Seusai mendengar, Frederick masih saja tersenyum. “Nggak bisa, Bu Lillia itu tamuku dan juga temannya temanku. Aku mesti mengantarnya ke hotel dengan selamat.”Awalnya Lillia mengira Frederick akan menyetujuinya. Tak disangka dia malah menolak.“Pak Claude, kita pergi masing-masing saja.” Lillia juga tidak ingin semobil dengan Claude. Lagi pula, maksud kedatangan Claude ke Mindara juga tidak ada hubungannya dengan Lillia.Cedron merangkul pundak Frederick, lalu menunjukkan senyuman memesona. “Gimana? Apa kamu takut Pak Claude akan apa-apain tamu kamu?”Kali ini Frederick bersikap serius. “Bukan begini. Aku nggak peduli kalian saling kenal atau nggak. Hanya saja, sudah seharusnya aku menjamu tamuku.”“Pak Frederick, kita masuk mobil dulu.” Lillia tidak ingin berinteraksi terlalu banyak kepada mereka. Seusai berbicara, Lillia duluan memasuki mobil.“Pak Claude, sampai bertemu lagi.” Frederick melepaskan tangan Cedron, lalu berpamitan kepada Claude. Dia segera mengikuti langkah Lillia unt
Tak lama kemudian, Lillia menerima kiriman foto dari Kelly. Dia adalah seorang gadis cantik dan berwibawa. Kelly yang berkulit putih itu kelihatan sangat penurut. Setelah foto disimpan, Lillia pun mengesampingkan masalah ini.Keesokan paginya, Lillia pergi menyantap sarapan. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Cedron dan Claude lagi.“Bu Lillia, sekarang sudah nggak ada tempat kosong. Ayo kita duduk bareng saja.” Cedron segera melambaikan tangan dengan ramah.Saat Lillia merasa ragu, terdengar suara Frederick dari depan restoran. “Pagi, Cantik! Aku datangnya sungguh tepat waktu. Ayo, aku bawa kamu untuk makan sarapan yang lebih enak lagi. Sarapan di sini nggak enak.”“Oke.” Lillia langsung berjalan mendekati Frederick.Raut wajah Claude tampak geram. Saking geramnya, dia menggenggam peralatan makannya hingga urat hijau menonjol di punggung tangannya.“Dasar!” Cedron juga merasa sangat marah. Beberapa saat kemudian, dia malah merasa sedih. “Lillia nggak beri muka.”“Bayar.” Claude m
Lillia spontan melirik Claude. Apa Claude sengaja menanyakan pertanyaan ini?Claude memiringkan kepalanya, lalu bertanya pada Lillia, “Ada apa?”“Nggak kenapa-napa.” Lillia mengalihkan pandangannya, lanjut melihat pemandangan di luar sana.Ucapan Claude membuat Lillia kembali menilai sosok Elgan. Seandainya semua dilakukan Elgan demi keuntungan, Lillia juga tidak merasa tidak enak hati, anggap saja dia sedang berbisnis. Namun, Elgan sempat bertanya apakah mereka masih tergolong teman atau bukan?Pertanyaan itu sepertinya adalah sebuah aba-aba. Jika nantinya Elgan melakukan hal yang bersalah terhadap Lillia, dia juga hanya bisa menerimanya dan memaafkannya. Pada akhirnya, mereka tetap akan berteman.Selesai sarapan, Lillia berkunjung ke rumah Frederick untuk melihat barang yang dijanjikan. Saat ini, Claude dan Cedron tidak bisa mengikuti mereka lagi. Mereka terpaksa berpisah.Lillia duduk di mobil Frederick ke tepi pantai. Terdapat banyak dermaga di depan sana dan ada banyak kapal nelay
Lillia juga tidak buru-buru. Namanya juga berbisnis, siapa yang buru-buru, dia pun akan kalah.“Bukannya Pak Frederick bisa cari aku karena melihat ketenaran Lorraine?” Lillia mengangkat gelas teh, lalu meniupnya dengan tenang. Kerja sama kali ini sangatlah menguntungkan bagi Frederick. Nilai dari sebuah karya seni tidak terbatas. Ketenaran Lillia bisa membantu Frederick untuk menaikkan harga mutiara. Jadi, tidaklah rugi jika Frederick sedikit merugi.Setelah mutiara dimasukkan dalam hasil karya Lorraine, mutiara tersebut bukanlah mutiara laut biasa lagi, melainkan akan menjadi mutiara yang diakui oleh seniman. Pada saat itu, para pebisnis akan berbondong-bondong untuk membeli mutiara tersebut.Tidak dipungkiri, kualitas mutiara Frederick memang cukup bagus. Sayangnya, tidak cukup terkenal di pasaran saja. Itulah sebabnya harga jualnya tidaklah bagus.Pada zaman sekarang ini, produk apa pun butuh iklan dari orang terkenal supaya bisa terjual laris. Jika tidak, kenapa bisa ada banyak e
Liman menunduk sembari memutar bola matanya. Sikap Liman saat ini telah menunjukkan bahwa ada banyak beban pikiran di hatinya. Lillia merasa tidak berdaya. Dia merapikan rambut yang diembus oleh angin malam. “Kalau kamu masih belum selesai berpikir, aku masuk dulu. Kamu telepon aku setelah selesai berpikir.”Seusai berbicara, Lillia membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan Liman.Liman merasa panik spontan meraih pergelangan tangannya. “Lillia ….” Usai menjerit, dia segera melepaskan tangan Lillia, lalu berkata dengan bersalah, “Maaf, aku terlalu buru-buru, aku nggak bermaksud untuk sentuh kamu. Beberapa hari lalu aku kembali ke ibu kota … demi masalah Keluarga Jaspal. Mereka telah menemukan putri mereka. Maaf karena nggak langsung kabari kamu!”Louis pernah mengatakan kepada Liman. Mereka akan meminta maaf kepada Lillia di saat kondisi agak tenang. Namun, Liman tidak bisa menunggu lagi. Dia tidak bisa berkencan dengan Kelly. Dia tidak menyukai Kelly.“Baguslah kalau sudah ketemu. Unt
Claude tinggal di seberang kamar Lillia. Baru saja pintu kamar ditutup, suara ricuh di luar sana semakin jelas lagi.“Itu kamar 6688!”“Jangan sampai dia kabur! Ayo cepat!”“ … ”Dapat terdengar rasa benci dari suara mereka.Lillia tahu penggemar zaman sekarang sangat gila. Demi melindungi citra idola mereka, mereka pun rela melakukan apa pun. “Aku sudah menyelidiki masalah ini. Apa kamu berencana melakukan klarifikasi atau tunggu Liman saja?” Claude berjalan ke sisi sofa. Dia sengaja merendahkan nada bicaranya.“Aku ingin lihat apa dia akan klarifikasi atau nggak. Kalau dia nggak klarifikasi, LMOON pasti akan klarifikasi.” Lillia menunduk sembari berjalan ke sisi Claude. Tidak terdengar kepanikan dari suara Lillia.Cara paling efektif untuk mengatasi masalah ini adalah segera melakukan klarifikasi.“Belum pasti Liman bisa melakukan klarifikasi.” Claude duduk di sofa dengan raut serius.Biasanya selebritas akan diatur oleh manajer perusahaan. Meskipun Liman cukup tenar di dalam kalang
Berutang budi terhadap Elgan sudah cukup membuat Lillia merasa serbasalah. Sekarang dia malah berutang budi kepada 3 orang sekaligus. Bagaimana Lillia membalasnya?Namun saat ini tidak ada cara yang lebih bagus lagi. Jika Lillia menampakkan diri, bisa jadi masalah akan semakin kacau lagi. Jadi, Lillia terpaksa mundur.Claude membuka pintu berjalan keluar. Suasana di luar sana sangatlah ricuh. Frederick membawa sekuriti untuk merampas kamera reporter, lalu berkata kepada para penggemar Liman dengan nada sangat tidak sungkan. Setiap ucapannya juga sangat ketus.“Kalian lagi ngapain?” Terdengar suara sinis Claude.Semua orang tertegun di tempat. Koridor hotel yang tadinya ricuh … hening dalam seketika. Mereka serempak menoleh ke sisi Claude.Claude yang berdiri di depan pintu kamar itu terlihat sangat berwibawa. Terlukis rasa tidak sabar dan kesal dari wajahnya. Tatapannya mulai melirik semua orang di tempat.Jelas-jelas Claude hanya berdiri saja. Semua orang malah dapat merasakan betapa
Cedron langsung menyela, “Makanan laut apa? Coba cerita, aku juga ingin cicipi.”Lillia bertanya pada Frederick dengan tersenyum, “Apa kamu keberatan kalau aku berbagi dengannya?”“Kenapa kamu berbicara seperti ini? Berhubung makanan itu aku berikan kepadamu, itu berarti sudah menjadi milikmu. Terserah apa yang ingin kamu lakukan!” ucap Frederick dengan royal.Setelah Claude mengakhiri panggilan, dia berkata, “Mohon Pak Frederick bawakan jalan.”Lillia memeriksa isi kamar sejenak. Setelah memastikan tidak ada yang ketinggalan, dia pun hendak mengambil kopernya.Kebetulan Claude berada di dekat koper. Dia langsung menyeret koper, lalu mengikuti langkah Frederick.Lillia tertegun di tempat. Pada akhirnya, dia hanya bisa mengikuti langkah mereka saja.“Kita keluar dari pintu belakang saja. Pak Liman terkenal sekali. Reporter pasti bukan cuman 1 saja.” Frederick membawa mereka ke lift karyawan hotel.“Oke,” balas Lillia.Keempat orang berjalan ke dalam lift. Lillia juga tidak bisa bersabar