Share

Diculik Calon Adik Ipar
Diculik Calon Adik Ipar
Author: IvonyRose

PROLOG

Eloisa membuka matanya perlahan saat kesadarannya kembali dan dia merasa kepalanya sangat berat. Perlahan dia berusaha untuk duduk dan saat memperhatikan sekitarnya, dia baru menyadari kalau dia bukan berada di kamarnya. 

Alisnya berkerut karena dia tidak mengenali tempatnya berada sekarang. Mengapa dia terbangun di tempat asing seperti ini? Dia berada di sebuah kamar yang cukup luas dan terlihat bersih, dan sekarang dia duduk di sebuah ranjang besar.

Walau tempat ini terlihat bagus, dia mulai ketakutan, karena dia tidak ingat mengapa dia bisa berada disini?. Dia mencoba untuk memikirkan penyebab dia berada di ruangan ini, tapi bukannya ingat, kepalanya malah semakin sakit.

Dia mendengar suara kunci pintu dibuka dan dia semakin ketakutan, dia memundurkan dirinya hingga punggungnya menempel pada dipan ranjang.

“Kau sudah sadar?” tanya pria yang masuk.

“Da-Darren?” tanya Eloisa saat mengenali pria tampan itu. Dia menghembuskan nafas lega saat melihat orang yang dikenalnya. Namun wajahnya kembali pucat saat ingatannya kembali setelah dia melihat pria itu. 

“Ka-kau membiusku?!” tuduh Eloisa. Saat itu, dia baru selesai mengajar dan dia bergegas menuju mobilnya yang berada di parkiran kampus. Dia mempercepat langkahnya karena sekarang sudah jam tujuh malam dan tempat parkir sudah sepi. Saat akan masuk ke dalam mobilnya, dia melihat Darren yang menunggunya di sebelah mobilnya. Dia belum sempat bertanya apapun karena Darren langsung membekap wajahnya dengan sapu tangan, dan setelahnya dia tidak ingat apa-apa lagi.

“Maaf, Eloisa. Aku tidak bisa membiarkanmu menikah dengan Kak Darius,” kata Darren dengan wajah sendu.

“Apa maksudmu?” tanya Eloisa panik, dua hari lagi adalah hari pernikahannya. Eh, mungkin tidak sampai dua hari kalau sekarang sudah berganti hari. Dia tidak tahu sekarang dia ada dimana? Jam berapa? Apakah hari sudah berganti?

“Kau boleh menikah dengan pria lain, siapa saja, asal bukan Kakakku,” kata Darren sambil berjalan mendekati Eloisa.

“Apa kau gila?! Aku akan menikah dua hari lagi, atau besok kalau sekarang sudah hari sabtu. Jangan macam-macam, Darren, kau bisa mempermalukan keluargamu sendiri dengan menculikku seperti ini!” kata Eloisa panik. Dia turun dari ranjang, dia berniat keluar dari tempat ini dan kembali ke rumahnya. Jika ini sudah berganti hari, orang tuanya pasti sudah sangat panik dan mencarinya kemana-mana, dia tidak pernah tidak pulang tanpa mengabari mereka. 

Tubuhnya limbung dan dia hampir jatuh jika Darren tidak menangkap tubuhnya, sepertinya tubuhnya masih lemas karena pengaruh obat bius.

“Aku sudah meninggalkan surat untuk orang tuaku. Aku minta mereka tidak mencari kita karena kita kawin lari,” kata Darren yang membuat Eloisa terbelalak.

“Kau gila! Aku mau pulang. Aku akan menikah dengan Darius, bukan denganmu!” Eloisa semakin panik saat mendengar perkataan Darren. Dia terus berontak, berusaha melepaskan diri dari pelukan pria itu.

“Jika kau tidak mau menikah denganku, maka menikahlah dengan pria lain, asal bukan dengan Kakakku!” kata Darren sambil memeluk erat Eloisa. Tidak bisa, dia tidak bisa membiarkan Eloisa menikah dengan Kakaknya. Dia sudah hampir gila karena membayangkan Eloisa akan menjadi milik Kakaknya, dan dia akan benar-benar gila jika mengijinkan pernikahan itu terjadi.

“Tidak begini, Darren. Tidak bisa seperti ini. Aku sudah berjanji akan menikah dengan Darius dan karenanya aku akan menikah dengannya.” kata Eloisa. Walau suaranya tegas, namun air matanya jatuh, air matanya tidak mau mendengarkan perintah otaknya untuk berhenti, malah turun semakin deras. 

“Kakakku tidak akan menikahimu jika aku sudah memilikimu,” kata Darren yang membuat tubuh Eloisa kaku.

“Tidak. Kau tidak akan melakukan itu!” Eloisa terbelalak dan ketakutan saat menyadari maksud perkataan Darren. Dia berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari Darren. Namun tenaganya terlalu kecil karena tubuhnya masih lemas, bahkan jika tidakpun, dia tidak akan mampu melawan Darren yang memiliki keterampilan beladiri.

“Aku tahu kau mencintaiku, Eloisa. Dengan aku memilikimu sekarang, kita akan bisa bersama selamanya,” bisik Darren sambil mendorong tubuh Eloisa ke ranjang.

“Tidak, Darren! Berhenti!” teriak Eloisa histeris saat Darren berusaha membuka pakaiannya, namun pria itu seperti tuli dan malah menyentak paksa kemeja yang dia gunakan hingga kancing-kancingnya lepas.

“Aku mencintaimu, Eloisa,” kata Darren seakan pernyataan cintanya bisa membuat Eloisa melunak dan menerima dirinya. 

“Jangan … hiks … kumohon …, Darren … jangan, jangan hancurkan aku,” pinta Eloisa mengiba dengan tatapan penuh ketakutan. 

Tangan Darren berhenti saat merasakan tubuh Eloisa yang gemetar. Sekarang tangannya juga ikut gemetar, dia tidak bisa melakukannya, dia tidak bisa menyakiti wanita yang begitu dia cintai sepenuh hatinya, wanita yang telah dia jaga dan lindungi selama ini.

“Sialan!” maki Darren sambil memukul ranjang. Dia lalu turun dari ranjang dan bergegas keluar dari ruangan itu sebelum dia kehilangan akal lagi dan memperkosa Eloisa.

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status