Sebuah notifikasi masuk di dalam laptop seorang pria yang tengah bersenang-senang dengan para wanita-wanita seksi dan cantik yang tengah menemani nya di sebuah salah satu club malam milik nya. Siapa lagi kalau bukan Vicky Alexander, seorang cassanova terbaik sejagat menurut Leon."Astagaaa, tidak bisakah dia tidak memberiku pekerjaan satu hari saja. Sudah 2 hari ini dia tidak masuk kerja, lalu melimpahkan semua pekerjaan nya padaku, dan ini... Lagi-lagi aku harus mengurus urusan pribadinya, rasanya aku ingin menenggelamkan diriku ke tengah lautan saja. Tunggu dulu, bukankah wanita ini tinggal bersama dia, lalu untuk apa dia menyuruhku untuk mencari tahu dimana wanita itu sekarang tinggal, lalu untuk apa dia menyuruhku mencari tahu semua nya tentang wanita ini. Damn!" Umpat Vicky frustasi."Ooh sweety, kenapa hanya urusan seperti itu kau terlihat begitu frustasi. Ayolah sayang, kita lanjutkan urusan kita yang sempat tertunda," ucap salah satu wanita yang tengah duduk di pangkuan Vicky
"Hey, Darling," sapa seorang wanita cantik dengan postur tubuh tinggi dan seksi.Senyuman itu. Senyuman yang dulu menghangatkan, namun tidak saat ini. Senyuman itu terasa menjijikan, manakala aku ingat semua penghianatannya."Mau apa kau kemari?" ucapku bertanya dengan datar.Ya, dia adalah Rosemary Winata Anderson. Seseorang yang pernah mengkhianatiku di saat aku benar-benar begitu mencintai dan telah menaruh hati begitu dalam padanya. Tapi dia meninggalkanku demi laki-laki lain, hanya karena aku tidak pernah menyentuhnya lebih dari sekedar berciuman."Oh My Bee ... apa kau tidak merindukan aku? Maafkan aku Bee, aku mengaku salah ... Tak seharusnya aku bersikap berlebihan padamu dulu. Tak bisakah kita memulai semuanya dari awal kembali? Aku masih sangat mencintaimu, Bee," bual Rose dalam membujuk Devan."Setelah apa yang kau lakukan terhadapku dan kau berharap untuk memulai kembali semuanya? Kau pikir aku bodoh, haa? Dasar
Sepanjang jalan Angel merutuki nasibnya sendiri. Entah mengapa ia bisa bertemu dengan lelaki berhati iblis. Oh, sungguh Angel yang malang.Sementara itu di lain tempat. Devan begitu emosi, ia mengumpat kesana kemari. Ia tidak terima jika ada seorang wanita yang berani menghinanya.Namun di lain sisi, Devan justru mengagumi sosok gadis pengantar makanan tersebut. Devan terpana saat melihat rambutnya yang berwarna coklat, lurus dan lembut. Kulitnya yang putih dan halus bersih, membuat setiap kaum lelaki yang melihat ingin sekali menyentuhnya. Matanya yang hitam pekat membuat orang terpana saat menatap matanya. Bibir ranumnya yang berwarna pink terlihat begitu kenyal dan seksi. Lekuk tubuhnya yang aduhai, membuat setiap kaum adam bertekuk lutut di hadapannya."Aaaahhh! Bagaimana bisa aku terpikat oleh pesona gadis murahan itu? Dari gelagatnya saja aku bisa melihat kalau ia hanya seorang gadis murahan yang suka tebar pesona dan suka menggaet lelaki kaya raya. Dasar
Sebelum kembali ke apartemennya, Angel melajukan perjalanannya ke sebuah minimarket di sekitar taman. Ia teringat akan stok makanannya yang sudah habis. Angel memilih beberapa mie instan, telur dan juga sosis sebagai stoknya. Hari-hari Angel memang selalu ditekankan dalam biaya hidupnya. Mengingat ia harus menabung agar dapat segera melunasi hutang sang ayah. Tak mudah bagi Angel berjuang sendiri untuk melunasi hutang sang ayah, dan juga untuk biaya hidupnya sehari-hari.Bbruukk"Oh astaga. Maaf Nona, aku tidak sengaja," ucap seseorang yang menabrak Angel. Membuat barang belanjaan Angel tabur berserakan."Oh, tidak apa-apa Nona, harusnya Aku yang meminta maaf atas kecerobohanku. Aku tidak memperhatikan sekitar," ucap Angel sambil memunguti belanjaannya."Mari aku bantu! Sekali lagi aku minta maaf, Nona. Aku benar-benar tidak sengaja," ucap orang itu lagi sambil membantu Angel memunguti belanjaannya."Baikl
Angel pergi dari tempat itu dengan rasa kesal yang amat sangat. Ia tidak menghiraukan teriakan dari Devan. Ia tidak habis fikir, Bagaimana bisa alamat yang tertera di dompet itu bukan alamat dari sang pemilik dompet? Malah monster tidak waras itu yang ia temui. Saat Angel baru tiba di depan gerbang, Pak Tejo bertanya kepada Angel."Loh kok sudah pulang non? Apa tuan tidak menemui nona di dalam?" Tanya Pak Tejo.Angel yang merasa kesal memilih berlalu dengan menatap Pak Tejo dengan tatapan tajam. Seketika itu juga pak Tejo tidak berani bertanya lagi.
Pertengahan bulan April merupakan awal bulan yang manis bagi Angel. Bukan karena sedang menunggu gaji nya tiba atau sedang menang undian, Angel bahagia karena baru semalam ia berharap, ternyata hari ini harapan nya terwujud. Angel sedang asyik bermain dengan anak manis kesayangan nya. Dari menggambar, mewarnai, hingga bermain Puzzle sudah mereka lakukan. Hingga kedua nya tak sadar kalau hari telah menunjukkan pukul satu siang."Febby sayang ... kita istirahat dulu yuk main nya! ini sudah siang, Febby juga belum makan kan dari tadi? Gimana kalau Tante buatin telur dadar goreng buat Febby, mau nggak?" Bujuk Angel.
Allan POVFlashback OnRosemary Winata Anderson, sosok wanita yang aku jumpai di salah satu klub malam dalam keadaan yang sangat seksi dan menggairahkan. Bagaimana tidak, jika dia mengenakan gaun warna merah menyala dan juga lipstik warna senada. Belahan dadanya yang menyembul keluar separuh dari gaun belahan dada yang rendah yang ia kenakan, belahan gaun yang ada di bagian pahanya, menampakkan pahanya yang putih mulus, membuat aku sungguh ingin menapakkan tangan ku di atas sana, mengelusnya, menggoda nya.Aku berjalan menuju ke meja tempat nya duduk dengan membawa du
Pagi-pagi sekali Erik sudah sampai di mansion Devan. Apalagi yang dia lakukan kalau bukan untuk mengganggu Devan. "Astaga! Dev, kau benar-benar pemalas ... bangun hei, ini sudah pagi. Aku yakin kau tidak ingin melewatkan berita pagi ini kan?" Teriak Erik sambil mengguncang tubuh Devan. Erik selalu seperti itu kepada Devan jika sedang di luar kantor. Namun siapa yang tahu jika Erik seperti itu hanya saat bersama dengan Devan saja. Erik yang lain akan muncul saat di kantor ataupun dimana saja jika sedang tidak bersama Devan. Erik adalah sosok yang sangat patuh, pendiam dan juga dingin saat di kantor maupun diluar. Banyak yang bilang jika raut wajah Devan dan Erik tidak ada bedanya, sama-sama memiliki tampang datar, dingin dan juga sulit di tebak maupun di dekati. Devan yang di teriaki tidak juga begerak bangun, membuat Erik kembali berteriak kepadanya. "Jika kali ini kau tidak juga bangun, jangan salahkan jika aku mencium bibirmu Dev. Aku tau kau pasti sangat menginginkan nya k