Share

BAB LIMA PULUH DELAPAN

Brankar didorong cepat masuk ke UGD satu rumah sakit paling dekat dengan kafe tempat Sita bekerja. Korban tabrak lari itu adalah Sita, adik ipar Rafael. Sita meringis menahan sakit yang mendera perutnya. Rasanya tak tertahan, Sita bahkan sampai menitikkan air mata.

Rafael sendiri meski wajahnya datar tapi rasa cemas memenuhi hatinya. Dia panik melihat darah mengalir di betis adik Nadine. "Tolong dia, Dok," pesan Rafael.

Lelaki itu menghela napas dalam, berdiri mematung di depan tirai yang sudah dipasang menghalangi pandangan. Rafael tak berani mendekat. Dia hanya menunggu dengan hati harap-harap cemas. Seorang dokter keluar lagi, sepertinya sengaja mencari Rafael. "Maaf, dia istri Anda?"

"Bukan, Dok. Dia adik ipar saya. Dan posisinya tengah mengandung kalau tidak salah sekitar tiga bulan," jelas Rafael yang seketika membuat sang dokter mengangguk paham dengan situasinya.

"Begini benturannya sangat keras, kami khawatir janinnya tidak bisa dipertahankan."

Deg! Jantung Rafael mencelos.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status