Share

BAB 123

"Kejadian di kamarku kemarin itu adalah yang kedua, Bu."

Tama menyugar rambutnya kasar. Wajahnya merah menahan amarah.

"Apakah kita harus memberi tahu Rafli?" tanyaku memberi pertanyaan yang tak perlu dijawab. Kami berdua sama-sama tahu, bagaimana kelanjutan cerita ini.

"Jangan, Bu. Aku tak ingin dia terluka. Terlebih hingga saat ini mereka belum dikaruniai anak. Aku takut Rafli makin kehilangan percaya dirinya karena Wita sudah terbukti tak bermasalah. Aku yakin Rafli akan menyalahkan dirinya karena tak mampu menunaikan tugas sebagai seorang suami hingga Wita menempuh langkah sejauh itu."

" Kita akan tahu hasilnya sebentar lagi. Apakah Rafli memang bermasalah atau memang kelicikan Wita adalah satu-satunya penyebab mereka belum memiliki anak."

"Maksud Ibu?"

Aku tak menjawab pertanyaan Tama. Kulayangkan tatapanku ke arah luar memandang hijaunya tanaman bungaku. Rasanya kepalaku mau pecah mengetahui kebusukan tersimpan lama di rumahku ini.

"Kita tunggu beberapa waktu lagi, Ibu tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status