Share

Bab 28

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-11 22:33:48

Drrrt drrrt

Suara getaran ponsel Arya mengagetkan Hana yang sedang membaringkan tubuhnya di ranjang. Karena tak kunjung berhenti, Hana pun bangkit dan mengambil handphone itu.

Matanya memicing saat melihat nama Rina di layar. "Ngapain dia nelepon suami gue? Pasti ngajak ketemuan! Dasar kegatelan. Sudah pisah juga masih aja ngejar-ngejar laki orang." gerutu Hana.

Senyum licik pun terbit di bibirnya. Dia lalu mengangkatnya sejenak, kemudian mematikannya. Setelah itu, Hana langsung meng-off kan handphone Arya. "Rasakan itu! Emang enak."

Belum sempat Hana mengembalikan ponsel itu, Arya sudah keluar dari kamar mandi. Ekspresi lelaki itu langsung berubah saat melihat Hana tengah memegang ponselnya.

"Ngapain kamu pegang-pegang handphone gue?" teriak Arya sambil merebut handphone itu dengan kasar.

Hana tampak canggung dan tertawa kecil. "Aku hanya ingin memastikan kamu tidak berhubungan lagi dengan Rina. Lagipula, kalian sudah berpisah kan, untuk apa lagi kalian masih berhubungan?"

Ary
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 29

    Di dalam ruang rawat inap yang sunyi, Rina perlahan membuka matanya, matanya masih berat dan pandangan sedikit buram. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Ketika akhirnya matanya fokus, Rina merasa bingung. Di samping ranjangnya berdiri Rian, bukan Arya. Padahal, seingat dia, Arya lah yang menolongnya. “Rian?” suara Rina serak dan pelan, hampir seperti bisikan. “Kamu? Bukannya… bukannya Arya yang menolongku tadi malam?” Rian tersenyum lembut, namun ada gurat ketegangan di wajahnya. “Iya, Arya memang yang membawa kamu ke rumah sakit, Rina. Tapi setelah itu dia pergi, dan aku yang menunggu sampai kamu sadar.” Rina tampak ragu, matanya menatap Rian seakan mencari kebenaran dalam ucapannya. “Tapi… aku ingat betul, dia yang membantuku… Dia yang memelukku saat aku kedinginan…” Rina menunduk, mencoba mengingat dengan jelas apa yang terjadi. “Sudahlah, Rina,” Rian berusaha menenangkannya, menepuk lembut tangannya. “Yang penting sekarang kamu sudah aman. Kamu butu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 30

    "Kamu dimana Arya, kenapa sampai jam segini belum pulang?"Waktu sudah menunjukkan angka 11. Sejak mereka bertengkar tentang telepon dari Rina, Arya belum kembali hingga saat ini.Khawatir akan keadaan sang suami, Hana pun mengambil ponselnya. Dia lalu mencari nomor sang suami dan menekan tombol berwarna hijau. Dering pertama hingga dering ketiga, tak ada satupun panggilannya yang dijawab oleh Arya. Hana pun menghempaskan ponselnya ke sofa dengan kesal. Hana tidak dapat lagi berpikir jernih. Pikirannya dipenuhi dengan Arya dan Rina. Jujur, dia cemburu, dia juga khawatir kalau sampai Arya tidur di tempat Rina. Namun, dia mencoba menghilangkan pikiran itu, berusaha berpikir positif terhadap suaminya. Akan tetapi, tak bisa, bayangan Arya menghabiskan malam bersama Rina terus menari-nari di pikirannya. “Apa dia sekarang sedang tidur bersama Rina?” gumam Hana sambil meremas jemarinya dengan gelisah. Hana kembali mencoba menghubungi Arya sekali lagi, berharap kali ini teleponnya dijawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   BaB 31

    Pukul 6 pagi, Arya baru saja pulang. Dia sengaja pulang ke rumah karena ingin istirahat sejenak dan juga mengambil beberapa berkas untuk meeting nanti. Namun, keinginannya itu sepertinya tidak akan terwujud. Karena saat dia membuka pintu, Hana sudah menunggunya dengan wajah menahan emosi.“Sudah puas tidur dengan Rina tadi malam?” Hana langsung menyemprotnya tanpa basa-basi. Kata-katanya seperti panah yang tepat mengenai Arya, membuat ekspresi wajahnya berubah.“Apa maksudmu?” Arya mengerutkan kening, tak percaya mendengar tuduhan itu. “Kamu bicara apa, Hana?”“Kamu tahu persis apa yang aku maksud!” Hana melangkah mendekat, suaranya bergetar oleh amarah yang telah terpendam sepanjang malam. “Sejak sore aku telepon kamu, tapi ponselmu mati. Aku sampai coba telepon Rina, tapi dia juga nggak bisa dihubungi! Apa aku perlu bersikap bodoh dan berpura-pura tidak paham apa yang sedang terjadi?”Arya menarik napas panjang, menahan emosinya yang mulai membara. “Hana, tenang dulu. Ini tidak sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 32

    Rina masih terbaring lemah di rumah sakit. Meski sudah diberi obat oleh dokter, punggungnya masih terasa sakit jika digerakkan."Nyonya Rina, ada baiknya hal ini saya konsulkan dengan dokter orthopedi. Karena, jika ini hanya memar biasa, harusnya sudah sembuh dengan obat yang saya berikan." "Lakukan saja yang terbaik, Dok," sahut Rina.Rian masih setia menemaninya di rumah sakit. Lelaki itu bahkan membawa pekerjaannya ke rumah sakit. Jauh di lubuk hati Rina, ingin bertanya tentang kabar Arya. Lelaki itu tiba-tiba saja menghilang setelah menemaninya kemarin malam."Kamu ingin makan apa, Rin? Biar aku belikan," tanya Rian saat lelaki itu baru saja masuk ke dalam.Rina menatap Rian lamat-lamat. Ingin bertanya pada Rian, tapi takut lelaki itu sakit hati karena dia bertanya tentang lelaki lain. "Tidak, Rian. Aku makan makanan dai rumah sakit saja. Kasihan kamu kalau harus pergi keluar hanya karena ingin membelikanku makanan," ucap Rina pada akhirnya. “Kan bisa pesen online, Rin. Sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 33

    "Ya Tuhan, aku baru bisa menjenguk Rina. Dia marah nggak ya?" gumam Arya saat lelaki itu akan menuju ke rumah sakit tempat Rina dirawat.Seminggu lebih Arya meyakinkan Hana supaya wanita itu tidak marah dan mau membiarkan Arya pergi ke kantor sendiri. Hampir setiap hari Hana selalu ikut ke kantor demi bisa menjaga Arya agar tidak pergi ke rumah sakit menemui Rina.Perasaan bersalah memenuhi relung hati Arya karena telah gagal menepati janjinya untuk menemani Rina. Saat tiba di rumah sakit, Arya mengernyitkan dahinya saat melihat ruangan Rina sudah kosong."Sus, pasien yang dulu disini kemana ya?" tanya Arya pada perawat yang sedang merapikan kamar."Nyonya Rina sudah pulang dari kemarin, Tuan," jawabnya."Kalau begitu, terima kasih banyak ya, Sus," ucapnya kemudian berlalu pergi.Arya pun melajukan mobilnya menuju ke rumah Rina. Saat dia sampai di sana, rumah itu terlihat sepi. Bahkan lampu luar masih menyala, padahal hari sudah siang."Kemana Rina? Apa dia tidak pulang kesini?" guma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 34

    Gemerincing gelas-gelas minuman dan denting piano klasik mengisi ballroom hotel mewah itu. Di sudut ruangan, Arya berdiri dengan tatapan gelisah. Ia mengenakan setelan jas hitam rapi, tetapi sorot matanya memancarkan rasa resah. Perayaan pernikahan salah satu anak kolega bisnisnya adalah hal yang paling malas dia datangi. Namun, karena terikat bisnis yang masih belum berakhir, membuat mau tak mau Arya pun datang sendiri malam itu. Hingga matanya menangkap sosok wanita yang begitu dia rindukan, Rina. Wanita itu berdiri anggun dengan gaun panjang berwarna biru tua. Pashmina warna senada menambah cantik aura mantan istrinya itu. Namun, hati Arya tersayat ketika melihat tangan Rina bergelayut manja pada seorang lelaki yang tak lain adalah Rian. Arya menggerutu dalam hati. "Rian? Jadi, dia benar-benar memilih pria itu? Apa ini sebabnya dia memutus semua kontak denganku?" Rina tertawa kecil mendengar sesuatu yang dibisikkan ole Rian. Senyumnya yang tulus membuat dada Arya semakin sesa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 35

    Masjid Baitul Yakin, tempat Rina melangsungkan akad nikah dengan Arya kini sudah ramai oleh para tamu. Mereka bukanlah kerabat Rina melainkan tetangga dan juga karyawan di kantornya.Namun, hingga hari menjelang siang, Arya belum juga datang. Rina duduk di hadapan penghulu dengan cemas. Dia melirik kebaya putih pilihan Arya kemarin. Air mata pun menetes dengan sendirinya. Jika memang Arya tak berniat menikahinya, kenapa dia memberikan Rina baju kebaya ini? Tak henti-hentinya dia melirik telepon genggamnya, namun tak ada satupun jawaban dari Arya. Penghulu, itu pun kesal. Pasalnya, sudah hampir dua jam dia menunggu disini, tetapi pengantin prianya tak kunjung datang. "Maaf, Bu Rina, waktu saya terbatas. Jika mempelai pria tidak segera datang, saya harus pergi. Mungkin akad ini bisa dijadwal ulang." Penghulu itu mulai merapikan berkas pernikahan yang akan dia bawa pulang. Rina mengangguk pelan. Hatinya seperti teriris. Arya, yang begitu meyakinkannya untuk menikah ulang, justru menghi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 36

    Beberapa Jam Sebelum Akad NikahArya mematut dirinya di depan cermin kamar. Wajahnya tampak cerah dengan senyuman tak henti-hentinya menghiasi bibirnya. "Hari ini, Rina akan kembali menjadi istriku," gumamnya dengan suara lirih namun penuh keyakinan. Dia mengambil jas putih yang telah disiapkan sejak kemarin, lalu memakainya dengan rapi."Ini hari yang penting untukmu, Arya," katanya pada bayangan dirinya di cermin.Arya melirik jam di tangannya, dia harus segera berangkat kalau tidak ingin terlambat. Dia sudah tak sabar ingin segera menikahi Rina kembali.Arya melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang, tidak perlu terburu-buru, karena waktunya masih panjang. Daripada nanti celaka, yang ada malah nggak jadi nikah, begitu pikir Arya.Wajah cantik Rina terbayang di pelupuk matanya. Senyum kembali menghiasi bibirnya. "Sabar, Arya," gumamnya saat mengingat malam panas yang tidak jadi kemarin. Namun, di tengah perjalanan, ponselnya bergetar. Nama Hana muncul di layar, istrinya yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18

Bab terbaru

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   99

    "Ahh... kepalaku...!" desahnya, suaranya hampir seperti rintihan.Rina yang sedang di dapur langsung berlari ke ruang tamu. "Arya, ada apa? Kamu sakit?" tanyanya panik.Arya menggeleng lemah sambil terus memegangi kepalanya. "Entah kenapa... kepalaku tiba-tiba sakit sekali, Rina."Rina meraih lengan Arya, membantunya duduk lebih nyaman. "Tunggu di sini, aku ambilkan air putih," katanya, lalu berlari ke dapur.Setelah Arya minum, rasa sakitnya sedikit mereda. Namun, matanya masih menunjukkan kebingungan. "Rina... aku tadi melihat sesuatu," katanya pelan."Apa yang kamu lihat?" tanya Rina, duduk di sampingnya."Sebuah... tempat. Ada taman, dan aku sedang bermain dengan seorang anak kecil. Aku rasa itu Keisha... tapi aku tidak yakin. Rasanya begitu nyata," jawab Arya sambil memijit pelipisnya.Mendengar itu, hati Rina tergetar. "Arya, mungkin itu bagian dari ingatanmu yang kembali," katanya dengan suara lembut."Tapi kenapa ini terasa sangat menyakitkan? Aku seperti sedang dipaksa mengin

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   98

    “Ini foto-foto kita dulu,” kata Rina dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.Rina membawa album foto lama. Ia menaruhnya di meja. Arya yang sedang duduk d ruang tamu sambil menonton televisi pun mengalihkan perhatiannya.Arya menatap album itu dengan ekspresi campur aduk. Ia membuka halaman pertama dan melihat gambar pernikahan mereka. Rina terlihat cantik dengan gaun putihnya, sementara ia—Arya—memegang tangan wanita itu dengan wajah datar.Arya menatap Rina, matanya penuh pertanyaan. “Jadi, kamu istriku?"Rina menggeleng, membuat Arya mengerutkan keningnya. "Dulu, kita memang pernah menikah selama 3 tahun. Namun setelah itu, kita bercerai," terang Rina.Arya menatap Rina. "Kenapa aku bisa menceraikan wanita sebaik kamu?”Rina terdiam. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan air mata yang menggenang di matanya. “Itu cerita yang panjang, Arya. Dan mungkin bukan saatnya kita membahasnya sekarang,” jawabnya pelan.Arya tidak memaksa. Melihat wajah sendu Rina saat dia bertanya tadi, memb

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   97

    "Aku harus membantu Arya keluar, Karina tidak bisa seenaknya pada Arya hanya karena Arya tidak mengingat siapa dirinya. Tapi, aku tidak bisa melakukannya sendiri, Karina tidak akan melepaskan Arya jika aku kesana sendirian."Rina menggenggam surat yang ditulis Arya erat-erat. Dengan langkah mantap, ia memasuki kantor polisi, matanya penuh tekad.Seorang petugas yang sedang duduk di meja depan mengangkat wajahnya. "Selamat sore, Bu. Ada yang bisa kami bantu?"Rina meletakkan surat itu di atas meja. "Saya ingin melaporkan seseorang yang ditahan secara paksa. Ini surat dari korban yang berhasil menyuruh seseorang untuk membantunya keluar dari rumah tempat itu."Petugas membaca surat itu dengan seksama. Wajahnya berubah serius. "Siapa yang Anda maksud? Dan di mana lokasi penahanannya?""Namanya Arya. Dia ditahan di rumah seseorang bernama Karina. Dia adalah dokter yang merawat Arya, dan dari apa yang saya tahu, Arya dipaksa tinggal di sana tanpa keinginannya," jelas Rina dengan suara berg

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   96

    Di rumah Rina, Keisha tampak sedang menggambar di ruang tamu ketika ia mendengar pembantunya, Mbak Ani, berbicara di dapur."Kasihan Mbak Rina ya, Mas Arya kayaknya nggak datang lagi. Padahal Keisha senang banget waktu dia mampir," ujar Mbak Ani sambil mencuci piring.Keisha yang penasaran segera menghampiri. "Mbak Ani, Om Arya nggak datang lagi ya?" tanyanya polos.Mbak Ani terkejut, lalu tersenyum kecil. "Keisha, mungkin Om Arya lagi sibuk. Nanti juga dia datang lagi, kok."Tapi Keisha tidak puas dengan jawaban itu. Ia tahu sesuatu sedang terjadi, tapi ia tidak tahu apa."Keisha harus cari Om Arya," gumamnya sambil kembali ke ruang tamu.---Di rumah Karina, Mbok Darmi membaca surat Arya dengan hati yang pilu. "Ya Allah, Den. Maafkan si Mbok jika belum bisa membantu Aden saat ini," ucapnya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya.Ia tahu membantu Arya berarti melanggar perintah Karina, tapi hatinya tidak tega melihat lelaki itu terus menderita.Malam itu, ketika Karina suda

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   95

    "Mama! Mama!" teriak Keisha saat Rina baru saja memarkir mobilnya. Gadis itu berlari keluar dengan wajah penuh semangat. "Mama, Om Arya tadi ke sini!" Seru Keisha sambil melompat-lompat.Rina terhenti sejenak, hatinya berdegup kencang. "Apa? Om Arya? Keisha, kamu jangan bercanda, ya," katanya dengan suara gemetar."Tapi beneran, Ma! Tadi Om Arya ke sini. Dia main sama Keisha. Om Arya juga nanya banyak hal!" seru gadis kecil itu.Rina memandang putrinya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak ingin terlalu berharap, tapi ada getaran dalam hatinya mendengar nama Arya. "Keisha, Om Arya bilang apa saja?"Keisha mengerutkan alis, mencoba mengingat. "Hmm... Om Arya tanya soal Mama, soal rumah ini. Terus dia juga nanya apa Keisha ingat Om Arya dulu sering main sama Keisha."Rina tak bisa menahan senyumnya. Ia ingin percaya bahwa Arya mulai mengingat sesuatu. Tapi ia harus memastikan semuanya terlebih dahulu."Keisha," kata Rina sambil memegang pundak putrinya, "lain kali kalau Om Arya datang lagi,

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 94

    "Mbok, Karina sudah pergi?" Tanya Arya pada Mbok Ratmi, ART di rumah Karina."Sudah, Den. Tadi Nona bilang, kalau Den butuh apa-apa. Biar Mbok aja yang belikan. Aden nggak boleh pergi sendiri," jawab Mbok Ratmi.Arya tersenyum. Wanita itu masih saja mengekangnya. Padahal, kemarin dia sudah berjanji tidak akan mengurungnya lagi."Tapi, Mbok. Kemarin aku bertemu temen, katanya aku ini sudah punya anak dan istri. Aku harus mencari tahu Mbok, apa benar yang dikatakan oleh temanku kemarin. Apa Mbok nggak kasihan dengan anak istriku kalau seandainya apa yang dikatakan oleh temanku itu benar?" Mbok Ratmi terdiam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Arya. Kasihan anak dan istrinya kalau memang itu benar.Arya memegang lengan Mbok Ratmi. "Mbok, boleh ya? Izinkan saya keluar. Nanti saya akan kembali sebelum Nona pulang. Please?" Pinta Arya sambil mengatupkan tangan di dada.Setelah wanita paruh baya itu mengangguk. Arya pun pergi meninggalkan rumah Karina. Dia harus mencari tahu, siapa Rina dan

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   93

    Setahun Kemudian"Mama, kenapa Om Arya nggak sembuh-sembuh sakitnya? Keisha kangen, pengen main sama Om Arya," rengek gadis kecil berkuncir kuda itu.Rina tersenyum lembut, lalu duduk di samping putrinya. "Keisha kan tahu, kalau Om Arya sedang sakit dan nggak ingat kita. Kita tunggu saja, ya. Mama juga nggak tahu sekarang Om Arya tinggal di mana," ujar Rina sabar.Gadis kecil itu memberengut, kemudian masuk ke kamarnya. Rina menghela napas panjang. Dalam hatinya, ia ingin mencari tahu keberadaan Arya. Tapi, untuk apa? Arya tidak mengingatnya sama sekali. Ia juga takut kehadirannya justru membuat Arya tak nyaman."Bagaimana kabarmu sekarang, Arya?" bisik Rina pada dirinya sendiri.---Di Tempat LainArya melirik ke arah pintu dengan gelisah. Ia sudah tidak tahan lagi hidup seperti ini, terkurung di rumah Karina. "Karin, aku mau beli sabun. Sabunku habis," katanya sambil mengambil jaket."Sabun apa? Biar Bibi yang beli. Kamu di rumah aja!" Karina mengawasi Arya tajam. "Kamu kan sering n

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   92

    “Kenapa Rina tak pernah muncul lagi?” Arya bertanya suatu malam pada Karina, yang duduk di kursi di sudut kamar.Sudah dua minggu sejak Rina dan Keisha berhenti datang ke rumah sakit. Arya mulai menyadari ada yang hilang di hatinya. Meski dia tak ingat tentang hubungannya dengan Rina, tetapi keberadaan mereka membuat hatinya terasa nyaman. Karina menatapnya dengan senyum samar, tapi matanya menyiratkan emosi yang tertahan. “Mungkin dia merasa kamu tidak membutuhkannya lagi. Kadang, orang memilih pergi daripada melihat seseorang yang mereka sayangi menderita.”Arya mengernyit. “Tapi... aku merasa berbeda. Seolah aku membutuhkan mereka.”Karina segera menyela, menggenggam tangannya dengan lembut. “Arya, jangan paksa dirimu untuk mengingat jika itu membuat kepalamu sakit. Biarkan semua berjalan dengan perlahan. Lama-kelamaan, kamu juga ingat nanti." Karina memaksakan senyumnya. Meski dalam hati, dia merasa takut jika Arya mengingat masa lalunya. ---Beberapa hari kemudian, dokter sudah

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   91

    "Pak Arya, semua sudah stabil. Setelah ini, akan ada dokter lain yang akan merawat Pak Arya. Mungkin bisa sambil rawat jalan," terang dokter laki-laki yang saat itu memeriksa Arya. Arya dan Rina mengangguk bersamaan. "Terima kasih, Dok," jawab keduanya kompak.Setelah dokter itu keluar, tak lama, ketukan pelan terdengar di pintu kamar Arya. Seorang wanita berjas putih masuk ke dalam ruangan sambil membawa beberapa dokumen medis. Rambut panjangnya terurai rapi, dan senyumnya tampak lembut namun tegas. “Selamat pagi,” sapa wanita itu sambil memandang ke arah Arya yang sedang duduk di tempat tidur, ditemani Rina dan Keisha. “Saya Dr. Karina, spesialis syaraf. Saya akan menangani perawatan lanjutan untuk Pak Arya.” Arya mengangguk sopan. “Terima kasih, Dokter.” Namun, saat itu Dr. Karina terdiam. Matanya membesar, dan tangannya bergetar saat melihat wajah Arya. Dadanya bergemuruh. Itu dia. Pria yang telah lama ia pendam di hati. Cinta pertamanya sejak SMA. ‘Arya...,’ pikirnya sambil

DMCA.com Protection Status