Share

Diary Yang Basah
Diary Yang Basah
Author: yosephwuwur0584

1

last update Last Updated: 2021-10-18 01:07:02

“Apa? Susah!Terpapar Covid-19! Ya, Tuhan! Susan ada di Rumah Sakit? Susan karantina di sana?” tanya Tante Tina kepada Anre yang kini sedang menelponnya.

“Apakah Ranny dan Juan udah tahu?" tanya Ranny kepada Anre.

“Sudah, Anre sudah menelpon Ranny dan Juan,” suara Anre terdengar dari balik ponsel.

Kakek Rinto yang sedang duduk di samping Tante Tina bertanya kepada Tante Tina, “Ada apa dengan Susan?”

“Tadi, Anre Telpon, Anre menyampaikan tentang  Susan terpapar Covid–19,” jawab Tante Tina.

“Iya, Kakek, mengerti. Nanti kita semua di dalam rumah ini juga akan diperiksa, sebab Susan merupakan anggota rumah ini,” kata Kakek Rinto.

 “Ranny dan Juan ada di mana?” tanya Kakek Rinto.

“Ranny dan Juan ada keluar rumah. mereka berdua lari pagi,” Jawab Tante Tina.

“Semoga saja, Anre menelpon, Ranny atau Juan,” kata Kakek Rinto, “itu pun, jika ponsel mereka, mereka bawa serta.”

“Tadi, Anre menelpon Tante Tina menyampaikan bahwa Anre sudah menyampaikan hal ini kepada Ranny dan Juan, Kakek,” Jawan tante Tina.

Berita tentang Susan yang terpapar Covid–19, langsung tersebar di lingkungan tempat tinggal Ranny. masayarakat di sarankan untuk menjalani karantina wilaya.

***

Juan dan Ranny pagi ini lari pagi. Sampai di daerah persawahan, Ranny menikmati panorama pagi ini dengan senyum indah di bibirnya. Ranny menikmati alam pedesaan. Sekelompok burung terbang rendah, berkicau indah seolah sedang berkopetisi dalam paduan suara. Pepohonan yang tumbuh hijau, gemericik air sungai menggenapi kebahagiaan Ranny. Pagi yang  basah dengan rejeki yang masih perawan. Di balik bukit tampak hamparan padi menguning. Membentang luas menyaksikan petualangan anak manusia.

Mentari menyingsing di ufuk timur, Ranny dan Juan – adiknya, pulang rumah setelah lari pagi. Rumahnya sepih, seperti tak ada penghuni. Rumah Ranny sunyi karena Susan – Ibu mereka, terpapar virus corona, begitu isu yang berkembang di lingkungan Ranny. Ranny dan saudara-saudaranya harus menjalani masa karantina mandiri. Mereka harus berpisah dengan Susan – Ibu mereka. Sementara Anre – Ayah mereka, sibuk dengan urusan kantor, sehingga jarang pulang rumah.

Ranny sebagai anak tertua di rumah harus dapat mengerjakan pekerjaan di dapur. Untuk itu, Ranny sangat mahir dalam hal memasak. Meski begitu masakan Susan – Ibu mereka lebih lesat. Hal itu yang membuat Juan dan Ranny merindukan menu masakan Ibu Susan.

Pagi ini Juan membantu Ranny di dapur.

“Menu masakan Kak Ranny lesat,” kata Juan, “Tetapi menu masakan Ibu lebih nikmat.”

“Iya, Juan, masakan Ibu lebih nikmat, dan Ranny tahu Juan  rindu masakan Ibu seperti Ranny juga,” kata Ranny, “Tetapi sekarang ini Ibu sedang sakit, semoga Ibu cepat sembuh agar kita dapat menikati masakan Ibu lagi.”

Selesai membantu Ranny di dapur, Juan keluar dari dapur,  menuju kamar kosong. Kamar  yang telah alihfungsikan sebagai gudang. Sambil mengusap peluh dan mengusap-usap dada, Juan mencoba membuka lembaran koran bekas yang masih bisa terbaca. Koran yang dibundel dengan baik meski sangat berdebu dan lembar-lembar koran pun sebagian sudah di makan tikus dan rayap. Koran yang sudah lama tersimpan dan tidak terawat, bagaikan catatan tua dan usang. Banyak bagian koran yang tidak bisa terbaca.

Bundelan koran  ini ditemukan Juan di gudang, ketika Juan mencari mainan yang sudah lama tidak pernah ia maninkan. Ketika selesai bermain Ibu selalu menyarankan kepada Juan agar Juan menyimpan mainan Juan di gudang. Juan terus mencari mainannya itu. Namun, Juan belum menemukannya.

                                                                                                  ***

Juan yang hendak mencari mainnannya, ternyata yang Juan dapat di dalam gudang adalah bundelan koran bekas. Juam membaca lembar demi lembar koran bebas. Juan membaca di dalam ruangan itu.

Senin, Desember,  2019

Wabah Covid 19, pertama kali terdetaksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Penyakit ini disebabkan oleh corona virus jenis baru yang diberi nama SARS CoV-2.

Rabu,31 Januari 2020

Covid 19, penyakit menular baru yang disebabkan oleh SARS CoV-2 pertama kali dipastikan menyebar ke Italy. Pada 31 Januari Pemerintah Italia menutup semua penerbangan ke dan dari Cina.

Jumad, 6 Maret, 2020

Virus corona masuk Indonesia, WHO akhirnya memasukan Indonesia ke dalam daftar negara yang terpapar virus corona.

Senin, 10 Maret, 2020

Media sosial, dan media elektronik ramai memberitakan tentang virus corona, Warga Indonesia di minta jaga jarak fisik, dan selalu pakai masker.

Selasa, 7 April, 2020

Kapal Motor Lambelu milik PT. Pelni sempat dilarang bersandar di pelabuhan Lorens Say Maumere – NTT. Kapal sempat menunggu sembilan belas jam di laut sebelum akhirnya merapat ke dermaga. Ada kepanikan saat menunggu, ketika lego jangkar di perairan, lantas mendorong beberapa orang terjun ke laut. Setelah merapat ternyata penumpang tidak lantas langsung turun. Mereka harus di periksa satu per satu konsisi kesehatannya.  Pemerintah Kabupaten Sikka menyiapkan gedung Sikka Convention Centre (SCC) di Kota Maumere sebagai tempat karantina mandiri bagi 233 penumpang kapal tersebut.

Kamis, 9 April, 2020

Terdapat kasus baru sebanyak 337,  pasien positif Covid – 19, sehingga terakumulasi menjadi 3.293 kasus dan tersebar di 33 Provinsi. Provinsi baru yang terkonfirmasi  kasus corona adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur.  Selain itu, jumlah kasus meninggal sebanyak 40 kasus, sehingga total kasus meninggal mencapai 280 kasus. Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah 30 pasien sehingga total kasus sembuh menjadi 525 kasus.

“Juan...,” panggil Kakek Rinto.

“Iya, Kakek,” jawab Juan.

“Juan, apa yang sedang kamu lakukan  di gudang?” tanya Kakek  Rinto.

“Iya, Kakek, Juan sedang mencari mainan di gudang,” agak gugup Juan menjawab.

Ranny sendiri di dapur. Tante Tina pergi ke pasar tradisional membelanjakan keperluan dapur. Untuk itu, Ranny pagi ini bertugas menyiapkan menu sarapan pagi.

“Waktunya sarapan,” kata Ranny, “Ranny sudah menghidangkan semuanya di meja makan, ayo, merapat.”

Juan, Ranny dan Kakek Rinto, sarapan bersama. Di meja makan, sambil tersenyum lembut jari-jemari keriput Kakek  Rinto memegang tangan mungil Juan.

“Untung tadi sebelum Kakek Rinto datang, Juan sudah menyelipkan bundelan koran di celana bagian belakang, bisa kacau kalau Kakek Rinto tahu,” gumam Juan,“Juan masih penasaran membaca bundelan koran bekas itu. Bundelan koran bekas tersimpan di gudang, tentu merupakan bundelan koran yang sangat penting. Untuk itu, Juan harus membacanya agar tahu apa isinya ”

Selesai sarapan, Juan ke kamar menyimpan bundelan koran bekas di atas meja belajar. Setelah menyimpan bundelan koran bekas, Juan keluar dari kamarnya, tidak lupah dia menutup puntu kamar sebelum pergi meninggalkan kamarnya. Juan menuju teras depan. Juan duduk di teras depan sambil mendengar musik yang diputar dari smartphone miliknya.

Duduk di teras depan, Juan dapat memperhatikan setiap orang yang lewat di lorong depan rumah, Juan menyapa mereka, bersendagurau dengan mereka sebelum orang-orang itu melanjutkan perjalanan mereka. Namun, pikiran Juan masih terganggu dengan berita yang Juan baca dari bundelan koran bekas mengenai pandemi Covid-19. Juan memikirkan, seperti apa virus korona itu? Seperti cerita kartun di sini ada sombie atau seperti apa? Pertanyaan-pertanyaan tentang virus korona terus berputar di kepala Juan.

                                                                    ***

Related chapters

  • Diary Yang Basah   2

    Kakek Rinto mengikuti Juan di teras depan. Kakek Rinto duduk di samping Juan. Kakek Rinto melemparkan senyum khasnya kepada Juan, sambil berbisik, “Kamu sudah baca bundelan koran bekas itu, bukan?” Juan terdiam beberapa saat, keringat dingin tiba-tiba meluncur dari keningnya. “Rupanya Kakek tahu apa yang Juan baca tadi.” gumam Juan, “Padahal tadi Juan sampaikan bahwa Juan cari mainan yang tersimpan di gudang. Wah, kacau Kakek Rinto tahu bahwa Juan berbohong.” “Iya, kek, maaf tadi Juan berbohong,” kata Juan, “Juan, janji tidak akan berbohong lagi.” Kakek Rinto berkata, “Oh, tidak mengapa, tetapi lain kali jangan berbohong lagi.” Juan menganggukan kepala tandah setuju. Juan dan Kakek Rinto berdiskusi banyak hal di teras depan, sebelum Juan pamit ke kamarnya untuk istirahat siang. Juan berkata, “Kekak, Juan sudah ngantuk, Juan pamit ke kamar untuk istirahat siang.” Kakek Rinto menyetujui perkataan Juan sambil ber

    Last Updated : 2021-10-18
  • Diary Yang Basah   3

    Hari mulai gelap. Gerimis mengiringi datangnya malam. Lampu di kamar Kakek mulai menyalah. Nyala lampu kamar Kakek Rinto redup, khas rumah tua. Sayup-sayup terdengar lagu Schoon Ver Van Jou yang mendayu – dayu. Suasana malam tanpa bintang, ditemani gerismis dan angin malam Ranny duduk di depan teras rumah. Ranny duduk menyendiri memikirkan Susan – Ibu mereka, yang terpapar Covid-19. “Ranny, masuk ke dalam rumah, di luar dingin,” ujar Tante Tina yang datang kemudian ke teras depan. “Ranny masih ingin duduk,Tante. Tante duluan saja masuk ke dalam rumah,” ujar Ranny. Ranny memikirkan nasib Ibu Susan, sambil memperhatikan kristal-kristal air yang jatuh membasahi bumi, Ranny duduk di teras depan, sampai pikiran dan hatinya tenang. Ranny kadang berdiri menatap langit tanpa bintang, Ranny hanya menemukan guntur dan kilat yang sahut-sahutan. Ranny masuk ke dalam rumah, langsung ke kamarnya. Di kamarnya Ranny mengambil tas pemberian Tante

    Last Updated : 2021-10-18
  • Diary Yang Basah   4

    “Setiap hari pembicaraan tidak terlepas dari covid-19,” kata Ranny yang sedang menuju ruang makan dengan membawa semangkuk sayur di tangannya, “Iya, setiap hari aktivitas hanya di dalam rumah. Setiap hari berita ditelevisi menyiarkan korban meninggal karena covid-19.” “Kehadiran virus corona ini akan merubah gaya hidup manusia, termasuk Juan, Ranny, Kakek Rinto, dan Tante Tina dan semua orang,” jelas tante Tina, “Anak-anak sekolah menjalani sekolah daring, kampus-kampus melaksanakan kuliah daring. Segala sesuatu dilaksanakan dari rumah dengan bantuan teknologi buatan yakni smartpon. Namun, sekolah daring atau kuliah daring memiliki banyak kekurangannya. Seperti, tidak semua peserta didik, memiliki smartpon, jika peserta didik memiliki smartpone itu pun mungkin saja dengan susah paya orangtua dari peserta didik memperolehnya. Belum lagi masalah jaringan internet, tidak semua daerah memiliki jaringan internet yang baik, mungkin saja di daerah tertentu ada jaringan inter

    Last Updated : 2021-10-18
  • Diary Yang Basah   5

    Sesudah sarapan Ranny masuk ke kamarnya. Ranny mengambil diarynya dan menulis, “pandemi corona virus ini mengubah gaya hidup semua orang. Sebelum kehadiran virus corona, orang-orang bergaul bebas, melakukan perjalanan sesuka hati. Ranny, Juan, Ayah dan Ibu selalu menikmati kebersamaan ini dengan bertamasya. Ketika Ranny, Juan dan semua anggota keluarga berkumpul, di sana ada kegembiraan. Namun, tidak untuk saat ini. Sekarang berbeda. Kini di masa pandemi virus corona ini masyarakat dihadapkan pada kegelisahaan dan ketakutan, kesepian dan kesendirian di saat orang hendak memenuhi kebutuhan hidup, mereka kehilangan pekerjan di saat hendak perpergian orang takut terserang virus corona.” Ranny menghentikan sebentar ketika pintu kamarnya diketuk. “Kak Ranny tolong bukakan pintunya, ini dengan Juan.” Kata Juan. “Juan, apa yang boleh Kak Ranny bantu?” kata Kak Juan sambil berdiri membukakan pintu untuk Juan. “Maaf, Kak Ranny jika Juan mengganggu, Juan minta bantuan

    Last Updated : 2021-10-18
  • Diary Yang Basah   6

    Malam ini, kegiatan di dapur agak terganggu. Tante Tina mengalaminya, karena ketika Tante hendak menyalakan kompor gas, rupanya kehabisan gas. Tante Tina menuju ke pondok di samping dapur. Pondok itu beratapkan rumbai daun lontar. Dinding pondok terbuat dari belahan bambu. Tante Tinna mengambil kayu bakar dan menyalakan api di tunggku perapian. Tante Tinna memasak semuanya di tungku api. dari balik pintu Rany memperhatikan Juan. Juan duduk di teras depan dengan raut wajah Juan dipenuhi rasa kesedihan. Untuk sekian kalinya Ranny melihat Juan duduk menyendiri. Kelopak matanya sembap. Tatapannya kosong layaknya seorang yang kehilangan separu nyawa. Hampir setiap saat Ranny melihat adiknya seperti itu. Duduk termangu jika tak ada teman diskusi. Oleh sebab itu, Ranny dan Kakek Rinto selaku mengajaknya diskusi atau berbicara berbagai hal agar Juan dapat terhindar dari kesedihannya. Seharian mereka bersenang – senang di lahan pertanian.Namun, rasa kesedihan Juan belum juga hi

    Last Updated : 2021-10-18
  • Diary Yang Basah   7

    Ranny mengamati perempuan itu dari balik jendela lantai dua rumahnya. Apa yang dilakukan perempuan itu tak luput sedetik pun dari matanya. Ranny beringsut saat perempuan itu celangak celinguk dan menatap jendela tempatnya bersembunyi. Dihembuskannya nafas lega saat perempuan itu pergi sambil menjinjing kantong plastik biru dan seorang bocah kecil di gandengannya.Waty bergegas membuka kantong plastik biru itu sesampainya di rumah. Senyumnya mengembang saat dilihatnya satu toples kue, beberapa potong ayam goreng dan sebungkus nasi di antara perca kain dan robekan koran. Waty tak habis pikir dengan orang kaya di rumah besar itu. Makanan yang mereka buang begitu banyak. Jumat minggu lalu, ada donat meses dan beberapa potong daging dimasak kecap dengan beberapa sayur hijau dan merah yang kata asisten rumah sebelah, paprika namanya. Ah, Waty lega melihat senyum anaknya saat mengunyah kue. Tapi, tunggu..., Niah terkejut melihat sesuatu di balik sobekan

    Last Updated : 2021-10-19
  • Diary Yang Basah   8

    Sore, tepat pukul 15:30, Juan dan Ranny sudah di depan gerbang halaman rumah Pak Pedro. Mereka diterima oleh seorang sekurity. Juan dan Ranny menyampaikan maksud kedatangan mereka. Mereka dihantar Sekurity menemui Pak Pedro–Ayah Joe. Pak Pedro menyambut kedatangan mereka berdua. Ranny dan Juan memberi salam kepada Pak Pedro,“ Selamat sore, Pak.” “Selamat sore juga, Juan dan Ranny,” kata Pak Pedro. Pak Pedro mempersilakan Ranny dan Juan duduk di ruang tamu. Tidak menunggu lama Rosla – asisten rumah tangga Pak Pedro menyugukan minuman. “Diminum minumannya, Kak” ujar Rosla. Sedang menikmati minuman Juan bertanya kepada Pak Pedro, “Maaf, Pak, Kedatangan Juan dan Ranny sore ini, untuk menjenguk Joe, karena hari ini, Joe tidak mengikuti sekolah online. Bolehkah Juan ingin tahu, Apakah Joe ada?” “Nak, Ranny dan Juan, Joe ada di kamarnya,” kata Pak Pedro, “Kalau mau langsung bertemu Joe boleh ke kamarnya.” “Tidak, Pak. Kami ing

    Last Updated : 2021-10-19
  • Diary Yang Basah   9

    Kepada Juan, Tante Tina berkata,“Juan, bolehkah Tante Tina meminta tolong? Bolehkah Juan, menghantar kue ini ke, Ibu Rina, ya?”“Tidak, ah, Tante,” jawab Juan.“Mengapa tidak mau, Juan?” tanya Tante Tina.“Apakah Tante lupa, kita dalam masa karantina!” jawab Juan.“Nanti sampai di rumah Ibu Rina, Juan gantung saja kresek berisi kue ini di gerbang halaman rumah Ibu Rina. Nanti juga di ambil oleh Ibu Rina. Bagaimana, Juan? Apakah Juan bersedia menghantar kue ini ke rumah Ibu Rina? tanya Tante Tina.“Juan Bersedia menghantar Kue ke rumah Ibu Rina, tetapi karena terpaksa,” jawab Juan“Terima kasih Juan, ini kuenya,” kata Tante Tina kepada Juan sambil menyodorkan kresek berisi kue.Juan merasa malas kalau di suru Ibu atau Tante Tina atau tante ke rumah Ibu Rina. Ibu Rina yang tinggal di Blok ujung kampung yang sering ting

    Last Updated : 2021-10-21

Latest chapter

  • Diary Yang Basah   52

    Usai makan siang, Ranny dan Juan serta yang lainnya keluar dari ruang makan. ereka ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang. Ranny masuk ke kamarnya dan mulai berbaring di tempat tidur sebelmum terlelap dia mengambil ponselnya dan jari-jemarinya mulai mengusap-usap layar ponsel miliknya. Saat sedang asyik mengusap-usap layar ponsel, ada panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny akhirnya menerima panggilan dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan bahwa esok akan diadakan kegiatan sosial penyerahan bantuan pasca pengungsian kepada para pengungsi erupsi gunung berapi. Menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny hanya menarik nafas panjang. Ranny bergumam “Ah, kegiatan sosial lagi.” Setelah menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja belajar dan Ranny berbaring pulas siang itu.Sementara itu, Juan dan Heru temannya masih bermain game. mereka tidak istirahat siang sehingga akhirnya mereka ditegur oleh Resti

  • Diary Yang Basah   51

    “Apa? Anre diterima jadi pengemudi di kampus?” tanya Kakek Rinto yang baru saja keluar dari kamarnya. Kakek Rinto datang dan menyalami Anre. Resti menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa mereka semua suda sepakat bahwa acara syukuran akan dikasanakan nanti malam. Namun, Kakek Rinto membatalkan rencana acara syukuran yang telah mereka sepakati bersama. “Kakek Rinto lebih terkesan jika syukuran atas pekerjaan yang dipercayakan kepada Anre ini diujudkan dalam doa kepada sang pencipta yang memberi rezeki kepada keluarga ini, sebab untuk Kakek Rinto, bersyukur tidak harus pesta dengan acara makan bersama,” ujar Kakek Rinto.“Kalau itu keinginan Kakek Rinto, kami yang lain mengikuti keinginan Kakek,” ujar Resti.“Ealah, padahal Juan dan Heru sudah menyiapkan kejutan untuk Ayah Anre, saat acara malam nanti” ujar Juan.“Setelah berpikir-pikir, Tante Tina juga sependapat dengan Kakek Rinto, bersyukur tidak selamanya den

  • Diary Yang Basah   50

    04.15 AM Ranny terjaga dari tidurnya, tetapi belum berajak dari ranjang. Tubuhnya masih berada di bawa selimut. Dinginnya suhu pagi ini menjadikan Ranny enggan melepaskan selimut dari tubuhnya. Dia terjaga oleh panggilan masuk pada ponsel miliknya, dengan posisi berbaring dia berusaha mengambil ponselnya yang dia letakan di atas meja belajar. Setelah digapainya ponsel miliknya dia memperhatikan pada layar, ternyata panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny menerima panggilan masuk dari Ibu Relly dengan penu harapan akan memperoleh informasi mengenai jadwal ujian skripsi sesuai dengan informasi yang dia pernah terima dari temannya Lima kemarin siang meski akhirnya ketahuan bahwa Lina berbohong. Namun, apa yang diharapkan tidak diperbincangkan oleh Ibu Relly saat menelpon Ranny. Hal yang diutarakan Ibu Relly ketika menlpon Ranny adalah mengenai surat dari rektorat kepada Ayahnya. Dari balik layar ponsel Ibu bertanya kepada Ranny, “Apakah Ayahmu Anre sudah menerima surat pang

  • Diary Yang Basah   49

    03.15 PM Ranny terjaga dari istirahat siang. Dia bangun dari ranjang, merapikan Ranjang setelah itu duduk di depan meja belajar. Dia mengaktifkan laptop miliknya dan membuka folder bantuan team relawan kampus, dia juga membuka file rekapan bantuan pengungsi. di dalam file itu, dia mulai mengisi data sesuai dengan jenis bantuan, nama donatur dan tanggal penerimaan. Ranny kelihatan sangat serius mengerjakan pekerjaan merekap data donatur dan jenis bantuannya. sedangkan Heru dan Juan sudah bermain bersama di kamarnya Heru. Mereka tidak bermain game online melainkan mereka bercerita tentang cita-cita mereka, Heru ingin menjadi guru, Juan ingin menjadi dokter. heru beranggapan bahwa guru merupakan pekerjaan mulia, sedangkan Juan berpikir bahwa dokter mrupakan pekerjaan mulia. Mereka berduakadang tertawa dan saling melempar bantal. kadang mereka melompat-lompat di atas ranjang. karena terlalu gaduh keduanya ditegur oleh Ibu Shinta, “Heru, dan Juan, kalau ber

  • Diary Yang Basah   48

    04.15 AM Ranny sudah bangun, Cici juga sudah bangun, dia sedang belajar di kamarnya. Juan sudah bangun dari tadi, dia sudah mengenakan dengan sepatu kets miliknya, dia datang ke kamar Cici dan mengajak Cici untuk lari pagi bersama. Namun, Cici menolak dengan alasan dia ingin belajar sebab seminggu lagi sekolah Cici akan melangsungkan kegiatan ujian tengah semester. Juan akhirnya ke kamar Ranny, dengan maksud mengajak Ranny untuk jalan pagi bersamannya. Namun, Ranny juga menolaknya, Ranny beralasan dia ingin mempersiapkan diri jika suatu saat dia diinformasikan untuk melangsungkan ujian skripsi. Juan akhirnya pulang ke kamarnya dan melepaskan seluru pakaian yang dikenakan untuk aktivitas jalan pagi. Akhirnya Juan juga mengurungkan niatnya untuk melaksanakan aktivitas jalan pagi. Dia kembali dududk di depan meja belajar dan melaksanakan aktivitas belajar di kamarnya. Sementra itu di kamar Tante Tina, Tante Tina sudah bangun, dia sedang merapikan ranjangnya. Sesud

  • Diary Yang Basah   47

    Hari sudah mulai gelap, Juan dan Cici sudah membersikan menyapu dan memberi pakan pada ternak piaraan. keduanya sudah bersih dan rapi sedang bermain dengan Ardi. Keduanya menjaga Ardi sebab Ibu Resti dan Siti ada keluar ke apotik sebentar. Resti dan Ibunya ke apotik sebab Nenek Siti mengalami nyeri sendih sehingga mereka ingin ke sana untuk konsultasi dengan dokter praktek dan sekaligus membeli obat. Untuk itu, Ardi dipercayakan kepada Cici dan Juan. Sekitar satu jam Resti dan Siti ke apotik. Ketika pulang Ardi langsung di serahkan kepada Resti sebab Cici dan Juan ingin belajar untuk persiapan sekolah daring esok pagi. Lima menit setelah kembalinya Resti dan Siti dari Apotik, salah satu mobil parkir di depan rumah Anre dan Resti. Keluarga Heru sudah tiba. kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh Anre dan Resti. Juan yang belum sempat masuk kamar di minta Ayahnya untuk segera ke dapur untuk menginformasikan kedatangan keluarga Heru. Heru dan Ibunya Shinta yang d

  • Diary Yang Basah   46

    Setelah memperhatikan bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat ice cream telah dibelanjakan oleh Tante Tina, dan tersedia di dalam kulkas, “Bahan-bahan untuk membuat ice cream sudah dibelajakan, tetapi mengapa Tante tidak membuat ice cream? sebaiknya Ranny buat ice creamnya,” gumam Ranny.Ranny akhirnya memutuskan untuk membuat ice cream. Untuk menampilkan menu makan siang yang berbeda dari biasanya, Ranny mulai membuat ice cream.Ranny menyiapkan baham delapan puluh gram susu kental manis, empat puluh gram susu bubuk, lima ratus milliliter air putih yang telah matang, satu sendok te garam, dua sendok makan maizana, setengah gelas air hangat, satu sendok makan SP (zat pengembang makakanan), sepuluh sendok makan gula pasir. Setelah bahan telah siap, Ranny mulai beraktivitas membuat ice cream. Ranny mulai mencampurkan susu kental manis, gula pasir, susu bubuk, air putih dan garam ke dalam suatu wadah kemudian Ranny memasak

  • Diary Yang Basah   45

    Sore hari, sesuai dengan perbicaraan Ranny bersama dengan Juan dan Cici saat jalan pagi, sehingga ketiganya bersiap untuk mengunjungi pemakaman Ibu Susan. Ranny mengingatkan Cici dan Juan agar segera menyelesaikan pekerjaan sore seperti menyapu halaman dan memberi pakan pada ternak piaraan sebelum mereka berangkat ke makam Ibu Susan. Sampai di makam Ibu Susan, Ranny, Juan dan Cici membersihkan makam Ibu Susan. Setelah membersihkan makam Ibu Susan mereka duduk mengitari makam Ibu Susan, ketiganya hening sesaat. Saaat hening itu, ketiganya meluangkan waktu sebentar untuk berdoa mohon keselamatan jiwa dari Ibu Susan. Selesai berdoa mereka bertiga pulang ke rumah. Saat berjalan pulang ke rumah mereka, Juan melihat Joe dan memanggilnya. Joe pun mendekati Juan, Ranny dan Cici. Juan, Joe, Ranny dan Cici bincang-bincang sebentar. Dari bincang-bincang dengan Joe, ketiganya akhirnya mengetahui bahwa Joe hendak pergi mengunjungi makam Kakeknya–Ayah dari Ibunya. Untuk tidak menghambat per

  • Diary Yang Basah   44

    Setelah cukup lama berbaring, dan kepenatan sudah sedikit menghilang, Ranny akhirnya bangun juga untuk melaksanakan aktivitas sore hari. Setelah itu, Ranny bangun dan mendapati Juan dan Cici sedang belajar bersama. ketika di tanya, ternyata Cici sedang membantu Juan meneyelesaikan tugas yang diberikan gurunya saat pembelajaran jarak jauh pagi tadi. Tugas sekolah juan yang dipercayakan kepada Cici untuk mengerjakannya pun sudah selesai dikerjakan. Cici menyerahkan hasil pekerjaan dari tugas sekolah Juan kepada Juan untuk dikumpulkan kepada guru yang memberikan tugas tersebut. Setelah Cici menyelesaikan tugas sekolah Juan, Cici dan Juan melaksanakan aktivitas sorek hari. seperti biasanya Cici menyapu halaman dan menyiram bunga di taman sedangkan Juan memberi pakan pada ternak piaraan. Ranny juga melaksanakan aktivitasnya di dapur bersama Tante Tina dan Ibu Resti. Sedangkan Kakek Rinto dan Anre sedang duduk santai mendengarkan lagu ‘Nyalakan Api’ lagu yang dilantunkan oleh Nike

DMCA.com Protection Status