Lillia menatap Elgan. “Seharusnya Kak Elgan tahu acara ini nggak bagus? Aku lagi menggunakan nama ‘Kekacauan Dunia’ untuk membantunya. Kalau pakai topik awal yang dia pilih, seharusnya acaranya akan semakin hancur lagi.”“Terima kasih banyak.” Elgan sungguh berterima kasih, hanya saja dia merasa agak khawatir. “Lillia, apa kita masih tergolong teman?”“Tentu saja! Selama Kak Elgan butuh bantuan, aku pasti akan membantumu,” ucap Lillia dengan nada bercanda.Lillia berutang budi terhadap Elgan. Apa pun ceritanya, dia tetap harus membayarnya. Meskipun sulit, Lillia tetap akan mencari cara untuk membantu Elgan. Apalagi kali ini Elgan datang langsung untuk meminta bantuannya, itu berarti Frederick sangatlah penting baginya.Frederick bermalam di Kota Pinang. Dia ingin berlibur seminggu baru kembali ke Mindara. Lillia menyuruh seorang karyawan lelaki untuk membawakan jalan.Saat sedang sibuk, asisten berlari ke dalam ruangan dengan gembira. “Pak Frederick baik sekali. Dia suruh Jivan untuk b
Padahal Claude hanya sedang duduk sembari menyantap makanannya, dia malah berhasil menarik perhatian semua wanita di dalam restoran. Bahkan pelayan yang sudah melalui proses pelatihan profesional juga tersipu malu ketika melihat Claude.Saat Kelly mencari tahu masalah Lillia, dia juga sempat membaca data Claude. Data yang beredar di internet sangatlah sedikit. Berhubung Claude kelihatan sangat tampan, awalnya Kelly mengira foto itu adalah hasil editan. Tak disangka, aslinya memang sangat tampan.Claude menyadari dirinya sedang ditatap oleh Kelly. Tetiba dia mengangkat kepalanya, lalu melayangkan tatapan dingin ke sisi Kelly.Kelly segera menunduk sembari menggigit bibirnya. Bulu matanya juga tampak gemetar. Betapa inginnya Kelly menunjukkan sisi tercantiknya kepada Claude.Ujung bibir Claude melengkung ke atas. Dia sedang menunjukkan senyuman menyindir.Louis dapat menyadari tatapan tidak bersahabat dari sosok Claude. Dia merasa tidak puas. Hingga saat ini, Liman masih belum tiba juga.
Ketika mendengar ucapan panjang lebar Moonela, Lillia pun tersenyum tipis. Perhatian yang diberikan Moonela sungguh menghangatkan hatinya.“Oh ya, bukankah gelang yang diberikan Liman ada sistem pelacaknya? Apa dia ada ajari cara kaitkan ke ponsel?” Moonela pun mendesak Lillia. “Coba kamu tanya dia.”Sekarang Moonela hanya berharap Lillia akan baik-baik saja. Ketika mengungkit masalah gelang, Lillia baru menyadari Liman pernah memberitahunya kegunaan dari gelang ini. Namun, dia tidak memberi tahu Lillia cara mengaitkan pelacak ke ponselnya. Lillia bahkan lupa bertanya waktu itu. Namun, dia tidak ingin mencari Liman sekarang.Setelah Liman dan Louis kembali ke ibu kota, mereka tidak berhubungan lagi. Semuanya sudah menunjukkan bahwa telah terjadi sesuatu.“Nggak usah bertanya, bisa dikaitkan. Kita hanya bisa menggunakan gelang ini di saat penting saja. Apalagi Frederick dikenalkan oleh Elgan. Kalau terjadi apa-apa denganku, dia juga nggak akan bisa kabur. Tenang saja!” Lillia tersenyum
Seusai mendengar, Frederick masih saja tersenyum. “Nggak bisa, Bu Lillia itu tamuku dan juga temannya temanku. Aku mesti mengantarnya ke hotel dengan selamat.”Awalnya Lillia mengira Frederick akan menyetujuinya. Tak disangka dia malah menolak.“Pak Claude, kita pergi masing-masing saja.” Lillia juga tidak ingin semobil dengan Claude. Lagi pula, maksud kedatangan Claude ke Mindara juga tidak ada hubungannya dengan Lillia.Cedron merangkul pundak Frederick, lalu menunjukkan senyuman memesona. “Gimana? Apa kamu takut Pak Claude akan apa-apain tamu kamu?”Kali ini Frederick bersikap serius. “Bukan begini. Aku nggak peduli kalian saling kenal atau nggak. Hanya saja, sudah seharusnya aku menjamu tamuku.”“Pak Frederick, kita masuk mobil dulu.” Lillia tidak ingin berinteraksi terlalu banyak kepada mereka. Seusai berbicara, Lillia duluan memasuki mobil.“Pak Claude, sampai bertemu lagi.” Frederick melepaskan tangan Cedron, lalu berpamitan kepada Claude. Dia segera mengikuti langkah Lillia unt
Tak lama kemudian, Lillia menerima kiriman foto dari Kelly. Dia adalah seorang gadis cantik dan berwibawa. Kelly yang berkulit putih itu kelihatan sangat penurut. Setelah foto disimpan, Lillia pun mengesampingkan masalah ini.Keesokan paginya, Lillia pergi menyantap sarapan. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Cedron dan Claude lagi.“Bu Lillia, sekarang sudah nggak ada tempat kosong. Ayo kita duduk bareng saja.” Cedron segera melambaikan tangan dengan ramah.Saat Lillia merasa ragu, terdengar suara Frederick dari depan restoran. “Pagi, Cantik! Aku datangnya sungguh tepat waktu. Ayo, aku bawa kamu untuk makan sarapan yang lebih enak lagi. Sarapan di sini nggak enak.”“Oke.” Lillia langsung berjalan mendekati Frederick.Raut wajah Claude tampak geram. Saking geramnya, dia menggenggam peralatan makannya hingga urat hijau menonjol di punggung tangannya.“Dasar!” Cedron juga merasa sangat marah. Beberapa saat kemudian, dia malah merasa sedih. “Lillia nggak beri muka.”“Bayar.” Claude m
Lillia spontan melirik Claude. Apa Claude sengaja menanyakan pertanyaan ini?Claude memiringkan kepalanya, lalu bertanya pada Lillia, “Ada apa?”“Nggak kenapa-napa.” Lillia mengalihkan pandangannya, lanjut melihat pemandangan di luar sana.Ucapan Claude membuat Lillia kembali menilai sosok Elgan. Seandainya semua dilakukan Elgan demi keuntungan, Lillia juga tidak merasa tidak enak hati, anggap saja dia sedang berbisnis. Namun, Elgan sempat bertanya apakah mereka masih tergolong teman atau bukan?Pertanyaan itu sepertinya adalah sebuah aba-aba. Jika nantinya Elgan melakukan hal yang bersalah terhadap Lillia, dia juga hanya bisa menerimanya dan memaafkannya. Pada akhirnya, mereka tetap akan berteman.Selesai sarapan, Lillia berkunjung ke rumah Frederick untuk melihat barang yang dijanjikan. Saat ini, Claude dan Cedron tidak bisa mengikuti mereka lagi. Mereka terpaksa berpisah.Lillia duduk di mobil Frederick ke tepi pantai. Terdapat banyak dermaga di depan sana dan ada banyak kapal nelay
Lillia juga tidak buru-buru. Namanya juga berbisnis, siapa yang buru-buru, dia pun akan kalah.“Bukannya Pak Frederick bisa cari aku karena melihat ketenaran Lorraine?” Lillia mengangkat gelas teh, lalu meniupnya dengan tenang. Kerja sama kali ini sangatlah menguntungkan bagi Frederick. Nilai dari sebuah karya seni tidak terbatas. Ketenaran Lillia bisa membantu Frederick untuk menaikkan harga mutiara. Jadi, tidaklah rugi jika Frederick sedikit merugi.Setelah mutiara dimasukkan dalam hasil karya Lorraine, mutiara tersebut bukanlah mutiara laut biasa lagi, melainkan akan menjadi mutiara yang diakui oleh seniman. Pada saat itu, para pebisnis akan berbondong-bondong untuk membeli mutiara tersebut.Tidak dipungkiri, kualitas mutiara Frederick memang cukup bagus. Sayangnya, tidak cukup terkenal di pasaran saja. Itulah sebabnya harga jualnya tidaklah bagus.Pada zaman sekarang ini, produk apa pun butuh iklan dari orang terkenal supaya bisa terjual laris. Jika tidak, kenapa bisa ada banyak e
Liman menunduk sembari memutar bola matanya. Sikap Liman saat ini telah menunjukkan bahwa ada banyak beban pikiran di hatinya. Lillia merasa tidak berdaya. Dia merapikan rambut yang diembus oleh angin malam. “Kalau kamu masih belum selesai berpikir, aku masuk dulu. Kamu telepon aku setelah selesai berpikir.”Seusai berbicara, Lillia membalikkan tubuhnya hendak meninggalkan Liman.Liman merasa panik spontan meraih pergelangan tangannya. “Lillia ….” Usai menjerit, dia segera melepaskan tangan Lillia, lalu berkata dengan bersalah, “Maaf, aku terlalu buru-buru, aku nggak bermaksud untuk sentuh kamu. Beberapa hari lalu aku kembali ke ibu kota … demi masalah Keluarga Jaspal. Mereka telah menemukan putri mereka. Maaf karena nggak langsung kabari kamu!”Louis pernah mengatakan kepada Liman. Mereka akan meminta maaf kepada Lillia di saat kondisi agak tenang. Namun, Liman tidak bisa menunggu lagi. Dia tidak bisa berkencan dengan Kelly. Dia tidak menyukai Kelly.“Baguslah kalau sudah ketemu. Unt