Share

Bab 4

Author: Adinasya Mahila
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Paman!” Nona langsung berdiri begitu melihat Prabu datang.

“Ada apa? Kenapa penampilanmu tampak berantakan seperti ini?” tanya Prabu begitu berhadapan dengan sang keponakan.

Prabu pun mengajak Nona untuk duduk dulu, bahkan meminta sekretarisnya untuk membuatkan minuman.

“Ada Apa? Rafa menyakitimu lagi?” tanya Prabu menebak, seolah sudah biasa mendengar hal itu.

Nona menunduk karena merasa malu sebab dulu sering membantah apa yang diperingatkan sang paman, menyesal karena semua perkataan pamannya itu benar.

“Maaf Paman karena tidak mempercayaimu. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana sekarang,” ujar Nona. Air matanya kembali menetes di pipi, kesedihan kini benar-benar sedang membelenggunya.

Prabu menghela napas kasar, lantas mengambil tisu dan memberikan ke Nona.

“Coba ceritakan apa yang terjadi kepada Paman,” kata Prabu sambil menyodorkan lembaran berwarna putih itu ke sang ponakan.

Nona pun mengambil tisu itu, lantas menceritakan semua yang terjadi, termasuk perselingkuhan juga pengakuan Rafa jika hanya memanfaatkannya saja. Bahkan jika sekarang Nona diusir dan akan diceraikan. Prabu sangat terkejut mendengar cerita Nona, dia ikut geram karena Rafa benar-benar sudah kelewatan.

“Aku sudah tidak tahu lagi harus ke mana, Paman. Aku tidak punya rumah untuk pulang,” ujar Nona di sela isak tangisnya.

Prabu juga tidak bisa berbuat banyak jika sudah seperti ini, hingga akhirnya meminta Nona untuk tinggal sementara di tempatnya.

“Daripada kamu tinggal di tempat yang tidak jelas, lebih baik kamu di tempat paman dulu,” ucap Prabu menawari.

“Apa tidak akan merepotkan Paman?” tanya Nona sedikit ragu.

“Tentu saja tidak,” jawab Prabu meyakinkan, hingga akhirnya Nona setuju.

“Setelah aku dapat pekerjaan, aku janji akan segera pindah,” ucap Nona yang tidak enak hati dan sedikit malu meminta bantuan Prabu.

“Kamu jangan memikirkan itu dulu, yang terpenting sekarang kamu memiliki tempat tinggal,” ujar Prabu yang memahami kesedihan Nona saat ini meski dia sendiri pun sedang ditimpa masalah.

**

Di kantornya, Segara bertemu dengan Nic–ayahnya. Nic datang ke kantor karena ingin membahas hal penting dengan putranya itu.

“Kenapa Papa datang ke sini?” tanya Segara saat sudah duduk bersamaa Nic.

Nic memperhatikan Segara yang terlihat santai dan tenang, tidak menyangka jika putranya akan berubah sedrastis ini. Ternyata Nic diam-diam menyelidiki apa yang dilakukan Segara. Putranya itu semakin lama semakin menghindari interaksi dengan keluarga, hingga membuat Nic curiga. Tabiat Segara menjadi buruk, membuat Nic semakin cemas dengan kondisi mental salah satu putra kembarnya itu.

“Ga, katakan ke papa yang sejujurnya. Apa benar kamu selama ini sering bermain-main dengan wanita bayaran?” tanya Nic menyelidik, ditatapnya sang putra yang duduk di hadapannya.

Segara cukup kaget mendengar pertanyaan Nic, tapi pria itu mencoba tenang dan tidak menunjukkan rasa terkejutnya sama sekali.

“Jawab! Apa kamu sekarang suka bermain wanita?” Suara Nic meninggi karena Segara tidak menjawab pertanyaannya. Ditatapnya Segara yang terlihat tenang dan tidak merasa takut sama sekali.

“Ya,” jawab Segara singkat, bahkan tampak sangat santai hingga membuat Nic geram.

Nic terperangah mendengar jawaban Segara, tidak menyangka kalau putranya akan mengaku begitu saja, serta tidak mengelak sama sekali.

“Apa kamu sadar dengan yang sudah kamu lakukan, hah? Sikapmu kali ini benar-benar sudah keterlaluan! Hentikan semua kegilaan ini, jika kamu masih ingin aku anggap anak! Jika kamu tidak mau berhenti bermain-main dengan wanita tidak benar, maka aku akan mencoretmu dari daftar keluarga! Aku tidak akan pernah menganggapmu anak lagi!” Murka Nic karena mengetahui kelakuan putranya.

Bukannya takut, Segara malah tersenyum mencibir kemudian menyindir ayahnya itu.

“Memamg aku anak Papa? Bukankah anak Papa hanya Biru?”

Nic terkejut dan bingung, kenapa Segara sampai bicara demikian. Semua orang tidak pernah tahu kalau Segara sebenarnya menyukai Senja-calon adik ipar yang merupakan anak angkat Nic dan Mina, mereka hanya tahu kalau Segara menyayangi Senja sebatas adik, beda dengan Biru yang memang sejak awal tidak mengakui Senja sebagai adik. Sampai akhirnya mereka pun tidak tahu kalau perubahan Segara diakibatkan karena Senja yang akan menikah dengan Biru.

“Apa yang kamu katakan, hah?” Nic masih emosi karena pengakuan Segara.

“Coba Papa yang pikirkan baik-baik,” ucap Segara begitu santai.

Nic sampai mengepalkan telapak tangan, benar-benar tidak menyangka kalau Segara akan berubah menjadi pria dingin dan pembangkang.

“Aku tidak ingin berdebat denganmu, hanya saja aku ingin kamu menghentikan semua perbuatan gilamu ini. Stop tidur dan bergonta-ganti wanita. Kamu lebih baik mencari pendamping hidup, yang benar-benar mau bersamamu!” Nic mencoba menyudahi perdebatan yang dia mulai sendiri.

“Aku belum memikirkan sampai ke sana, aku masih ingin menikmati hidupku. Berhentilah menasihati dan mengekang, jangan lagi ikut campur urusanku!” Segara mengakhiri perdebatan mereka, dengan cara meminta ayahnya diam dan tidak lagi mendebat dirinya.

Nic benar-benar pusing karena kelakuan Segara, tidak menyangka tabiat Segara bisa berubah dan sangat bertolak belakang dari sebelumnya.

_

Setelah ayahnya pergi, Segara memilih pulang ke rumahnya. Dia memang tinggal sendiri dan memilih memisahkan diri sejak Biru dan Senja mendeklarasikan hubungan. Bukankah dia akan tersiksa jika masih tinggal satu rumah dengan mereka. Cinta yang bertepuk sebelah tangan, kemudian sang pujaan hati memilih saudara kembarnya, itu sangat melukai hati Segara.

Segara melepas jas dan dasi lantas meletakkan di sandaran sofa. Dia pergi ke dapur untuk menyeduh secangkir kopi, saat menunggu air mendidih, Segara tiba-tiba mengingat Nona yang tadi ditemuinya di depan ruangan Prabu.

“Wanita itu? Siapa dia?” Segara tiba-tiba memikirkan Nona yang baru sekali ditemuinya.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kalau memang suka harus nya ngomong bukan malah diem aja, kalau udah begini yang di salahin malah orang lain
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
ya mungkin senja emang suka nya sama biru kan GK bisa dipaksakan juga segara
goodnovel comment avatar
Wida
segara mah aneh dia yg slah gk mau ngakui perasaannya k senja tp yg d slahin orng lain gk peka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 5

    Setelah mengusir Nona, Rafa mendaftarkan perceraiannya. Dia benar-benar bertekad menceraikan wanita malang itu, setelah mendapatkan apa yang diinginkan.“Ingat, kamu jangan mempersulitku. Jangan pula meminta harta gono-gini. Aku selama ini sudah menghidupimu anggap itu sebagai ganti rugi, lagi pula aku sudah banyak mengeluarkan uang untukmu!” Rafa bicara dengan penuh penegasan. Dia tidak mau ada kendala dalam proses perceraiannya dengan Nona.Nona hanya menatap Rafa dengan tatapan benci. Pria itu mengundangnya dan hanya ingin menekankan hal itu kepadanya. Meski Nona sekarang dalam posisi titik terendah, tapi tak lantas membuatnya berniat mengemis ke pria itu.“Apa kamu tuli, hah? Kenapa tidak jawab?” Rafa membentak karena Nona hanya diam.Rafa selama ini tidak pernah mencintai Nona. Dia pura-pura mencintai dan memikat hati Nona agar bisa menikahi wanita itu. Rafa melakukan itu karena Nona adalah putri tunggal seorang pengusaha. Pria itu menikahi Nona hanya untuk memanfaatkan dan menda

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 6

    Nona terlihat ketakutan saat Segara meminta Prabu dan Emir meninggalkan mereka, dia mengepalkan tangannya yang gemetaran dan menyembunyikannya di sisi badan.“Paman!” Nona mencegah Prabu pergi, tapi sang paman malah melengos mengabaikan. Pria itu dan Emir keluar dari ruangan, meninggalkan Nona bersama Segara sendirian.“Kamu tahu berapa hutang pamanmu kepadaku?” tanya Segara saat pintu sudah ditutup oleh Emir.Nona menggelengkan kepala karena jelas tidak tahu tentang urusan pribadi Prabu.“Hutang pamanmu, tidak sebanding dengan tubuhmu. Aku merasa heran karena dia ingin menukarmu untuk membalas hutangnya. Memangnya kamu masih perawan?” tanya Segara. Ucapannya itu cukup menohok hati Nona.Wanita itu pun membulatkan bola mata lebar mendengar pertanyaan Segara. Hingga kemudian menjawab, “Aku sudah pernah menikah.”Nona merasa Segara menjatuhkan harga dirinya dengan melontarkan pertanyaan itu, tapi Segara malah tertawa mengejek mendengar jawabannya.“Ternyata kamu janda.” Terlihat jelas

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 7

    Hari berikutnya. Nona terkejut melihat Emir datang ke rumah Prabu pagi-pagi. Belum lagi kedatangan pria itu ke sana ternyata untuk menjemputnya. “Kamu bersikaplah yang baik, jangan membuat malu!” pinta Prabu yang hari itu memang sengaja berangkat siang agar bisa bertemu Emir.“Aku tidak mau pergi dengan pria itu, Paman.” Nona ingin menolak, tapi Prabu langsung melotot. “Kamu tidak bisa menolak atau membantah, apa kamu lupa dengan apa yang aku bicarakan kemarin!” Prabu mengingatkan perdebatan yang sempat terjadi di antara mereka.Nona diam tak bersuara, akhirnya dia pun mengikuti perintah Prabu. Arum—istri Prabu tampak keheranan karena Nona dijemput Emir sepagi ini, sedangkan Sandra—sepupu Nona, juga bingung kenapa Nona dijemput menggunakan unit sedan mewah. Belum lagi Prabu tampak begitu hormat ke Emir, membuat Arum semakim bertanya-tanya siapa gerangan pria itu. Namun, dia dan sang putri tak berani mendekat, mereka banya bisa memandang dari depan pintu.“Ingat, jaga sikapmu,” ucap

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 8

    Setelah memilih baju yang pas dikenakan, Nona kini berada di mobil bersama Segara. Wanita itu memerhatikan jalanan yang dilewati, dahinya berkerut halus karena jalan itu tidak mengarah ke rumah Prabu.“Kita mau ke mana lagi? Ini bukan jalan menuju rumah Paman. Bukankah kamu bilang kita akan pulang?” tanya Nona keheranan.“Tidak ada yang bilang kamu akan pulang ke rumah pamanmu.” Hanya kalimat itu yang terlontar dari bibir Segara.Nona semakin bingung, kenapa Segara bicara ambigu. Kalau tidak ke rumah Prabu, lalu ke mana pria sombong ini akan membawanya. Namun, tak berselang lama pertanyaan Nona itu terjawab. “Ini rumah siapa?”“Rumahku,” jawab Segara singkat.Nona menatap rumah besar itu, dan berpikir pasti banyak yang tinggal di sana.“Kamu tinggal bersama orangtuamu? Kenapa mengajakku ke sini?” tanya Nona lagi.“Aku tinggal sendiri,” jawab Segara sambil memarkirkan mobilnya.Nona melongo mengetahui Segara tinggal di rumah sebesar itu sendirian. Ia pun kembali bertanya,“Maksudmu ben

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 9

    Segara menoleh Nona mendengar pertanyaan Mina. Dia memulas senyum, lantas mengulurkan tangan ke wanita yang dibawanya ke rumah itu.Nona memandang tangan Segara yang terulur ke arahnya dengan ragu, tapi kemudian menyambutnya karena tidak mungkin menolak, hingga akhirnya Nona berdiri sejajar dengan Segara.“Perkenalkan, Ma. Ini Nona, calon istriku,” ucap Segara memperkenalkan Nona ke sang mama dan juga seluruh anggota keluarga.Seluruh anggota keluarga pun kaget, mereka tidak pernah tahu kalau Segara memiliki pacar, tapi sekarang malah pulang memperkenalkan calon istri.Nona hanya mengulas senyum, kemudian mengangguk pelan ke arah keluarga Segara sebagai rasa hormatnya.Segara melirik Senja, terlihat senyum sinis di wajah ketika melihat Senja melongo karena melihatnya pulang membawa calon istri.Mina tidak berpikir berlebih, malah tersenyum dan menyambut hangat kedatangan Nona.“Ayo masuk!” ajak Mina dengan ramah, karena semua orang sudah menunggu dan siap untuk makan malam sambil memb

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 10

    Setelah makan malam selesai dan satu persatu keluarga pergi dari rumah, Biru nampak terdiam menatap fotonya dengan Segara saat masih kecil. Di sana mereka terlihat saling merangkul dan tertawa lepas dan sangat bahagia.Nic melihat Biru yang berdiri termangu. Hingga kemudian mendekat dan berdiri di samping putranya itu.“Sedang mengenang masa lalu?” tanya Nic sambil melirik Biru.“Hem … “ jawab Biru kemudian diam cukup lama, sebelum kembali buka suara. “Menurut Papa, apa aku egois?” “Kenapa kamu bertanya seperti itu?” Nic mengerutkan dahi keheranan.Biru tersenyum getir, hingga kemudian menjawab, “Aku sudah membuat hati Segara terluka. Aku tahu Segara menyukai Senja, tapi aku malah akan menikahinya.”Nic tentu saja sangat terkejut mendengar ucapan Biru, padahal selama ini dia pikir Biru tidak tahu tentang perasaan Segara ke Senja.“Sekarang, ingin mundur pun aku tidak bisa, semua sudah berjalan sejauh ini. Aku tidak mungkin memutuskan pernikahan dengan Senja, karena itu pasti akan mel

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 11

    “Apa Nona sudah kenal lama dengan Pak Segara?” tanya Karin ke Rafa. Mereka masih memperhatikan ke arah Segara mengajak pergi Nona.“Mungkin. Kalau tidak, mana mungkin orang penting seperti Pak Segara mau mengajak Nona pergi,” jawab Rafa.Sebenarnya mereka bingung dan menganggap kalau Segara sudah mengenal Nona sejak lama. Keduanya masih terus memperhatikan, masih banyak pertanyaan di kepala karena rasa penasaran yang mendera.Segara sendiri tidak mengenal dan tidak tahu siapa Rafa. Namun, saat melihat Nona yang menoleh ke arah pria itu, membuat Segara sadar kalau pria yang berdiri bersama wanita tadi pastilah mantan Nona.“Tidak usah menoleh!” Segara melarang Nona yang hendak menoleh ke belakang. Wanita itu pun akhirnya malah memandang ke arah Segara, melihat pria itu yang bicara tanpa menoleh ke arahnya.Segara membukakan pintu untuk Nona, memperlihatkan kalau dia perhatian kepada wanita itu. Nona pun masuk, berpikir apa yang akan dilakukan Segara setelah ini.“Kamu mau mengajakku

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 12

    Segara pulang setelah selesai memuaskan hasratnya ke wanita malam. Saat masuk ke rumah, Segara tiba-tiba melepas sepatunya sembarangan, lantas melempar serampangan.Pembantu rumah yang membukakan pintu untuk Segara pun keheranan, tumben-tumbenan majikannya itu melepas sepatu sebelum masuk kamar. Wanita itu pun hendak memungut sepatu Segara, tapi langsung dicegah oleh pria itu.“Jangan diambil, Mbok. Biar Nona saja yang memungutnya!” Segara bicara dengan lantang, membuat pembantunya urung mengambil sepatu yang tergeletak di lantai.“Di mana Nona?” tanyanya sambil mengedarkan pandangan.Belum juga pembantu rumahnya itu menjawab, Segara sudah lebih dulu memanggil-manggil nama Nona seperti orang kesurupan.Nona yang sedang berada di lantai atas pun bergegas turun saat mendengar suara Segara.Sesampainya di lantai bawah, Nona memandang Segara dengan tatapan heran. Segara melepas jasnya begitu melihat Nona, lantas memberikan jas itu ke tangannya.“Ini bawa ke belakang, sekalian sepatu itu b

Latest chapter

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 115 : Final

    Delapan bulan kemudian.Suasana sebuah rumah sakit tampak ramai seperti biasa. Di salah satu ruang inap yang ada di sana, Nona berbaring dengan wajah pucat dan tampak lemas karena baru saja melahirkan.Nona memandang orang-orang yang ada di ruangan bersamanya, meski dia lelah, tapi semua itu terbayarkan dengan melihat senyum orang-orang yang ada di sana, terutama Segara.“Dia menggemaskan, ‘kan?” tanya Segara ke Mina yang sedang menggendong anaknya dan Nona.“Iya, dia tampan sekali,” balas Mina dengan tatapan tidak teralihkan dari bayi yang ada di gendongan.Nona melahirkan anak laki-laki yang sangat tampan. Di saat Nona bahagia dengan kelahiran bayinya, ada Senja yang dua kali lipat merasakan kebahagiaan, sebab sebentar lagi dia bisa menikah dengan Biru.“Bisa tampan begini, dia mirip siapa ya?” Mina memperhatikan dengan seksama wajah cucunya.“Sepertinya mirip Nona dan Se

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 114

    Setelah makan siang di kantin. Nona kembali ke ruang kerja bersama Segara. Di sana dia duduk di sofa sambil memandang suaminya yang kini sudah fokus ke pekerjaan.“Apa benar kalau kamu yang melaporkan Austin ke polisi?” tanya Nona yang sejak tadi penasaran.“Bukan, aku hanya cepu,” jawab Segara dengan entengnya.Nona berdecak mendengar jawaban sang suami. “Itu sama saja,” balasnya gemas.Segara melirik Nona yang terlihat cemberut dan kesal karena ucapannya, hingga dia tersenyum-senyum dan membuat Nona akhirnya tertawa.“Oh ya. Tante Maya ingin pergi dari panti asuhan bu Dewi untuk melanjutkan hidupnya.”Segara mengerutkan kening menatap Nona sekilas, kemudian berkata, “Baguslah, setidaknya dia tidak patah semangat dan tidak terus bergantung kepada orang lain.”“Hem … meski sebenarnya aku merasa sangat kasihan, tapi mau bagaimana lagi,” ujar Nona sambi

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 113

    [Terima kasih Nona, karena kamu sudah mau membantu kami.][ Oh… ya apa mungkin kamu mau membeli rumah Papa? Kami akan menjual rumah itu untuk mencari rumah yang agak kecil ]Nona terdiam. Ia tiba-tiba saja merasa kasihan, tapi tidak mungkin bisa membantu dengan membeli rumah itu. Mencoba untuk bersikap biasa, Nona pun membalas pesan Sandra.[Bagaimana kondisi Paman?]Nona mengirimkan pesan itu dan menunggu jawaban dari sang sepupu, hingga beberapa saat kemudian Sandra membalas.[ Kondisi Papa sudah membaik setelah menjalani operasi.]Meski membenci prabu, tapi Nona merasa lega. Ia pun meminta Sandra untuk terus menjaga Prabu dengan baik.Segara yang baru selesai rapat tampak berjalan sambil memasukkan tangan kirinya ke saku celana. Ia pun menyapa Emir dan diberitahu kalau Nona ada di ruangan. Segara terlihat senang dan langsung masuk. Begitu melihat Nona yang sedang fokus menatap ponsel, pria itu pun mendekat dan langsung mereb

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 112

    Mata Nona langsung berbinar, dia senang mendengar kata rujak yang baru saja Senja ucapkan.“Kamu turun dulu, aku akan menyusul,” balas Nona.Senja mengangguk dan meninggalkan Nona lebih dulu. Kakak iparnya itu berniat pamit ke Segara.“Mama bikin rujak, aku mau ikut makan,” kata Nona tanpa mendekat karena takut ditahan oleh sang suami.“Tidak! kamu tidak boleh keluar dari sini. Kamu harus membayar hutang dulu,” balas Segara.“Tapi aku pengen banget. Kamu harus tahan dulu nafsumu, ini demi anak kita.”Setelah mengatakan itu, Nona pun kabur keluar kamar. Ia berjalan cepat takut jika sampai sang suami mencegah.Segara pun berteriak-teriak frustasi melihat Nona kabur, hingga akhirnya dia pun memilih keluar dari kamar dan menyusul Nona ke bawah.Segara ikut makan rujak, sengaja menunggui Nona agar cepat selesai dan segera kembali ke kamar.

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 111

    Hari Minggu pagi Nona memilih pergi ke rumah mertuanya bersama sang suami. Pembantu rumah mengatakan jika Mina dan Senja ada di belakang sedang berkebun, sehingga Nona pun memilih menyusul ke sana meninggalkan Segara yang berbelok ke dapur untuk mengambil minum.Saat sampai di belakang rumah. Nona melihat Senja sedang membantu Mina menanam bunga, Nona pun mendekat dan langsung menyapa.“Eh, kamu datang sama Segara 'kan?” tanya Mina saat melihat sang mantu.“Iya, Ma. Dia di dalam tuh, langsung mau minum katanya,” jawab Nona.“Kayak habis lari-lari aja dia, datang-datang langsung minum,” seloroh Senja.Mina dan Nona pun tertawa mendengar candaan Senja. Semenjak dibantu gadis itu dari penculik yang ingin membuatnya celaka, Nona memang bersikap baik ke Senja.“Ngomong-ngomong Nona, apa kamu tidak ngidam?” tanya Mina tiba-tiba. Ia sampai menghentikan gerakan tangannya yang sedang memegang sekop kecil untuk menoleh Nona.&nb

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 110

    Segara benar-benar berubah menjadi suami idaman yang sangat perhatian. Sosoknya yang kaku seperti kanebo kering kini hangat bak selimut bulu.Nona melebarkan senyum, dia senang karena Segara menemaninya seharian. Mereka duduk sofa yang terdapat di kamar, menikmati buah sambil menonton acara televisi.Hingga saluran televisi yang sedang ditonton Nona, menayangkan acara sekilas info, yang berisi berita atau peristiwa terbaru.“Buka mulutmu,” perintah Segara yang siap menyuapi Nona dengan potongan buah mangga.Nona membuka mulut dan membiarkan sang suami menyuapi, bahkan mengabaikan pembawa berita yang sedang membacakan berita terkini.‘Seorang wanita menjadi korban penusukan. Di depan banyak pengunjung sebuah kafe, pria berinisial RF menusuk wanita bernama KR berulang kali, hingga membuat korban terluka sebelum akhirnya meninggal dunia.’Mendengar inisial nama yang seperti familiar di tel

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 109

    “Ya, kacau. Aku yakin kalau Segara membeberkan masalah ini ke perusahaan-perusahaan yang bekerjasama denganku. Sehingga mereka kini juga ikut mundur dan tidak mau bekerjasama. Mereka tidak mau karena takut aku tipu!” geram Rafa hingga memukul pahanya sendiriKarin syok mendengar ucapan Rafa, jika seperti ini bisa dipastikan kalau perusahaan Rafa sebentar lagi akan bangkrut.“Jika mereka membatalkan kerjasama, apa itu artinya kamu akan bangkrut?” tanya Karin dengan ekspresi wajah cemas. Dia takut Rafa tidak akan memiliki apa-apa lagi dan tidak bisa menjadi ATM berjalannya. Tentu saja Karin tidak mau hidup miskin.Rafa mengusap kasar wajahnya berulang kali. Dia benar-benar tidak bisa berpikir dan otaknya terasa buntu.“Rafa, jawab! Apa kamu akan bangkrut dan kamu akan jatuh miskin!” Karin geram dan terus memastikan kelanjutan nasib perusahaan kekasihnya itu.“Kemungkinan itu akan terjadi, apalagi bebera

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 108

    Hari itu Rafa berada di ruangannya sibuk mengecek berkas. Dia juga masih bingung karena tekanan dan ancaman Segara. Hingga tiba-tiba sekretarisnya masuk dan membuat Rafa terkejut.“Ada apa? Apa kamu tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk, hah!” bentak Rafa yang geram karena dia sendiri sedang banyak beban pikiran. Belum lagi Maya yang tiba-tiba menghilang dari rumah sakit, membuatnya cemas jika sampai wanita itu membocorkan perbuatan buruk yang sudah dia lakukan.Sekretaris Rafa tampak takut juga bingung, apalagi dia harus menyampaikan sesuatu yang mungkin akan membuat Rafa semakin murka.“Ada apa? Kenapa kamu sekarang diam?” Rafa membentak, wajahnya memerah sudah dipenuhi oleh amarah.“Itu, Pak. Kita baru saja mendapatkan konfirmasi pembatalan sepihak dari beberapa perusahaan yang ingin bekerjasama dengan kita,” jawab sekretaris Rafa.“Apa?” Rafa syok bahkan terbengong m

  • Dibuang Suami Dinikahi Sultan   Bab 107

    Beberapa menit berselang, Senja pun sudah berada di kafe tempatnya janjian bertemu Sandra, dia menunggu di sana cukup lama karena Sandra tidak kunjung datang. Hingga akhirnya sepupu Nona itu tiba dan Senja pun langsung memicingkan mata."Bukankah aku pernah bilang untuk tidak mendekati kak Biru, kenapa kamu masih terus mendekatinya!" ketus Senja."Ya, suka-suka aku. Biru juga tidak keberatan," balas Sandra.Senja dengan penuh percaya diri menunjukkan cincin yang tersemat di jari manis, kemudian berkata, "Aku dan kak Biru sudah kembali bersama, jadi kamu tidak usah macam-macam."Sandra terkejut, tapi tentunya tidak terima begitu saja."Kamu pasti bohong hanya agar aku tidak mendekati Biru."Senja kesal karena Sandra tidak percaya, dia pun bersiap menjawab, tapi terlebih dulu ada suara lain yang membalas."Dia tidak berbohong."Senja dan Sandra pun menoleh bersamaan, mereka sama-sama terkejut dan tak menyangka melihat

DMCA.com Protection Status