Share

Bab 29

Author: Emka 1979
last update Last Updated: 2024-11-12 22:31:25

Di dalam ruang rawat inap yang sunyi, Rina perlahan membuka matanya, matanya masih berat dan pandangan sedikit buram. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Ketika akhirnya matanya fokus, Rina merasa bingung. Di samping ranjangnya berdiri Rian, bukan Arya. Padahal, seingat dia, Arya lah yang menolongnya.

“Rian?” suara Rina serak dan pelan, hampir seperti bisikan. “Kamu? Bukannya… bukannya Arya yang menolongku tadi malam?”

Rian tersenyum lembut, namun ada gurat ketegangan di wajahnya. “Iya, Arya memang yang membawa kamu ke rumah sakit, Rina. Tapi setelah itu dia pergi, dan aku yang menunggu sampai kamu sadar.”

Rina tampak ragu, matanya menatap Rian seakan mencari kebenaran dalam ucapannya. “Tapi… aku ingat betul, dia yang membantuku… Dia yang memelukku saat aku kedinginan…” Rina menunduk, mencoba mengingat dengan jelas apa yang terjadi.

“Sudahlah, Rina,” Rian berusaha menenangkannya, menepuk lembut tangannya. “Yang penting sekarang kamu sudah aman. Kamu butu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 30

    "Kamu dimana Arya, kenapa sampai jam segini belum pulang?"Waktu sudah menunjukkan angka 11. Sejak mereka bertengkar tentang telepon dari Rina, Arya belum kembali hingga saat ini.Khawatir akan keadaan sang suami, Hana pun mengambil ponselnya. Dia lalu mencari nomor sang suami dan menekan tombol berwarna hijau. Dering pertama hingga dering ketiga, tak ada satupun panggilannya yang dijawab oleh Arya. Hana pun menghempaskan ponselnya ke sofa dengan kesal. Hana tidak dapat lagi berpikir jernih. Pikirannya dipenuhi dengan Arya dan Rina. Jujur, dia cemburu, dia juga khawatir kalau sampai Arya tidur di tempat Rina. Namun, dia mencoba menghilangkan pikiran itu, berusaha berpikir positif terhadap suaminya. Akan tetapi, tak bisa, bayangan Arya menghabiskan malam bersama Rina terus menari-nari di pikirannya. “Apa dia sekarang sedang tidur bersama Rina?” gumam Hana sambil meremas jemarinya dengan gelisah. Hana kembali mencoba menghubungi Arya sekali lagi, berharap kali ini teleponnya dijawa

    Last Updated : 2024-11-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   BaB 31

    Pukul 6 pagi, Arya baru saja pulang. Dia sengaja pulang ke rumah karena ingin istirahat sejenak dan juga mengambil beberapa berkas untuk meeting nanti. Namun, keinginannya itu sepertinya tidak akan terwujud. Karena saat dia membuka pintu, Hana sudah menunggunya dengan wajah menahan emosi.“Sudah puas tidur dengan Rina tadi malam?” Hana langsung menyemprotnya tanpa basa-basi. Kata-katanya seperti panah yang tepat mengenai Arya, membuat ekspresi wajahnya berubah.“Apa maksudmu?” Arya mengerutkan kening, tak percaya mendengar tuduhan itu. “Kamu bicara apa, Hana?”“Kamu tahu persis apa yang aku maksud!” Hana melangkah mendekat, suaranya bergetar oleh amarah yang telah terpendam sepanjang malam. “Sejak sore aku telepon kamu, tapi ponselmu mati. Aku sampai coba telepon Rina, tapi dia juga nggak bisa dihubungi! Apa aku perlu bersikap bodoh dan berpura-pura tidak paham apa yang sedang terjadi?”Arya menarik napas panjang, menahan emosinya yang mulai membara. “Hana, tenang dulu. Ini tidak sepe

    Last Updated : 2024-11-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 32

    Rina masih terbaring lemah di rumah sakit. Meski sudah diberi obat oleh dokter, punggungnya masih terasa sakit jika digerakkan."Nyonya Rina, ada baiknya hal ini saya konsulkan dengan dokter orthopedi. Karena, jika ini hanya memar biasa, harusnya sudah sembuh dengan obat yang saya berikan." "Lakukan saja yang terbaik, Dok," sahut Rina.Rian masih setia menemaninya di rumah sakit. Lelaki itu bahkan membawa pekerjaannya ke rumah sakit. Jauh di lubuk hati Rina, ingin bertanya tentang kabar Arya. Lelaki itu tiba-tiba saja menghilang setelah menemaninya kemarin malam."Kamu ingin makan apa, Rin? Biar aku belikan," tanya Rian saat lelaki itu baru saja masuk ke dalam.Rina menatap Rian lamat-lamat. Ingin bertanya pada Rian, tapi takut lelaki itu sakit hati karena dia bertanya tentang lelaki lain. "Tidak, Rian. Aku makan makanan dai rumah sakit saja. Kasihan kamu kalau harus pergi keluar hanya karena ingin membelikanku makanan," ucap Rina pada akhirnya. “Kan bisa pesen online, Rin. Sekaran

    Last Updated : 2024-11-15
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 33

    "Ya Tuhan, aku baru bisa menjenguk Rina. Dia marah nggak ya?" gumam Arya saat lelaki itu akan menuju ke rumah sakit tempat Rina dirawat.Seminggu lebih Arya meyakinkan Hana supaya wanita itu tidak marah dan mau membiarkan Arya pergi ke kantor sendiri. Hampir setiap hari Hana selalu ikut ke kantor demi bisa menjaga Arya agar tidak pergi ke rumah sakit menemui Rina.Perasaan bersalah memenuhi relung hati Arya karena telah gagal menepati janjinya untuk menemani Rina. Saat tiba di rumah sakit, Arya mengernyitkan dahinya saat melihat ruangan Rina sudah kosong."Sus, pasien yang dulu disini kemana ya?" tanya Arya pada perawat yang sedang merapikan kamar."Nyonya Rina sudah pulang dari kemarin, Tuan," jawabnya."Kalau begitu, terima kasih banyak ya, Sus," ucapnya kemudian berlalu pergi.Arya pun melajukan mobilnya menuju ke rumah Rina. Saat dia sampai di sana, rumah itu terlihat sepi. Bahkan lampu luar masih menyala, padahal hari sudah siang."Kemana Rina? Apa dia tidak pulang kesini?" guma

    Last Updated : 2024-11-16
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 34

    Gemerincing gelas-gelas minuman dan denting piano klasik mengisi ballroom hotel mewah itu. Di sudut ruangan, Arya berdiri dengan tatapan gelisah. Ia mengenakan setelan jas hitam rapi, tetapi sorot matanya memancarkan rasa resah. Perayaan pernikahan salah satu anak kolega bisnisnya adalah hal yang paling malas dia datangi. Namun, karena terikat bisnis yang masih belum berakhir, membuat mau tak mau Arya pun datang sendiri malam itu. Hingga matanya menangkap sosok wanita yang begitu dia rindukan, Rina. Wanita itu berdiri anggun dengan gaun panjang berwarna biru tua. Pashmina warna senada menambah cantik aura mantan istrinya itu. Namun, hati Arya tersayat ketika melihat tangan Rina bergelayut manja pada seorang lelaki yang tak lain adalah Rian. Arya menggerutu dalam hati. "Rian? Jadi, dia benar-benar memilih pria itu? Apa ini sebabnya dia memutus semua kontak denganku?" Rina tertawa kecil mendengar sesuatu yang dibisikkan ole Rian. Senyumnya yang tulus membuat dada Arya semakin sesa

    Last Updated : 2024-11-16
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 35

    Masjid Baitul Yakin, tempat Rina melangsungkan akad nikah dengan Arya kini sudah ramai oleh para tamu. Mereka bukanlah kerabat Rina melainkan tetangga dan juga karyawan di kantornya.Namun, hingga hari menjelang siang, Arya belum juga datang. Rina duduk di hadapan penghulu dengan cemas. Dia melirik kebaya putih pilihan Arya kemarin. Air mata pun menetes dengan sendirinya. Jika memang Arya tak berniat menikahinya, kenapa dia memberikan Rina baju kebaya ini? Tak henti-hentinya dia melirik telepon genggamnya, namun tak ada satupun jawaban dari Arya. Penghulu, itu pun kesal. Pasalnya, sudah hampir dua jam dia menunggu disini, tetapi pengantin prianya tak kunjung datang. "Maaf, Bu Rina, waktu saya terbatas. Jika mempelai pria tidak segera datang, saya harus pergi. Mungkin akad ini bisa dijadwal ulang." Penghulu itu mulai merapikan berkas pernikahan yang akan dia bawa pulang. Rina mengangguk pelan. Hatinya seperti teriris. Arya, yang begitu meyakinkannya untuk menikah ulang, justru menghi

    Last Updated : 2024-11-17
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 36

    Beberapa Jam Sebelum Akad NikahArya mematut dirinya di depan cermin kamar. Wajahnya tampak cerah dengan senyuman tak henti-hentinya menghiasi bibirnya. "Hari ini, Rina akan kembali menjadi istriku," gumamnya dengan suara lirih namun penuh keyakinan. Dia mengambil jas putih yang telah disiapkan sejak kemarin, lalu memakainya dengan rapi."Ini hari yang penting untukmu, Arya," katanya pada bayangan dirinya di cermin.Arya melirik jam di tangannya, dia harus segera berangkat kalau tidak ingin terlambat. Dia sudah tak sabar ingin segera menikahi Rina kembali.Arya melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, tidak perlu terburu-buru, karena waktunya masih panjang. Daripada nanti celaka, yang ada malah nggak jadi nikah, begitu pikir Arya.Wajah cantik Rina terbayang di pelupuk matanya. Senyum kembali menghiasi bibirnya. "Sabar, Arya," gumamnya saat mengingat malam panas yang tidak jadi kemarin. Namun, di tengah perjalanan, ponselnya bergetar. Nama Hana muncul di layar, istrinya yang

    Last Updated : 2024-11-18
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 37

    Setelah keluar dari masjid, suasana di antara Rian dan Rina masih dipenuhi kecanggungan. Langit sore yang teduh menemani langkah mereka menuju mobil. Rian, dengan hati-hati, menggandeng tangan Rina. Meski awalnya terasa asing, Rina membiarkan genggaman itu, berusaha membiasakan diri dengan situasi yang baru. "Rina," ujar Rian pelan saat mereka berjalan menuju mobil. "Aku tahu ini mungkin sulit untukmu. Tapi aku ingin kamu tahu, aku nggak akan memaksakan apa pun. Kamu bebas untuk mengambil waktu yang kamu butuhkan." Rina menatap Rian sekilas. Matanya masih memerah karena air mata yang tadi mengalir. "Aku hanya... aku nggak tahu bagaimana caranya mempercayai orang lagi. Rasanya semua ini terlalu cepat." Rian mengangguk pelan. "Aku mengerti. Aku nggak mengharapkan kamu untuk langsung merasa nyaman. Yang penting, kita coba jalanin dulu. Perlahan-lahan." Mereka pun masuk ke dalam mobil. Suara lagu romantis menemani sepanjang perjalanan mereka. Rina terus memandang keluar jendela, p

    Last Updated : 2024-11-18

Latest chapter

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   116

    "Kau milikku, Keisha! Kau harus bersamaku! Jangan tinggalkan aku!"Keisha mencoba melepaskan diri, tetapi genggaman Rendy semakin kuat. Seorang perawat segera masuk dan menarik Rendy menjauh darinya."Tuan Rendy, Anda harus kembali ke tempat tidur!"Rendy meronta-ronta. "Keisha! Aku mencintaimu! Jangan pergi! Jangan tinggalkan aku lagi!"Keisha menatap pemandangan di depannya dengan perasaan kacau."Sekarang kau mengerti?" ujar ibu Rendy dengan nada penuh kemenangan. "Anakku mencintaimu. Kau satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan pikirannya! Jika kau menolak, dia akan semakin hancur!"Keisha memejamkan matanya sejenak. Semua ini terlalu gila.Apa yang harus dia lakukan sekarang?---"Aku akan membantumu, Ren," Keisha berbisik, suaranya penuh keteguhan.Ibu Rendy yang berdiri di sudut ruangan menatapnya curiga. "Maksudmu apa? Kalau kau tidak mau menikahinya, lebih baik kau pergi!"Keisha menghela napas dan berdiri. "Saya tidak akan menikahinya, Bu. Tapi saya akan membantu Rendy pul

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   115

    "Keisha Mahendra, kau harus bertanggung jawab atas apa yang telah kau lakukan pada putraku!"Keisha mengerutkan kening. "Apa maksud Anda, Bu? Saya tidak mengerti."Wanita itu mengepalkan tangannya. "Kau menabrak anakku dua tahun lalu. Dia lumpuh! Kau pikir kami hanya akan diam saja? Hari ini, aku datang untuk meminta keadilan!"Jantung Keisha berdegup kencang. Ingatannya beralih pada kejadian dua tahun lalu. Karena mengantuk, dia tak fokus berkendara dan menabrak seorang pengendara motor. Seingat Keisha, dia sudah bertanggung jawab dengan mengobati lelaki itu sampai sembuh. Lalu, kenapa ibunya masih meminta pertanggung jawabannya. "Saya sudah memberikan kompensasi sesuai yang diminta. Bahkan biaya pengobatan dan perawatan putra Anda sudah saya tanggung sepenuhnya," ujar Keisha dengan suara yang tetap tegas.Wanita itu tertawa sinis. "Uang tidak bisa mengembalikan masa depan anakku! Dia kehilangan segalanya. Impiannya hancur! Dia kehilangan pekerjaannya, kekasihnya juga meninggalkanny

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   114

    "Ma, ini udah dua tahun loh, tapi, kok si Nadin belum memulai aksinya, ya?" tanya Keisha pada sang Bunda.Rina terdiam. Dia sebenarnya juga memikirkan itu, tapi, dia mencoba berpikir positif. "Mungkin, si Nadin udah beneran tobat, Sayang. Sudahlah, kita tidak usah curiga lagi sama dia. Mendingan, kamu urusin hidup kamu yang sudah hampir kepala tiga tapi belum menikah. Apa tidak sebaiknya kamu terima saja perjodohan yang Mama tawarkan kemarin," bujuk Rina yang sebenarnya prihatin dengan nasib putrinya. "Kei pasti akan menikah, Ma. Tapi nanti, setelah anak kunyuk itu benar-benar mendapatkan istri yang baik. Dan Kei yakin, itu bukan Nadin." Wanita itu pun pergi meninggalkan ibunya.Sebenarnya, Keisha sudah muak dijodoh-jodohin sama ibunya. Entahlah, dari semua lelaki yang dijodohkan dengannya, tak ada satupun yang mengena di hatinya. Dan dia nggak mau menikah tanpa cinta.--- "Sayang, aku punya kejutan buat kamu," kata Nadin saat Arfan baru saja bangun.Lelaki itu tersenyum. "Apa?"Nad

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   113

    Nadin menatap pantulan wajahnya di cermin. Wanita itu kini tampak menawan dengan riasan sederhana. Gaun warna pastel yang melekat di tubuhnya membuatnya terlihat anggun dan cantik. Sudah hampir beberapa bulan ini, dia menjalankan perannya sebagai istri yang baik untuk Arfan. Tak pernah sekalipun dia membantah ataupun melawan apa yang Arfan katakan. Dia juga selalu melayani Arfan dengan baik. Semua yang dikhawatirkan oleh Keisha tak pernah terjadi. Bahkan wanita itu, tak pernah sekalipun mencampuri urusan kantor Arfan. Dan itu membuat Keisha dan Arfan pun bingung. --- Di ruang makan rumah keluarga Mahendra, Rina, Arya, Keisha, dan Arfan tengah menikmati sarapan bersama. Keisha hanya mengaduk kopinya tanpa minat, sementara Arfan menikmati hidangan di hadapannya. Nadin datang membawa semangkuk sup hangat, lalu dengan lembut meletakkannya di depan Arfan. "Sayang, kamu harus makan yang bergizi. Kamu terlihat lelah akhir-akhir ini," ucapnya lembut. Arfan menatapnya sejenak sebelum ter

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   112

    Mobil mewah berwarna hitam melaju memasuki halaman luas rumah keluarga Mahendra. Matahari mulai tenggelam, mewarnai langit dengan semburat jingga. Arfan duduk di kursi pengemudi dengan rahang mengeras, sementara di sebelahnya, Nadin tersenyum tipis. “Kau yakin ingin melakukan ini?” tanya Nadin, suaranya lembut, tapi ada nada mengejek yang terselubung. Arfan menatap lurus ke depan. “Aku tidak punya pilihan.” Nadin mengangkat bahu, “Kalau begitu, ayo masuk. Aku tidak sabar melihat reaksi mereka.” Arfan mengepalkan tangannya, tapi tak berkata apa-apa. Ia keluar dari mobil, lalu berjalan ke sisi lain untuk membuka pintu bagi Nadin. Wanita itu turun dengan anggun, mengenakan gaun sederhana berwarna biru muda. Matanya berbinar penuh kemenangan. Ketika pintu rumah terbuka, mereka langsung disambut oleh seorang pelayan yang terkejut melihat siapa yang datang. “Tuan Arfan…?” Namun, sebelum pelayan itu bisa mengatakan lebih jauh, suara langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari dalam rum

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   111

    "Ugghh, dimana aku?"Arfan merasa kepalanya berat. Penglihatannya masih buram saat matanya terbuka perlahan. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami di mana dirinya berada. Aroma parfum lembut menyengat hidungnya, bercampur dengan bau alkohol.Arfan melihat ke samping, tubuhnya menegang seketika saat melihat wanita yang polos tanla sehelai benang pun ada di sampingnya. Wanita itu sedang tertidur lelap dengan selimut yang membalut tubuhnya.Jantung Arfan berdegup kencang. Apa yang terjadi semalam?Ia mencoba mengingat, tapi kepalanya berdenyut nyeri.Lalu, ingatan samar-samar mulai muncul...Nadin mengajaknya makan malam di rumahnya. Ia menolak awalnya, tapi melihat ketulusan Nadin yang ingin meminta maaf, Arfan akhirnya setuju.Namun, setelah beberapa gigitan makanan, tubuhnya tiba-tiba terasa panas. Dadanya berdebar lebih cepat dari biasanya. Suhu tubuhnya meningkat dan pikirannya mulai kacau.Arfan memegang kepalanya yang terasa berat. Astaga… ada sesuatu dalam maka

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   110

    "Kamu dimana, Arfan?" gumam Keisha saat teleponnya tidak diangkat oleh sang adik. Keisha khawatir, karena adiknya itu tiba-tiba menghilang sejak peristiwa di restoran malam itu. Apalagi, tak satupun pesan dan teleponnya dijawab oleh Arfan membuat wanita semakin merasa cemas. Keisha duduk di ruangannya dengan wajah masam. “Arfan benar-benar bertingkah sekarang.” Rina masuk ke kantor putrinya dengan membawa dua cangkir kopi. “Berilah dia waktu, Keisha. Luka karena kebohongan itu tidak mudah disembuhkan.” Keisha menghela napas berat. “Aku tidak suka ini, Mom. Aku takut Arfan akan kembali ke Nadin dan itu akan menjadi bencana buat kita. Apalagi, jika Nadin benar-benar menuruti kemauan ibunya untuk menghancurkan kita.” Rina menatap putrinya dengan lembut. “Cinta tidak bisa dipaksakan Keisha. Jika Arfan memang mencintai Nadin, maka kita harus mempercayainya.” Keisha menatap ibunya dengan ragu. “Tapi bagaimana kalau ini jebakan Karina?” Rina menghela napas. “Itulah yang harus

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   109

    Malam ini, Arfan mengajak Nadin makan malam romantis di sebuah restoran mewah. Ia berencana melamar wanita yang dicintainya itu. “Nadin, aku ingin membangun masa depan bersamamu. Aku ingin kita menikah.” Kata Arfan sambil menatap Nadin penuh harap. Nadin terdiam. Wajahnya pucat, tangannya gemetar. Namun, sebisa mungkin, dia merubah wajahnya kembali seperti semula."Aku akan bilang sama Mama, dulu," ucapnya gugup.Arfan pun mengangguk. "Sabtu besok, kita akan bicarakan masalah ini dengan kedua orang tuamu dan ibumu. Kita bertemu di resto Gama."Malam itu, di restoran mewah di pusat kota, pertemuan dua buah keluarga telah digelar. Mereka akan membahas tentang pertunangan Arfan dan Nadin.Rina dan Arya duduk berdampingan, menatap calon menantu mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Keisha, yang masih sedikit curiga pada Nadin, duduk dengan sikap waspada."Jadi, Nadin," Arya membuka percakapan, "bisakah kau ceritakan sedikit tentang keluargamu?"Nadin tersenyum tipis, tetapi tangannya ter

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   108

    20 Tahun Kemudian"Kak, bagaimana Mahendra?" tanya Arya pada sang putri saat mereka sedang sarapan.Sebelum memjawab, wanita berusia 28 tahun itu melirik adiknya. "Sejauh ini aman sih, Pa. Hanya saja, Arfan selalu santai dalam mengerjakan apapun. Entah bagaimana proyek Arkana di tangannnya."Arya memang sangat memanjakan Arfan. Lelaki itu selalu meminta bantuam sang ayab saat melakukan kesalahan."Bagaimana, Dek? Apa proyek Arkana berjalan dengan lancar? Ingat, jangan sampai kamu melakukan kesalahan," Arya mengingatkan putra semata wayangnya."Beres, Pa. Papa tenang saja, proyek ini pasti berhasil," sahut pemuda berusia 24 tahun itu.Meski ada rasa iri di hatinya karena sang kakak yang hanya menaruhnya di perusahaan cabang, tetapi, Arfan tidak berani protes. Karena baik sang ayah maupun sang ibu tak pernah mengizinkan dia memegang kantor pusat.---Di Kantor Mahendra Corp.Keisha duduk di ruangannya, menatap laporan keuangan sambil menghela napas panjang. Ia lalu menekan tombol interk

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status