Share

Bab 52

Author: Merisa storia
last update Huling Na-update: 2025-03-20 16:44:14

Gavin menurunkan ponselnya dengan tangan gemetar. Wajahnya tampak pucat, tatapannya kosong ke depan.

"Ada apa, Gavin?" tanya Livia setelah melihat perubahan ekspresi Gavin. "Siapa yang menelepon?"

"Mamaku," jawab Gavin dengan suara pelan. "Papaku ... dia pingsan. Mereka sedang dalam perjalanan ke Rumah Sakit."

"Ya Tuhan," Livia menutup mulutnya dengan tangan. "Kenapa bisa?"

Gavin menatap Livia dengan mata berkaca-kaca. "Bella. Dia pergi ke rumah orang tuaku dan memberitahu mereka tentang ... tentang kita."

Livia tersentak, menyadari implikasi dari perkataan Gavin. "Papamu ... penyakit jantungnya kambuh karena berita itu?"

Gavin tidak menjawab, hanya mengangguk lemah. Dengan gerakan cepat, dia memutar kemudi mobilnya, berbalik arah.

"Kita harus segera ke sana," gumamnya, mempercepat laju mobilnya.

Livia duduk tegang di kursi samping, perasaan bersalah membuncah di dadanya. Tangannya bergerak secara otomatis ke perut, seolah melindungi bayi yang dikandungnya.

"Gavin," Livia berkata lemb
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Max Win
monyet parah woi knp mati sih prah kau thur sumpah
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 53

    Livia menatap kosong ke dinding rumah sakit sementara Gavin masih terpekur di samping jenazah ayahnya. Tangan Livia gemetar ketika merogoh saku untuk mengambil ponsel. Dengan jari-jari yang terasa kaku, dia mencari kontak Elena, sahabatnya."Halo, Elena?" suaranya serak, nyaris tak terdengar."Livia? Ada apa? Kau terdengar aneh," suara Elena terdengar khawatir di seberang telepon."Bisakah kamu datang ke Rumah Sakit Medika sekarang? Lantai dua, Unit Gawat Darurat." Livia berusaha mengendalikan getaran dalam suaranya. "Ayah Gavin ... baru saja meninggal.""Ya Tuhan," Elena terkesiap. "Aku akan segera ke sana. Tunggu aku."Livia mematikan telepon dan kembali bersandar di dinding. Pipinya masih terasa panas bekas tamparan Bu Lina. Dia mengusap perutnya yang mulai membuncit, seolah menenangkan janin di dalamnya. Air matanya jatuh tanpa suara, memikirkan kekacauan yang terjadi.Dua puluh menit kemudian, Elena muncul di lorong rumah sakit, napasnya terengah. Matanya langsung mencari sosok

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 54

    Seusai pemakaman, Bu Lina, Gavin, serta orang tua Bella kembali ke kediaman Lysandros. Para pelayat lain mulai berpamitan satu per satu, menyisakan keluarga inti yang masih dirundung duka."Sekarang, bisakah kalian jelaskan apa yang terjadi?" tanya Pak Sugeng setelah mereka duduk di ruang keluarga. "Kemana putri kami?"Bu Lina menatap Gavin sekilas sebelum menghela napas panjang. "Pak Sugeng, Bu Ami .... Sebenarnya, ada masalah antara Gavin dan Bella.""Masalah apa?" tuntut Bu Ami, wajahnya menunjukkan kekhawatiran. "Kenapa sampai Bella tidak datang ke pemakaman?"Bu Lina mengusap air mata yang kembali menggenang di pelupuk matanya. "Bella ... dia kemari kemarin. Dia sangat marah. Dia memberitahu kami bahwa Gavin—""Sudah cukup, Ma," potong Gavin dengan suara tegas. "Biar aku yang jelaskan."Gavin menatap kedua mertuanya dengan pandangan lelah. "Pak, Bu, aku tahu ini akan sulit didengar. Tapi ini kenyataannya." Gavin menarik napas dalam-dalam. "Aku ... menghamili wanita lain."Pasanga

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 55

    Daniel keluar dari apartemennya dengan perasaan kesal, meninggalkan Bella sendirian dengan tangisannya. Di lorong, ia mengacak rambutnya dengan frustrasi dan menggeram tertahan."Dasar bodoh!" umpatnya pada dirinya sendiri saat menekan tombol lift. "Bagaimana bisa dia melepaskan Gavin begitu saja?"Lift terbuka dan Daniel masuk, menekan tombol lantai dasar dengan kasar. "Padahal kalau dia mau sedikit berpikir," gerutunya lagi sambil menyandarkan punggung ke dinding lift, "dia bisa menguras semua harta keluarga Lysandros, bahkan menguasainya. Perceraian hanya bisa memberikan separuh harta Gavin saja."Daniel melangkah keluar dari gedung apartemen dan menghirup udara segar. Langit pagi bersinar terang, dan ia memutuskan untuk pergi ke taman kecil tak jauh dari sana. Pikirannya berkecamuk, sebagian kesal pada Bella, sebagian lagi khawatir tentang nasibnya sendiri jika Bella benar-benar bercerai dari Gavin.Taman itu tidak terlalu ramai. Beberapa anak bermain di area bermain, sementara

    Huling Na-update : 2025-03-21
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 56

    Mendengar keributan di depan kediaman gavin, beberapa pelayan keluar dari pintu utama. Wajah mereka tegang dan tidak nyaman."Kalian!" Bella menatap para pelayan dengan murka. "Kalian yang melakukan ini? Berani-beraninya kalian memperlakukan barang-barangku seperti ini!"Mbok Dharmi, kepala pelayan yang sudah bekerja di keluarga Lysandros sejak Gavin masih kecil, melangkah maju dengan tenang. "Bukan kami, Nyonya. Tuan Gavin sendiri yang melakukannya.""Bohong!" Bella meraih sebuah vas kecil dari meja teras dan melemparkannya ke lantai. Vas itu pecah berkeping-keping, membuat para pelayan terlonjak. "Gavin tidak mungkin melakukan ini!""Tapi memang benar, Nyonya," Mbok Dharmi tetap berbicara dengan tenang meski matanya memancarkan kesedihan. "Tuan Gavin sendiri yang mengosongkan lemari Anda dan melemparkan semua barang Anda ke sini."Suara ribut-ribut di teras depan menarik perhatian Gavin yang sedang berada di ruang kerjanya. Ia mendengar teriakan Bella yang nyaring, disusul dengan su

    Huling Na-update : 2025-03-22
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 57

    Bella memarkirkan mobilnya dengan kasar di depan apartemen Daniel, nyaris menabrak pembatas parkir. Dengan langkah menghentak, ia menyeret kopernya menuju lift, mengabaikan tatapan penasaran dari penghuni lain.Setibanya di apartemen, ia membanting pintu hingga tertutup, membuat Daniel yang sedang menonton televisi terlonjak kaget."Hei, hati-hati dengan pintunya!" protes Daniel, matanya melebar melihat koper dan tas yang dibawa Bella. "Apa yang terjadi?""Gavin mengusirku!" Bella melemparkan tasnya ke sofa. "Dia membuang semua barangku ke teras seperti sampah! Dia bilang akan menceraikanku!"Daniel bangkit dari sofanya, wajahnya menunjukkan kekesalan yang tidak disembunyikan. "Apa? Dia menceraikanmu?! Bagaimana bisa kamu membiarkan itu terjadi?!""Membiarkan?!" Bella menatap Daniel tidak percaya. "Menurutmu aku mau diceraikan?! Aku sudah mencoba berbicara baik-baik, tapi dia tidak mau mendengar!""Kamu pasti tidak melakukannya dengan benar," Daniel mengacak rambutnya frustrasi. "Asta

    Huling Na-update : 2025-03-22
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 58

    Keesokan harinya, langit Jakarta tampak cerah. Sinar matahari merambat masuk melalui celah tirai apartemen Daniel yang tidak tertutup rapat. Bella yang masih terbaring lelap di ranjang terbangun oleh dering ponselnya yang nyaring. Dengan enggan, ia meraba-raba nakas di samping tempat tidur, mencari sumber suara tersebut.Nama "Ayah" muncul di layar ponselnya. Jantung Bella seketika berdebar kencang. Ia tidak menyangka ayahnya akan menelepon sepagi ini. Dengan ragu, ia menggeser tombol hijau di layar."Halo, Papa," sapa Bella, berusaha terdengar seceria mungkin."Bella, kamu di mana sekarang? Mengapa baru menjawab panggilan Papa?!" suara Pak Sugeng terdengar tegas dan sedikit kesal di seberang telepon.Bella melirik ke arah Daniel yang masih tertidur di sampingnya. Otaknya berputar cepat mencari alasan. "Aku ... aku sedang di rumah Maria, Pa. Ada apa?""Jangan bohong!" bentak Pak Sugeng. "Ibunya Maria baru saja menelepon Mamamu, menanyakan kabarmu. Jadi, di mana kamu sebenarnya?"Bella

    Huling Na-update : 2025-03-22
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 59

    Malam hari tiba dengan cepat. Bella bersiap-siap untuk pulang ke rumah orang tuanya. Ia memilih gaun sederhana namun elegan, mencoba terlihat sebaik mungkin untuk menghadapi amarah ayahnya yang sudah bisa ia prediksi.Saat ia selesai berdandan, Daniel baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya. Tubuhnya yang atletis masih basah, air menetes dari rambutnya yang belum kering. Bella tidak bisa mengalihkan pandangannya."Sudah mau berangkat?" tanya Daniel, berjalan mendekati Bella dengan senyum menggoda."Ya," jawab Bella, merasakan desiran di tubuhnya saat Daniel semakin mendekat. "Aku sebaiknya tidak membuat mereka menunggu lebih lama."Daniel meraih pinggang Bella, menariknya mendekat hingga tubuh mereka bersentuhan. "Kamu yakin tidak ingin tinggal sebentar lagi?" bisiknya di telinga Bella.Bella merasakan kehangatan tubuh Daniel yang setengah telanjang, aroma sabun yang maskulin, dan napas hangat yang menerpa lehernya. Godaan itu terlalu kuat untuk dit

    Huling Na-update : 2025-03-23
  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 60

    "Bukan seperti itu, Pa, Ma," Bella mulai terisak, berusaha terlihat menyedihkan untuk mendapatkan simpati. "Gavin yang berselingkuh duluan. Aku melihatnya bersama wanita lain di rumah sakit. Mereka terlihat sangat dekat, dan Gavin bahkan tidak membantah saat kutanyakan.""Bohong!" Pak Sugeng menggeram. "Gavin mengaku mempunyai bukti perselingkuhanmu berupa rekaman CCTV!"Wajah Bella memucat. Tapi ia tidak yakin Gavin memiliki bukti-bukti rekaman CCTV tersebut karena ia sudah memutus semua CCTV saat dulu Daniel seringkali masuk ke kamarnya."Kenapa, Bella?" tanya Bu Ami lirih, air mata juga mengalir di pipinya. "Kenapa kamu melakukan ini pada Gavin? Pada keluarga Lysandros yang selalu baik kepada kita?""Aku ... aku kesepian, Bu," akhirnya Bella berkata jujur. "Gavin selalu sibuk bekerja. Aku butuh perhatian, butuh kasih sayang.""Jadi itu alasanmu berselingkuh?!" Pak Sugeng mendengus tidak percaya. "Demi Tuhan, Bella! Gavin memberikan segalanya untukmu! Rumah mewah, mobil, perhiasan,

    Huling Na-update : 2025-03-23

Pinakabagong kabanata

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 83

    Tanpa terasa hari sudah malam, dan aroma masakan lezat menguar dari dapur rumah mewah itu. Livia dan Elena duduk bersisian di meja makan besar yang terlihat terlalu luas untuk hanya ditempati dua orang. Amina dan dua pelayan lainnya sibuk menata hidangan di atas meja—nasi putih yang masih mengepul, ayam panggang dengan saus krim jamur, tumis sayuran segar, dan sup krim asparagus yang menggoda selera."Selamat menikmati, Nyonya, Nona," ujar Amina setelah selesai menata semua hidangan. Ia dan dua pelayan lainnya membungkuk hormat sebelum bergegas keluar dari ruang makan, memberikan privasi bagi kedua wanita itu.Elena menatap makanan di hadapannya dengan mata berbinar. Ia mengambil garpu dan memutar-mutarnya di antara jemarinya. "Aku tidak menyangka hidup kita akan berubah drastis seperti ini, Liv," ucapnya sambil menusuk sepotong ayam panggang. "Dari apartemen kecil kita dengan mie instan sebagai menu favorit, kini tinggal di rumah mewah dengan pelayan dan makanan seperti di restoran b

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 82

    Livia melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai, tangannya masih gemetar. Elena mengikuti dari belakang sambil sesekali menoleh ke arah Dika yang berjalan dengan langkah tegap dan waspada. Aura profesional menguar dari setiap gerak-gerik pria itu, matanya tajam menyapu sekeliling, memastikan tidak ada ancaman lain yang tersisa."Silakan duduk," ujar Livia lembut seraya menunjuk sofa besar berwarna krem di ruang tamu. Dika mengangguk singkat. "Terima kasih, Nyonya," jawabnya formal sambil duduk di ujung sofa, posturnya tetap tegak meski sedang duduk. Matanya masih waspada, menilai setiap sudut ruangan.Elena menghampiri Livia dan berbisik, "Kau tidak apa-apa? Perlu kuambilkan minum?"Livia menggeleng pelan. "Aku perlu bicara dengan Gavin," ucapnya sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya. Jemarinya yang masih sedikit gemetar menekan nama Gavin pada layar sentuh.Sementara Livia menelepon, Elena duduk di sofa seberang Dika, sesekali mencuri pandang pada pria yang tampak fokus

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 81

    Elena mengepalkan tangannya, berusaha tetap tenang meski emosinya mulai terpancing. "Nyonya Bella, aku tidak tahu apa yang Anda bicarakan, tapi sebaiknya Anda pergi dari sini sebelum aku memanggil polisi."Bella tertawa sinis. "Oh, kau tahu persis siapa yang aku maksud. Si penggoda suami orang yang sekarang mengandung anak haram itu!"Pak Bambang bergegas menghampiri, berusaha menenangkan situasi. "Maaf, Nyonya, tapi Anda tidak bisa masuk ke area ini tanpa izin. Silakan—""Diam!" bentak Bella pada petugas itu, matanya tetap tertuju pada Elena. "Di mana pelacur itu? KATAKAN PADAKU!"Elena melangkah maju, berdiri menantang. "Nyonya Bella, kau harus pergi. Ini tidak akan menyelesaikan apapun.""Jangan berani-berani menghalangiku!" Bella mendorong Elena dengan kasar, membuat wanita itu tersungkur ke tanah.Keributan itu terdengar oleh Livia yang saat itu tengah duduk di ruang televisi. Ia keluar dengan wajah pucat.Mata Bella langsung menangkap sosok Livia yang berdiri di teras rumah, sat

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 80

    Elena menyetir mobil Toyota Corolla 2010 miliknya dengan hati-hati menembus kemacetan Jakarta yang mulai padat. Radio memutar lagu-lagu pop yang menjadi favoritnya."Setidaknya dia aman di rumah itu," gumam Elena. "Bella pasti tidak akan tahu di mana Livia tinggal."Perjalanan dari rumah Livia ke kantor memakan waktu hampir satu jam karena macet, namun Elena tidak keberatan. Rasa lega mengetahui sahabatnya aman jauh mengalahkan kelelahan akibat perjalanan panjang.Tiba di area parkir Lysandros Group, Elena memarkirkan mobilnya dengan hati-hati. Dari kejauhan, ia bisa melihat sekelompok karyawan wanita berkumpul di dekat lobi, berbisik-bisik sembari sesekali tertawa.Saat Elena melewati mereka, potongan percakapan mereka terdengar jelas."... katanya sidang perceraiannya kemarin.""Dengar-dengar, Pak Gavin yang menggugat cerai.""Wah, bos kita jadi duda nih. Kesempatan dong!"Elena menggeleng-gelengkan kepala, memilih untuk mengabaikan gosip tersebut dan langsung menuju lift. Di dalam

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 79

    Keesokan harinya, mentari Jakarta baru saja mengintip dari ufuk timur ketika Gavin sudah bersiap untuk kembali ke Singapura. Koper hitam elegannya telah tertata rapi di dekat pintu. Pria itu mengenakan kemeja biru muda yang dipadukan dengan celana bahan berwarna gelap, simpel namun tetap memancarkan aura maskulin dan wibawa yang tidak terbantahkan."Penerbangan pukul 10 sudah menunggu," ujarnya pada Livia yang berdiri di dekat tangga. "Aku harus kembali ke kantor untuk mengurus beberapa hal penting. Ekspansi bisnis di Singapura tidak bisa aku tinggalkan terlalu lama."Livia mengangguk pelan, jemarinya menggenggam ujung cardigan kremnya. Ada kekhawatiran yang tidak dapat disembunyikan dari matanya yang redup. "Kapan kamu akan kembali?""Paling lambat dua minggu lagi, tepat sebelum sidang terakhir," Gavin meletakkan kedua tangannya di bahu Livia, menatapnya dengan lekat. "Kamu jangan khawatir. Aku sudah menugaskan pengawal profesional yang akan menjagamu 24 jam. Mereka akan tiba sore in

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 78

    Vanya tampak sedikit gugup, tidak menyangka pihak Gavin memiliki bukti sebanyak itu. "Yang Mulia, kami perlu waktu untuk memeriksa bukti-bukti ini sebelum memberikan tanggapan."Hakim mengangguk. "Baiklah, sidang akan ditunda selama 30 menit untuk memberikan kesempatan kepada kuasa hukum termohon memeriksa bukti yang diajukan pemohon."Setelah jeda, sidang kembali dilanjutkan. Vanya tampak lebih tenang, meski ada kekhawatiran di wajahnya."Yang Mulia, meskipun ada beberapa bukti yang diajukan pihak pemohon, klien kami tetap menolak perceraian ini dan mengusulkan untuk melakukan mediasi terlebih dahulu," ujar Vanya.Hakim beralih pada Gavin. "Tuan Lysandros, bagaimana tanggapan Anda terhadap usulan mediasi?"Gavin berdiri dengan ekspresi tegas. "Yang Mulia, dengan segala hormat, saya menolak mediasi. Pernikahan ini sudah tidak dapat diselamatkan. Kepercayaan sudah hancur, dan kami telah hidup terpisah selama lebih dari enam bulan." Bella mendengus keras, matanya menyala penuh kebencia

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 77

    Dua minggu berlalu dengan cepat. Pagi itu, cahaya matahari Jakarta menembus jendela kamar Livia, membangunkannya dari tidur yang tidak nyenyak. Ia melirik jam di dinding—pukul 6 pagi. Hari ini adalah hari persidangan perceraian Gavin dan Bella.Livia bangkit perlahan, merasakan tendangan lembut dari perutnya yang kini semakin membesar. "Selamat pagi juga, sayang," bisiknya sambil mengelus perutnya.Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya. "Nona Livia? Tuan Gavin sudah datang. Beliau menunggu di ruang makan," suara Amina terdengar dari balik pintu."Baik, Mbak. Terima kasih. Saya akan segera turun."Sebelum menghadapi persidangan yang pastinya akan rumit, Gavin mampir untuk menemui Livia pagi ini. Livia bergegas mandi dan bersiap, memilih gaun sederhana berwarna biru muda yang cukup longgar untuk menutupi perutnya. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum melangkah keluar kamar.Di ruang makan, Gavin duduk sembari menikmati secangkir kopi. Pria tampan itu mengenakan setelan jas fo

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 76

    Setelah menutup telepon, Livia masih duduk termenung di tepi tempat tidur. Perubahan hidupnya begitu drastis dan tiba-tiba, membuatnya kadang merasa seperti sedang bermimpi.Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. "Liv? Boleh aku masuk?" suara Elena terdengar dari balik pintu."Tentu, El. Masuklah."Elena masuk dengan menenteng dua cangkir teh hangat. "Barusan Mbak Amina membuatkan kita ini." Ia menyodorkan salah satu cangkir kepada Livia."Terima kasih," Livia menerima cangkir itu, menghirup aromanya yang menenangkan. "Sudah mencoba kasurmu? Empuk sekali, kan?"Elena terkekeh, duduk di sebelah Livia. "Seperti tidur di atas awan," jawabnya sambil menyeruput tehnya perlahan. "Tadi kamu menelepon Gavin?"Livia mengangguk. "Dia menyarankan agar aku berhenti bekerja, tapi aku bilang aku ingin tetap bekerja sampai kandunganku berusia enam bulan.""Dan dia setuju?""Iya, meski tampak sedikit khawatir."Elena menatap sekeliling kamar mewah itu, lalu kembali menatap Livia dengan senyum

  • Dicampakkan Calon Suami, Dikejar Tuan Kaya Raya   Bab 75

    Belum sempat Livia dan Elena menjelajahi rumah baru mereka, sebuah suara lembut mengalihkan perhatian keduanya. "Selamat malam, Nona." Seorang wanita dengan senyum ramah berdiri di ambang pintu ruang tengah. Ia mengenakan seragam pelayan berwarna abu-abu dengan celemek putih bersih. Rambutnya yang mulai beruban diikat rapi ke belakang. "Tuan Gavin sudah memberitahu kedatangan Nona-nona malam ini," wanita itu membungkuk sopan. "Mari, saya tunjukkan kamar yang sudah saya persiapkan untuk Nona-nona." Elena melirik Livia, alisnya terangkat takjub. "Kita bahkan punya pelayan pribadi?" bisiknya. Amina menuntun mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Koridor dengan dinding putih bersih dan beberapa lukisan pemandangan terbentang di hadapan mereka. "Ada empat kamar tidur di lantai ini," jelas Amina sembari berjalan. "Dua kamar menghadap ke depan dengan pemandangan taman depan dan samping, dua lainnya menghadap ke belakang dengan pemandangan taman belakang. Semua kamar memiliki ka

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status