Share

Jangan Kaget

Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Hanna tengah duduk di kamarnya. Di rumah lama bersama orang tuanya. Duduk di depan jendela, memandang bintang di langit yang di malam itu cukup banyak bertaburan di atas langit.

“Kamu udah sembuh belum, Sagara? Nggak sabar, pengen cepet besok. Pengen cepet ketemu sama kamu,” gumamnya sambil mengusapi perut buncitnya yang sudah berusia lima bulan.

“Kamu juga pasti kangen ya, sama Papa? Kangen dielus-elus kalau Mama lagi manja. Sebelum tidur, Papa pasti elus perut Mama dulu. Kamu pasti merindukan Papa.” Bahu Hanna bergetar. Menangisi kerinduan yang melanda dalam dirinya.

Mengkhawatirkan kondisi sang suami yang kini sedang dirawat di rumah sakit. Yang seharusnya ia berada di sisinya, mengharuskan mereka berpisah dan tidak bisa menemani di saat Sagara membutuhkannya.

Tok tok tok!

Hanna mengusap air matanya. Khawatir sang papa yang sudah mengetuk pintu kamarnya. Setelahnya, Hanna membuka pintu kamar tersebut.

“Mama!” ucapnya dengan pelan.

“Boleh …
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status