Share

Bab 246

Penulis: Ayu Kristin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kendaraan beroda empat yang Wisnu dan Hamzah kendarai melaju dengan kecepatan sedang. Baru hari ini mereka memiliki waktu untuk mendatangi rumah Sean. Setelah kemarin pemilik perusahaan Wisnu Hutama itu sibuk mengurus semua berkas-berkas pekerjaan proyek yang berada di pelabuhan ratu, Sukabumi yang telah gagal total.

Mobil berwarna hitam itu berjalan melambat. Menyusuri jalanan di sepanjang perumahan elit tempat tinggal Sean. Semenjak kejadian kebakaran itu terjadi, lelaki bermata sipit itu mendadak menghilang dan hanya sekali datang ke kantor sehari setelah kebakaran itu terjadi. Selebihnya hingga detik ini, Sean tidak pernah menunjukkan batang hidungnya.

"Sepertinya Sean sudah mengetahui semuanya, Tuan!" ucap Hamzah memecah keheningan yang tercipta. Setelah ia mematikan panggilan dari Sekretarisnya.

Wisnu tidak menjawab. Tatapannya tertuju pada jalanan yang berada di depan mobil. Sementara benaknya sedang mengembara jauh.

Sean bukanlah pegawai lama di perusahaan Wisnu Hutama. Selama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 247

    Natasya menggerutu kesal. Niatannya untuk tidur sekamar dengan Wisnu tidak berhasil. Justru lelaki itu meninggalkannya tidur di kamarnya sendirian.Perlahan Wisnu memutar gagang pintu kamar Asma. Bayangan wanita cantik itu masih sama. Terbaring bagaikan putri tidur di atas ranjang tanpa tahu kapan akan terbangun dari tidur panjangnya.Langkah Wisnu tertuju pada seorang wanita yang meringkuk di bangku sofa. Wanita yang usianya cukup muda yang menjadi asisten untuk membantu Wisnu mengurus Asma selama Wisnu sibuk dengan pekerjaannya."Nela, Nela!" Panggil Wisnu menggerakan bahu Nela yang meringkuk pada bangku sofa."Tuan!" Wanita yang masih cukup muda itu bangun tergeragap. Duduk pada bangku sofa. Jemarinya dengan cepat mengusap sudut matanya yang masih terasa lengket."Tidurlah di kamar, malam ini biar saya yang menjaga Ibu Asma," tutur Wisnu."Ba-baik Tuan!" balas wanita berseragam merah muda itu bangkit dari bangku. Berjalan' menuju ke arah pintu kamar.Setelah pintu kamar tertutup Wi

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 248

    "Mas aku sudah menyiapkan sarapan untuk ...!" Ucapan Natasya terhenti saat lelaki yang ia pikir sedang melangkahkan kakinya ke arah ruang makan itu justru berjalan melewati ruang makan begitu saja."Mas Wisnu ...!" panggil Natasya berusaha untuk memanggil Wisnu. Melongokkan sedikit tubuhnya menatap ke arah pintu ruang makan. Bayangan lelaki yang baru saja menuruni anak tangga menghilang dengan begitu cepat."Ah, sialan!" Natasya berdecak. Ia meletakan piring yang hendak ia isi dengan nasi untuk Wisnu di atas meja makan dan bergegas mengejar Wisnu."Mas, Mas Wisnu tunggu dulu!" Wanita dengan perut besar itu mengejar Wisnu hingga ke ambang pintu utama rumah. Wisnu mengabaikan panggilan Natasya. Langkahnya semakin cepat menuju mobil yang terparkir di halaman rumah."Mas tunggu!" teriak Natasya. Ia harus memelankan langkah kakinya saat menuruni anak tangga yang berada di beranda rumah. Menuju halaman.Helaan nafas panjang terdengar dari lelaki yang mematung di samping pintu mobil yang t

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 249

    Degupan jantung Wisnu berpacu dua kali lebih cepat. Tatapannya sedikitpun tidak beralih dari lelaki bertubuh jangkung yang sedang membuka tiap lembar buku catatan milik Tuan Sangir. Wisnu semakin penasaran, karena tidak ada ekspresi apapun yang Danil tunjukan. Jika lelaki itu tidak tahu apapun tentang masalalu yang telah terjadi. Setidaknya ada ekspresi terkejut yang muncul di wajahnya. Plak!Suara buku yang ditutup dengan keras membuat Wisnu tergeragap. Ia menarik tubuhnya duduk tegap, di depan Danil. Tetapi kegusaran terlihat begitu jelas di wajahnya. Sekalipun ia berusaha untuk menutupinya perasaan tidak karuan itu."Danil apakah ...!""Aku sudah tahu semua ini sejak dulu," ucap Danil bagaikan petir yang menyambar di siang bolong. Kedua mata Wisnu membulat penuh, seperti tidak percaya dengan kalimat yang baru saja terlontar dari bibir Danil."Ba-bagaimana bisa?" Wisnu terbata. Ia merasa ditipu mentah-mentah oleh Tuan Sangir dan Danil yang selama ini sudah merahasiakan darinya."Te

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 250

    Danil menjingkat saat Bianca mengopres sudut bibirnya yang memar. Wajahnya mendelik kesal menatap pada Bianca."Pelan-pelan Bianca!" cetus Danil dengan nada setengah menyentak."Tadi juga sudah pelan-pelan, Danil!" protes janda muda itu menjauhkan kompres dari wajah Danil untuk sesaat. "Lagian ngapain sih kalian ribut. Sudah pada tua juga masih suka berantem," gerutu Bianca melanjutkan kalimatnya.Danil berdesis. Jemarinya memijat-mijat kecil pada bagian sudut bibirnya yang terasa perih. "Coba tadi kalau security tidak buru-buru datang ke sini pasti ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit," oceh Bianca. Ia kembali mengompres sudut bibir dan pelipis Danil yang terluka. Tinjuan Wisnu cukup membuat bibir lelaki itu sedikit koyak."Memang sebenarnya apa sih yang kalian perebutkan?"Danil menarik tubuhnya menjauh dari Bianca. Matanya mendelik, menatap tajam. "Memangnya mulut kamu itu tidak bisa diam apa?" cebik Danil meradang. "Bibirku ini sudah sangat sakit sekali, jadi jangan mem

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 251

    Suara teriakan dan tangisan Natasya membuat Wisnu terhenyak. Lelaki itu segera melepaskan genggaman tangan Asma dan berhambur menuju ke arah pintu kamar."Astagfirullahaldzim, Natasya!" Wisnu berdecak dengan wajah terkejut. Degupan jantungnya berpacu dua kali lebih cepat, melihat Natasya bersimpuh di atas lantai, bersimbah darah tidak jauh dari depan pintu kamar Natasya."Mas, cepat tolong aku Mas!" rengek Natasya berurai air mata. Ia sadar jika sesuatu yang buruk telah terjadi pada dirinya."Ya Allah, Natasya. Bagaimana bisa semua ini terjadi!" Wisnu berlari cepat menghampiri Natasya.Lelaki berlesung pipi itu tampak bingung. Ia segera menggendong Natasya ke dalam pelukannya dan membawa wanita itu menuju mobil yang terparkir di garasi rumah."Mas, cepat Mas! Ini sangat sakit sekali," rengek Natasya merintih. Wajahnya meringis menahan kesakitan. Satu tangannya memegangi bagaian punggungnya."Ah, sial!" Wisnu berdecak. Ia lupa juga telah mencabut kunci mobilnya."Tunggu Nat, aku ambil

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 252

    "Pasien masih belum sadarkan diri. Natasya mengalami banyak sekali pendarahan. Beruntungnya kami masih bisa menolong keduanya." Dokter Gia menjeda ucapannya. Menjatuhkan tatapan serius pada Wisnu. "Saat pertama kali melihat keadaan Natasya, saya pikir saya harus melakukan pilihan. Untuk menyelamatkan bayi yang ada di dalam kandungannya atau justru menyelamatkan Natasya. Puji syukur, Tuhan masih memberikan kesempatan untuk saya menyelamatkan keduanya." Senyuman Dokter Gia terlukis pada wajahnya. Begitu juga dengan Wisnu yang tanpa sadar membalas senyuman Dokter Gia dengan wajah lega."Lalu kapan Natasya akan sadar, Dok?" tanya Wisnu.Sejenak Dokter Gia terdiam dengan wajah berpikir. "Mungkin besok pagi!" ucapnya seraya mengendikan bahunya. "Saat ini Natasya masih berada dalam pengaruh obat.""Baiklah, terimakasih Dokter, sudah menyelamatkan anak dan istri saya," tutur Wisnu seraya mengulurkan tangannya kepada Dokter Gia.Wanita berkacamata tebal itu mengangguk lembut. Membalas uluran t

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 253

    "Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas tindakan yang anak saya lakukan." Wanita berseragam putih yang berdiri di depan Danil membungkukkan tubuhnya beberapa kali. Penyesalan tergambar jelas dari wajah wanita yang hampir seluruh rambutnya dipenuhi oleh uban itu. "Iya Dokter Mahira. Tidak masalah. Justru aku sangat berterima kasih kepada anda. Atas sikap anda yang tegas dan tanpa pandang bulu untuk menegakkan keadilan." Danil menjeda ucapannya. Menjatuhkan tatapan lekat pada Dokter Mahira. Pemilik rumah sakit tempat Natasya melahirkan.Helaan nafas Dokter Mahira terdengar berat. Perlahan ia mengangkat wajahnya menatap pada Danil yang berdiri tidak terlalu jauh' dari tempatnya berada."Saya hanya tidak ingin rumah sakit yang baru Dokter Mahira rintis ini akan mendapatkan citra buruk. Jika saja kejadian seperti ini benar-benar akan terjadi." Danil melipat kedua tangannya di depan dada. Menatap tajam pada Dokter Mahira."Iya Tuan Danil. Saya benar-benar tidak tahu jika putri saya Gi

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 254

    Plak!Telapak tangan Natasya memanas. Giginya bergemelutuk kesal. Sorot matanya tajam tertuju pada Dokter Gia."Maafkan aku Nat! Aku tidak bisa melakukannya. Ibu tahu semua ini!" Mohon Dokter Gia bersungguh-sungguh."Aku tidak mau tahu kamu harus mengembalikan uang yang sudah aku berikan kepadamu!" decih Natasya meradang. Seraya menggendong bayi yang masih merah di dalam pelukannya.Wanita berseragam putih dengan kacamata tebal itu hanya terdiam. Menyembunyikan wajahnya dari balik helaian rambut yang ia biarkan tergerai. Bahunya merosot, lesu."Aku akan mengembalikan uang itu!" ucapnya setelah beberapa saat terdiam. "Tetapi tidak sekarang!" suara Dokter Gia terdengar lirih.Sebelum Dokter Gia melakukan pekerjaannya, Natasya sudah memberikan dua puluh persen dari uang yang sudah ia janjikan pada Dokter Gia. Tapi sayangnya rencana itu diketahui oleh Danil yang selama ini terus mengawasi gerak-gerik Natasya."Kapan? Kapan kamu akan mengembalikannya? Jika kamu tidak segera mengembalikanny

Bab terbaru

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 282

    Tidak ada yang bisa menyembuhkan kerinduan kecuali pertemuan. Segalanya nelangsa sirna, saat raga mampu mendekap tubuh yang terkasih secara sempurna. Jarak yang membelah, kini hanya menjadi sepenggal cerita manis. Melebur menjadi sebuah kisah bahagia."Ibu!" Gala terisak di dalam pelukan Nada. Tangis dua manusia yang tidak memiliki hubungan darah itu pecah. Menumpahkan segala dahaga yang selama ini tertahan."Maafkan ibu, Gala!" lirih Nada di sela-sela tangisannya. "Jangan tinggalkan ibu!" pinta Nada, memohon.Gala mengusap lembut pipi Nada yang basah oleh air mata. Menjatuhkan tatapan teduh pada wanita yang lebih tinggi darinya itu."Tidak Bu, aku tidak akan meninggalkan ibu!" ucap Gala, suaranya terdengar sumbang. Karena terlalu banyak menangis.Wisnu yang mematung di halaman rumah hanya terdiam seraya menarik sebelah sudut bibirnya tersenyum kecil. Ia tidak menyangka jika darah dagingnya bisa sesayang itu pada Nada. Wanita yang telah ia benci selama ini._____Satu bulan telah berl

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 281

    Nada memutar tubuhnya sembilan puluh derajat. Melihat ke arah wanita dengan setelan seragam kerja yang sedang menatap ke arahnya."Saya sedang mencari pemilik apartemen ini?" Nada mengarahkan jari telunjuknya pada pintu apartemen yang ada di depannya."Saya pemilik apartemen ini!" jawab Hanum dengan tatapan sedikit bingung. Tetapi entah mengapa ia merasa pernah melihat sosok Nada sebelumnya. Tetapi lupa di mana ia pernah melihatnya.Kepulan asap putih dari gelas yang berada di depan Nada menyeruak ke udara. Aroma terapi Jasmine sedikit menghilangkan perasaan khawatir yang sejak tadi melanda hati Nada."Saya Nada, saya mencari keberadaan Gala?" seloroh Nada setelah meletakkan gelas teh yang baru saja ia sesap.Wajah Hanum berubah sesaat. Tatapan yang sulit sekali untuk Nada artikan."Apakah anda orang itu?" celetuk Hanum menebak. Puzzle kisah cinta segitiga Wisnu, Asma dan wanita yang duduk di sudut bangku ruangannya telah sempurna. Sekarang ia bisa membingkainya dengan baik.Dari pert

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 280

    Cuaca panas tidak hanya terjadi di kota Medan. Hampir di seluruh kota yang berada di Indonesia. Hal seperti ini akan terjadi selama kurang lebih enam bulan ke depan. Hingga musim kemarau berakhir dan berganti dengan musim penghujan.Pengacara Arif membawa Nada menuju sebuah restauran cepat saji yang berada di pusat kota. Sebuah restoran yang menjual makan khas Padang."Nyonya mau makan apa?" ucap pengacara Arif mengalihkan tatapannya dari buku menu pada Nada. "Terserah Pak Arif saja," balas Nada tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Wanita itu melipat kedua tangannya di atas meja. Netranya terus mengawasi Sekertaris Arif yang semakin lama menjadi salah tingkah oleh tatapan Nada.Setelah memesan makanan lelaki itu mulia dengan tujuannya untuk mendatangi Nada ke pulau seberang.Wajah pengacara yang tidak lagi muda itu berubah lesu, penuh dengan penyesalan. Sesekali ekor matanya melirik pada Nada yang sejenak tadi mengawasinya dengan tatapan tidak suka."Saya minta maaf, Nyonya Nada. Karen

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 279

    Tubuh Gala terhuyun jatuh di lantai. Wisnu tidak sempat menghalangi peluru yang hendak menembus dada Gala. Timah panas itu melesat cepat dan berhenti tepat di jantung Gala."Gala, bangun Gala!" Wisnu menarik tubuhnya Gala di atas pangkuannya. Dar*h dengan cepat menyebar pada bagian dada Gala yang tertembus timah panas. Kemeja putih yang Gala kenakan, berubah warna menjadi merah dar*h"Polisi, tolong!" teriak Wisnu panik.Wajah Danil mendadak berubah cemas. Para polisi yang sejak tadi memang mengintai cepat mengeluarkan diri dari persembunyiannya. "Sialan!" decak Danil meradang. Beberapa lelaki berseragam kepolisian muncul satu persatu masuk ke dalam ruangannya."Gala, bangun Gala!" Wisnu mengucang tubuh' Gala. Nafasnya yang mulia melemah membuat Wisnu semakin takut.Kedipan mata Gala melemah. Sakit yang mendadak menyiksanya, perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya."Ibu ....!" lirih Gala sebelum akhirnya ia memejamkan kedua matanya dan tidak sadarkan diri."Gala, bangun!" teriak Wisnu

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 278

    Memilih tidak menceritakan apapun pada Wisnu adalah pilihan Gala. Sekalipun lelaki itu terus mendesaknya dan hampir seperti memaksa. Tetapi Gala tetap menyimpan permasalahan yang terjadi antara dirinya dan Danil sendirian.Berita kematian Gala semakin menyebar luas. Setelah sebulan berlalu di temukannya mobil yang Gala kendarai meringsek ke dalam jurang. Meskipun jenazah Gala tidak di temukan, tetapi media membuat berita sedemikian rupa. Jurang yang dalam menjadi dugaan tempat jasad Gala berada. Apalagi di bawah jurang itu ada aliran sungai yang cukup deras. Membuat pihak sars menyudahi pencarian setelah semua usaha tidak mendapatkan hasil.Selama pemulihan Gala memilih bersembunyi di rumah Wisnu. Hanya lelaki itulah yang menjadi andalan Gala saat ini. Menghilang dari Danil agar lelaki itu senang karena mengetahui jika Gala telah tiada."Sudah tidak terlalu sakit, Hanum!" suara yang terdengar seperti rengekan itu menghentikan langkah kaki Wisnu yang hendak menuju pintu utama rumah.Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 277

    Aroma anyir menusuk pangkal hidung Wisnu. Perlahan setelah kesadarannya kembali. Tetapi entah mengapa kepalanya terasa sangat sakit sekali. Tanpa sadar, tangan kanan Wisnu memegangi sudut pelipisnya. Dan ia bisa merasakan ada sesuatu yang keluar dari pelipis lelaki itu dan sangat perih sekali.Wisnu membiarkan tubuhnya terbaring di atas rerumputan beberapa saat. Rekaman kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu berputar kembali di dalam kepalanya. Bergegas ia bangkit saat teringat dengan Gala dan mobil yang terperosok hampir masuk ke dalam jurang."Gala, di mana dia?" Wisnu bangkit dengan wajah panik duduk di atas rerumputan. Tatapannya menyapu ke sekeliling tebing. Tetapi ia tidak melihat keberadaan Gala. Hanya sebuah mobil yang terangkut pada pohon yang ada di bibir jurang.Perasaan khawatir seketika menguasai Wisnu. Seingatnya sebelum mobil yang kini tersangkut pada pohon yang berada di tepi jurang itu meringsek, Wisnu telah mendorong tubuh Gala ke arah pintu. Tetapi dia tidak

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 276

    Setelah Danil menolak ajakan sarapan paginya, Gala terpaksa menikmati serapan itu sendirian. Sebenarnya ia tahu, pasti Danil saat itu sangat marah karena niatannya untuk menyingkirkan Gala tidak berhasil. Sementara nasib Bibik, Gala belum tahu pasti. Yang jelas wanita itu pasti kena hukuman berat. Begitu dugaan Gala.Ekor mata Gala melirik pada jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu yang cukup lama untuk ia berangkat ke kantor.Rasa penasaran masih menganggu pikiran Gala. Tegang surat wasiat yang Nada katakan kepadanya. Jika sebenarnya dirinyalah pewaris utama seluruh harta Tuan Seno. Tetapi sampai detik ini, Gala tidak menemukan di mana lelaki bertubuh jangkung itu menyembunyikan surat wasiat itu.Cukup pelan Gala menyeret langkah kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Danil. Dugaan Gala kali ini, Danil menyembunyikan surat wasiat itu di dalam kamarnya. Hanya ada dua tempat di rumah itu yang memungkinkan Danil menyimpan sesuatu. Yaitu ruang ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 275

    Bergegas Gala turun dari bangku. Memperhatikan dengan seksama kucing berwarna orange yang mendadak kejang dengan mulut berbusa. Melihat dari tanda-tandanya kucing itu sepertinya mengalami keracunan."Tidak salah lagi!" guman Gala yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya. Jika ada seseorang yang menginginkannya mati.Gala bangkit berdiri. Tatapannya tajam melihat ke arah makanan yang tersaji di atas meja makan. Beruntungnya belum ada satupun makanan yang masuk ke dalam mulut Gala. "Aku harus lebih berhati-hati lagi!" monolog Gala dengan tatapan serius.____Danil menatap terkejut saat baru kembali ke rumah. Pemuda tampan itulah yang membukakan pintu rumah untuknya. Keringat dingin seketika membahasi sekujur tubuh Danil.Sepersekian detik Danil mematung di depan pintu rumah. Menatap pada Gala yang tengah melemparkan senyuman kepadanya dengan wajah yang sedikit malas khas seorang yang baru bangun dari tidur."Ayah, kenapa pulang larut malam sekali?" seloroh Gala terdengar malas. Ke

  • Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya   Bab 274

    "Gala kamu kenapa?" seloroh Wisnu.Gala terseret kembali dari lamunannya. Sekarang ia sudah menemukan siapa wanita yang sudah melahirkannya ke dunia. Jawaban yang sudah sangat jelas sekali.Tidak terasa sudut mata Gala pun telah basah. Cepat ia mengusap genangan itu agar tidak berjejak. Ia tidak ingin Wisnu melihat hal itu.Bagaimana tidak sakit, menemukan wanita yang telah melahirkannya tetapi dalam perpisahan yang menyakitkan. Hanya sebait kenangan yang bisa Gala ingat. Jika Asma juga tidak kalah sayangnya kepadanya. Hingga hampir gila saat Nada mengambil Gala dari kehidupannya."Aku banyak sekali bersalah pada Asma." Helaan nafas Wisnu terdengar jelas. Suaranya yang menggelar terdengar penuh kesedihan.Kerongkongan Gala terasa kering. Hanya sedikit ia menelan salivanya. Selebihnya, tatapan matanya tidak beralih sedikitpun dari Wisnu."Memangnya kesalahan apa yang sudah Om Wisnu lakukan?" ucap Gala."Banyak Gala. Kesalahanku sudah tidak termaafkan oleh Asma." Tatapan mata Wisnu meli

DMCA.com Protection Status