Angel pergi dari tempat itu dengan rasa kesal yang amat sangat. Ia tidak menghiraukan teriakan dari Devan. Ia tidak habis fikir, Bagaimana bisa alamat yang tertera di dompet itu bukan alamat dari sang pemilik dompet? Malah monster tidak waras itu yang ia temui. Saat Angel baru tiba di depan gerbang, Pak Tejo bertanya kepada Angel.
"Loh kok sudah pulang non? Apa tuan tidak menemui nona di dalam?" Tanya Pak Tejo.
Angel yang merasa kesal memilih berlalu dengan menatap Pak Tejo dengan tatapan tajam. Seketika itu juga pak Tejo tidak berani bertanya lagi.
"Hii ... cantik-cantik kok jutek. Apa aku tadi salah ngomong ya?"
Angel sepanjang jalan menggerutu. Ia merasa kalau dunia terlalu sempit, Sehingga di mana-mana ia bertemu dengan pria itu.
"Entah kenapa kalau aku merasa dunia begitu sempit sekarang."
Angel pulang menggunakan ojek online. Ia meminta kepada si pengemudi ojol untuk menurunkan kan nya di taman. Angel mencoba berusaha untuk meredakan emosi nya. Angel pun memilih untuk duduk di sekitar taman sambil membuka novel nya.
"Lebih baik aku melanjutkan membaca novel ku, Daripada aku memikirkan dompet sialan ini. Karena dompet ini aku ketemu cowok berengsek tempo hari."
Angel meletak kan dompet itu di sebelah nya. Belum sempat Angel membuka novel nya, tiba-tiba saja ada sepasang tangan mungil yang menutup mata nya dari belakang. Dari harum wangi nya, Angel seperti teringat dengan anak kecil tempo hari yang ia tolong.
"Coba tebak siapa aku Tante? Hihihi ...," tanya anak itu dengan cekikikan.
"Waaahh siapa yaa? Kaya nya tante tau deh ini siapa," jawab Angel menanggapi anak manis yang sedang tertawa.
"Hahaha, ayo Tante tebak siapa aku?" Kata anak kecil tersebut dengan suara lucu nya.
Angel membalik badan nya tetapi dengan mata yg pura-pura terpejam.
"Ini anak kecil yang mau tante bawa pulang. Mau ante jadiin guling Tante," jawab Angel sambil menggelitiki anak kecil itu.
"Ahaha ... ampun Tante, geli, ahahaha, geli Tante " jawab Febby sambil tertawa-tawa. Ya, anak manis ini Febby. Entah apa yang Febby lakukan di sekitar taman ini?
"Emmuaach ... emmuaach, kamu ngapain sayang disini? Tante kangen looh sama Febby," Tanya Angel pada Febby yang ada di pelukan nya.
"Febby cari Tante Angel disini, ( Angel adalah panggilan dari Febby untuk Angelica) Febby juga kangen sama Tante. Febby susah tidur Tante, semenjak Febby ketemu sama Tante waktu itu, Febby mau Tante Angel selalu ada kapan aja kalo Febby cari dan Febby butuhin. Daddy selalu sibuk kerja Tante, jadi Febby kalau di rumah cuma sama mbak Ica. Febby bosen Tante kaya gitu terus, Febby mau ada yang nemenin Febby main. Maka nya Febby kesini sama Mang Deden cari Tante. Mau Febby ajak pulang biar bisa main sama Febby." Jelas Febby kepada Angel.
"Tante Angel? Kenapa jadi Tante Angel? Terus Febby kesini daddy tau gak? Emang nya mommy nya Febby kemana? Kok Febby bisa ngerasa bosen? Kan mommy nya Febby bisa nemenin Febby main di rumah." Tanya Angel beruntun kepada Febby.
Wajah cantik dan imut Febby yang ceria Seketika berubah jadi sendu. Angel seketika merasa bersalah dengan anak itu. Angel merasa ada yang salah dengan pertanyaan nya.
"Maafin Tante ya sayang kalo Tante salah tanya sama Febby. Maaf kalo Tante buat Febby jadi sedih. Ya udah gak usah di jawab pertanyaannya."
"Enggak kok Tante, Tante Angel gak salah. Febby boleh kan manggil Tante dengan panggilan Tante Angel?" Tanya Febby yang belum menjawab peranyaan dari Angel, "Daddy gak tau Tante kalo Febby kesini cari Tante. Daddy juga bilang ke Febby kalau mommy nya Febby udah ada di surga waktu ngelahirin Febby. Febby mungkin nakal ya tante, maka nya mommy gak mau liat Febby, gak mau temenin Febby main? Hiks ... hiks ... hiks ..., " jawab Febby yang sudah terisak karena menangis.
"Sssstt Febby gak boleh bilang kaya gitu. Mommy nya Febby udah bahagia di surga, mommy nya Febby selalu liat Febby dari atas sana sambil jagain Febby loh. Febby tuh gak nakal, Febby tuh anak yang cantik dan pintar. Mommy nya Febby pasti bahagia banget karena punya anak yang lucu kaya Febby. Jadi Febby gak boleh sedih lagi donk, masa anak pintar cengeng. Hayoo Tante cium terus nih ... emmuaach, emuuach, emmuach. Hayoo masih nangis lagi? Cium lagi nih,"
"Hahaha hahaha udah Tante geli ah. Iya iya Febby gak nangis lagi, tapi Tante Angel mau kan nemenin Febby main? Mau ya Tante, ya, ya, ya?" Pinta Febby dengan mata Puppy eyes nya.
"Baiklah, Tante mau main sama Febby tapi ada syaratnya. Kita main nya di tempat Tante Ana aja gimana? Terus kita juga harus kasih tau daddy kalu Febby ada sama Tante. Kasihan nanti Daddy cemas khawatirin Febby yang gak ada di rumah sama Mbak Ica,"
"Oke tante Febby setuju. Tapi nanti daddy marah gak ya sama Febby, karena Febby pergi gak bilang sama daddy? Febby jadi takut tante,"
"Lain kali gak boleh gini ya sayang, kasihan daddy kalo sampek tau Febby gak dirumah. Ya udah, sekarang kita cari Mang Deden nya dimana, terus kita kerumah Tante Ana. Nanti kita bilang sama Mang Deden supaya kasih tau Daddy kalau Febby ada sama Tante Ana. Jadi nanti kalau daddy jemput Febby, nanti Febby minta maaf ya sayang sama daddy. Bilang ke daddy kalau Febby gak akan ulangin ini lagi. Pasti daddy gak akan marah ke Febby." Jelas Angel ke Febby agar anak kecil itu tidak merasa takut lagi.
Angel memang sosok yang penyayang terhadap anak kecil. Ia sangat menyukai anak-anak, apa lagi anak ceria seperti Febby. Entah kenapa Angel merasakan rindu nya terbayar kan setelah bertemu dengan Febby. Mendadak emosi nya hilang setelah berbincang-bincang dengan anak kecil itu. Angel sangat menyayagi Febby, entah lah, Angel sendiri bingung kenapa dia bisa merasakan hal itu kepada Febby.
"Itu Mang Deden, Tante," tunjuk Febby pada seorang yang tengah duduk di kedai kopi ya ada di sekitar taman.
Feeby dan Angel menghampiri mang Deden yang sedang asik berbincang dengan pemilik kedai.
"Mang Deden, nanti bilangin sama Daddy ya kalau Febby ada di rumah Tante Angel. Febby mau main sama Tante Angel di rumah Tante Angel," pinta Febby sekaligus menjelaskan apa yang ia inginkan.
"Tapi Non, nanti Mang Deden bisa di marah sama Tuan Mario kalau Non gak ada di rumah sama Mbak Ica, tapi Non malah keluar main dengan orang yang belum Non kenal," kata Mang Deden sambil memperhatikan Angel.
"Mang Deden bilang aja kalau Febby ada sama Tante Angel. Lagian juga Daddy udah tau Tante Angel kok, Mang. Bilangin ya Mang Deden ya, ya, ya," pinta Febby sambil menunjukkan puppy eyes andalan nya.
Lagipula, siapa yang bisa menolak anak itu kalau sudah merengek seperti ini.
"Ya sudah baiklah, tapi Mang Deden ya yang anter Non ke tempat Mbak ini," pinta Mang Deden agar dia tau, dimana rumah orang yang membawa Nona kecil nya itu .
"Oke. Ayo Mang Deden cepetan!! Febby gak sabar mau ke rumah Tante Angel," kata Febby sambil berlari-lari menuju mobil nya.
"Jangan lari-lari sayang, nanti jatuh!" teriak Angel karena melihat Febby berlarian seperti itu. Lalu Angel mengikuti Mang Deden yang mengajak nya menuju ke arah mobil nya.
Sampai di rumah nya Angel, Mang Deden pun berpamitan untuk memberitahu Tuan nya kalau Nona muda nya ada bersama wanita yang di sebut dengan Tante Angel.
****
Mang Deden tiba di kantor Tuan nya, lalu masuk ke ruangan dengan di antar oleh petugas keamanan.
tok ...
tok ...
tok ...
"Masuk!" jawab Mario.
Ceklek
Suara pintu ruangan di buka setelah mendapat izin dari sang pemilik ruangan.
"Ada apa Mang, tumben datang ke sini," tanya Mario sambil memperhatikan supir putrinya itu yang terlihat gugup.
"Anu Tuan, Non Febby tidak di rumah. Tadi Non Febby meminta saya untuk mengantarkan nya ke taman. Dia bilang, dia mau cari seseorang yang kata nya suka duduk di taman itu, Tuan."
Mario mengernyitkan keningnya setelah mendengarkan apa yang supirnya itu katakan.
"Tapi gak lama Non Febby dateng dengan seorang wanita yang di panggil Non Febby dengan panggilan Tante Angel. Non Febby bilang, dia mau main ke rumah wanita itu, dan meminta saya untuk memberi tahu Tuan. Tapi non Febby bilang, Tuan kata nya tau dengan wanita yang disebut dengan Tante Angel itu. Saya tau Tuan diman rumah wanita itu, karena saya tadi yang mengantar Non Febby ke sana," imbuh mang Deden menjelaskan kepada Tuan nya. Dia sendiri khawatir dengan diri nya yang akan kena marah, bila Tuan nya tahu putri satu-satunya tidak ada di rumah.
"Ya sudah kamu boleh pulang, saya tau kok wanita yang ada sama putri saya," kata Mario dengan supir pribadi nya itu.
Setelah mang Deden pulang, Leon memijit pangkal hidung nya yang terasa agak pusing. Ia tidak mengerti dengan tingkah putri kesayangan nya semenjak bertemu dengan wanita itu.
Setelah pertemuan singkat mereka waktu itu, Febby tidak habis-habisnya membahas Tante Angel-nya itu. Febby jadi kurang tidur, tidak nafsu makan, yang selalu ia fikirkan hanyalah bertemu dengan Tante Angel-nya itu. Mario sampai di buat sakit kepala karena tingkah putri nya itu. Dan ini malah Febby minta di antar dengan Mang Deden untuk mencari Tante Angel-nya. Entah bagaimana jika putri nya itu kalau tidak bertemu dengan Tante Angel nya?
Mario mengeluarkan ponsel nya, lalu mengiri pesan dari aplikasi berwarna hijau ke nomer ponsel Angel.
Hai, ini aku Leon. Maaf jika aku merepotkan mu kali ini. Aku titip putri ku padamu, maaf sekali lagi aku merepotkanmu. Aku akan menjemputnya setelah pekerjaan ku selesai.
pesan sudah terkirim, namun belum ada tanda-tanda jika pesan nya di baca. Mario menghembuskan nafas kasar.
"Heemmmh ada-ada saja kali ini tingkah mu nak, tidak biasa nya kau seperti ini." Ucap Mario dengan lirih.
Mario melanjutkan pekerjaan nya. Ia ingin pekerjaan nya segera selesai, lalu dapat menyusul putri kesayangan nya itu.
Pertengahan bulan April merupakan awal bulan yang manis bagi Angel. Bukan karena sedang menunggu gaji nya tiba atau sedang menang undian, Angel bahagia karena baru semalam ia berharap, ternyata hari ini harapan nya terwujud. Angel sedang asyik bermain dengan anak manis kesayangan nya. Dari menggambar, mewarnai, hingga bermain Puzzle sudah mereka lakukan. Hingga kedua nya tak sadar kalau hari telah menunjukkan pukul satu siang."Febby sayang ... kita istirahat dulu yuk main nya! ini sudah siang, Febby juga belum makan kan dari tadi? Gimana kalau Tante buatin telur dadar goreng buat Febby, mau nggak?" Bujuk Angel.
Allan POVFlashback OnRosemary Winata Anderson, sosok wanita yang aku jumpai di salah satu klub malam dalam keadaan yang sangat seksi dan menggairahkan. Bagaimana tidak, jika dia mengenakan gaun warna merah menyala dan juga lipstik warna senada. Belahan dadanya yang menyembul keluar separuh dari gaun belahan dada yang rendah yang ia kenakan, belahan gaun yang ada di bagian pahanya, menampakkan pahanya yang putih mulus, membuat aku sungguh ingin menapakkan tangan ku di atas sana, mengelusnya, menggoda nya.Aku berjalan menuju ke meja tempat nya duduk dengan membawa du
Pagi-pagi sekali Erik sudah sampai di mansion Devan. Apalagi yang dia lakukan kalau bukan untuk mengganggu Devan. "Astaga! Dev, kau benar-benar pemalas ... bangun hei, ini sudah pagi. Aku yakin kau tidak ingin melewatkan berita pagi ini kan?" Teriak Erik sambil mengguncang tubuh Devan. Erik selalu seperti itu kepada Devan jika sedang di luar kantor. Namun siapa yang tahu jika Erik seperti itu hanya saat bersama dengan Devan saja. Erik yang lain akan muncul saat di kantor ataupun dimana saja jika sedang tidak bersama Devan. Erik adalah sosok yang sangat patuh, pendiam dan juga dingin saat di kantor maupun diluar. Banyak yang bilang jika raut wajah Devan dan Erik tidak ada bedanya, sama-sama memiliki tampang datar, dingin dan juga sulit di tebak maupun di dekati. Devan yang di teriaki tidak juga begerak bangun, membuat Erik kembali berteriak kepadanya. "Jika kali ini kau tidak juga bangun, jangan salahkan jika aku mencium bibirmu Dev. Aku tau kau pasti sangat menginginkan nya k
Pagi-pagi sekali Angelsudah berkutat dengan bahan masakan yang akan ia buat. Namun saat sebelum ia memulai acara memasak nya, Angel turun kebawah untuk membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia di bawah. Tanpa disadari oleh Angel, ada sosok yang sedang mengawasinya di seberang jalan. "Well, sayang aku sudah menemukan dimana gadis itu tinggal. Aku akan sedikit membuat kejutan padanya" kata seseorang di seberang jalan yang sedang berbicara lewat panggilan telepon. Tak lama orang itu keluar dari dalam mobil nya dan ikut masuk ke dalam membuntuti Angel yang hendak kembali ke dalam. Angel kembali meneruskan masakan nya setelah sampai ke dalam apartemennya. Angel membuat nasi goreng dengan telur dadar di atas nya. Setelah masakannya matang, Angel membawa nya ke meja makan dan segera melahap masakan buatan nya sendiri. Baru saja ia membuka mulut, tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk. Tok Tok Tok
Angel POVSejak hari dimana aku mendengarkan permintaan Febby untuk menjadikan aku Mommy nya, aku memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Mario. Bukan karena aku menerima permintaan nya untuk menjadi ibu untuk putri nya, tetapi karena aku mencoba untuk membiasakan diri dengan keberadaan Mario dan Febby di dekat ku. Mungkin dengan cara seperti itu aku bisa menumbuhkan benih-benih cinta di hatiku dan juga Mario. Ya, seperti kata pepatah jawa, Tresno Jalaran soko Kulino. Itu lah kata yang bisa menggambarkan apa yang ingin aku dan Mario lakukan.Flashback On"Tante Angel mau kan jadi mommy nya Febby?" Tanya anak manis itu dengan mata yang sudah basah karena air mata.Aku tidak tahu harus berkata apa, aku dan Mario tidak menjalin hubungan apapun saat ini. Mario yang melihat pun akhirnya angkat bicara mengenai permintaan sang putri."Sayang, kita masuk ke mobil dulu yuk, nanti kita bicarakan di rumah. Sekarang kan hujan, gak baik loh kalau kita bicara nya disini," bujuk Mario pada sang
Sesampainya Mario di kantor, ia tidak bisa fokus terhadap pekerjaan nya. Ia memikirkan tingkahnya pagi ini yang membuat nya kesal dan juga malu."Vicky, aku ingin kau menggantikan aku sementara untuk menyelesaikan tugasku dan meninjau proyek kita siang nanti. Aku tidak bisa fokus dan konsentrasi sekarang" titah nya pada asisten pribadi nya."Astagaaa … apa kau punya masalah hidup denganku, hingga pekerjaan ku yang sudah banyak ini kau tambah lagi dengan tugasmu? Heehh yang benar saja, aku bahkan tidak punya waktu luang untuk sekedar berkencan dengan para wanita-wanita seksi di luar sana. Siapa lagi kalau bukan karena ulahmu!" Protes Vicky dengan kesal."Hahaha, wanita mana yang ingin berkencan dengan pria membosankan dan juga menyebalkan sepertimu Vicky? Ada baiknya kau jangan terlalu tinggi berkhayal, nanti kalau jatuh rasanya itu sakit kau tahu. Lebih baik kau memperbanyak aset dan hartamu dulu, baru kau berulah layaknya cassanova," Jawab Mario dengan gelak tawa sedikit mengejek."H
Setelah sedikit berdebat, akhirnya Mario pun membuka pintu kamarnya. Mario melihat putri nya yang sedikit berantakan karena air mata nya. Putrinya itu tak henti-hentinya menangis karena tak kunjung menemui mommy nya."Princess nya daddy kok nangis ... kenapa sayang? Coba cerita sama daddy!" Tanya Mario pura-pura tidak tahu."Mommy nggak ada di mana-mana dad, Febby udah cariin dari tadi tapi mommy gak ada. Mommy kemana dad? Kenapa mommy ninggalin Febby? Febby nakal ya dad, makanya mommy pergi ninggalin Febby?" Jawab Febby sambil menangis terisak dengan sedihnya.Mario yang di tanya malah tertawa tanpa menjelaskan kepada putrinya, bahwa mommy nya tak pergi kemana-mana."Daddy bukanya cariin mommy kok malah ketawa siih, apa jangan-jangan daddy ya yang buat mommy pergi ninggalin Febby?" Tuduh Febby kepada Mario.Angelyang mendengar putri nya terus menangis pun akhirnya keluar dari kamar Mario."Mommy gak kemana-mana sayang, tadi mommy dikurung sama daddy kamu tuh ... Mommy gak boleh kelua
Flashback OnJoan Efendi adalah ayah dari Arhindy Putri Joana. Pada suatu saat itu, Joan mengalami hidup yang sangat-sangat sulit. Bagaimana tidak, Joan harus berjuang untuk menghidupi anak dan juga istri nya yang sakit-sakitan. Joan hanyalah seorang penjual bakso keliling, hidup dalam keadaan ekonomi yang sangatlah rendah membuatnya sulit untuk mendapatkan uang untuk makan dan juga biaya untuk pengobatan istri nya. Joana yang merasa jika ia adalah anak satu-satunya di keluarga mereka, membuatnya mau tak mau harus berjuang sendiri untuk membiayai hidup nya dan juga membantu orang tua nya.Suatu hari Joan sangat panik karena melihat istri nya yang tiba-tiba kejang dan tak sadarkan diri. Joan membawanya ke rumah sakit agar dapat mendapat pertolongan. Joan tak berpikir sebelumnya saat ia membawa istrinya ke rumah sakit. Ia begitu panik hingga ia melupakan bahwa biaya pengobatan di rumah sakit sangatlah mahal."Dok tolong selamatkan istri saya dok, istri saya tiba-tiba kejang dok" kata Jo