Suara yang menakutkan ini membuat mata Nixon seketika berkedut-kedut. Siapa pun yang melampaui batas kesabaran Claude tidak akan terbebas dari amarahnya. Akan tetapi, Nixon sudah tidak bisa mundur lagi."Claude, aku sudah mengorbankan seumur hidupku agar kamu bisa sukses. Kamu harus membalas budi. Aku hanya punya satu adik perempuan. Aku ingin semua yang terbaik untuknya," ucap Nixon yang mulai emosional.Claude bisa melihat kelicikan dan kewaspadaan yang tersembunyi di balik ekspresi sedih Nixon. Dia mendengus dingin, lalu membalas dengan ekspresi datar, "Kalau aku mengirimmu ke luar negeri, aku juga bisa menjamin ketenaran Nikita selama dia nggak menginginkan apa pun yang bukan miliknya.""Kamu nggak mau menikahinya?" tanya Nixon.Claude tidak menanggapi ucapan Nixon, melainkan berjalan mendekatinya.Nixon mundur selangkah. Dia berdiri tegap dan menambahkan, "Aku sudah sering membantumu. Kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Aku nggak mungkin melakukan ini kalau Lillia nggak mence
Sesampainya di rumah sakit, Lillia melihat neneknya tertidur lelap di ranjang rumah sakit. Matanya sontak memerah tidak bisa menahan air mata.Louis menepuk bahunya dan berujar iba, "Jangan cemas, nenekmu cuma tertidur. Dokter sudah memeriksanya tadi. Nggak ada luka atau bekas trauma."Lillia menggenggam erat tangan neneknya, takut Ohara menghilang lagi. "Ini salahku." Jika dia menceraikan Claude sejak awal dan menjauhi Keluarga Hutomo, hal seperti ini tidak mungkin terjadi.Louis menyeka air mata Lillia dengan tisu, lalu menghiburnya dengan suara lembut, "Sudah, jangan menangis lagi. Nenek nggak akan menyalahkanmu. Yang salah itu penculiknya, bukan kamu."Lillia menatap Louis dengan mata memerah dan berujar tulus, "Terima kasih, Pak Louis.""Bukan aku yang berjasa membantumu. Sewaktu kami mendapat berita, aku bergegas ke sana bersama polisi. Kami menemukan hanya Nikita yang menjaga nenekmu di tempat itu. Tapi coba kamu pikir, Nixon sangat menyayangi Nikita. Kenapa dia meninggalkan adi
“Apa hubungan kita mesti menjadi seperti ini?” Jari tangan Claude spontan gemetar.Jelas-jelas sebelum pulang hari ini, Lillia masih duduk di hadapannya, menyantap masakannya dengan girang. Kenapa mereka malah berubah menjadi orang asing hanya dalam waktu setengah hari?Hati Lillia terasa lara ketika mendengarnya. Dia juga bukan manusia berdarah dingin. Lillia sudah menyukai Claude selama bertahun-tahun. Dia tidak mungkin bisa mengakhiri perasaannya dalam waktu singkat. Namun, jika Lillia luluh, bagaimana dengan nenek yang sedang berbaring di dalam kamar pasien?Lillia berusaha memendam perasaannya, lalu berkata dengan raut datar, “Claude, begini saja, kamu cukup jaga orangmu dan aku jaga orangku. Cukup bagus seperti ini.”“Aku sudah menjebloskan Nixon ke kantor polisi,” ujar Claude dengan suara dingin, “Aku juga akan mengurus masalah selanjutnya.”Lillia mengangguk. “Selamat ya. Akhirnya kamu melakukan hal bagus. Kalau Nelson terluka akibat Nenek, aku akan tanggung jawab. Intinya, ter
Claude akan menghargai semua pembelian Lillia. Dia tidak tega untuk menyia-nyiakannya, meski buah-buahan ini tidak begitu segar. Nelson merasa Claude sedang mencari penyakit sendiri.Siang harinya, akhirnya Ohara siuman.Dokter melakukan pemeriksaan sekali lagi, lalu berkata pada Lillia, “Penyakit diabetes pasien cukup serius. Kalau pasien nggak menyuntik insulin dengan teratur, akan berdampak pada penglihatannya. Masih nggak patuh lagi?”Lillia menatap Ohara dengan kesal. Ohara yang merasa tidak enak hati itu langsung mengalihkan pandangannya. “Ingatan orang tua sudah nggak bagus. Wajar kalau sering lupa.”“Aku sudah beli rumah. Kali ini apa pun ceritanya, kamu nggak usah kembali ke kampung lagi.” Raut Lillia berubah serius. “Kamu nggak boleh menolakku lagi. Kalau nggak, aku benar-benar marah.”Setelah mengalami masalah ini, Ohara juga tidak keras kepala lagi. Tatapannya tertuju pada wajah Lillia. Dia menunjukkan ekspresi bersalahnya. “Lillia, kamu pasti capek.”Lillia tertegun sejena
Berhubung ada Ohara di tempat, meski ada yang ingin disampaikan Claude, dia juga tidak enak untuk menyampaikannya, apalagi ada Liman di sisi mereka.Claude melihat mereka bertiga memasuki lift, lalu melihat pintu lift yang mulai tertutup. Dari tadi Lillia masih saja mengobrol masalah drama serial dengan Liman ….Sementara, Claude bagai orang luar saja.Saat lift sudah ditutup semua, Claude menumbuk tembok dengan kuat. Jangan-jangan Lillia akan menerima pernikahan bisnis dengan Liman? Apa Lillia benar-benar sangat membencinya? Ketika berada di dalam lift, Ohara spontan menghela napas lega. Bahkan Lillia juga diam-diam menghela napas dengan pelan. Dia sungguh khawatir Ohara akan menyadarinya dan mengkhawatirkannya lagi.Menyadari wajah gugup Ohara, Liliia bertanya dengan berlagak santai, “Kenapa?”Ohara menggeleng dengan perlahan. “Nggak kenapa-napa.”Mana mungkin masalah perasaan bisa berakhir begitu saja? Ohara tentu memahaminya, hanya saja dia tidak boleh ikut campur.Lillia sedang b
Hanya saja setelah Elgan mengakhiri panggilan, Lillia menerima banyak ucapan selamat dari WhatsApp-nya.Sutradara dan pemain sinetron yang pernah bekerja sama dengan Lillia pun datang untuk memberi selamat.Saat ini, Lillia juga mendapat panggilan dari Moonela. Baru saja Lillia mengangkat panggilan, awalnya dia ingin mengingatkan Moonela untuk bersikap tenang, malah langsung terdengar suara jeritan kuat Moonela. “Ahhhhh! Akhirnya kita terkenal! Stella hebat sekali! Kamu juga hebat sekali!”“Kamu yang tenang ….” Lillia menjauhkan ponselnya. Gendang telinganya hampir pecah.“Kita sudah terkenal di seluruh dunia. Festival Film Ghama! Dengar-dengar media yang meliput di Festival Film Ghama menyebut Stella sebagai Dewi Surga.” Moonela masih tak berhenti menjerit.“Dewi Surga?” Lillia berpikir sejenak. Nama itu sungguh aneh.Moonela mengiakan, “Iya, orang-orang mengatakan Stella itu bagai dewi yang turun dari surga saja. Tak disangka busana studio kita akan begitu menarik perhatian media!”“
Malam harinya Lillia pergi ke alamat hotel yang dikirim Louis.Baru saja menuruni mobil, tampak Liman yang berdiri di depan pintu hotel sedang melambaikan tangannya ke sisi Lillia. Lillia berjalan menghampirinya dengan tersenyum tipis. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Belakangan ini Liman telah diam-diam membantu Lillia. Sebenarnya Lillia merasa berterima kasih kepadanya.“Kenapa? Apa kamu nggak menyambutku?” tanya Liman dengan sengaja.“Bukan aku yang merencanakan makan malam hari ini. Mana mungkin aku nggak menyambutmu?” ucap Lillia, lalu berjalan ke dalam hotel.Tetiba Liman menghentikannya. “Lillia ….”Langkah kaki Lillia terhenti. Dia membalikkan tubuhnya untuk melihat Liman dengan kebingungan. “Kenapa?”“Hadiah untukmu.” Liman mengeluarkan sebuah kotak untuk Lillia.Tatapan Lillia tertuju pada kotak beludru, lalu bertanya, “Apa ini?”“Coba kamu lihat sendiri, isinya gelang.” Liman membuka kotak, lalu menyerahkan hadiah ke hadapan Lillia. Saking gugupnya, Liman pun mengusap-ngusap
Lillia dapat merasakan tatapan yang sangat panas dilayangkan ke dirinya. Dia merasa gerah hingga tidak bisa duduk dengan tenang. Namun setelah dipikir-pikir, kenapa Lillia bisa memiliki pemikiran seperti ini? Lagi pula, mereka berdua sudah bercerai. Atas dasar apa Claude menatap dirinya dengan terang-terangan?Tatapan Lillia yang tadinya tertuju pada diri Cedron beralih ke wajah Claude. Dia bertanya dengan dingin, “Pak Claude, apa kamu ada urusan?”Saat ini, Louis masih belum tiba. Liman juga tidak tahu harus berbicara apa dengan Claude. Selain itu, dia yakin Lillia pasti akan mengatasi hubungannya dengan Claude dengan baik. Oleh sebab itu, dia hanya melihat menu makanan dan tidak berbicara.Claude menunduk melihat Lillia. Raut wajahnya kelihatan sangat tenang. “Semoga makan malam Nona Lillia menyenangkan.” Usai berbicara, dia langsung berjalan pergi.Padahal Cedron sedang menunggu ucapan mengejutkan dari mulut Claude. Sekarang?Lillia juga tidak menyangka Claude akan berbicara seperti