Share

BAB SERATUS LIMA PULUH DELAPAN

Nadine mengerjap pelan, sinar matahari menerobos tirai kelabu yang menutupi kamar. Perlahan dia menggerakkan tubuh. Hingga menyadari Rafael memeluknya dari belakang. Dia tidak tahu jika sang suami sempat meninggalkannya sebentar.

"Raf, bangun. Di rumah orang, malu kalau bangun siang."

Rafael tidak merespon pria itu hanya bergumam tidak jelas sebagai balasan atas ucapan Nadine. Rafael bahkan tidak membuka mata sama sekali, lelaki itu justru menenggelamkan wajahnya di punggung Nadine.

"Malah balik tidur lagi. Bangun."

"Bentar lagi, Nya. Masih ngantuk," Rafael melingkarkan tangannya di perut Nadine.

Nadine menggertakkan gigi, ini kalau lehernya tidak sakit, dia pasti sudah "menganiaya" sang suami alias mengeplak Rafael supaya bangun. Mungkin love language Nadine untuk Rafael itu ya. Dikeplak, dicubit, sudah begitu korbannya cuma pasrah tanpa protes.

"Raf, lapar." Aha! Nadine menemukan ide cemerlang untuk membuat sang suami mau berpisah dari kasur yang ia akui super nyaman dan enak bua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status