Lillia benar-benar tidak takut lagi sekarang. Bukan hanya tidak menjaga harga diri Claude, dia juga tidak peduli pada ucapan Priya."Wanita itu nggak bisa apa-apa, ngapain dia bekerja di luar? Suaminya sudah begitu hebat dan kaya, tapi dia masih mau pergi mencari uang. Dasar wanita kampungan, benar-benar picik!" gerutu Priya.Claude tidak menyukai Lillia dulu. Jadi, dia tidak pernah peduli pada omelan seperti ini. Sekarang, dia justru merasa setiap patah kata Priya sungguh menyayat hati."Nek, kamu selalu bicara seperti ini pada Lillia?" tanya Claude tiba-tiba."Kenapa? Yang kubilang ini kenyataan, 'kan? Selama 3 tahun ini, kita yang membiayainya, tapi wanita itu masih belum hamil sampai sekarang," sahut Priya.Claude berkata dengan dingin, "Sudah kubilang, aku yang nggak mau punya anak. Kenapa kamu terus menyulitkannya? Untuk apa kamu menyuruhnya pulang hari ini?"Priya bisa mendengar amarah dari nada bicara Claude. Dalam sekejap, dia menjadi terbata-bata saat membalas, "A ... aku ...
Lillia secara refleks mematikan fitur berbagi lokasi. Dia mondar-mandir sesaat di kamarnya. Ketika sedang mempertimbangkan harus menelepon Claude atau tidak, ponselnya sudah berdering. Claude yang meneleponnya.Lillia menarik napas dalam-dalam, lalu menekan tombol menjawab panggilan dan bertanya dengan nada tenang, "Kenapa?""Kamu sudah tahu aku ada di Kota Grambel, 'kan?" tanya Claude dengan kesal. Jelas, ini karena Lillia mematikan fitur berbagi lokasi."Ya ... kenapa memangnya?" tanya Lillia dengan ekspresi datar.Claude menyahut, "Kalau begitu, kenapa kamu nggak berbagi lokasi denganku? Kirim alamatmu dan tunggu aku di sana.""Ngapain kamu datang?" tanya Lillia dengan nada agak kesal. Dia tidak meminta pria ini datang."Kirim alamat," ujar Claude.Lillia pun menggigit bibirnya, lalu akhirnya mengirim alamatnya kepada Claude. Lillia merasa agak bingung sekaligus kesal karena tidak tahu tujuan pria ini kemari.Claude mengemudikan mobilnya ke tempat Lillia. Setibanya di lokasi, dia me
Lillia pun hendak meninggalkan Claude. Tiba-tiba, Claude berkata, "Kamu seharusnya tahu cara mencocokkan pakaian, 'kan? Kenapa nggak bisa membantuku?"Lillia berbalik dan berjalan ke arah koper. Setelah mencari sesaat, dia memilih pakaian berwarna abu untuk Claude. "Kalau mau ikut aku, pakai pakaian yang warnanya lebih terang. Pakaian dengan warna gelap mudah menyerap sinar matahari, nanti kamu kepanasan.""Oke." Terlihat kegembiraan pada sorot mata Claude.Setelah Claude selesai mandi, Lillia pun membawanya untuk sarapan. Saat ini, Moonela mengirimnya sebuah tangkapan layar.Nikita mengklarifikasi bahwa Lillia adalah adik sepupu Claude, banyak akun resmi yang meneruskan berita ini. Namun, Lillia tidak peduli.Matahari sudah bersinar terik pada pukul 07.00. Lillia memilih kain di pasar, sedangkan Claude terus mengikutinya di belakang."Ini bukan wol asli. Wol asli nggak akan menusuk tangan begini. Selain itu, rasanya agak dingin saat baru disentuh. Setelah itu, baru menjadi hangat," je
Claude mengangkat alisnya sambil bertanya, "Kamu cemburu lagi?""Jangan mimpi di siang bolong, ya!" tegur Lillia sambil mengerlingkan matanya dengan sinis.Claude menatapnya, lalu berucap, "Kamu pasti sangat menderita karena berpura-pura menjadi istri yang penurut selama 3 tahun ini."Lillia pun merasa canggung mendengarnya. Demi menyenangkan hati Claude, dia memang berusaha untuk bersikap lembut selama ini.Sesudah pramusaji datang, Lillia menyerahkan menu kepadanya. Kemudian, dia tidak berbicara lagi dan hanya menonton video dengan volume yang cukup besar.Claude pun tahu wanita ini tidak ingin menghiraukannya sehingga ikut mengeluarkan ponsel untuk membaca pesan yang dikirimkan Cedron. Hari ini, Cedron mengirimnya cukup banyak pesan.Begitu melihatnya, Claude baru mendapati Cedron mengirimnya beberapa tautan Instagram. Dia pun mengekliknya, lalu menemukan bahwa seseorang memotret dirinya dan Lillia saat memasuki hotel. Tidak banyak komentar yang ditinggalkan netizen, tetapi telah me
Lillia meliriknya sekilas, tetapi segera mengalihkan pandangannya. Kemudian, dia membalas, "Oh, itu nggak ada hubungannya denganku juga."Meskipun masih merasa agak kesal, semuanya akan tenang kembali pada waktunya. Lillia menerima semua ini dengan lapang dada. Dia belum bisa melupakan cinta mendalam yang diberikannya kepada Claude selama 3 tahun.Elgan yang mendengarnya pun menunjukkan ekspresi puas. Dia berucap, "Ya, kamu benar."Begitu bergabung dengan tim produksi, Lillia menjadi luar biasa sibuk. Baik pemeran utama ataupun pemeran pendukung, dia tetap harus mengukur ukuran tubuh mereka untuk membuat pakaian.Tentunya, Lillia juga harus mencocokkan pakaian berdasarkan warna kulit, karisma, paras, dan riasan pemeran utama pria serta wanita.Sesudah sibuk sebulan lebih, LMOON menyelesaikan kostum para pemain, kecuali beberapa kostum yang akan dikenakan di akhir.Setelah syuting dimulai, Lillia pun tinggal di hotel yang dipersiapkan oleh tim produksi. Pagi-pagi, dia hendak menemui pem
Ketika syuting, penampilan Moira tampak sangat buruk karena merasa tidak puas dengan kostum yang dipakainya. Jaivyn sampai membanting naskahnya dengan geram."Moira, kamu bisa berakting nggak sih! Aku menyuruhmu menunjukkan kesedihan dan kemarahan karena kehilangan kerabat. Kenapa yang terlihat hanya kemarahan! Di mana kesedihannya!" bentak Jaivyn sampai wajahnya memerah.Mata Moira pun berkaca-kaca. Dia menggigit bibirnya tanpa berbicara. Di sisi lain, Viola justru segera memberi tahu Jaivyn, "Lillia membuatnya marah pagi tadi, makanya kondisinya jadi nggak prima."Jaivyn langsung memelototi Lillia dan menghardik, "Apa-apaan kamu ini? Dia pemeran utama, kamu seharusnya menjaga omonganmu!"Lillia yang berjongkok di samping sontak termangu karena dirinya ikut terlibat. Dia segera membalas, "Ya, aku sudah mengerti.""Suruh pemeran utama pria maju dulu!" perintah Jaivyn sambil melirik Moira sekilas. Kemudian, dia berbalik dan menyuruh orang lain membuat persiapan.Viola membawa Moira untu
Claude telah berhubungan dengan banyak orang di kalangan industri. Beberapa yang terlihat suci justru sangat nakal di belakang. Beberapa yang reputasinya baik dan terlihat sopan justru menyiram asistennya dengan air panas, bahkan memaki dan memperlakukan asisten seolah-olah mereka bukan manusia.Claude berpikir, jika Moira bisa melihat kemampuan Lillia, asistennya tidak mungkin berbicara begitu kepada Jaivyn.Lantaran Lillia tidak bisa dihubungi, Claude terpaksa menelepon Jaivyn. Saat ini, Jaivyn baru selesai bertelepon. Ketika melihat nama Claude, dia tak kuasa merinding dan buru-buru menerimanya."Pak Claude ...," sapa Jaivyn dengan agak takut. Menurutnya, Claude dan Elgan sama-sama sulit untuk dihadapi."Apa yang terjadi di antara Lillia dengan Moira? Kamu bisa memberitahuku?" tanya Claude dengan nada bicara yang cukup sopan.Jaivyn menyeka keringat di dahinya sebelum menyahut, "Kami masih menyelidikinya. Lillia bilang Moira tidak puas dengan kostum yang dipakainya, tapi Moira memba
Tidak sampai 2 jam, Claude akhirnya mengambil tindakan. Pertama, Moira terungkap pernah menginjak asistennya dengan sepatu hak tinggi. Kemudian, dia terungkap pernah menampar pemain figuran yang berperan sebagai pelayan.Ada video, juga ada tulisan yang diunggah oleh seseorang. Begitu melihat Claude yang mengunggah semua itu, Lillia langsung meneleponnya.Begitu telepon tersambung, Claude pun bertanya dengan bangga, "Gimana?""Kenapa kamu mengunggahnya di akunmu sendiri? Orang-orang akan bilang kamu membantuku ...," ujar Lillia."Kenapa memangnya? Moira berani menindasmu karena mengandalkan bos di belakangnya dan para penggemar bodohnya," ucap Claude."Tapi, hal ini akan merugikanmu," ujar Lillia dengan sungguh-sungguh.Claude tersenyum dingin sambil bertanya, "Jadi, apa bedanya kalau Elgan yang membantumu?""Dia nggak berpikir untuk mengambil tindakan seperti ini. Selain itu, aku bisa mengatasinya sendiri meskipun kamu nggak membantuku," sahut Lillia."Kamu ingin mengatasinya dengan k
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per