ini tidak ada yang tahu villa Aurelia, Keenan merasa villa itu adalah tempat paling aman untuk ia bersembunyi dengan drama yang telah ia jalankan di berbagai media, tapi ternyata ia salah karena telah menganggap satu orang bernama Leon dengan sikap remeh.Kali ini ia benar-benar sadar bahwa Leon orang yang harus ia waspadai."Mau apa kamu ke sini?" tanya Keenan lagi, namun kali ini dengan intonasi sedikit lebih santai."Hanya memberi peringatan padamu, Natasha is mine."Keenan tertawa mengejek seolah Leon memberitahunya sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan."Aku serius!" tegas Leon dengan suara rendah namun sarat penekanan bahwa ia tidak main-main dengan setiap ucapannya."Terserah, tapi aku tidak akan menyerah. Kita bersaing dengan masuk akal.""Tidak ada persaingan, dia milikku." Leon mendekat dan berbicara dengan mulut tajam."Bagaimana jika aku tetap menginginkan persaingan denganmu? Untuk Natasha, aku rela bertaruh apapun.""Baiklah, tapi jangan salahkan
Di dalam mobil, Leon yang malam ini menyetir sendiri dengan Natasha duduk di sampingnya terlihat sedikit melunakkan ekspresinya dari biasanya, ia juga melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah. Seolah dia ingin menikmati malam bersama Natasha.Tapi Natasha berbeda, ia sangat jenuh dan setiap waktu yang bergulir adalah siksaan baginya, jadi ia hanya duduk diam seolah kehilangan mulut dan suaranya."Apa kamu mencoba belajar menjadi patung?"Natasha masih diam, hanya lirikan tajam yang ia lempar ke arah Leon. Leon menaikkan salah satu alisnya dan tersenyum mengejek."Tidak begitu konsepnya kalau ingin menjadi patung."Natasha rasanya ingin muntah dengan sikap Leon."Kalau tidak bakat melucu diamlah!"Leon mengerutkan keningnya dan melempar tatapan tajam ke arah Natasha, Natasha mengabaikannya dan ia memilih menyandarkan punggungnya lebih nyaman dan memejamkan matanya.Pada saat itu radio yang dinyalakan Leon melantunkan lagu'Only You' milik Keenan yang diciptakan untuknya, jadi
Saat membuka akunnya, beranda sosial media Natasha langsung penuh dengan berita Keenan dan kekasih barunya, hal itu memudahkan Natasha untuk mencari akun pribadi Angel.Jujur ia sangat asing dengan perempuan blasteran bernama Angeline Georgina, padahal hampir semua media menyebut Angel merupakan sahabat masa kecil Keenan, tapi bersama Keenan selama lima tahun pun ia tak pernah mendengar namanya atau bahkan bertemu dengan perempuan itu.Apa dia yang bodoh karena ada hal yang tidak dia tahu tentang Keenan atu itu hanya berita yang dilebih-lebihkan oleh media saja?Natasha mendadak gila memikirkan itu, apalagi saat melihat foto-foto Angeline yang gemar berbikini. Ah, rasanya Natasha ingin mencabik-cabik perempuan itu saat ini juga.Meski hatinya seolah berubah menjadi pecahan piring, Natasha tetap saja menelusuri foto-foto di akun Angel dari atas hingga bawah, dan entah kenapa ia tiba-tiba teringat dengan wajah seseorang.Ya, Angeline sangat mirip dengan maminya Leon, apa jangan-jan
Natasha menghela nafas berat untuk mengontrol emosinya dan menyeka air matanya dengan sapu tangannya. Setelahnya ia mulai menikmati kopi panasnya untuk merileks hati juga pikirannya. Ketika Natasha sedang asik menikmati kopinya sendirian, tak sengaja Grant yang melintas di jalanan depan cafe, melihat Natasha dan ia segera melapor kepada Leon. Hal itu terkait laporan Andin pada Leon yang berpikir Natasha kabur untuk menghindari pernikahan besok. "Halo Tuan, saya melihat Nona Natasha di cafe." "Iya sendirian." "Baik Tuan, saya akan awasi dari jauh." Panggilan terputus setelah itu dan Grant kembali menyimpan ponselnya, ia memarkir mobilnya di tempat yang agak sepi namun masih bisa melihat Natasha dari jauh. Tiga puluh menit berlalu begitu saja, dan Natasha memutuskan untuk kembali dengan naik taksi. Semua itu tak luput dari pengawasan Grant dan ia melapor kepada Leon saat Natasha sudah tiba di rumahnya. Grant kembali sementara Natasha diinterogasi oleh Andin begitu ia