Berhubung ada Ohara di tempat, meski ada yang ingin disampaikan Claude, dia juga tidak enak untuk menyampaikannya, apalagi ada Liman di sisi mereka.Claude melihat mereka bertiga memasuki lift, lalu melihat pintu lift yang mulai tertutup. Dari tadi Lillia masih saja mengobrol masalah drama serial dengan Liman ….Sementara, Claude bagai orang luar saja.Saat lift sudah ditutup semua, Claude menumbuk tembok dengan kuat. Jangan-jangan Lillia akan menerima pernikahan bisnis dengan Liman? Apa Lillia benar-benar sangat membencinya? Ketika berada di dalam lift, Ohara spontan menghela napas lega. Bahkan Lillia juga diam-diam menghela napas dengan pelan. Dia sungguh khawatir Ohara akan menyadarinya dan mengkhawatirkannya lagi.Menyadari wajah gugup Ohara, Liliia bertanya dengan berlagak santai, “Kenapa?”Ohara menggeleng dengan perlahan. “Nggak kenapa-napa.”Mana mungkin masalah perasaan bisa berakhir begitu saja? Ohara tentu memahaminya, hanya saja dia tidak boleh ikut campur.Lillia sedang b
Hanya saja setelah Elgan mengakhiri panggilan, Lillia menerima banyak ucapan selamat dari WhatsApp-nya.Sutradara dan pemain sinetron yang pernah bekerja sama dengan Lillia pun datang untuk memberi selamat.Saat ini, Lillia juga mendapat panggilan dari Moonela. Baru saja Lillia mengangkat panggilan, awalnya dia ingin mengingatkan Moonela untuk bersikap tenang, malah langsung terdengar suara jeritan kuat Moonela. “Ahhhhh! Akhirnya kita terkenal! Stella hebat sekali! Kamu juga hebat sekali!”“Kamu yang tenang ….” Lillia menjauhkan ponselnya. Gendang telinganya hampir pecah.“Kita sudah terkenal di seluruh dunia. Festival Film Ghama! Dengar-dengar media yang meliput di Festival Film Ghama menyebut Stella sebagai Dewi Surga.” Moonela masih tak berhenti menjerit.“Dewi Surga?” Lillia berpikir sejenak. Nama itu sungguh aneh.Moonela mengiakan, “Iya, orang-orang mengatakan Stella itu bagai dewi yang turun dari surga saja. Tak disangka busana studio kita akan begitu menarik perhatian media!”“
Malam harinya Lillia pergi ke alamat hotel yang dikirim Louis.Baru saja menuruni mobil, tampak Liman yang berdiri di depan pintu hotel sedang melambaikan tangannya ke sisi Lillia. Lillia berjalan menghampirinya dengan tersenyum tipis. “Kenapa kamu bisa ada di sini?”Belakangan ini Liman telah diam-diam membantu Lillia. Sebenarnya Lillia merasa berterima kasih kepadanya.“Kenapa? Apa kamu nggak menyambutku?” tanya Liman dengan sengaja.“Bukan aku yang merencanakan makan malam hari ini. Mana mungkin aku nggak menyambutmu?” ucap Lillia, lalu berjalan ke dalam hotel.Tetiba Liman menghentikannya. “Lillia ….”Langkah kaki Lillia terhenti. Dia membalikkan tubuhnya untuk melihat Liman dengan kebingungan. “Kenapa?”“Hadiah untukmu.” Liman mengeluarkan sebuah kotak untuk Lillia.Tatapan Lillia tertuju pada kotak beludru, lalu bertanya, “Apa ini?”“Coba kamu lihat sendiri, isinya gelang.” Liman membuka kotak, lalu menyerahkan hadiah ke hadapan Lillia. Saking gugupnya, Liman pun mengusap-ngusap
Lillia dapat merasakan tatapan yang sangat panas dilayangkan ke dirinya. Dia merasa gerah hingga tidak bisa duduk dengan tenang. Namun setelah dipikir-pikir, kenapa Lillia bisa memiliki pemikiran seperti ini? Lagi pula, mereka berdua sudah bercerai. Atas dasar apa Claude menatap dirinya dengan terang-terangan?Tatapan Lillia yang tadinya tertuju pada diri Cedron beralih ke wajah Claude. Dia bertanya dengan dingin, “Pak Claude, apa kamu ada urusan?”Saat ini, Louis masih belum tiba. Liman juga tidak tahu harus berbicara apa dengan Claude. Selain itu, dia yakin Lillia pasti akan mengatasi hubungannya dengan Claude dengan baik. Oleh sebab itu, dia hanya melihat menu makanan dan tidak berbicara.Claude menunduk melihat Lillia. Raut wajahnya kelihatan sangat tenang. “Semoga makan malam Nona Lillia menyenangkan.” Usai berbicara, dia langsung berjalan pergi.Padahal Cedron sedang menunggu ucapan mengejutkan dari mulut Claude. Sekarang?Lillia juga tidak menyangka Claude akan berbicara seperti
Lillia melihatnya dengan tegang. Dapat terdengar kekesalan di dalam suaranya. “Siapa yang menginginkan nyawamu? Aku nggak butuh apa pun dari kamu. Lepaskan aku!”Claude menggenggam tangan Lillia dengan erat. Claude yang sedang mabuk itu sangat keras kepala.Saat mereka sedang saling tarik menarik, Lillia yang sedang mengenakan sepatu hak tinggi tak sengaja jatuh ke dalam pelukan Claude.Claude merangkul pinggang Lillia, lalu memiringkan kepalanya untuk mengecup bibir Lillia. Ciuman yang diberikan Claude sangat lembut dan juga tulus.Sekujur tubuh Lillia terasa gemetar. Dia hampir larut dalam kelembutan yang diberikan Claude.Akal sehat Lillia menyadarkannya. Dia langsung mendorong Claude, lalu berkata, “Kita sudah bercerai. Apa kamu berhak untuk tahu siapa-siapa saja yang memberiku barang? Kamu kira kamu itu siapa? Atas dasar apa kamu memperlakukanku seperti ini?”Claude mulai sadar juga. Dia melepaskan tangannya. Lillia segera menurunkan tangannya, lalu mendorong kuat Claude. “Jauhi a
“Bukan itu maksudku. Aku merasa Liman yang semalam agak aneh, seperti ada beban pikiran saja. Apa dia sudah bersikap seperti itu sebelum aku datang? Aku jadi merasa nggak nyaman,” ucap Moonela sembari mengusap dagunya.Usai mendengar ucapan Moonela, Lillia kembali berpikir dengan saksama. Setelah dipikir-pikir, sepertinya ucapan Moonela memang benar.Liman menjadi aneh setelah dia pergi menelepon. Itu berarti … masalah itu berkaitan dengan masalah Louis kembali ke ibu kota?“Dia yang aneh, kenapa malah kamu yang merasa nggak nyaman?” Lillia membaca kontrak sembari tersenyum menyindir.“Katanya mau kumpul bersama, tapi malah …. Gimanapun, semalam adalah hari bahagia LMOON! Aku kira suasana bakal meriah sekali.” Usai berbicara, Moonela mencemberutkan bibirnya. “Alhasil, malah kedatangan ‘tokoh-tokoh besar’ semalam. Nggak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan ekspresi bagus. Entah siapa juga yang berani main dengan seru!”“Bisa jadi telah terjadi sesuatu dengan keluarganya. Aku cukup
“Louis … telah menyelamatkanku. Sudah seharusnya aku berterima kasih kepadanya, tapi aku takut.” Ohara menggenggam tangan Lillia. Dia kelihatan sangat khawatir.“Nenek nggak usah takut. Kenyataan nggak bakal kalah.” Lillia menenangkan Ohara.Usai mendengar, hati Ohara semakin kalut, tapi dia tidak mengekspresikannya. “Seharusnya kamu sudah lapar, ‘kan? Biar Nenek masak buat kamu.”“Oke.” Lillia mengangguk.Perubahan sikap Ohara terlalu drastis. Lillia mengira firasatnya salah. Dia pun tidak berpikir kebanyakan.….Begitu Claude kembali ke tempat tinggalnya, dia pun menerima panggilan dari pihak kepolisian. Mereka mengatakan bahwa bukti kriminal Nikita tidak mencukupi. Jadi, Nikita sudah dibebaskan.Sebenarnya Claude sudah menduga hasil ini sejak awal. Demi melindungi Nikita, Nixon bahkan rela untuk menanggung semua kesalahan.Baru saja panggilan ditutup, Claude pun menerima pesan dari Hans.[ Nikita ingin bertemu denganmu. ]Saat membaca pesan ini, tatapan Claude menjadi dingin. Bebera
Setelah Lillia duduk, Moonela menyerahkan album kepadanya. Lillia melihatnya dengan saksama. Tema tradisional sudah banyak digunakan setiap kalangan, seperti dunia perfilman dan juga permainan. Tentu saja, alangkah bagusnya jika bisa menciptakan kreasi baru.Lillia melihat lelaki berbadan agak gemuk dengan yakin. “Siapa namamu?”Pada saat ini, seorang pemuda tampan yang duduk di samping lelaki berdiri, lalu tersenyum menunjukkan gigi putihnya. “Hai cantik, senang bisa bertemu denganmu. Aku adalah bos dari saluran televisi, namaku Frederick. Padahal kamu masih muda, kamu malah sudah sesukses ini. Semua orang pasti iri dengan pencapaianmu.”Elgan langsung tertawa. Dia sungguh merasa lucu lantaran Lillia salah mengenali orang. “Biasanya Pak Frederick sangat sibuk, dia jarang datang ke Kota Pinang. Wajar kalau kamu salah kenal orang.”Wajah Lillia spontan merona. Dia berdeham, lalu berkata, “Maaf, Pak Frederick. Senang bertemu denganmu.”Salah paham ini membuat suasana kerja sama menjadi l
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per