Nikita mulai menangis. "Kamu memfitnahku .... Aku nggak kenal denganmu."Emma tertawa sinis, lalu berkata, "Memangnya kamu pantas kufitnah? Kuberi tahu ya, kalau kamu diam-diam saja, siapa yang peduli samamu? Tapi kamu malah datang jauh-jauh untuk provokasi istri sah. Kalau bukan karena terlalu nggak ada kerjaan, berarti kamu ini kegatalan!"Lillia tahu bahwa tidak ada gunanya dia menghentikan Emma sekarang. Selain itu, Nikita memang pantas mendapat pelajaran seperti ini. Demi menghasut nenek Claude untuk berbuat onar, dia bahkan hampir saja membuat nyawa Ohara melayang. Jadi, untuk apa Lillia kasihan dengan wanita seperti ini? Nikita memang datang untuk menghina Lillia, tak tahunya tiba-tiba muncul seseorang yang membela Lillia."Lillia ... tolong aku .... Dia menindasku seperti ini, Claude nggak akan melepaskannya!" Nikita memelototi Emma dengan bengis, lalu menoleh ke arah Lillia untuk memohon padanya.Di saat ini juga, Louis keluar dari toko. Dia merangkul pundak Lillia dengan lemb
Saat mereka sedang membahas camilan, tiba-tiba ada polisi yang masuk. Emma langsung berdiri dengan wajah waswas."Ada apa?" tanya Louis sambil berdiri dengan tangan yang menopang di meja."Nona Nikita melaporkan bahwa kalian memukulinya, jadi silakan ikut kami ke kantor polisi untuk beri keterangan," ujar polisi yang memimpin kepada Louis."Aku yang melakukannya, nggak ada hubungannya dengan mereka. Aku saja yang ikut kalian," balas Emma sambil menaikkan dagunya.Melihat sikap Emma yang tidak melunak sama sekali dan bahkan terlihat bangga, Lillia berpikiran bahwa Emma pasti akan disalahkan kali ini."Nona Emma bilang ada tiga orang pelakunya. Jadi, kalian semua harus ikut!" kata polisi itu dengan kasar. Karena ada laporan yang masuk, dia harus menanganinya sesuai aturan. Lillia sangat paham bahwa Nikita paling mahir menggunakan trik rendahan. Melihat sikap polisi ini yang begitu kasar, sepertinya kejadian ini tidak akan sesederhana yang mereka bayangkan."Baik, kami ikut," balas Lillia
Lillia melirik Nikita sekilas dengan senyuman tipis, lalu mengangkat alisnya saat bertanya pada Claude, "Kamu berencana mau bagaimana membuatnya minta maaf padaku? Mau suruh dia tuangkan anggur atau berlutut?"Perlu diketahui, Nikita bahkan tidak mau minta maaf karena telah memfitnah LMOON sebelumnya. Claude juga melihat ke arah Nikita dan berkata, "Bagaimana pun cara minta maaf yang diminta Nona Lillia, kamu harus menurutinya.""Meskipun dia minta maaf memang membuatku senang, tetap saja aku jadi susah makan kalau dengar permintaan maafnya. Sebaiknya Pak Claude bawa dia pergi saja," balas Lillia dengan tenang.Lillia tidak punya hobi untuk menindas orang lemah. Selain itu, sebagai sesama wanita, Lillia merasa harga diri wanita akan tercemar jika Nikita berlutut untuk minta maaf.Claude melirik ke arah Hans, Hans langsung menyuruh Nikita, "Nona Nikita, ayo pergi."Nikita menggigit bibirnya dan berkata dengan sedih, "Kak Claude ....""Kamu pulang dulu," balas Claude."Nona Nikita, ada b
Setelah mengantarkan Anita, Claude mencari sebuah hotel untuk menginap sementara. Karena dia sudah telanjur datang, Claude tidak berencana untuk pergi begitu saja. Setelah Lillia makan malam dan kembali ke hotel, dia menerima WhatsApp dari Claude.[ Kamu sudah lihat benda di tas dokumen? ][ Nggak ada waktu. Kalau nggak ada urusan, tolong jangan chat aku. ]Balasan Lillia ini langsung menolaknya dengan kejam.[ Kita ketemu untuk ngobrol sebentar. Aku tahu ada kota tua di sini, cocok untuk jalan-jalan malam. ]Claude membalas pesannya lagi.Lillia mengerutkan alisnya sambil melihat pesan yang dikirimkan Claude. Setelah sekian lama, dia baru membalas.[ Kenapa? Selingkuhan baru saja pergi, sudah buru-buru mau kencan dengan mantan istri? Kamu ini gila ya? Kamu kira aku nggak perlu tidur malam, besok nggak perlu kerja? ]Lillia benar-benar tidak tahan dengan kelakuan Claude. Padahal mereka sudah bercerai, apa lagi yang ingin dilakukan Claude?[ Nikita bukan selingkuhanku. Kamu juga sudah m
Lillia tidak menyangka ini alasan mereka mencarinya. Ketika Louis mengatakan akan melindungi dirinya, Lillia masih merasa cukup terharu, meskipun ada syaratnya .... Tanpa diduga, ternyata ada rahasia sebesar ini."Aku tahu kamu mungkin merasa sedih ...." Claude hendak menghiburnya."Kamu kira aku selemah itu? Aku memang nggak ingin menerima mereka sejak awal, mana mungkin sedih?" sela Lillia langsung.Claude mengangguk dan membalas, "Baguslah kalau begitu.""Aku memang nggak punya hubungan dekat dengan mereka, jadi untuk apa mereka menyuruh Stella memaksaku mengakui identitas?" tanya Lillia.Sejujurnya, Lillia juga tidak terlalu memercayai Claude. Bagaimanapun, tidak ada bukti apa pun yang diberikan pria ini. Namun, sepertinya tidak ada gunanya Claude menipu dirinya. Lillia juga merasa dirinya tidak bernilai di mata Claude.Apabila tidak rela berpisah dengan Lillia dan melihatnya menikah dengan pria lain, Claude bisa saja memikirkan banyak cara untuk tidak bercerai darinya. Lagi pula,
Setelah berpisah dengan Claude, Lillia menelepon Moonela. Moonela masih menemani Ohara di rumah sakit, pemulihan Ohara pun cukup baik. "Kenapa meneleponku malam-malam begini?""Bantu aku pikirkan cara untuk memindahkan nenekku ke rumah sakit lain atau ke bangsal VIP, cuma aku dan kamu yang boleh menjaganya," pesan Lillia."Apa telah terjadi masalah besar?" tanya Moonela."Kamu rasa Claude orang yang bisa berbohong nggak?" tanya Lillia balik."Eee ... seharusnya dia nggak akan melakukan hal seperti itu," sahut Moonela. Dia membenci Claude, tetapi tahu pria ini tidak akan melakukan hal tercela seperti itu."Aku akan menjelaskannya kepadamu nanti," ujar Lillia."Oke." Moonela pun merasa gelisah karena ucapan Lillia.Lillia berkemas dan langsung meninggalkan Kota Joran. Untung saja, pakaian yang didesainnya sudah selesai. Dia awalnya tidak pulang karena merasa ada banyak yang bisa dipelajarinya di sini. Selain itu, Lillia bahkan berniat untuk menunggu sampai bulan Juni. Dilihat dari situas
Setelah berhubungan dengan Lillia cukup lama, Emma tentu memahami kepribadiannya sedikit. Lillia selalu menyimpan masalah dalam hatinya dan enggan memberi tahu siapa pun. Itu sebabnya, wanita ini terkesan sulit didekati. Sikapnya ini cukup mirip dengan Louis.Waktu terus berlalu. Hingga bulan Mei, Lillia masih tinggal di B&B. Selama beberapa waktu ini, dia mengasingkan diri dari dunia luar, bahkan jarang berkontak dengan Claude. Adapun Ohara, dia sudah keluar dari rumah sakit dan memulihkan diri di rumah.Pagi hari ini, Lillia menuruni tangga dan hendak jalan-jalan santai di desa. Begitu keluar, dia malah melihat sebuah mobil berhenti di halaman B&B. Selain itu, tampak seorang pria yang melemparkan kunci kepadanya.Lillia termangu menatapnya, sementara Claude tersenyum dan berucap dengan santai, "Nona Lillia, selamat pagi. Kamu juga berlibur di sini?"Ekspresi Lillia berangsur menjadi dingin. Dia langsung bertanya, "Kamu menyelidiki lokasiku?""Nggak kok, aku ada investasi di sini, mak
Keduanya terus berdebat sepanjang perjalanan. Ketika kembali, matahari sudah terik. Namun, ada banyak pohon di desa sehingga tidak terasa begitu panas.Lillia berjalan ke dapur. Sementara itu, Claude bertanya kepada Hans yang menunggunya pulang dari tadi, "Kamarku sudah siap?""Sudah," jawab Hans sambil mengangguk."Kalau begitu, kamu kembali dulu ke kota, jangan beri tahu siapa pun lokasiku. Kalau ada masalah, langsung hubungi aku lewat WhatsApp," pesan Claude."Baik." Hans mengiakan sambil mengangguk lagi.Ketika melihat Lillia sibuk di dapur, Claude masuk dan bertanya, "Kamu lagi buat sarapan?""Hm." Lillia membatin, 'Bukannya pria ini datang untuk mengurus masalah pekerjaan? Kenapa santai sekali?'Claude menyingsingkan lengan bajunya sembari menghampiri Lillia, lalu bertanya, "Mau masak apa?""Masak mie, ngapain kamu?" Lillia segera memiringkan badan saat melihat Claude hendak merebut pisau di tangannya."Masak untukmu dong, tanganmu nggak stabil waktu pegang pisau," sahut Claude y
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per