Share

Bab 21

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Embun menghela nafas pelan. Ia bersyukur karena bisa selamat. Hum, apalagi yang menyelamatkannya itu adalah pria dingin itu. Ia menjadi berpikir jika pria itu masih memiliki hati. Jika tidak, mungkin ia akan membiarkannya mati kedinginan karena terserang hipotermia di bawah rinai hujan.

Namun kelegaan itu tidak berlangsung lama. Air mata kembali menetes di ujung matanya. Embun teringat bayinya. Ia sangat mengkhawatirkannya.

Tak berselang lama setelah kepergian Danar, seorang perawat datang menghampiri Embun.

“Sus, aku ingin pulang. Aku sudah baikan. Aku cuma demam,” kata Embun. Ia tidak ingin berlama-lama berada di ruangan itu. Ia akan pulang ke apartemen Yasmin. Seperti tujuan awalnya ia akan pergi mencari pekerjaan lain dan melanjutkan hidupnya.

Perawat hanya tersenyum menatap Embun lalu menggelengkan kepalanya pelan. Dengan cekatan, ia memeriksa labu infusan.

“Mbak, boleh pulang kalau cairan infusannya habis,” jawab perawat kemudian pergi meninggalkan Embun.

Embun hanya pasrah, l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 22

    Waktu seakan merangkak lamban. Detik detik demi detik terasa lama. Namun Embun tak bisa melarikan diri dari kondisi canggung itu. Wajahnya menunduk dalam, tatapannya tertuju pada piring keramik bermotif bunga krisan di pinggirnya. Ia berusaha mengolah perasaannya yang menegang saat berada satu meja dengan pria itu—mantan suami yang begitu dipujanya. Entahlah, perasaan apa yang dimilikinya saat ini terhadapnya.“Setelah makan, kita bicara,” ujar Danar bernada singkat. Pria itu langsung menikmati sarapan siangnya. Ia mengalasi piring miliknya dengan nasi dan lauk pauk serta tumis sayuran.Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang berdenting dan beradu. Pria tampan itu makan tanpa suara dan tampak anggun. Kali ini ia sama sekali tidak merasa terusik akan kehadiran Embun.Embun hanya menghela nafas pelan. Ingatannya berputar begitu saja. Setiap kali Danar pulang ke villa, ia selalu menyambut pria itu di luar rumah. Diciumnya punggung tangannya dengan takzim.Embun yang memang sama pendi

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 23

    “Halo, Baby! Lagi apa?”Malam hari, Mita baru saja pulang dari rumah ke dua orang tuanya. Ia langsung mendatangi ruang kerja suaminya yang berada di lantai tiga. Danar tengah menatap layar laptop dengan tatapan serius.Danar bahkan tidak menyadari kepulangan istrinya—yang sesuka hatinya. Pedih, bahkan Mita tidak memperdulikan putra mereka.Menaruh tas mahalnya di atas meja, Mita berjalan berlenggak-lenggok mendekati suaminya. Ia bahkan tiba-tiba saja menyingkirkan laptop dari pangkuan suaminya, kemudian ia duduk di atas pangkuan suaminya dengan ke dua tangan yang mengalung pada leher suaminya. Wanita cantik itu memeluk suaminya dengan erat.“Mita, Mas masih punya pekerjaan. Tolong, awas dulu!” peringat Danar yang merasa tak nyaman karena istrinya itu menduduki miliknya. Seharusnya, ia tidak mengganggunya saat ini. Bukan waktu yang tepat. Suasana hati pria itu juga sedang buruk.Raut wajah Mita langsung kecut saat mendapat penolakan dari Danar. Ia kecewa dan langsung turun dari pangku

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 24

    “Tuan Danar, saya mau melapor,” ucap Gilang ketika ia sudah bertemu langsung dengan majikannya. Pemuda tampan itu langsung duduk di sofa seberang Danar di ruang kerjanya. Ia pun menaruh berkas laporan keuangan di atas meja.Danar hanya mengangguk sebagai jawaban.“Saya sudah menyelesaikan tugas saya, mengurus gaji para pekerja di sini. Termasuk, ibu susu Den Sagara,” ucapnya dengan sudut bibir yang tertarik hingga membentuk senyum samar saat menyebut ‘ibu susu Den Sagara’. Jelas, Danar bisa menangkap maksudnya.Danar menatap tajam ke arah Gilang. Rasanya, ia tidak senang melihat perhatian Gilang pada sosok mantan istrinya.“Saya harap kau harus bersikap profesional, Gilang!” peringat Danar dengan singkat, jelas dan padat. “Siap, Tuan. Ah, ya, satu lagi, saya telat memberikan gaji pada Mbak Embun. Oleh karena itu saya meminta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan itu,” imbuh Gilang terdengar serius.“Kenapa? Alasan?” tukas Danar didera rasa ingin tahu yang besar.Danar sudah berpik

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 25

    Setiap subuh, Sagara selalu terbangun minta ASI. Mau tak mau Embun yang kini menempati kamar yang bersebelahan dengan Sagara, langsung datang ke sana saat menerima telepon dari Maya. Senyum terbit di wajahnya setiap kali mendengar nada dering khusus dari Maya—pertanda bayinya menginginkan dirinya.Beruntung, pukul tiga pagi Embun sudah terbangun. Ia sudah mandi dan menikmati sepertiga malamnya. Wanita itu bahkan selalu berdandan dan memakai pakaian yang terbaik saat menyambut bayinya. Bahkan ia sudah menyemprotkan parfum beraroma lembut pada tubuhnya. Ia ingin anaknya merasa nyaman saat bersamanya dan mengingatnya sebagai ibu—yang begitu mencintainya. “Mbak, mau kemana?” tanya Maya yang sudah menyambut kedatangan Embun di bibir pintu. Wanita muda itu memindai penampilan Embun dari pucuk kepala hingga ujung kaki. Kemudian ia terkekeh pelan. “Memang beda ya kalau menyusui anak sultan,” katanya lagi dengan tanpa rasa canggung. Gadis itu bicara ceplas-ceplos. Embun hanya tersenyum tak te

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 26

    Sepulang kuliah, Yasmin buru-buru pulang ke apartemennya. Ia merasa senang karena ke dua orang tuanya mengunjunginya. “Mama bawa ayam kecap kesukaanku ‘kan?”Yasmin langsung menggelayut mesra pada lengan ibunya. Ia menyambut kedatangan ibunya dengan penuh sukacita.Indira menatap putrinya sesaat lalu menjawab. “Enggak! Ibu capek, Yasmin. Ibu harus bantuin Ayah lembur nulis laporan hasil penjualan kebun kopi kita.”Indira sengaja berpura-pura. Ia dan suaminya saling melempar pandang, menunggu reaksi putrinya yang manja akan marah.Benar saja, dugaan mereka. Yasmin langsung melepas rangkulan tangannya pada ibunya. Ia berjalan meninggalkan mereka dan duduk di sofa untuk kemudian menyalakan layar televisi 21 Inchi. Ia duduk dengan wajah yang kecut.“Tad da!”Indira memperlihatkan satu box kontainer dari dalam goody bag yang dibawanya. Sontak, mata Yasmin langsung tertuju pada kotak itu kemudian memalingkan wajahnya kembali pada layar televisi.“Hei, yakin gak mau makan siang ayam kecap b

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 27

    Sore itu Danar dan Embun pergi ke dokter anak langganan keluarga Danar. Ia datang ke sana karena rekomendasi dari tante dari ibunya yang tinggal di Jakarta. Suasana menjadi terasa canggung di dalam mobil itu. Pasalnya, Danar hanya mengajak Embun dan Sagara, tanpa ke dua babysitternya. Ia juga mengemudikan kendaraannya sendiri. Sepintas orang akan menganggap mereka sepasang suami istri yang harmonis. Keluarga kecil yang sedang menikmati sebagai orang tua baru. Namun, sebaliknya, Embun begitu khawatir. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, Embun berinisiatif mengenakan masker agar tidak bisa dikenali siapapun terutama Mita yang mungkin saja bisa bertemu di luar.Sepanjang perjalanan menuju klinik dokter anak, tidak ada percakapan yang berarti. Sagara juga begitu mudah tertidur dalam pangkuan ibunya. Empat puluh menit kemudian, akhirnya mereka tiba di depan sebuah klinik. Danar segera memarkirkan mobilnya lalu membukakan pintu untuk Embun. Mereka pun berjalan bersisian layaknya

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 28

    Pukul sepuluh malam Danar menghabiskan waktunya di depan kamarnya. Ia duduk di atas kursi rotan di balkon kamar sembari menghisap gulungan tembakau. Ketika ia sedang stress dan banyak pikiran, ia akan melampiaskannya dengan benda yang membuatnya merasakan ekstasi sesaat itu.Dersik angin malam terasa dingin menusuk-nusuk tubuh. Namun ia tidak beranjak sedikitpun dari sana. Pria dingin itu sedang menunggu kepulangan istrinya. Tak berselang lama, sebuah mobil Mercedes Benz berwarna merah tampak bergerak memasuki halaman rumah. Suara deru mesin yang halus sama sekali tidak mengusik penghuni rumah yang sudah berbaring istirahat malam itu. Security rumah langsung menyambut kedatangan Nyonya rumah. Dari atas balkon kamarnya, Danar bisa melihat wanitanya turun dari mobilnya lalu masuk rumah dengan jalan berlenggak lenggok. Pria dingin itu kemudian masuk dan memilih merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Bahkan lampu utama sudah dimatikan. Yang tersisa hanyalah temaram lampu tidur.“Malam, S

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 29

    Pagi itu cuaca teramat cerah. Awan putih bergerombol dan berarak di langit yang biru. Sungguh, lukisan alam yang begitu indah alami. Pun, suara burung-burung yang bernyanyi, menambah riuh suasana pagi itu. Mereka meloncat dari satu dahan ke dahan lain dengan penuh semangat–menggoyangkan dedaunan hijau yang asri.Di balkon kamar lantai dua, tampaklah sepasang suami istri yang baru saja bangun dan menikmati suasana pagi.“Halo, Sayang!” sapa Mita pada suaminya yang kini tengah menyesap secangkir kopi dengan nikmat. Hari itu hari minggu. Oleh karena itu sepasang suami istri itu tidak pergi ke kantor. Mereka menghabiskan waktu istirahat di rumah saja.Danar hanya bergumam menanggapi istrinya. Ia masih merasa kesal atas sikapnya yang seolah tidak bersalah. Sebagai bentuk kekesalan dan kemarahannya, ia hanya mengabaikannya.“Kenapa gak dijawab?” serunya lagi, mengenyahkan bokongnya di atas kursi rotan di sampingnya. Ia memandang suaminya dari samping. Di usia tiga puluh lima tahun, suaminya

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 138

    Akhirnya, the Great Duke bisa menyelamatkan gadis bermata biru dan membawanya ke penthouse milik Manggala. Dengan sebuah asumsi dan pertimbangan jika penthouse itu adalah tempat yang paling aman untuk gadis itu tinggal sementara. Manggala sempat skeptis tak bisa melarikan diri dari rumah mafia itu. Namun ia berhasil selamat setelah baku hantam dengannya. Mafia itu tidak sekuat dan sesangar penampilannya. Dari gerakannya, ia terlihat sedang sakit.Namun, saat mereka pulang ke penthouse, ibunya Manggala ternyata tidak berada di sana. Manggala baru saja membaca pesan dari ibunya jika ibunya baru saja dijemput oleh sepupunya—Nadira. Padahal ia akan meminta ijin dan bantuan pada ibunya untuk melindungi gadis itu.Kini ke empat pemuda itu berkumpul di ruang tamu dan mulai menginterogasi gadis bermata biru itu. Gadis lugu itu pun menceritakan secara singkat mengapa ia bisa tertangkap oleh pria berwajah sangar tadi.“Jadi kau dijebak oleh siapa tadi? Teman barumu?”Beryl langsung berkomentar

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 137

    “Maaf, ada kepentingan apa?” Seorang security bertubuh tinggi besar menghadang jalan Pasha yang tiba-tiba saja datang menghampirinya. Pasha melakukan penyamaran sebagai seorang tukang service AC. Ini semua ide Manggala. Mudah baginya untuk mengetahui siapa saja tamu yang datang ke sana. Sebetulnya security itu sudah tahu siapa saja tamu yang datang. Hanya saja, ia selalu waspada, mengkonfirmasi terlebih dahulu siapa saja tamu yang datang ke sana. Apalagi bosnya seorang yang keji dan tak segan memecat pekerjanya yang tidak mematuhi semua aturannya.Pasha pun menjawab dengan lugas. “Saya tukang service AC langganan rumah ini, Pak. Lihatlah ini kartu nama saya.”Pasha pun memperlihatkan sebuah kartu nama si empunya tukang service.Pucuk dicinta ulam pun tiba, sebuah keberuntungan memihak mereka. Kebetulan, di jalan perumahan mewah itu, ada sebuah mobil khusus bertuliskan service AC. Perumahan mewah itu menyediakan berbagai jenis jasa pemeliharaan rumah termasuk fasilitas demi kenyamanan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 136

    “Cepat kau katakan! Di mana gadis itu? Aku sudah membayarnya mahal! Mengapa kamu yang datang?”Pria dengan luka sayat di wajahnya itu memojokan gadis bermata biru ke dinding. Ke dua tangan kekarnya kembali menekan leher gadis itu hingga gadis itu tampak syok. Ia takut jika pria itu akan benar-benar mengakhiri hidupnya hari itu.Gadis itu hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan berderai air mata. Kesialan tengah menyambangi dirinya. “A-aku tidak tahu, Om. Aku tiba-tiba saja berada di kamar itu. Aku tidak ingat apapun lagi. Sungguh, bebaskan aku Om!” jawab gadis itu suara yang terbata-bata. Seingatnya, ia bekerja di sebuah hotel sebagai seorang housekeeper. Saat itu ia kehausan dan minum air berasal dari dalam tumbler miliknya. Namun setelahnya ia merasa pusing dan tingkahnya mulai aneh. Ia menjadi lebih berani dan terkesan tidak tahu malu. Sekonyong-konyong ia sudah berada di dalam kamar mewah hotel.“No! Kau harus bawa gadis itu! Aku cuma pengen dia!” ucap pria itu bernada dingin.

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 135

    Suasana cafe bergaya retro itu tampak mencekam semenjak kedatangan beberapa orang pria berpakaian serba hitam. Seorang pria yang diduga sebagai ketuanya terlihat paling menonjol di antara yang lain. Wajahnya bukan wajah orang Melayu. Akan tetapi wajahnya mirip blasteran Amerika tengah. Fitur wajahnya tampan namun ada luka sayat melintang di pipinya hingga sekilas tampak menyeramkan bagi siapapun yang melihatnya. Apalagi ditambah bentuk matanya bagaikan mata elang yang tajam.Pria berwajah hispanik itu langsung mendelik ke arah sumber suara—yang tak lain suara Manggala. Ia tidak suka siapapun menginterupsi apa yang dilakukannya.“Siapa kau? Lancang sekali kau ikut campur urusanku!”Sekali hentakan pria itu mendorong gadis muda itu hingga terjatuh ke lantai. Gadis muda itu terlihat kehabisan pasokan oksigen yang membuatnya beberapa kali terbatuk-batuk. Wajahnya yang bersih tampak merah dengan mata yang sayu. Hanya dalam sekali tatapan, Manggala sudah bisa menarik kesimpulan jika gadis i

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 134

    Di sebuah kafe kopi, tempat nongkrong anak muda, empat pemuda tampan tengah duduk melingkari meja berbentuk bundar. Mereka menghabiskan waktu sore mereka dengan ngopi di kafe di mana ada live music yang disuguhkan di sana.Manggala menyesap kopi Long Black Americano dengan begitu nikmat. Harum aroma kopi dengan rasa yang pahit dan agak sedikit asam memberikan sensasi tersendiri baginya sebagai penikmat kopi. Satu teguk tidaklah cukup. Ia pun mengulanginya hingga tiga kali.Barulah pemuda tampan itu menaruh cangkir kopi itu ke atas meja. Ia pun mulai berkisah pada anggota the Great Duke. Pertama kalinya, secara resmi ia menceritakan isi kepalanya pada sahabatnya. Ia mengatakan pada mereka, jika ia serius menyukai Embun.Ke tiga sahabatnya tidak terlalu terkejut mendengar ungkapan perasaan hatinya pada Embun. Mereka sudah tahu hanya dari melihat bahasa tubuhnya. Beryl pun mulai berkomentar setelah mendengar ungkapan isi hati Manggala.“Kau harus segera menembaknya! Kalau bisa sebelum Emb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 133

    Danar menjadi merasa bersalah. Ia bingung harus menjelaskan soal cincin itu. Ia memang sudah lama membeli cincin berlian itu. Sebelumnya ia menaruh cincin berbatu safir itu di dalam ruang kerjanya di rumah. Namun karena merasa tidak aman, ia berniat akan menyimpan cincin itu di ruang kantornya. Sayang, ia malah lupa menaruhnya di dalam laci kamar mereka. Padahal ia menaruhnya di bagian terdalam laci tersebut. Bahkan ia memang melupakan cincin itu.Bagaimana lagi, sebaik atau serapi apapun orang menyembunyikan bau maka akan ketahuan juga. Cincin itu dibeli untuk Embun. Ia ingin memberikan hadiah untuknya.“Mita, saya bisa jelaskan,” imbuh Danar menatap Mita yang memunggunginya. Wanita itu menangis sesenggukan. Hatinya terasa pedih ketika melihat dengan kepala sendiri, suaminya masih mengharapkan mantan istri sirinya. Padahal, Mita sedang berjuang untuk mempertahankan rumah tangganya meskipun dengan hati yang berdarah-darah.“Cukup, Mas!” tukas Mita yang terdengar lirih dan menyerah. Wan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 132

    “Bagaimana tadi lesnya?”Ana bertanya pada putrinya yang terlihat ceria setelah belajar bahasa Inggris, meskipun Embun sempat kesal karena tutor bahasa Inggris yang dijanjikan oleh Pasha membatalkan pertemuannya.Embun duduk dan menaruh tas yang dijinjingnya di atas kursi di mana ia duduki. Kemudian ia pun merespon pertanyaan ibunya dengan seutas senyum tipis. Tatapan matanya berbinar terang saat mengingat beberapa menit yang lalu, ketika ia belajar bahasa Inggris bersama Manggala. Di luar dugaan, rupanya Manggala bisa menjelma menjadi sosok guru yang hebat. Ia mengajarinya dengan sangat baik. Yang terpenting, Embun bisa memahami penjelasannya. Baru satu jam tiga puluh menit, namun Embun sudah bisa menguasai conversation dasar. Manggala memforsir dirinya untuk terbiasa bicara dalam bahasa Inggris saat pertemuan. Embun pun mengikuti nasehatnya dan ternyata ia bisa berhasil bicara bahasa Inggris meskipun masih terbata-bata.Padahal niat hati, ia ingin menghindari sosok Manggala karena p

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 131

    Pada suatu hari minggu yang cerah, Embun sudah tampil cantik dan prima. Ia sudah bersiap-siap akan mulai belajar bahasa Inggris secara private di rumah. Sang kakak sudah mendapatkan seorang tutor bahasa untuknya. Sebelumnya, Ana sudah mencarikan tutor bahasa Inggris langsung ke berbagai lembaga kursus. Kebetulan lembaga kursus itu tidak memiliki tutor dengan jadwal yang kosong. Oleh karena itu ia menyerahkan tugas itu pada Pasha. Sesungguhnya, seluruh keluarga Basalamah pandai dalam berbahasa asing baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Namun karena semua orang sibuk maka tidak memungkinkan salah satu dari mereka mengajari Embun.“Wah, wah, anak Mami sudah cantik. Semangat sekali mau belajar,” puji Ana—yang sedang menggendong Sagara. Sagara tampak sedang memilin rambut neneknya yang terurai sembari terkekeh geli. Akhir pekan itu, Ana memilih mengasuh cucunya di rumah. Sebuah hobi baru di mana ia bisa mengajak main Sagara. Bukan shopping atau pergi ke spa bersama teman sosialita.U

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 130

    “Apa yang kaulakukan?”Mita melayangkan tatapan menghunus tajam pada sosok pria tampan yang secara tiba-tiba memasuki kamarnya saat tengah malam. “Aku kangen, Mit,” jawab pria itu seraya mengayunkan langkah kaki jenjangnya menuju wanita berpenampilan seksi di depannya. Pria berwajah oriental itu memangkas jarak di antara mereka. Pria tampan itu menelan salivanya saat melihat Mita dalam balutan gaun malam yang menerawang dan menempel di tubuhnya. Warna putih gading gaun itu menyatu dengan kulit tubuhnya yang putih dan mulus.Rasanya, pria itu ingin mengupas dan merobek gaun itu dengan tidak sabaran.Semenjak pernah berbagi kehangatan dengan Mita, Satria menjadi ketagihan pada tubuh wanita itu. Apalagi merasakan wanita bersuami di mana menjadi sebuah tantangan tersendiri baginya. Dadanya terasa berdebar-debar tak karuan. Namun sensasinya terasa nikmat.Menyadari tatapan Satria, Mita buru-buru menyilangkan ke dua tangannya di depan dadanya. Perasaannya tak enak. Apalagi Danar sedang ber

DMCA.com Protection Status