Home / Rumah Tangga / Diculik Musuh Mantan Suamiku / 4| Kembali ke Pangkuannya

Share

4| Kembali ke Pangkuannya

Author: Kay Liavin
last update Last Updated: 2025-02-14 08:42:52

LILIANA

Di luar kamar, Sophia duduk di ruang tamu, menikmati secangkir the yang disiapkan pelayan. Ketika aku berjalan melewatinya, ia memandangku dengan tatapan dingin. Kukepalkan tangaku kuat-kuat. Aku tahu dia mencoba membuatku terlihat buruk dan ingin menjadikanku tersangka untuk segala hal yang tidak pernah aku lakukan.

"Kau seharusnya tahu kapan harus menyerah, Lili," katanya tanpa menoleh.

Aku berhenti sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan namun tegas, "Aku tidak pernah mencoba merebut apa pun darimu, Sophia. Tapi aku juga tidak akan membiarkan diriku diinjak-injak. Ah, dan aku juga ingat bagaimana caramu menyebut-nyebut dengan jijik 'pria tua dan cacat' itu dalam setiap kesempatan jamuan the dengan para sahabatmu!"

Sophia tersenyum tipis, tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Aku melanjutkan langkahku, meninggalkan vila dengan perasaan campur aduk. Entah kenapa kata-kata ibu tiriku lagi-lagi mengiringi langkahku.

"Perusahaan kita sedang terancam! Banyak karyawan yang harus kita jaga masa depannya. Jika sampai Presdir Darnell menuntut, maka kita semua akan hancur, bangkrut, dan tidak akan ada yang tersisa. Aku dan ayahmu tidak punya pilihan lain. Lili, kamu harus menikahi Presdir Darnell."

"Aku tidak mengenalnya, Bu. Aku juga tidak mencintainya. Bahkan aku tidak pernah melihat wajahnya. Bagaimana bisa kau memintaku menikah dengan pria asing ini? Dia... Terkenal sangat kejam. Kenapa tidak kau minta saja Raymond untuk bertanggungjawab?"

Wajah putus asa ibu tiriku berubah menjadi kemarahan. Dia menamparku dengan kasar.

"Raymond adalah calon penerus perusahaan Lennox. Kau harus berkorban untuknya! Aku tidak peduli meskipun kau tidak menyukainya. Kau hanya perlu bercumbu dengan Presdir Darnell dan mendapatkan anak darinya. Anak itu yang akan menjadi daya jual keluarga kita. Jika kau hamil dan memiliki anak dari Presdir Darnell, aku yakin keluarga mereka tidak akan membiarkan kita menderita."

Memikirkan ucapan ibu tiriku, membuat aku merasa mual. Aku berjalan meninggalkan Solaris Heights dengan perasaan bebas dan juga marah. Dari awal Ethan Darnell hanya menginginkan Sophia Lennox. Jika Sophia juga menginginkan semua ini, kenapa harus menjebakku dan mempermalukanku?

Tiga Tahun Kemudian

Hidupku berubah drastis setelah meninggalkan Solaris Heights. Kembali menjadi manusia bebas dan hidup normal selayaknya yang lain. Aku benar-benar melepas nama Lennox di belakang namaku dan menyembunyikan diri dari siapapun.

Aku sangat menikmatinya, meski sesekali aku merasa ada yang salah. Aku telah mencoba melupakan semua rasa sakit itu dan membangun hidupku kembali. Namun, takdir tampaknya tidak ingin memberiku jeda.

Malam ini, aku terpaksa kembali ke Celestia. Aku mendongak menatap gedung-gedung tingginya dan ke sebuah gang sempit serta lembab yang mengingatkanku pada kengerian tiada akhir.

"Aku hanya perlu melewatinya tanpa berpikir dan berjalan cepat. Tempat yang aku tuju ada di ujung gang itu. Agak menyebalkan saat klien ingin bertemu di tempat tidak biasa seperti ini, tapi aku bisa mengerti. Dia seorang figur publik dan menginginkan kerahasiaan."

Aku embuskan napas berat sambil menatap gaunku yang rasanya kurang pas untuk pertemuan malam ini. Gaun putih sepaha tanpa lengan, jaket kulit, dan sepatu bot berhak setinggi lutut. Aku juga menggerai dan mengikalkan rambutku yang sudah sepunggung saat ini. Sambil menggamit tas di lengan kiri, aku memantapkan diri untuk berjalan ke gang.

Malam semakin larut, dan suasana di sekitarku semakin mencekam. Aku merasa ada bayang-bayang yang mendekatiku. Napasku menjadi semakin berat seiring langkah yang kuayunkan.

"Tenang, Liliana. Kau aman. Tak ada yang tahu kau kembali ke kota ini," gumamku pada diri sendiri. Namun, rasa takutku terbukti benar ketika sebuah tangan besar meraih lenganku dari belakang.

"Ah!" Aku refleks menjerit, tetapi jeritanku teredam oleh desiran angin malam.

Pria itu menarikku dengan paksa ke dinding gang yang lembab. Aku terjatuh dengan keras, kepala nyaris terbentur dinding yang berjamur.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan?" tanyaku dengan suara gemetar. Mereka para yang menakutkan.

Pria itu tertawa dingin, suaranya serak dan penuh ejekan. "Kau tidak tahu siapa aku? Lihat baik-baik, dasar kecil," katanya sambil menjambak rambutku, memaksaku mendongak.

Aku berusaha melawan, tetapi kekuatanku tidak sebanding dengan pria itu. "Lepaskan aku! Aku tidak tahu siapa kau!" teriakku, tetapi pria itu hanya tertawa lebih keras.

"Kau pikir bisa lari dari kami? Kami telah mencarimu di setiap sudut negeri ini, dan akhirnya kami menemukanmu 'kembali ke sini'. Kau berutang pada kami, dan hari ini kau harus membayarnya!"

Wajahku memucat. Berutang padanya?

"Aku tidak pernah berutang apapun pada siapapun! Ini pasti salah paham," kataku mencoba meyakinkan pria itu.

Pria itu tidak peduli. "Salah paham? Jangan bercanda! Kau kabur dari Celestia setelah menjual kami pada Ethan Darnell! Dia menghancurkan dan merebut wilayah kami. Maka, kau harus membayar setiap perbuatanmu!" ancamnya.

Aku mengernyit menahan sakit. Aku tidak tahu siapa mereka. Tapi, mendengar kekesalannya tampaknya dia salah satu orang yang sudah dikecewakan oleh Ethan Darnell. Itu tidak ada hubungannya denganku, kan?

Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari sakunya, memainkan ujung tajamnya di depan wajahku.

"A-apa yang kalian inginkan dariku?"

"Kembalikan wilayah kami!" desisnya. "Buat Ethan Darnell berlutut di depan kami dan membayar setiap perbuatannya pada warga kami! Jika kau tidak bisa melakukannya, kami akan mengambil sesuatu yang lebih berharga darimu," katanya dengan seringai mengerikan.

Aku menelan ludah, tubuhku gemetar hebat. Aku tidak tahu bagaimana cara keluar dari situasi ini. Namun, sebelum pria itu bisa bergerak lebih jauh, sebuah suara tegas menggema di sepanjang gang.

"Lepaskan dia!"

Semua orang menoleh. Di ujung gang, seorang pria tinggi dengan setelan mahal berdiri, tatapannya dingin seperti es.

"Siapa kau?" salah satu ini bertanya dengan suara kesal karena terganggu. "Sebaiknya jangan bermain menjadi pahlawan."

Pria tinggi itu tidak menjawab. Ia melangkah maju, auranya yang mengintimidasi membuat semua orang di sana merasakan ancaman, termasuk aku. Ketika ia cukup dekat, cahaya dari salah satu gedung memperlihatkan wajahnya.

Aku terkejut. "Sanders Gram? Apa yang dia lakukan di sini?" suaraku bergetar.

Aku berpikir cepat. Jika ada Sanders, apakah artinya Ethan Darnell juga ada di sekitar sini? Sanders Gram adalah orang kepercayaan Ethan Darnell. Saudara kembar Sanders yang mati di tangan Raymond.

Sanders hanya menatap para itu dengan penuh kebencian. "Aku bilang, lepaskan dia," ulangnya, kali ini dengan nada lebih rendah tetapi lebih mengancam.

yang mengancamku ragu sejenak sebelum akhirnya melepaskanku. Aku jatuh ke lantai, terengah-engah.

"Kau tahu siapa kami?" salah satu itu mencoba bersikap berani.

Sanders tersenyum dingin. "Aku tidak peduli siapa kalian. Jika kalian tidak pergi sekarang, kalian akan tahu apa artinya menantang keluarga Darnell."

Pernyataan itu malah semakin membuat para itu lebih marah. "Mumpung orangnya Darnell ada di sini, kenapa tidak kita habisi sekalian dia lalu kita bisa membawa wanitanya Darnell sebagai tawanan?"

Mereka saling bertukar pandang sebelum akhirnya mengeluarkan senjata masing-masing. Aku sungguh tidak ingin terlibat dengan semua kekonyolan ini. Maka, diam-diam aku berlari meninggalkan gang yang gelap itu.

Tapi, salah satu dari para itu menyadari kepergianku dan dia mulai mengejarku. Dengan susah payah aku akhirnya sampai di ujung gang. Mataku disilaukan oleh cahaya lampu mobil yang melaju dengan kencang. Aku hampir saja tertabrak jika seseorang tidak menarik tanganku dengan kuat dan membuatku jatuh... di pangkuannya!

Saat mataku sudah beradaptasi, aku kaget karena aku duduk di pangkuan Ethan Darnell yang keras dan berotot.

"Hei, pria cacat! Kembalikan perempuan itu pada kami!" teriak dua yang berhasil mengejarku ke ujung gang.

Aku berusaha melepaskan diri dari pangkuan Ethan yang duduk kaku di kursi rodanya, tapi Ethan menahan pinggangku. "Tetaplah di sini. Ini perintah!"

Related chapters

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   5| Aku Ditinggalkan di Tangan Sang Penculik

    LILIANADarahku berdesir kencang, napasku tersengal, dan tubuhku membeku dalam kehangatan yang aneh. Tidak lama aku duduk di pangkuan Ethan yang keras dan berotot. Entah bagaimana aku memikirkan semua itu.Apakah dia berolahraga? Ethan bahkan tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya, lalu bagaimana dia melatih otot-otot kakinya sampai sekeras dan seenak ini? Wajahku bersemu merah memikirkan hal-hal yang tak pantas. Aku segera menepis pemikiran memalukan itu."Kenapa kau kembali ke sini?" geram Ethan. "Sudah kuperingatkan kau untuk tidak pernah muncul lagi di hadapanku, kan?"Di pangkuannya, aku berusaha mendorong dada Ethan agar aku bisa menatapnya dengan tajam. "Aku juga tidak menginginkannya! Kaulah... jika bukan karena kau, para serigala ini tidak akan memburuku!"Ethan marah, bukankah seharusnya itu aku yang marah? Enak saja dia menyalahkanku. Aku berusaha untuk turun dari pangkuan Ethan, akan tetapi dari arah yang berbeda, aku mendengar suara derap langkah kaki. Bukan hanya satu a

    Last Updated : 2025-02-14
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   6| Telanjangi Dia!

    ETHANLangit malam berpendar dengan sinar bulan yang redup ketika Sanders berhenti di depan gerbang mansion, dan pasti dia akan membawaku masuk ke ruanganku. Napasku masih terengah-engah, bukan karena kelelahan, tetapi karena amarah yang mendidih di dadaku. Begitu pintu mobil terbuka, aku berteriak padanya dengan tatapan penuh bara."Sanders! Apa yang kau lakukan?!" teriakku penuh kemarahan.Dia tidak menjawab. Sanders bergerak secara efektif dan membantuku duduk di kursi roda. Tubuh tegapnya bergetar halus sebelum akhirnya dia berlutut di hadapanku, kepalanya tertunduk. Aku tidak membutuhkan penjelasannya. Aku tahu persis apa yang baru saja dia lakukan.Plak!Tinju kananku mendarat keras di wajahnya, membuat kepalanya sedikit terpelanting. Namun, Sanders tetap diam, tidak membalas, bahkan tidak mengangkat kepalanya."Maafkan aku, Bos. Aku hanya menjalankan tugasku untuk melindungimu," ujarnya lirih.Plak!Tinju keduaku menghantam pipinya, lebih keras dari sebelumnya. Napasku memburu,

    Last Updated : 2025-03-01
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   1| Jejak di Solaris Heights

    LILIANA LENNOXKubuka mataku perlahan. Pagi rasanya masih jauh dari harapan. Tubuhku terasa berat, tapi mataku tak mau terpejam lebih lama lagi. Aku masih syok dan juga sangat lelah setelah melewati malam yang panjang dan menyiksa. Malam yang benar-benar membuka kesadaranku, akan betapa bodohnya aku selama ini! Bahkan bau alkohol masih tersisa di udara, bercampur dengan aroma parfum Ethan yang maskulin dan membuatku merinding.Dengan kesadaran penuh, aku keluar dari selimut dan meraih gaun tidurku yang terserak di lantai. Aku berjalan dengan hati-hati menuju ke jendela setinggi langit-langit, membuka tirainya, dan menatap pemandangan lampu berwarna-warni di bawah sana."Celestia," bisikku pada diri sendiri. "Kota yang tak pernah tidur. Sebentar lagi matahari terbit. Berharap aku akan hilang oleh sinarnya..."Solaris Heights adalah kawasan vila yang hanya dihuni oleh kalangan elite di Celestia, telah menjadi sangkar emasku sejak sebulan yang lalu. Aku terkurung di balik pagar besi ting

    Last Updated : 2025-02-14
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   2| Malam yang Menyakitkan

    LILIANAAstaga, ada apa denganku? Seharusnya aku benci dia! Setelah sebulan menikah, baru tadi malam dia menunjukkan wajahnya dan menyentuhku! Mungkin karena efek alkohol atau entah apa.Ethan menenggelamkan wajahnya ke lekuk leherku yang licin karena keringat. Aku tidak berdaya. Bahkan bersuara pun aku terlalu takut. Rambut panjangku berjuntaian di antara belahan dadaku dan menguarkan bau shampo yang begitu wangi dan lembut.Dia melakukan percintaan yang paling primitif. Dengan kekuatannya, Ethan seolah tidak terbendung. Sedangkan aku hanya bisa menangkap bau alkohol yang keluar dari tubuhnya. Aku hanya terus melakukan apa yang dia perintahkan dan tidak berdaya. Tanganku hanya bisa mengepal kuat. Kuku-kukuku yang sebelumnya dicat warna merah, kini mencengkeram kuat ke telapak tanganku hingga berdarah.Ethan terus mencumbuku bolak-balik. Dia memang tidak bisa berjalan, tapi kejantanannya sama sekali tidak ada cela!Aku hanya merasakan kesakitan dan kehancuran yang tidak berakhir. Pada

    Last Updated : 2025-02-14
  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   3| Kebenaran yang Terungkap

    LILIANAEthan tersenyum dingin. Sebelum ia berbalik dan pergi, suara tapak sepatu terdengar dari pintu. Kami berdua menoleh. Dan di sana, berdiri seorang wanita dengan wajah muram, kontras dengan pakaiannya yang anggun dan menawan. Sophia Lennox, wanita yang menjadi alasan semua ini terjadi, berdiri di ambang pintu ditemani oleh seorang kepala pelayan.Sophia menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Lili, aku memperlakukanmu seperti saudara selama ini. Bagaimana kau bisa mencuri pria yang seharusnya menjadi suamiku saat aku sedang berjuang untuk perusahaan kita di cabang yang jauh dari kota?" suaranya penuh kekecewaan."Sophia, kau salah. Aku tidak pernah..." Aku mencoba membela diri, tetapi tubuhku kadung gemetar hebat. Kedatangan Sophia secara tiba-tiba benar-benar membuatku kehilangan kata-kata.Ayahku, Duran Lennox mencampakkan ibuku yang seorang pelayan setelah dia menemukan Alina, wanita yang dijodohkan untuknya. Bersatunya ayahku dan Alina melahirkan Sophia setahun setelah aku lahi

    Last Updated : 2025-02-14

Latest chapter

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   6| Telanjangi Dia!

    ETHANLangit malam berpendar dengan sinar bulan yang redup ketika Sanders berhenti di depan gerbang mansion, dan pasti dia akan membawaku masuk ke ruanganku. Napasku masih terengah-engah, bukan karena kelelahan, tetapi karena amarah yang mendidih di dadaku. Begitu pintu mobil terbuka, aku berteriak padanya dengan tatapan penuh bara."Sanders! Apa yang kau lakukan?!" teriakku penuh kemarahan.Dia tidak menjawab. Sanders bergerak secara efektif dan membantuku duduk di kursi roda. Tubuh tegapnya bergetar halus sebelum akhirnya dia berlutut di hadapanku, kepalanya tertunduk. Aku tidak membutuhkan penjelasannya. Aku tahu persis apa yang baru saja dia lakukan.Plak!Tinju kananku mendarat keras di wajahnya, membuat kepalanya sedikit terpelanting. Namun, Sanders tetap diam, tidak membalas, bahkan tidak mengangkat kepalanya."Maafkan aku, Bos. Aku hanya menjalankan tugasku untuk melindungimu," ujarnya lirih.Plak!Tinju keduaku menghantam pipinya, lebih keras dari sebelumnya. Napasku memburu,

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   5| Aku Ditinggalkan di Tangan Sang Penculik

    LILIANADarahku berdesir kencang, napasku tersengal, dan tubuhku membeku dalam kehangatan yang aneh. Tidak lama aku duduk di pangkuan Ethan yang keras dan berotot. Entah bagaimana aku memikirkan semua itu.Apakah dia berolahraga? Ethan bahkan tidak bisa berdiri dengan kedua kakinya, lalu bagaimana dia melatih otot-otot kakinya sampai sekeras dan seenak ini? Wajahku bersemu merah memikirkan hal-hal yang tak pantas. Aku segera menepis pemikiran memalukan itu."Kenapa kau kembali ke sini?" geram Ethan. "Sudah kuperingatkan kau untuk tidak pernah muncul lagi di hadapanku, kan?"Di pangkuannya, aku berusaha mendorong dada Ethan agar aku bisa menatapnya dengan tajam. "Aku juga tidak menginginkannya! Kaulah... jika bukan karena kau, para serigala ini tidak akan memburuku!"Ethan marah, bukankah seharusnya itu aku yang marah? Enak saja dia menyalahkanku. Aku berusaha untuk turun dari pangkuan Ethan, akan tetapi dari arah yang berbeda, aku mendengar suara derap langkah kaki. Bukan hanya satu a

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   4| Kembali ke Pangkuannya

    LILIANADi luar kamar, Sophia duduk di ruang tamu, menikmati secangkir the yang disiapkan pelayan. Ketika aku berjalan melewatinya, ia memandangku dengan tatapan dingin. Kukepalkan tangaku kuat-kuat. Aku tahu dia mencoba membuatku terlihat buruk dan ingin menjadikanku tersangka untuk segala hal yang tidak pernah aku lakukan."Kau seharusnya tahu kapan harus menyerah, Lili," katanya tanpa menoleh.Aku berhenti sejenak, lalu menjawab dengan suara pelan namun tegas, "Aku tidak pernah mencoba merebut apa pun darimu, Sophia. Tapi aku juga tidak akan membiarkan diriku diinjak-injak. Ah, dan aku juga ingat bagaimana caramu menyebut-nyebut dengan jijik 'pria tua dan cacat' itu dalam setiap kesempatan jamuan the dengan para sahabatmu!"Sophia tersenyum tipis, tetapi tidak berkata apa-apa lagi. Aku melanjutkan langkahku, meninggalkan vila dengan perasaan campur aduk. Entah kenapa kata-kata ibu tiriku lagi-lagi mengiringi langkahku."Perusahaan kita sedang terancam! Banyak karyawan yang harus ki

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   3| Kebenaran yang Terungkap

    LILIANAEthan tersenyum dingin. Sebelum ia berbalik dan pergi, suara tapak sepatu terdengar dari pintu. Kami berdua menoleh. Dan di sana, berdiri seorang wanita dengan wajah muram, kontras dengan pakaiannya yang anggun dan menawan. Sophia Lennox, wanita yang menjadi alasan semua ini terjadi, berdiri di ambang pintu ditemani oleh seorang kepala pelayan.Sophia menatapku dengan mata berkaca-kaca. "Lili, aku memperlakukanmu seperti saudara selama ini. Bagaimana kau bisa mencuri pria yang seharusnya menjadi suamiku saat aku sedang berjuang untuk perusahaan kita di cabang yang jauh dari kota?" suaranya penuh kekecewaan."Sophia, kau salah. Aku tidak pernah..." Aku mencoba membela diri, tetapi tubuhku kadung gemetar hebat. Kedatangan Sophia secara tiba-tiba benar-benar membuatku kehilangan kata-kata.Ayahku, Duran Lennox mencampakkan ibuku yang seorang pelayan setelah dia menemukan Alina, wanita yang dijodohkan untuknya. Bersatunya ayahku dan Alina melahirkan Sophia setahun setelah aku lahi

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   2| Malam yang Menyakitkan

    LILIANAAstaga, ada apa denganku? Seharusnya aku benci dia! Setelah sebulan menikah, baru tadi malam dia menunjukkan wajahnya dan menyentuhku! Mungkin karena efek alkohol atau entah apa.Ethan menenggelamkan wajahnya ke lekuk leherku yang licin karena keringat. Aku tidak berdaya. Bahkan bersuara pun aku terlalu takut. Rambut panjangku berjuntaian di antara belahan dadaku dan menguarkan bau shampo yang begitu wangi dan lembut.Dia melakukan percintaan yang paling primitif. Dengan kekuatannya, Ethan seolah tidak terbendung. Sedangkan aku hanya bisa menangkap bau alkohol yang keluar dari tubuhnya. Aku hanya terus melakukan apa yang dia perintahkan dan tidak berdaya. Tanganku hanya bisa mengepal kuat. Kuku-kukuku yang sebelumnya dicat warna merah, kini mencengkeram kuat ke telapak tanganku hingga berdarah.Ethan terus mencumbuku bolak-balik. Dia memang tidak bisa berjalan, tapi kejantanannya sama sekali tidak ada cela!Aku hanya merasakan kesakitan dan kehancuran yang tidak berakhir. Pada

  • Diculik Musuh Mantan Suamiku   1| Jejak di Solaris Heights

    LILIANA LENNOXKubuka mataku perlahan. Pagi rasanya masih jauh dari harapan. Tubuhku terasa berat, tapi mataku tak mau terpejam lebih lama lagi. Aku masih syok dan juga sangat lelah setelah melewati malam yang panjang dan menyiksa. Malam yang benar-benar membuka kesadaranku, akan betapa bodohnya aku selama ini! Bahkan bau alkohol masih tersisa di udara, bercampur dengan aroma parfum Ethan yang maskulin dan membuatku merinding.Dengan kesadaran penuh, aku keluar dari selimut dan meraih gaun tidurku yang terserak di lantai. Aku berjalan dengan hati-hati menuju ke jendela setinggi langit-langit, membuka tirainya, dan menatap pemandangan lampu berwarna-warni di bawah sana."Celestia," bisikku pada diri sendiri. "Kota yang tak pernah tidur. Sebentar lagi matahari terbit. Berharap aku akan hilang oleh sinarnya..."Solaris Heights adalah kawasan vila yang hanya dihuni oleh kalangan elite di Celestia, telah menjadi sangkar emasku sejak sebulan yang lalu. Aku terkurung di balik pagar besi ting

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status