“Bukan itu maksudku. Aku merasa Liman yang semalam agak aneh, seperti ada beban pikiran saja. Apa dia sudah bersikap seperti itu sebelum aku datang? Aku jadi merasa nggak nyaman,” ucap Moonela sembari mengusap dagunya.Usai mendengar ucapan Moonela, Lillia kembali berpikir dengan saksama. Setelah dipikir-pikir, sepertinya ucapan Moonela memang benar.Liman menjadi aneh setelah dia pergi menelepon. Itu berarti … masalah itu berkaitan dengan masalah Louis kembali ke ibu kota?“Dia yang aneh, kenapa malah kamu yang merasa nggak nyaman?” Lillia membaca kontrak sembari tersenyum menyindir.“Katanya mau kumpul bersama, tapi malah …. Gimanapun, semalam adalah hari bahagia LMOON! Aku kira suasana bakal meriah sekali.” Usai berbicara, Moonela mencemberutkan bibirnya. “Alhasil, malah kedatangan ‘tokoh-tokoh besar’ semalam. Nggak ada satu pun dari mereka yang menunjukkan ekspresi bagus. Entah siapa juga yang berani main dengan seru!”“Bisa jadi telah terjadi sesuatu dengan keluarganya. Aku cukup
“Louis … telah menyelamatkanku. Sudah seharusnya aku berterima kasih kepadanya, tapi aku takut.” Ohara menggenggam tangan Lillia. Dia kelihatan sangat khawatir.“Nenek nggak usah takut. Kenyataan nggak bakal kalah.” Lillia menenangkan Ohara.Usai mendengar, hati Ohara semakin kalut, tapi dia tidak mengekspresikannya. “Seharusnya kamu sudah lapar, ‘kan? Biar Nenek masak buat kamu.”“Oke.” Lillia mengangguk.Perubahan sikap Ohara terlalu drastis. Lillia mengira firasatnya salah. Dia pun tidak berpikir kebanyakan.….Begitu Claude kembali ke tempat tinggalnya, dia pun menerima panggilan dari pihak kepolisian. Mereka mengatakan bahwa bukti kriminal Nikita tidak mencukupi. Jadi, Nikita sudah dibebaskan.Sebenarnya Claude sudah menduga hasil ini sejak awal. Demi melindungi Nikita, Nixon bahkan rela untuk menanggung semua kesalahan.Baru saja panggilan ditutup, Claude pun menerima pesan dari Hans.[ Nikita ingin bertemu denganmu. ]Saat membaca pesan ini, tatapan Claude menjadi dingin. Bebera
Setelah Lillia duduk, Moonela menyerahkan album kepadanya. Lillia melihatnya dengan saksama. Tema tradisional sudah banyak digunakan setiap kalangan, seperti dunia perfilman dan juga permainan. Tentu saja, alangkah bagusnya jika bisa menciptakan kreasi baru.Lillia melihat lelaki berbadan agak gemuk dengan yakin. “Siapa namamu?”Pada saat ini, seorang pemuda tampan yang duduk di samping lelaki berdiri, lalu tersenyum menunjukkan gigi putihnya. “Hai cantik, senang bisa bertemu denganmu. Aku adalah bos dari saluran televisi, namaku Frederick. Padahal kamu masih muda, kamu malah sudah sesukses ini. Semua orang pasti iri dengan pencapaianmu.”Elgan langsung tertawa. Dia sungguh merasa lucu lantaran Lillia salah mengenali orang. “Biasanya Pak Frederick sangat sibuk, dia jarang datang ke Kota Pinang. Wajar kalau kamu salah kenal orang.”Wajah Lillia spontan merona. Dia berdeham, lalu berkata, “Maaf, Pak Frederick. Senang bertemu denganmu.”Salah paham ini membuat suasana kerja sama menjadi l
Lillia menatap Elgan. “Seharusnya Kak Elgan tahu acara ini nggak bagus? Aku lagi menggunakan nama ‘Kekacauan Dunia’ untuk membantunya. Kalau pakai topik awal yang dia pilih, seharusnya acaranya akan semakin hancur lagi.”“Terima kasih banyak.” Elgan sungguh berterima kasih, hanya saja dia merasa agak khawatir. “Lillia, apa kita masih tergolong teman?”“Tentu saja! Selama Kak Elgan butuh bantuan, aku pasti akan membantumu,” ucap Lillia dengan nada bercanda.Lillia berutang budi terhadap Elgan. Apa pun ceritanya, dia tetap harus membayarnya. Meskipun sulit, Lillia tetap akan mencari cara untuk membantu Elgan. Apalagi kali ini Elgan datang langsung untuk meminta bantuannya, itu berarti Frederick sangatlah penting baginya.Frederick bermalam di Kota Pinang. Dia ingin berlibur seminggu baru kembali ke Mindara. Lillia menyuruh seorang karyawan lelaki untuk membawakan jalan.Saat sedang sibuk, asisten berlari ke dalam ruangan dengan gembira. “Pak Frederick baik sekali. Dia suruh Jivan untuk b
Padahal Claude hanya sedang duduk sembari menyantap makanannya, dia malah berhasil menarik perhatian semua wanita di dalam restoran. Bahkan pelayan yang sudah melalui proses pelatihan profesional juga tersipu malu ketika melihat Claude.Saat Kelly mencari tahu masalah Lillia, dia juga sempat membaca data Claude. Data yang beredar di internet sangatlah sedikit. Berhubung Claude kelihatan sangat tampan, awalnya Kelly mengira foto itu adalah hasil editan. Tak disangka, aslinya memang sangat tampan.Claude menyadari dirinya sedang ditatap oleh Kelly. Tetiba dia mengangkat kepalanya, lalu melayangkan tatapan dingin ke sisi Kelly.Kelly segera menunduk sembari menggigit bibirnya. Bulu matanya juga tampak gemetar. Betapa inginnya Kelly menunjukkan sisi tercantiknya kepada Claude.Ujung bibir Claude melengkung ke atas. Dia sedang menunjukkan senyuman menyindir.Louis dapat menyadari tatapan tidak bersahabat dari sosok Claude. Dia merasa tidak puas. Hingga saat ini, Liman masih belum tiba juga.
Ketika mendengar ucapan panjang lebar Moonela, Lillia pun tersenyum tipis. Perhatian yang diberikan Moonela sungguh menghangatkan hatinya.“Oh ya, bukankah gelang yang diberikan Liman ada sistem pelacaknya? Apa dia ada ajari cara kaitkan ke ponsel?” Moonela pun mendesak Lillia. “Coba kamu tanya dia.”Sekarang Moonela hanya berharap Lillia akan baik-baik saja. Ketika mengungkit masalah gelang, Lillia baru menyadari Liman pernah memberitahunya kegunaan dari gelang ini. Namun, dia tidak memberi tahu Lillia cara mengaitkan pelacak ke ponselnya. Lillia bahkan lupa bertanya waktu itu. Namun, dia tidak ingin mencari Liman sekarang.Setelah Liman dan Louis kembali ke ibu kota, mereka tidak berhubungan lagi. Semuanya sudah menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu.“Nggak usah bertanya, bisa dikaitkan. Kita hanya bisa menggunakan gelang ini di saat penting saja. Apalagi Frederick dikenalkan oleh Elgan. Kalau terjadi apa-apa denganku, dia juga nggak akan bisa kabur. Tenang saja!” Lillia tersenyum
Seusai mendengar, Frederick masih saja tersenyum. “Nggak bisa, Bu Lillia itu tamuku dan juga temannya temanku. Aku mesti mengantarnya ke hotel dengan selamat.”Awalnya Lillia mengira Frederick akan menyetujuinya. Tak disangka dia malah menolak.“Pak Claude, kita pergi masing-masing saja.” Lillia juga tidak ingin semobil dengan Claude. Lagi pula, maksud kedatangan Claude ke Mindara juga tidak ada hubungannya dengan Lillia.Cedron merangkul pundak Frederick, lalu menunjukkan senyuman memesona. “Gimana? Apa kamu takut Pak Claude akan apa-apain tamu kamu?”Kali ini Frederick bersikap serius. “Bukan begini. Aku nggak peduli kalian saling kenal atau nggak. Hanya saja, sudah seharusnya aku menjamu tamuku.”“Pak Frederick, kita masuk mobil dulu.” Lillia tidak ingin berinteraksi terlalu banyak kepada mereka. Seusai berbicara, Lillia duluan memasuki mobil.“Pak Claude, sampai bertemu lagi.” Frederick melepaskan tangan Cedron, lalu berpamitan kepada Claude. Dia segera mengikuti langkah Lillia unt
Tak lama kemudian, Lillia menerima kiriman foto dari Kelly. Dia adalah seorang gadis cantik dan berwibawa. Kelly yang berkulit putih itu kelihatan sangat penurut. Setelah foto disimpan, Lillia pun mengesampingkan masalah ini.Keesokan paginya, Lillia pergi menyantap sarapan. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Cedron dan Claude lagi.“Bu Lillia, sekarang sudah nggak ada tempat kosong. Ayo kita duduk bareng saja.” Cedron segera melambaikan tangan dengan ramah.Saat Lillia merasa ragu, terdengar suara Frederick dari depan restoran. “Pagi, Cantik! Aku datangnya sungguh tepat waktu. Ayo, aku bawa kamu untuk makan sarapan yang lebih enak lagi. Sarapan di sini nggak enak.”“Oke.” Lillia langsung berjalan mendekati Frederick.Raut wajah Claude tampak geram. Saking geramnya, dia menggenggam peralatan makannya hingga urat hijau menonjol di punggung tangannya.“Dasar!” Cedron juga merasa sangat marah. Beberapa saat kemudian, dia malah merasa sedih. “Lillia nggak beri muka.”“Bayar.” Claude m