Share

BAB 2: PENASARAN

Penulis: IvonyRose
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-29 12:15:00

“Aduh, kenapa lukanya tidak mau berhenti?!” Eloisa semakin panik. Sekarang sapu tangannya sudah penuh darah.

“Ku- kurasa kita perlu pergi ke klinik. Takutnya lukanya infeksi,” kata Eloisa lagi saat melepas saputangannya dari pipi Darren, darah segar kembali mengucur. 

“Aduh, saya sudah tidak ada saputangan lagi!” dia terus mengoceh sendiri, tidak menyadari kalau pria di depannya belum bergerak atau bicara sepatah katapun. 

Mendengar Eloisa mencari sapu tangan, otomatis tangan Darren mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan memberikannya pada wanita itu. 

Eloisa langsung mengambil sapu tangan itu dan menekan kembali luka yang sudah kembali mengeluarkan darah lagi. Dia langsung menyuruh Darren menekan sapu tangan itu ke pipinya dan menarik lengan pria itu yang satunya untuk mengikutinya turun dari rooftop menuju klinik kampus. 

Kedua orang itu tidak memperhatikan kalau ada orang lain yang bersembunyi di belakang pintu menuju rooftop, yang memang menunggu mereka turun dari rooftop. 

Clara yang sejak tadi tidak terima diputuskan begitu saja ingin tahu siapa wanita yang dilindungi oleh Darren, sampai pria itu memutuskannya begitu saja! Biasa pria itu cuek terhadap semua pacar-pacarnya, bahkan Darren bisa berkencan dengan dua atau tiga wanita sekaligus. Mata terbelalak saat mengenali wanita yang turun bersama Darren.

Bu Eloisa? Si dosen killer yang mengajar akuntansi. Pantas saja Darren melindungi wanita itu. Pasti mereka membuat kesepakatan! 

“Dasar perawan tua gatel, bisa-bisanya wanita itu mempergunakan kuasanya untuk membuat Darren menurut padanya. Lihat saja, aku pasti akan membantu Darren lepas dari perawan tua itu. Nanti pasti Darren mau kembali menjadikanku pacar!” batin Clara.

Tanpa sadar Eloisa dan Darren menjadi pusat perhatian karena mereka terlihat bergandengan tangan sepanjang jalan, walaupun mereka tidak jalan bersisian. Posisinya adalah Eloisa yang menarik tangan Darren dan berjalan di depan pria itu. Sedangkan Darren hanya mengikuti wanita itu. Pikirannya masih memikirkan bagaimana caranya bisa menemukan jawaban yang membuatnya penasaran setengah mati sejak tadi?

Darren adalah pria yang pintar. Dia sangat suka teka-teki, puzzle dan semua kegiatan yang memutar otak. Dia akan gelisah dan kesal setengah mati saat tidak bisa menemukan jawaban akan sesuatu hal. 

Biasa jika sudah mentok, dia akan bertanya pada kakaknya atau pada ayahnya, dua orang yang dia akui kepintarannya. Tapi untuk masalah yang kali ini, bagaimana dia bertanya pada kakak atau ayahnya?

Kakaknya hanya memiliki satu mantan pacar, bagaimana kakaknya itu bisa tahu rasa rasa bibir wanita lain? Ayahnya juga sebelas dua belas dengan kakaknya. Lagipula bisa dibantai dia oleh Ibunya kalau bertanya pada Ayahnya soal rasa mencium wanita lain. Belum dapat jawaban, dia sudah masuk rumah sakit!

Darren melirik wanita di depannya yang sekarang sedang menarik tangannya. Berarti sekarang dia harus mencari jawaban sendiri. Nanti dia akan mencoba mencari di mesin pencarian online, dan kalau tidak berhasil menemukan jawabannya, berarti wanita itu harus bertanggung jawab!

Siapa coba yang tadi maen nyosor aja? Eh, sekarang orang lain yang disuruh tanggung jawab!

Akhirnya mereka sampai di klinik kampus. Dokter wanita yang berada di sana langsung menghampiri mereka. Saat melihat luka Darren, wanita itu meringis, menyayangkan wajah mulus bak aktor korea itu terluka. 

“Luka ini cukup dalam. Apa yang terjadi?” tanya Dokter Sofi. 

“I-itu ...,” Eloisa panik. Dia bingung untuk menjelaskan.

“Tadi wajah saya kebaret besi di rooftop, saya ceroboh sehingga tidak melihat besi itu.” jawab Darren.

“Ya ampun! Lebih baik kamu ke rumah sakit. Kalau besi itu berkarat, nanti lukamu bisa infeksi,” kata Dokter Sofi panik. Dia akan sangat menyayangkan jika wajah tampan ikon kampus mereka ini sampai memiliki bekas luka.

“Sekarang saya coba bantu untuk hentikan pendarahannya dulu. Setelah ini, langsung ke rumah sakit, ya!” lanjut Dokter Sofi yang sekarang sedang mengambil perlengkapan untuk membersihkan luka dan obat untuk membantu mengobati luka itu untuk sementara waktu.

Tidak ada yang bicara lagi di tempat itu. Eloisa tidak tahu harus bicara apa sehingga dia hanya memperhatikan Dokter Sofi yang sedang mengobati Darren. Darren yang otaknya masih berputar di masalah yang sama malah tidak memperhatikan apapun karena terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, sedangkan Dokter Sofi sibuk mengobati plus pegang-pegang wajah tampan Darren.

“Nah, darahnya sudah berhenti. Lebih baik sekarang kamu segera ke rumah sakit,” saran Dokter Sofi pada Darren.

“Eh, ada Bu Eloisa juga ya?” tanya Dokter Sofi. Dia baru menyadari kalau ada Bu Eloisa juga disana, dan wanita yang dimaksud hanya bisa meringis kala menyadari kalau sejak tadi ternyata dia tidak terlihat.

“Iya. Bu Eloisa tadi yang membantu saya,” Darren yang menjawab.

“Terima kasih Bu Dokter cantik. Saya permisi dulu,” pamit Darren manis yang membuat Dokter Sofi tersipu. Darren lalu menarik Eloisa untuk keluar dari klinik.

“Oh iya, sama-sama. Jangan sungkan untuk kesini lagi kalau kamu membutuhkan bantuan atau perawatan,” ucap Dokter Sofi dengan senyum yang sangat lebar.

“Permisi, Dok,” kata Eloisa sebelum dia keluar dari klinik.

“Iya, Bu Eloisa, silakan,” jawab Dokter Sofi.

Eloisa langsung menarik tangannya dari pegangan Darren setelah mereka agak jauh dari klinik. 

“Luka kamu sudah mengering. Sekarang jangan mengganggu saya lagi!” kata Eloisa ketus. Mendengar rayuan gombal Darren pada Dokter Sofi membuatnya semakin ingin segera menjauh dari pria ini. Dasar buaya darat yang tidak bisa melihat wanita cantik!

“Ibu harus membawa saya ke rumah sakit, loh, begitu kata Bu Dokter,” jawab Darren dengan senyum menawannya.

“Lah, lukamu tidak kenapa-kenapa, untuk apa ke rumah sakit?” tolak Eloisa. Rasanya jantungnya berdebar semakin cepat tanpa dia inginkan saat melihat senyum pria tampan di depannya ini.

“Saya ini model, loh, Bu. Kalau wajah saya sampai tidak mulus lagi, Ibu mau tanggung jawab?” tanya Darren. Eloisa langsung melihat ke arah luka yang tidak sengaja dibuat cincinnya dan menyadari, walaupun darah di luka itu sudah berhenti, tapi sekarang lukanya sedikit menganga, yang membuat terlihat sedikit daging di dalamnya. Wanita itu meringis. Sepertinya memang harus ke rumah sakit. Apes sekali dirinya, dirinya yang dirugikan tapi dirinya juga yang harus bertanggung jawab!

“Baiklah. Saya akan mengantarmu ke rumah sakit. Tunggu disini, saya akan mengambil tas dulu.” kata Eloisa pasrah. Dia lalu berjalan meninggalkan Darren tanpa berniat mendengarkan jawaban pria itu. Dan Darren juga berlaku seperti anak baik, dia menunggu dengan tenang disana.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Eloisa sudah kembali.

“Ikut saya!” perintah Eloisa dan Darren kembali mengikuti Eloisa seperti anjing yang mengekori tuannya dengan tenang sampai ke depan mobil sedan milik wanita itu. Eloisa lalu membuka kunci pintu mobilnya dengan remote, namun tiba-tiba, Darren mengambil kunci itu dari tangan Eloisa. 

“Biar saya yang menyetir,” kata Darren. Dia berjalan mendahului Eloisa yang masih terkejut dan masuk ke mobil. 

“Eh, tunggu dulu!” protes Eloisa sambil mengejar Darren. Namun Darren sekarang sudah duduk di kursi pengemudi.

“Duduk saja, Bu. Biar saya yang menyetir,” kata Darren sambil menunjuk kursi di sisinya.

“Tidak usah. Ini mobil saya, biar saya saja yang menyetir!” tolak Eloisa.

“Tidak sopan membiarkan wanita menyetir saat saya masih bisa melakukannya,” kata Darren dengan senyum menawannya yang membuat kalimat bantahan Eloisa tertahan di kerongkongan, tidak bisa keluar. Senyum itu sangat berbahaya untuk kesehatan jantungnya!

“Duduklah di samping, Bu. Nanti kita akan semakin lama sampai di rumah sakitnya. Sekarang saja sudah sore,” kata Darren lagi yang akhirnya membuat Eloisa menurut dan dia berjalan untuk duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi.

Keduanya duduk berdampingan di mobil sedan hitam. Saat mobil itu meninggalkan kampus, tanpa mereka sadari, ada satu perempuan yang mengintai dari kejauhan, wanita yang sama dengan sejak tadi terus mengikuti mereka.

'Darren sekarang mau pergi bersama wanita itu? Ini tidak bisa dibiarkan! Aku tidak akan membiarkan wanita itu bersama Darren setelah wanita itu membuat Darren memutuskanku. Akan kubuat wanita itu keluar dari kampus ini!'

****

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 3: LUKA LAMA

    “Lukanya jangan sampai terkena air karena nanti bisa infeksi. Plester harus diganti dua kali sehari sehabis mandi. Nanti akan saya berikan resep salep luka dan obat anti nyeri , karena kadang akan timbul nyeri. Jika membengkak atau demam, segera kembali ke rumah sakit.” kata Dokter Albert.“Bagaimana saya mencuci muka kalau lukanya tidak boleh terkena air?” tanya Darren.“Plesternya tahan air. Jadi setelah mandi, plesternya dibuka dan lukanya diberi salep, lalu tutup lagi dengan plester baru.” jawab Dokter Albert.“Apakah lukanya akan meninggalkan bekas, Dok?” tanya Darren lagi. Biar bagaimanapun wajahnya adalah aset untuk pekerjaannya sekarang.“Hm, luka di bagian sini agak dalam. Kemungkinan nanti akan meninggalkan garis putih. Tapi karena kamu pria, kurasa tidak masalah dengan sedikit bekas luka,” kata Dokter Albert sambil menunjuk bagian pipi dekat rahang. Eloisa memucat mendengar perkataan Dokter Albert. Bagaimana ini kalau memang luka itu berbekas? Sedangkan mahasiswanya ini be

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 4: MERONA

    Kalimat penuh ancaman itu membuat ketiga orang yang sedang menjadi tontonan disana menoleh. Darren menatap Victor dengan tatapan tajam yang membuat pria itu terkejut dan melepaskan tangan Eloisa.Darren langsung mengambil tangan Eloisa yang baru dilepas itu dan memeriksanya. Sepertinya cengkraman Victor cukup keras hingga meninggalkan memar berwarna kemerahan di pergelangan tangan Eloisa. Hal itu membuat Darren emosi. Tanpa aba-aba dia memukul Victor hingga pria itu terjatuh.“Victor!” seru Susan panik seraya menghampiri suaminya.“Jangan kayak banci, beraninya sama perempuan. Sekali lagi kau mendekati Eloisa, kupatahkan tangan dan kakimu!” ancam Darren. Nada suaranya biasa, namun mata pria itu menunjukkan amarah, api biru disana menyala seakan siap membakar Victor. Dia sangat tidak suka pria yang tidak sopan pada wanita. Ibunya selalu mengajarkan untuk menghargai wanita, karena dari rahim merekalah kita dilahirkan.“Kamu tidak apa-apa?” tanya Darren lembut pada Eloisa. Matanya menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-29
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 5: PANGGILAN KHUSUS

    Hati-hati, Bu, nanti terantuk kaca lagi. Sayang kalau kacanya sampai pecah!” goda Darren.Eloisa mengerjap, keterpesonaan pada wajah tampan di depannya berubah menjadi kekesalan. Apa maksudnya? Gakpapa gitu kepalanya benjol asal kacanya tidak pecah?Darren yang melihat wajah kesal Eloisa merasa gemas, dia menarik tangannya yang tadi memegangi kepala wanita itu, lalu mencubit hidung wanita itu.“Makanya konsentrasi saat ditanya, Bu. Dimana alamat rumah Ibu?” tanya Darren lagi. Dia melirik gemas wanita di sampingnya yang ternyata sedang mendelik tajam menatapnya. “Lama-lama kita menginap disini, loh, Bu.” gurau Darren sambil tertawa melihat wajah wanita itu. Jika wanita itu bermaksud mengintimidasi dirinya, sudah pasti wanita itu gagal. Ayah dan kakaknya jauh lebih menyeramkan saat sedang marah.“Saya, sih, tidak masalah. Saya bisa tidur dimana saja. Apalagi, ditemani Bu Dosen cantik,” kata Darren terus menggoda Eloisa. Alisnya sekarang dinaik turunkan, senyum jail belum hilang dari bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 6: KEBAL DARI PESONA DARREN

    Setelah menunggu sekitar lima belas menit, akhirnya Eloisa keluar dari mobilnya. Dia melirik ke kiri dan kanan, takut mahasiswanya itu masih berkeliaran di dekat rumahnya. Entah apa yang dia takutkan? Kalau takut dicium paksa lagi, sebenarnya lebih mudah saat pria itu berada di mobilnya. Hanya saja, dia merasa tidak aman.Begitu keluar dari mobilnya, Eloisa langsung berlari masuk ke rumahnya dan menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua. Tidak jauh dari rumahnya, Darren masih memperhatikan rumah Eloisa. Dia melihat wanita itu masuk ke rumahnya dan tidak lama terlihat lampu menyala dari jendela yang memiliki balkon di lantai dua, berarti disanalah kamar wanita itu. Dia harus memastikan kalau wanita itu sudah masuk ke dalam rumahnya. Seburuk-buruknya sikapnya, ibunya selalu mengajarkannya untuk bertanggung jawab. Jika dia mengantarkan wanita pulang, jadi, dia akan memastikan kalau wanita itu sudah masuk ke dalam rumahnya. Setelahnya, dia baru akan pulang ke rumahnya atau ke tempat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-03
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 7: AKIBAT KECEMBURUAN MASSAL

    “Aduh!” keluh Eloisa. Dia lalu melihat banyak mahasiswi yang berdiri mengelilingi dirinya. Dia mengenali beberapa mahasiswi yang pernah masuk kelasnya. Dia langsung berdiri dan memasang ekspresi dinginnya.“Ada apa ini?” tanyanya kaku sambil memelototi para mahasiswi itu, mencoba mengingat nama mereka.“Tidak ada yang boleh melangkahi Darren Club. Jangan berpikir karena Anda seorang Dosen, maka Anda bisa seenaknya merayu Darren!” kata salah satu mahasiswi yang tidak dia kenal.“Merayu Darren?” ulang Eloisa. Dia tercengang. Siapa yang merayu siapa disini?!“Jangan berlagak bodoh! Aku melihatmu turun bergandengan tangan dengan Darren setelah kalian berciuman!” tuduh Clara sambil menunjuk Eloisa. Eloisa sebenarnya tidak mengenal wanita itu, tapi dia mengenali suara wanita itu. Wanita yang diputuskan si buaya di rooftop.“Kalian salah sangka. Bukan seperti itu kejadiannya!” bantah Eloisa. Dengan horor Eloisa berpikir kalau semua wanita ini adalah pacar si buaya dan dia akan dikeroyok. Tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-04
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 8: DUA PRIA DALAM SATU MINGGU

    Tidak lama kemudian, Pak Darius kembali, pria itu langsung membuka pintu klinik dan menyalakan lampu. Dengan penerangan yang cukup, matan Eloisa bisa melihat dengan lebih baik. Matanya memiliki kelainan sejak kecil, sejak di sekolah dasar dia sudah memakai kacamata plus, bukan minus. Jadi, dia bisa melihat jelas objek yang jaraknya jauh, tapi, tidak bisa melihat jelas objek yang jaraknya dekat. Apalagi saat penerangan kurang, matanya semakin sulit untuk melihat tanpa kacamata yang dibuat khusus sesuai kebutuhannya. Kekurangannya itu membuat inderanya yang lain lebih tajam. Telinganya bisa mendengar suara dari jarak cukup jauh dan cepat mengenalinya, termasuk mengenali suara orang lain. Dengan beberapa kali mendengar suara orang yang sama, dia akan langsung mengenali orang itu walaupun mereka tidak sedang berhadapan.Darius membantu wanita di depannya untuk duduk dan mulai membuka laci dan rak untuk mencari antiseptik untuk membersihkan luka. Setelah menemukan yang dia cari, dia segera

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 9: HANTU BULE

    “Dia tidak mendatangi ayah dan kak Darius untuk meminta pertanggungjawaban karena mengaku kuhamili, kan?” Darren menyuarakan rasa penasarannya. Mereka sudah terbiasa dengan wanita yang tiba-tiba datang ke rumah dan mengaku dihamili oleh Darren. Jadi, dari sepuluh kali Darren duduk di kursi pesakitan keluarganya ini, minimal delapan kalinya berurusan dengan wanita.“Tidak. Namun tadi aku melihat dia dirudung oleh segerombolan mahasiswi yang sebagian dari mereka pernah kudengar namanya kau sebutkan,” jawab Darius dan Darren langsung memucat. Dan ekspresinya tentu saja terlihat jelas oleh keluarganya, yang berarti dia memang melakukan salah. “Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Ayahnya lagi. Pertanyaan Ayahnya membuat Darren tidak jadi bertanya mengenai kondisi Eloisa pada kakaknya. Sekarang dia melirik semua orang yang ada disana, dari Kakaknya, ke Ayahnya, lalu ke Ibunya. Masa dia harus mengaku kalau dia salah mencium orang? Dosen pula!“Darren!” panggil Rosaline setelah sekian lama k

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-06
  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 10: BERNIAT TERUS MENCIUM

    “Sekarang cepat katakan keperluanmu, lalu segera pergi!” perintah Eloisa ketus begitu kaki pria itu menapak di lantai kamarnya. Dia kesal sekali pada buaya di depannya ini. Hal buruk yang terjadi padanya beberapa hari ini adalah karena si buaya. Dan sekarang, saat dia mau beristirahat saja masih di ganggu si buaya!Bukannya menjawab, Darren malah berjalan keliling kamar itu.“Eh, ngapain kamu?” tanya Eloisa dengan nada tidak suka sambil mengejar Darren.“Saya ingin menyalakan lampu. Dimana saklar lampunya?” tanya Darren.“Untuk apa? Cepat katakan keperluanmu, lalu segera pergi dari sini!” usir Eloisa untuk kesekian kalinya.Akhirnya Darren menemukan saklar lampu dan menyalakannya. Tatapannya sekarang terpaku pada Eloisa yang menatapnya tajam. Wanita itu menggunakan baju tidur dengan gambar hello kitty besar di tengah, rambutnya terurai dan wanita itu menggunakan kacamata dengan lensa bulat besar. Kemarin dia berpikir kalau akan lucu jika melihat dosennya ini memeluk boneka hello kitt

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07

Bab terbaru

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 107: EXTRA PART 2

    Eloisa sengaja datang ke kampus di waktu yang mepet dengan jam mengajarnya, agar dia tidak diinterogasi oleh rekan-rekannya lagi perihal pernikahannya kemarin. Jadi, dia masuk ke ruang dosen dan langsung menuju mejanya sambil menyapa sekilas dosen-dosen yang masih berada disana, lalu mengambil perlengkapan mengajarnya dan kembali keluar.Beberapa dosen menertawakan tingkah Eloisa yang terlihat jelas sedang menghindari mereka. Mereka yakin Eloisa juga berada di posisi yang tidak enak karena pernikahan unik ini, hanya saja, hal ini memang sangat sulit untuk dipercayai akal sehat.Mereka melihat sendiri kalau Eloisa dan Darius sudah cukup dekat, tapi tiba-tiba di hari H, yang menikah dengan Eloisa adalah adik Darius, dimana Dariusnya sendiri terkesan cuek dengan hal itu. Hari seninnya, Darius masuk kerja seperti biasa, seakan tidak ada pernikahannya yang gagal terlaksana. Apakah mungkin ada prank untuk hal sepenting sebuah pernikahan?Setelah mengantar Eloisa ke kampus dimana dia tidak d

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 106: EXTRA PART 1

    Selama tiga hari menginap di vila, Eloisa sangat dimanjakan oleh Darren. Mereka tidak seperti pengantin baru yang menghabiskan sepanjang hari di kamar, tapi Darren mengajak Eloisa untuk pergi ke tempat-tempat bagus yang ada di sekitar vila tempat mereka menginap.Darren selama ini tidak pernah berjalan berdua dan menikmati waktu bersama-sama dengan Eloisa, walau hanya untuk makan dan melihat-lihat tempat wisata. Karenanya, dia ingin melakukannya mulai dari sekarang, dia akan membuat banyak momen untuknya dan Eloisa, istilahnya ini seperti pacaran setelah menikah. Mereka berjalan berdua di pinggir danau sambil bergandengan tangan, menikmati makanan khas di pinggir jalan. besonya, Darren mengajak Eloisa ke taman, berjalan sambil memberi makan roti tawar pada burung liar.Eloisa banyak tertawa karena memang Darren adalah orang yang menyenangkan, pria itu bisa membawa suasana menjadi ceria dengan tingkahnya. Darren juga tidak pernah menuntut apapun dari Eloisa, dia malah mendorong Eloisa

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 105: TAMAT

    Tidak terjadi insiden apapun saat acara pemberkatan pernikahan ini, mulai dari Eloisa yang mengucapkan sumpah pernikahannya dengan baik, sampai dengan penandatanganan surat nikah mereka.Kali ini, Darren juga menjadi anak baik, saat disuruh mencium pengantinnya, dia hanya menempelkan bibirnya sebentar dengan bibir Eloisa, dia tidak melumat bibir Eloisa dengan ganas seperti biasanya.Dia mengerti kalau dia harus menjaga martabat Eloisa yang tinggal setengah itu, agar tidak amblas sampai ke dasar. Dalam hati, dia menyabarkan dirinya. Tenang, setelah ini, Eloisa sudah bebas dia peluk, cium dan yang lainnya semau dia, jadi sekarang saja dia harus menjaga sikap!Ada jamuan makan siang di ruangan lain yang sudah disulap menjadi tempat resepsi kecil-kecilan dan disanalah Eloisa tidak bisa menghindar dari rekan-rekan dosennya yang terus menggodanya dan menjadi reporter dadakan.“Ya ampun, Bu Eloisa, kenapa bisa jadi nikahnya dengan Darren?” tanya salah satu Dosen.“Iya, nih, Bu Eloisa, ternyat

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 104: HARI PERNIKAHAN (3)

    Untuk kesekian kalinya, Eloisa berusaha melepaskan pegangan tangan Darren, dan untuk kesekian kalinya juga gagal. Mereka sudah berada di gereja sejak jam sepuluh, dimana keluarga Hartadi dan keluarga Renata juga sedang dalam perjalanan ke gereja ini, tempat dimana sekarang mereka sedang duduk di ruang tunggu pengantin dan keluarganya, sambil bergandengan tangan sejak lima belas menit yang lalu.Karena pernikahan ini hanya berupa pemberkatan pernikahan saja, dan semua dekorasi dan persiapan sudah dibereskan oleh staf gereja dan Lukas dkk, jadi mereka memang hanya menunggu waktu saja sekarang.“Lepaskan tanganku, Darren,” pinta Eloisa.“Tidak mau,” jawab Darren sambil tersenyum menggoda.“Kenapa juga harus pegangan tangan terus!” keluh Eloisa.“Karena aku tidak boleh memelukmu atau menciummu,” jawab Darren yang membuat Eloisa langsung cemberut, tapi lalu menyerah mencoba menarik tangannya. Sedangkan sebelah tangan Darren masih sibuk mencomot camilan yang disediakan disana, berupa kue-ku

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 103: HARI PERNIKAHAN (2)

    Karena hari masih pagi dan hari ini adalah hari minggu, mobil yang dikendarai Darren tiba di rumah Eloisa dalam waktu setengah jam.Manda terkejut saat melihat Darren yang sudah rapi, di depan rumahnya. Eloisa memang sudah memberitahu kalau Darren sudah menyewa makeup artis untuk mendandani putrinya itu, tapi dia tidak tahu kalau Darren juga akan datang pagi ini, dia pikir mereka akan bertemu di gereja.“Pagi, Bu,” sapa Darren yang lalu memperkenalkan Jane.“Pagi, Darren,” Manda membalas sapaan Darren dan kemudian berkenalan dengan Jane.“Saya mengantar Jane kemari, sekalian membawa pakaian dan barang-barang saya. Ayah ada?” tanya Darren luwes yang membuat Manda kembali takjub saat melihat sebuah koper besar dan sebuah koper kecil, yang dibawa Darren.“Ayah sedang menyirami bonsainya di belakang,” jawab Manda.“Baik. Darren akan mengantar Jane ke kamar Eloisa dulu, nanti baru menyapa Ayah,” kata Darren sopan.“Ya, mari Ibu antar ke kamar Eloisa,” jawab Manda yang lalu menuntun jalan u

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 102: HARI PERNIKAHAN (1)

    Hari yang ditunggu telah tiba. Darren bangun di jam enam pagi dan mandi. Dia dengan semangat menunggu Jane datang ke rumahnya untuk membantunya membereskan wajahnya yang hari ini tampak lebih mengerikan daripada kemarin, padahal dia sudah terus mengompres wajahnya itu sejak semalam.“Selamat pagi semuanya!” seru Darren semangat saat memasuki ruang makan.“Kau sangat bersemangat,” kekeh Rosaline yang sedang menyiapkan sarapan. Adianto sedang duduk dan minum kopi, sedangkan Darius sekarang sedang mandi, tadi dia mengalah dan membiarkan adiknya mandi dulu, sedangkan Donny, dia masih tidur.“Tentu saja. Aku menikah hari ini,” kata Darren riang sambil bersenandung.“Kau yakin ingin menikah dengan wajah seperti itu?” tanya Adianto menggoda putranya dan betul saja, senandung Darren langsung berhenti.“Walau aku masuk rumah sakit, Eloisa tetap harus menikah denganku disana,” kata Darren mengerucutkan bibirnya.“Mama juga, kalau ingin membantuku menikah dengan Eloisa hari ini, mengapa juga mem

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 101: BUCIN AKUT

    Manda dan Anto memperhatikan saat Darren dan Eloisa keluar dari rumah sambil bergandengan tangan, yang katanya masih akan mengurus urusan pernikahan mereka.“Aku merasa seperti sedang bermimpi,” kata Manda dengan mata yang masih memperhatikan Darren yang sekarang sedang membukakan pintu untuk Eloisa.“Mungkin Eloisa memang akan lebih bahagia dengan Darren. Aku bisa melihat kalau Darren memang mencintai Eloisa,” kata Anto yang juga memperhatikan hal manis itu.“Menurutku, Darren sangat bucin pada Eloisa.” kata Manda sambil tertawa bahagia. Dia juga menyadari kalau sepertinya Eloisa memang juga mencintai Darren. Walau sejak tadi Eloisa terlihat agak risih dengan perlakuan manis Darren, tapi dia tidak menghindar saat Darren menunjukkan perhatiannya. Mungkin putrinya itu hanya belum terbiasa dengan sikap Darren yang terlalu jujur dalam menunjukkan perasaannya.Berbeda dengan saat bersama Viktor dulu, baik Eloisa ataupun Viktor selalu menjaga sikap, mereka hanya sesekali bergandengan tanga

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 100: SEPADAN DENGAN HASILNYA

    “Saya mencintai Eloisa dan Eloisa juga mencintai saya. Jadi, besok sayalah yang akan menikah dengan Eloisa,” kata Darren. Sejak tadi dia sudah memikirkan banyak kalimat manis untuk membujuk kedua calon mertuanya, tapi begitu duduk di depan kedua calon mertuanya, otaknya kosong.“Kenapa langsung ngomong begitu!” omel Eloisa sambil memukul paha Darren karena perkataan frontal pria itu. Sedangkan kedua orang tua Eloisa, masih bengong menatap Darren.“A-apa maksud perkataan, Nak Darren?” tanya Anto yang masih syok. Dia berpikir kalau mungkin dia sudah tua, jadi telinganya salah dengar.“Besok saya yang akan menikah dengan Eloisa, bukan Kak Darius,” kata Darren perlahan sambil menggamit tangan Eloisa yang tadi memukul pahanya. Kedua orang tua itu semakin terbelalak saat melihat tangan Eloisa dan Darren yang menyatu.“Bukan begitu, Ayah, Ibu. Eloisa bisa jelaskan,” kata Eloisa sambil berusaha menarik tangannya dari Darren, yang tentu saja gagal karena Darren malah mengeratkan pegangannya pa

  • Diculik Calon Adik Ipar   BAB 99: Take Me Out?

    “Broken white,” jawab Eloisa berlagak tidak peduli pada tatapan syok Maya.“Mbak, pilihkan jas yang senada dengan gaun calon istriku ini, dong,” kata Darren pada Maya. Walau awalnya sangat terkejut, ditambah dengan perkataan Darren barusan, dia tetap menyahut dengan sopan.“Se-senada dengan gaun Bu Eloisa?” tanyanya memastikan.“Iya. yang paling mirip, ya,” jawab Darren sambil tersenyum.“Baik, Pak Darren,” jawab Maya yang langsung memperhatikan jas-jas berwarna broken white dan akhirnya memilih dua stel yang menurutnya cocok dipadankan dengan gaun Eloisa, lalu mengeluarkannya dari gantungan dan menunjukkannya pada Darren. Dalam hati dia berpikir kalau mungkin pria kaku yang kemarin mengambil jas tiba-tiba kabur sehari sebelum pernikahan dan pria di depannya ini adalah mempelai pengganti. Maklum, otaknya sudah sedikit konslet karena kebanyakan membaca novel roman online.“Menurutmu, bagusan yang mana, sayang?” tanya Darren pada Eloisa.“Kau coba saja mana yang pas di tubuhmu,” jawab E

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status