Malam ini, kegiatan di dapur agak terganggu. Tante Tina mengalaminya, karena ketika Tante hendak menyalakan kompor gas, rupanya kehabisan gas. Tante Tina menuju ke pondok di samping dapur. Pondok itu beratapkan rumbai daun lontar. Dinding pondok terbuat dari belahan bambu. Tante Tinna mengambil kayu bakar dan menyalakan api di tunggku perapian. Tante Tinna memasak semuanya di tungku api.
dari balik pintu Rany memperhatikan Juan. Juan duduk di teras depan dengan raut wajah Juan dipenuhi rasa kesedihan. Untuk sekian kalinya Ranny melihat Juan duduk menyendiri. Kelopak matanya sembap. Tatapannya kosong layaknya seorang yang kehilangan separu nyawa. Hampir setiap saat Ranny melihat adiknya seperti itu. Duduk termangu jika tak ada teman diskusi. Oleh sebab itu, Ranny dan Kakek Rinto selaku mengajaknya diskusi atau berbicara berbagai hal agar Juan dapat terhindar dari kesedihannya. Seharian mereka bersenang – senang di lahan pertanian.Namun, rasa kesedihan Juan belum juga hilang.
“Juan, jangan menyendiri di sana. Mari! bergabung dengan Kak Ranny,” ujar Ranny.
“Juan, masih ingin sendiri, Kak,” jawab Juan.
“Oh, baik jika begitu, tetapi Kak Ranny minta, Juan jangan selalu bersedih,” ujar Ranny.
Ranny sedang berbicara dengan Juan, tak lama kemudian kakek Rinto keluar dari kamarnya dan ke teras rumah mengikuti Juan yang sedari tadi sudah duluan duduk di teras depan. Ketika menyadari kehadiran kakek, Juan menyapa Kakek Rinto, “Hallo, Kakek selamat malam.”
“Selamat malam juga, Juan. Bagaimana perasaanmu, setelah kita jalan – jalan ke perkebunan tadi,” kata Kakek Rinto.
“Juan, sangat senang, Kakek,” jawab Juan.
Ranny hendak ke dapur untuk memasak. Untuk itu, kepada Kakek Rinto dan Juan, Ranny berkata, “Kakek, Ranny ke dapur sebentar, Kakek tolong temani Juan, Juan tolong perhatikan, Kakek.”
“Iya, Kakek akan temani Juan untuk diskusi,” Jawab Kakek Rinto.
“Iya, Kak Ranny, Juan akan perhatikan, Kakek Rinto,”
Ranny meninggalkan Kakek Rinto dan Juan, Ranny menuju ke dapur hendak memasak. Sebelum kegiatan memasak Ranny memeriksa segala perlengkapan memasak termasuk persediaan gas. “Aduh, tabung gas kosong. Kompor minyak tanah pun tak ada, bagaimana ini?” gumam Ranny, “Tante Tina belum bagun lagi.”
Ranny tak tahu bahwa Tante Tina sudah bangun. Ranny mendengar ada yang ribut – ribut di pondok. Ranny keluar dari dapur dan pergi ke pondok. Ranny menemui Tante Tina di sana.Tante Tina sibuk memasak. Walau dalam kesibukan memasak, Tante Tina menyadari akan kehadiran Ranny yang berada di sampinya. Tante Tina meminta Ranny untuk membantunya. Tante Tina berkata, “Ranny, tolongin Tante, ambilkan peruk dan tacu.”
Ranny pergi mengambil periuk dan tacu dan memberinya kepada Tante Tina sambil berkata, “Tante Tina, ini priuk dan tacunya.”
Tante Tinna mahir memasak menggunakan kayu bakar. Hal ini dapat diperhatikan ketika Tante Tinna menanak nasi. Nasinya tidak gosong atau berkerak. Tante Tina sibuk memasak, tetapi Tante Tina masih sempat menanyakan pengalaman Ranny selama seharian berada di lahan pertanian keluarga. Tante Tina bertanya kepada Ranny, “Bagaimana perasaan Ranny dan pengalama Ranny selama seharian berada di perkebunan keluarga?”
“Ranny sangat senang ketika berada di lahan pertanian. Ranny dapat melepaskan semua kejenuan selama berada di rumah saja,” jawab Ranny.
“Lain kali, Jika ingin ke perkebunan, sampaikan ke Kakek Rinto,” ujar Tante Tina.
“Iya, Tante Tina,” jawab Ranny.
Untuk menemani Tante Tina, Ranny terus bercerita apa saja. Ranny sangat bersemanat bercerita tentang pelangalaman pertama ketika Ranny, Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto mengunjungi lahan pertanian. Selain itu, Ranny dapat melihat cara menanak nasi menggunakan kayu bakar. Untuk itu, dengan mengikuti Tante Tina malam ini, Ranny menjadi tahu memasak menggunakan kayu bakar. “Jujur, Ranny tidak pernah menggunakan kayu bakar saat memasak, entah itu menanak nasi, menumis sayur atau menggoreng ikan. Namun, dengan peristiwa kehabisan gas, Tante Tina dapat mengajarkan Ranny cara memasak menggunakan kayu bakar. Malam ini Ranny mendapat pelajaran baru yakni, menanak nasi menggunakan kayu bakar. Selama ini, Ranny hanya dapat menanak nasi menggunakan ricecoocker dan juga kompor gas. Padahal memasak menggunakan kayu bakar dapat menjadi alternatif pilihan ketika kompor kehabisan gas seperti malam ini,” ujar Ranny.
Menu makan malam telah siap di meja makan. Waktu makan malam pun tiba. Ranny, Juan, Kakek Rinto dan Tante Tina makan malam bersama di meja makan.
Kakek Rinto mencicipi masakan malam ini dan berkata, “Rasanya, masakan malam ini sedikit berbedah, rasanya, tidak seperti biasanya. Mempersiapkan hidangan makan malam juga agak lama. Rasa masakan ini sepertinya memasak menggunakan kayu bakar.” Tante Tinna dan Ranny hanya tersenyum mendengar pertakaatan Kakek Rinto. Tante Tinna dan Ranny tidak menyadari, Kakek Rinto memperhatikan mereka.
Kakek Rinto tahu Tante Tinna dan Ranny memasak menggunakan kayu bakar dari rasa masakan yang dicicipi kakek Rinto.Tante Tinna dengan jujur menyampaikan kasus yang di alami di dapur malam ini kepada Kakek Rinto, “Kakek, malam ini rasa masakan agak berbeda, seperti yang Kakek cicipi, sebab masakan dimasak menggunakan kayu bakar. Malam ini, kita kehabisan gas. Esok pagi, saat memasak masih menggunakan kayu bakar, sebelum tabung gas terisi.” Mendengar penjelasan Ranny dan tante Tinna, kakek hanya tersenyum dan mengerti apa masalah yang terjadi di dapur. Masalah kahabisan gas, merupakan masalah kecil bagi sebagian orang yang tidak pernah berurusan dengan masalah dapur. Namun, kehabisan gas, merupakan masalah besar bagi mereka yang selalu beraktivitas di dapur. Hal – hal kecil seperti kehabisan gas dapat berdampak besar jika tidak cepat diatasi dengan baik. Waktu makan malam selesai mereka bergegas ke kamar masing-masing untuk tidur malam.
***
Pagi-pagi sekali Tante Tinna sudah bangun. Tante Tina ke pondok, menyalakan tungku api dan memasak untuk sarapan pagi. “Kayu bakar menjadi solusi mengatasi masalah kehabisan gas. Masalah khabisan gas pada tabug gas jangan dianggap sebagai masalah biasa yang dapat biarkan begitu saja. Masalah kehabisan gas jika tidak menemukan alternatif seperti menggunakan kayu bakar maka akan menimbulkan masalah keributan di dalam rumah tangga. Masalah kehabsan gas ini, sama seperti masalah masalah Covid-19. Masalah Covid-19, jika tidak diatasi dengan baik, maka semua orang akan terinveksi. Bagi orang yang mengerti kesehatan pasti mengerti akan bahaya dari penyakit covid-19 ini. Namun, tidak untuk masyarakat biasa, masyarakat yang hidup di desa dengan pengetahuan terbatas, mereka berpikir bahwa covid-19 ini seperti kehabisan gas atau kehabisan minyak tanah untuk kompor minyak tanah dan alternatif pilihan dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak. Jika pemikiran masyarakat seperti ini akan membuat mereka sering tidak taat menjalani ptotokol kesehatan,” gumam Tante Tina, “Lihat saja, makin hari penderita covid-19 makin bertambah meski pemerinta terus menghimbau untuk selalu memakai masker dan menjaga jarak, jangan berpergian jauh. Namun, masayarakat tidak mau mendengar sehingga penderita covid-makin bertambah. Rumah sakit penuh, tenaga kesehatan kewalahan mengatasi gelombang penderita covid-19 yang terus meningkat”
“Ah, Tinna jangan pikirkan yang aneh-aneh,” Ujar tante Tina, yang sadar dari lamunannya. Jika “Tante tinna bercicara sendiri seperti ini, tante Tinna sudah hilang kesadaran atau gila, Kata Ranny yang baru saja datang
“Oh tidak,Tante Tinna tidak gila. Oh, Tante Tina tidak mau digolongkan dalam orang dengan gangguan jiwa. Tinna takut dipasung,” ucap Tante Tina.
Mendengar suara tante Tinna dan Ranny, Juan bangun dan menuju kepondok mengikuti Tante Tinna. Sampai di pondok Juan menyapa Tante Tina dan Ranny, “Selamat pagi Tante Tina dan Kak Ranny.”
“Selamat pagi Juan,” jawab Tante Tina dan Kak Ranny bersamaan.
“Juan perhatikan bahwa Tante Tina berbicara sendiri,” kata Juan, “Jangan-jangan Tante Tina mengalami gangguan jiwa setelah kemarin kita bertamasya ke perkebunan.”
“Ah!, Ranny pikir, Ranny sendiri yang berpikir Tante Tina telah mengalami gangguan jiwa, padahal Juan Juga berpikir yang sama seperti Ranny,” ujar Ranny.
“Oh, Juan dan Ranny berpikir tante Tina tela mengalami gangguan jiwa!” ujar tante Tina, “Kalian berdua pikir Tante Tina sudah Tidak waras! Kalian salah!” ujar Tante Tina.
“Maaf, Tante, sebab tadi Tante Tina sendiri, kedengaran seperti banyak orang, padahal Tante Tina berbicara sendiri,” ujar Ranny
Mendengar ranny berbicara demikian, Tante Tina tertawa terbahak-bahak.
“Juan, tolong bantu Kak Ranny ambilkan kayu bakar,” kata Kak Ranny
“Juan...,” panggil Kakek Rinto.
“Iya, Kakek,” jawab Juan.
“Kakek Rinto sudah bangun,” kata Ranny, “Kakek, biasanya mendengar berita dari televisi. mungkin Kakek butuh teman. Juan, tolong temanin, Kakek Rinto di ruang rekreasi,” ujar Ranny
Kakek Rinto di ruang rekreasi, Juan pergi kepada Kakek Rinto dengan berkata kepada Kak Ranny dan Tante Tina, “Tante Tina dan Kak Ranny, Juan pergi temani, Kakek, sebentar, ya!”
Menu sarapan pagi telah siap dan tersedia di atas meja makan. Mereka sarapan pagi bersama. Selesai sarapan Ranny dan Juan bersiap untuk belajar daring. Sebelum berangkat ke kamarnya, Tante Tina bertanya kepada Juan, “Juan, hari ini matapelajaran apa?”
“Hari ini, Juan, belajar matematika,” jawab Juan.
Ranny menujuh ke kamarnya. di dalam kamar Ranny duduk di depan meja belajar, menghidupkan laptop dan dan menyelesaikan tugas yang diberikan dosennya.
Juan masih mengikuti materi matematika yang diberikan gurunya melalui aplikasi zoom meeting. Selesai mengikuti materi matematika, guru memberikan pekerjaan untuk diselesaikan. Guru pengampuh matapelajaran matematika menyampaikan, “Nanti, tugasnya dikirim ke guru matapelajaran via whatssapp atau email.” “Materi yang disampaikan melalui kegiatan belajar jarak jauh atau belajar daring ini hanya sepintas atau secara garis besar saja. Sehingga tugas yang diberikan guru Juan tidak mengerti,” kata Juan, “Juan meminta bantuan Kak Ranny untuk menyelesaikan tugas matematika.”
Ranny yang sedang sibuk menyelesaikan tugas kuliah, harus berhenti sejenak untuk menyelesaikan tugas matematika adiknya. Juan menunjukkan tugas matematika kepada Ranny. Ranny membaca soal matematika yang menjadi tugas yang diberikan guru matematika, Juan. Soalnya, selesaikan perkalian bersusun 31x31, 51x51, 42x21 dan 8x12 yang diselesaikan dengan cara campuran (perkalian dan Penjumlahan). Ranny meminta Juan memperhatikan cara penyelesaiannya.
Ranny telah selesai menyelesaikan tugas matematika milik Juan. Ranny menatap Juan dengan bertanya, “Apakah Juan mengerti dengan proses penyelesaian tugas matematika, yang baru saja, Kak Ranny selesaikan?” Juan menjawab, “Kak Ranny, Jujur, Juan masih bingung.” “Tolong Juan perhatikan penjelasan Kak Ranny,” ujar Kak Ranny, “Untuk soal 31x31 dan soal 42x21 dapat diselesaikan dengan cara petama-tama angka di tulis secara bersusun. Langka kedua, angka satuan .dikalikan dan nilai perkalian dari angkah satuan ditulis lurus dengan angka satuan Langkah ketiga, angka puluhan dikalikan dan nilai dari angka puluhan di tulis lurus dengan angka puluhan tetapi harus diingat bahwa nilai kali angka puluhan akan menjadi nilai ratusan pada hasil. Untuk itu, penulisannya diberikan sedikit ruang untuk nilai puluhan nanti. Langkah keempat untuk mencari angka puluhan, maka angka puluhan di jumlahan, nilai penjumlahan dari angka puluhan akan ditulis di tengah antara nilai perkalian angka puluhan dan nilai perkalian angka satuan. Jadi, untuk 42x21 jika meggunakan cara tersebut, maka 2x1=2, 4x2=8 dan 4+2=6, nilai dua sebagai hasil kali angka satuan, nilai delapan sebagai hasil kali puluhan dan nilai enam sebagai hasil penjumlahan angka puluhan maka akan menghasilkan nilai 862, sehingga 42x21=862; Untuk Soal 31x31 cara kerjanya sama dengan soal 42x21 Jadi,untuk 31x31 jika meggunakan cara tersebut, maka 1x1=1, 3x3=9 dan 3+3=6, nilai dua sebagai hasil kali angka satuan, nilai delapan sebagai hasil kali puluhan dan nilai enam sebagai hasil penjumlahan angka puluhan maka akan menghasilkan nilai 961, sehingga 31x31=961; Untuk soal 8x12 dapat diselesaikan dengan cara, pertama-tama kita harus tahu bahwa duabelas adalah sepuluh ditambah dua maka kita pisahkan menjadi angka sepuluh dan angka dua. Langkah kedua, angka sepuluh dan angka dua masing-masing akan dikalikan dengan angka delapan. Langkah ketiga, hasil kali angka delapan dan angka dua serta hasil kali angka sepuluh dan delapan dijumlahkan. Jadi untuk soal 8x12, jika meggunakan cara tersebut, maka 8x2=16, 8x10=80 dan 80 +16=96, sehingga 8x12=96; Untuk soal 51x51, langkah pertama selesaikan terlebih dahulu perkalian satu kali satu, dan perkalian lima kali lima. Setelah itu selesaikan penjumlahan lima tambah lima. Hasil perkalian lima kali lima ditulis lurus angka lima dan hasil perkalian satu kali satu ditulis lurus angka satu. Sementara itu hasil penjumlahan lima tamba lima adalah angka sepuluh. Sepuluh merupakan gabungan angka satu dan nol maka angka satu ditulis dibawa angka lima hasil perkalian lima kali lima dan angka nol dituis dibawah ruang kosong. Setelah itu dilakukan penjumlahan bersusun sehingga hasilnya akan menjadi 2601.”Setelah menjelaskan kepada Juan, Ranny meminta Juan untuk meninggalkannya agar Ranny melanjutkan tugas kuliahnya.
***
Hari itu suasana di rumah agak sepi karena semua penghuni rumah melaksanakan aktivitas masing masing. Ranny bersiap untuk mengikuti kuliah online. Juan tersenyum bahagia, sebab tugas matematikanya sudah selesai dikerjakan. Juan sangat berterima kasih kepada Kak Ranny, karena dengan bantuan Kak Ranny, Juan dapat menyelesaikan tugas matematika yang diberikan Pak Fikri guru matematika yang killer itu.
Dari kejauhan Joe berlari-lari kecil mendekati Juan sambil mamanggil-manggil nama Juan. Ketika mendekati Juan, Joe dan Juan bersendahgurau bersama. Keduanya seumuran, sehingga mereka berdua sering bermain bersama dan bersekolah di sekolah yang sama. Saat bermain bersama, Joe sempat menanyakan tugas matematika kepada Juan.
“Apakah, tugas matematikamu sudah kamu kerjakan, Juan?” tanya Joe.
“Tugas matematika Juan, sudah Juan selesaikan,” jawab Juan singkat, “ Juan meminta bantuan, Kak Ranny.”
“Oh…, Joe kerja sendiri karena Kakak-kakak Joe sibuk,” ujar Joe.
“Tugas matematika Joe dan Juan sudah selesai dikerjakan,” kata Juan kepada Joe, “Jadi, sekarang kita bermain.”
Ranny yang sedang mengikuti perkuliahan online memperhatikan Juan dan Joe dari balik jendela kamarnya. Ranny bahagia sebab selama ini tidak ada satu pun tetangga yang ingin berkunjung ke rumahnya. Hal itu karena Susan- ibunya Ranny dan Juan, terinveksi covid-19. Joe menjadikan semuanya berubah. Joe seorang anak berambut pirang itu , memengobati kerinduan Ranny untuk dapat berbagi cerita selama masa karantina.
Ranny keluar dari kamarnya, menuju tempat Juan dan Joe, di sana ketiganya bercerita. Mereka bercerita mengenai kerinduan. Rindu akan kebersamaan dan keceriaan yang hilang karena Covid-19. Kerinduan untuk bermain bersama, mengunjungi sanak keluarga, Namun, saat ini berbedah, semua sibuk dengan diri sendiri. Tidak ada lagi kumpul bersama. Covid, menjadikan semuanya berubah. Gaya hidup berubah. Ketiganya pulang ke rumah masing- masing dengan membawa kisah perjumpaan mereka itu.
Ranny mengamati perempuan itu dari balik jendela lantai dua rumahnya. Apa yang dilakukan perempuan itu tak luput sedetik pun dari matanya. Ranny beringsut saat perempuan itu celangak celinguk dan menatap jendela tempatnya bersembunyi. Dihembuskannya nafas lega saat perempuan itu pergi sambil menjinjing kantong plastik biru dan seorang bocah kecil di gandengannya.Waty bergegas membuka kantong plastik biru itu sesampainya di rumah. Senyumnya mengembang saat dilihatnya satu toples kue, beberapa potong ayam goreng dan sebungkus nasi di antara perca kain dan robekan koran. Waty tak habis pikir dengan orang kaya di rumah besar itu. Makanan yang mereka buang begitu banyak. Jumat minggu lalu, ada donat meses dan beberapa potong daging dimasak kecap dengan beberapa sayur hijau dan merah yang kata asisten rumah sebelah, paprika namanya. Ah, Waty lega melihat senyum anaknya saat mengunyah kue. Tapi, tunggu..., Niah terkejut melihat sesuatu di balik sobekan
Sore, tepat pukul 15:30, Juan dan Ranny sudah di depan gerbang halaman rumah Pak Pedro. Mereka diterima oleh seorang sekurity. Juan dan Ranny menyampaikan maksud kedatangan mereka. Mereka dihantar Sekurity menemui Pak Pedro–Ayah Joe. Pak Pedro menyambut kedatangan mereka berdua. Ranny dan Juan memberi salam kepada Pak Pedro,“ Selamat sore, Pak.” “Selamat sore juga, Juan dan Ranny,” kata Pak Pedro. Pak Pedro mempersilakan Ranny dan Juan duduk di ruang tamu. Tidak menunggu lama Rosla – asisten rumah tangga Pak Pedro menyugukan minuman. “Diminum minumannya, Kak” ujar Rosla. Sedang menikmati minuman Juan bertanya kepada Pak Pedro, “Maaf, Pak, Kedatangan Juan dan Ranny sore ini, untuk menjenguk Joe, karena hari ini, Joe tidak mengikuti sekolah online. Bolehkah Juan ingin tahu, Apakah Joe ada?” “Nak, Ranny dan Juan, Joe ada di kamarnya,” kata Pak Pedro, “Kalau mau langsung bertemu Joe boleh ke kamarnya.” “Tidak, Pak. Kami ing
Kepada Juan, Tante Tina berkata,“Juan, bolehkah Tante Tina meminta tolong? Bolehkah Juan, menghantar kue ini ke, Ibu Rina, ya?”“Tidak, ah, Tante,” jawab Juan.“Mengapa tidak mau, Juan?” tanya Tante Tina.“Apakah Tante lupa, kita dalam masa karantina!” jawab Juan.“Nanti sampai di rumah Ibu Rina, Juan gantung saja kresek berisi kue ini di gerbang halaman rumah Ibu Rina. Nanti juga di ambil oleh Ibu Rina. Bagaimana, Juan? Apakah Juan bersedia menghantar kue ini ke rumah Ibu Rina? tanya Tante Tina.“Juan Bersedia menghantar Kue ke rumah Ibu Rina, tetapi karena terpaksa,” jawab Juan“Terima kasih Juan, ini kuenya,” kata Tante Tina kepada Juan sambil menyodorkan kresek berisi kue.Juan merasa malas kalau di suru Ibu atau Tante Tina atau tante ke rumah Ibu Rina. Ibu Rina yang tinggal di Blok ujung kampung yang sering ting
“Pernahkah Ranny merasakan pada urutan kedua?” kata Juan kepada Ranny yang sedang menikmati gurih dan renyanya emping jagung buatan Ibu Rikka.“Belum, Sebab Ranny anak pertama,” ujar Ranny, “kalau Juan sudah biasa degan urutan kedua, sebab dia anak kedua.”“Juan, sebagai anak kedua, iya, anggap saja itu prestasi teringgiku. Jelas, yang Juan rasakan adalah rasa iri luar biasa pada urutan pertama,” kata Juan, “Hal yang sejujurnya Juan dari menjadi yang kedua.”“Dari manakah datangnya perlombaan untuk mendapatkan urutan ini?” kata Ranny, “terlahirnya dari pengkondisian di dalam keluarga.”“Sangat menyebalkan! hal lain yang sulit Juan diterima adalah alasan ‘Kan Kakak punya itu, pinjam saja!’ atau ‘bisa untuk berdua’,” kata Juan, “ Sering orang membandingkan, ‘Serius itu kakakmu? Kok bedah?’”“Juan
Kakek Rinto, dan Juan, sibuk membaca di ruang rekreasi, sedangkan Tante Tina dan Ranny asyik menonton menonton film kesukaan di televisi. Mereka sampi lupa waktunya makan siang. mereka disadarkan oleh bunyi lonceng gereja yang berdentangan tepat pukul 12.00 siang. Kakek yang sedang serius membaca koran berkata kepada Kakek Tina dan Ranny, “Tina, Ranny sudah waktunya makan siang, tutup televisinya. Mari, kita ke ruang makan.” “Aduh, nanggung Kakek, Film nya kren, tetapi Kakek menyuru unuk menutup tetevisi, ya, terpaksa,” ujar Ranny yang sedang penasaran dengan alur cerita dari film tersebut. “Selesai makan siang, bisa lanjut menonton,” kata Kakek Rinto, “Kakek sudah keroncong. Ayo, ke ruang makan.” Kakek Rinto, Juan, Tante Tina, Ranny bersama-sama ke ruang makan untuk makan bersama. di dalam keluarga Anre selalu diajarkan untuk makan bersama, jika semua anggota berada di rumah. Anggota keluarga dapat tidak hadir dalam makan bersama jika sakit
Telpon Rumah berdering. Ranny yang menerima telpon meneteskan air mata dan menampahkan raut wajah kesedihan. Ranny menangis histeris menggil-manggil Susan– Ibunya. Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto menatap Ranny dengan rada keheranan. Penasaran mengenai siapa yang menelpon Ranny, Tante Tina merampas gagang telpon dari tangan Ranny.“Halo, ini dengan siapa?” tanya Tante Tina“Kami dari pihak rumah sakit!“ suara dari balik telpon, “Kami ingin menginformasikan bahwa Ibu Susan, sudah tidak bisa tertolong lagi.”“Apa? tanya Tante Tina“Iya, Bu. Ibu susan sudah meninggal,” suara dari balik telpon, “Kami berharap pihak keluarga dapat datang ke rumah sakit untuk mendapat informasi lebih lanjut.”Tante Tina meneteskan airmata tangisnya pecah. Tante Tina menyampaikan kepada Kakek Rinto dan Juan bahwa yang menelpon Ranny dan terakhir berbicara dengan Tante Tina adalah pihak rumah sak
Matahari mulai condong ke barat, para petani sudah beranjak pulang dari ladang. Tante Tina, Kakek Rinto, Anre, Ranny dan Juan jala –jalan ke pantai. Jarak rumah Anre dan pantai tidak jauh. Tante Tina Kakek Rinto, Anre, Ranny dan Juan ingin keluar sebentar sebab sumpek di rumah. Dengan melakukan rekreasi di tepi pantai, Tante Tina dan Kakek Rinto berhadap dapat menghilangkan sedikit kesedihan yang keluarga Anre alami karena kehilangan sosok seorang Susan. Untuk itu, sebelum ke pantai Kaek Rinto, Tante Tina Anre, Ranny dan Juan bersiara ke makam Susan. Di makam Susan mereka membersikan makan dan duduk hening sejenak. Setelah itu, mereka pergi ke pantai.Sampai di pantai, mereka berlari-lari kecil di pantai. Ranny dan Juan bermain ombak. Anre, Ranny dan Juan dapat tertawa, teriak dengan bebas di pantai. Ranny, Juan dan Anre berteriak melawan derunya gelombang laut. Tante Tina memperhatiakn keceriaan Ranny, Juan dan Anre, dengan berkata kepada Kakek Rinto,
Masa cuti Anre telah berakhir. Anre kembali menjalani pekerjaan kantor sebagai sopir. Hari pertama masuk kantor setelah menjalani cuti, Anre dimutasi ke daerah. Anre menginformasikan kepada Ranny, Juan, Tante Tina dan Kakek Rinto mengenai dirinya yang dimutasi ke daerah. Anre tidak lagi bekerja di kantor pusat yang sekota dengan keluarganya. Anre harus bersedia Anre meninggakan Ranny dan Juan bersama Kakek Rinto dan Tante Tina.Pagi hari, Resti hendak pergi ke kantor. Dalam perjalanan ke tempat kerja Resti bertemu dengan Anre Sopir sekampungnya. Anre dan Resti berbincang agak lama. Anre dan Resti saling saling menukar nomor whatssapp. Anre, tahu bahwa Resti sudah memiliki calon suami. Namun, semenjak pertemuan Anre dan Resti di kota, keduanya lebih sering chattingan melalui whatssapp.Semenjak kepergian Resti ke kota, Resti tidak mengabari Berto kekasihnya itu. Karena Resti tidak pernah mengabari keberadaannya kepada Berto maupun keluarga Berto, maka
Usai makan siang, Ranny dan Juan serta yang lainnya keluar dari ruang makan. ereka ke kamar mereka masing-masing untuk istirahat siang. Ranny masuk ke kamarnya dan mulai berbaring di tempat tidur sebelmum terlelap dia mengambil ponselnya dan jari-jemarinya mulai mengusap-usap layar ponsel miliknya. Saat sedang asyik mengusap-usap layar ponsel, ada panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny akhirnya menerima panggilan dari Ibu Relly. Ibu Relly menyampaikan bahwa esok akan diadakan kegiatan sosial penyerahan bantuan pasca pengungsian kepada para pengungsi erupsi gunung berapi. Menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny hanya menarik nafas panjang. Ranny bergumam “Ah, kegiatan sosial lagi.” Setelah menerima Informasi dari Ibu Relly, Ranny mematikan ponselnya dan meletakkannya di atas meja belajar dan Ranny berbaring pulas siang itu.Sementara itu, Juan dan Heru temannya masih bermain game. mereka tidak istirahat siang sehingga akhirnya mereka ditegur oleh Resti
“Apa? Anre diterima jadi pengemudi di kampus?” tanya Kakek Rinto yang baru saja keluar dari kamarnya. Kakek Rinto datang dan menyalami Anre. Resti menyampaikan kepada Kakek Rinto bahwa mereka semua suda sepakat bahwa acara syukuran akan dikasanakan nanti malam. Namun, Kakek Rinto membatalkan rencana acara syukuran yang telah mereka sepakati bersama. “Kakek Rinto lebih terkesan jika syukuran atas pekerjaan yang dipercayakan kepada Anre ini diujudkan dalam doa kepada sang pencipta yang memberi rezeki kepada keluarga ini, sebab untuk Kakek Rinto, bersyukur tidak harus pesta dengan acara makan bersama,” ujar Kakek Rinto.“Kalau itu keinginan Kakek Rinto, kami yang lain mengikuti keinginan Kakek,” ujar Resti.“Ealah, padahal Juan dan Heru sudah menyiapkan kejutan untuk Ayah Anre, saat acara malam nanti” ujar Juan.“Setelah berpikir-pikir, Tante Tina juga sependapat dengan Kakek Rinto, bersyukur tidak selamanya den
04.15 AM Ranny terjaga dari tidurnya, tetapi belum berajak dari ranjang. Tubuhnya masih berada di bawa selimut. Dinginnya suhu pagi ini menjadikan Ranny enggan melepaskan selimut dari tubuhnya. Dia terjaga oleh panggilan masuk pada ponsel miliknya, dengan posisi berbaring dia berusaha mengambil ponselnya yang dia letakan di atas meja belajar. Setelah digapainya ponsel miliknya dia memperhatikan pada layar, ternyata panggilan masuk dari Ibu Relly. Ranny menerima panggilan masuk dari Ibu Relly dengan penu harapan akan memperoleh informasi mengenai jadwal ujian skripsi sesuai dengan informasi yang dia pernah terima dari temannya Lima kemarin siang meski akhirnya ketahuan bahwa Lina berbohong. Namun, apa yang diharapkan tidak diperbincangkan oleh Ibu Relly saat menelpon Ranny. Hal yang diutarakan Ibu Relly ketika menlpon Ranny adalah mengenai surat dari rektorat kepada Ayahnya. Dari balik layar ponsel Ibu bertanya kepada Ranny, “Apakah Ayahmu Anre sudah menerima surat pang
03.15 PM Ranny terjaga dari istirahat siang. Dia bangun dari ranjang, merapikan Ranjang setelah itu duduk di depan meja belajar. Dia mengaktifkan laptop miliknya dan membuka folder bantuan team relawan kampus, dia juga membuka file rekapan bantuan pengungsi. di dalam file itu, dia mulai mengisi data sesuai dengan jenis bantuan, nama donatur dan tanggal penerimaan. Ranny kelihatan sangat serius mengerjakan pekerjaan merekap data donatur dan jenis bantuannya. sedangkan Heru dan Juan sudah bermain bersama di kamarnya Heru. Mereka tidak bermain game online melainkan mereka bercerita tentang cita-cita mereka, Heru ingin menjadi guru, Juan ingin menjadi dokter. heru beranggapan bahwa guru merupakan pekerjaan mulia, sedangkan Juan berpikir bahwa dokter mrupakan pekerjaan mulia. Mereka berduakadang tertawa dan saling melempar bantal. kadang mereka melompat-lompat di atas ranjang. karena terlalu gaduh keduanya ditegur oleh Ibu Shinta, “Heru, dan Juan, kalau ber
04.15 AM Ranny sudah bangun, Cici juga sudah bangun, dia sedang belajar di kamarnya. Juan sudah bangun dari tadi, dia sudah mengenakan dengan sepatu kets miliknya, dia datang ke kamar Cici dan mengajak Cici untuk lari pagi bersama. Namun, Cici menolak dengan alasan dia ingin belajar sebab seminggu lagi sekolah Cici akan melangsungkan kegiatan ujian tengah semester. Juan akhirnya ke kamar Ranny, dengan maksud mengajak Ranny untuk jalan pagi bersamannya. Namun, Ranny juga menolaknya, Ranny beralasan dia ingin mempersiapkan diri jika suatu saat dia diinformasikan untuk melangsungkan ujian skripsi. Juan akhirnya pulang ke kamarnya dan melepaskan seluru pakaian yang dikenakan untuk aktivitas jalan pagi. Akhirnya Juan juga mengurungkan niatnya untuk melaksanakan aktivitas jalan pagi. Dia kembali dududk di depan meja belajar dan melaksanakan aktivitas belajar di kamarnya. Sementra itu di kamar Tante Tina, Tante Tina sudah bangun, dia sedang merapikan ranjangnya. Sesud
Hari sudah mulai gelap, Juan dan Cici sudah membersikan menyapu dan memberi pakan pada ternak piaraan. keduanya sudah bersih dan rapi sedang bermain dengan Ardi. Keduanya menjaga Ardi sebab Ibu Resti dan Siti ada keluar ke apotik sebentar. Resti dan Ibunya ke apotik sebab Nenek Siti mengalami nyeri sendih sehingga mereka ingin ke sana untuk konsultasi dengan dokter praktek dan sekaligus membeli obat. Untuk itu, Ardi dipercayakan kepada Cici dan Juan. Sekitar satu jam Resti dan Siti ke apotik. Ketika pulang Ardi langsung di serahkan kepada Resti sebab Cici dan Juan ingin belajar untuk persiapan sekolah daring esok pagi. Lima menit setelah kembalinya Resti dan Siti dari Apotik, salah satu mobil parkir di depan rumah Anre dan Resti. Keluarga Heru sudah tiba. kedatangan mereka disambut dengan ramah oleh Anre dan Resti. Juan yang belum sempat masuk kamar di minta Ayahnya untuk segera ke dapur untuk menginformasikan kedatangan keluarga Heru. Heru dan Ibunya Shinta yang d
Setelah memperhatikan bahwa bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat ice cream telah dibelanjakan oleh Tante Tina, dan tersedia di dalam kulkas, “Bahan-bahan untuk membuat ice cream sudah dibelajakan, tetapi mengapa Tante tidak membuat ice cream? sebaiknya Ranny buat ice creamnya,” gumam Ranny.Ranny akhirnya memutuskan untuk membuat ice cream. Untuk menampilkan menu makan siang yang berbeda dari biasanya, Ranny mulai membuat ice cream.Ranny menyiapkan baham delapan puluh gram susu kental manis, empat puluh gram susu bubuk, lima ratus milliliter air putih yang telah matang, satu sendok te garam, dua sendok makan maizana, setengah gelas air hangat, satu sendok makan SP (zat pengembang makakanan), sepuluh sendok makan gula pasir. Setelah bahan telah siap, Ranny mulai beraktivitas membuat ice cream. Ranny mulai mencampurkan susu kental manis, gula pasir, susu bubuk, air putih dan garam ke dalam suatu wadah kemudian Ranny memasak
Sore hari, sesuai dengan perbicaraan Ranny bersama dengan Juan dan Cici saat jalan pagi, sehingga ketiganya bersiap untuk mengunjungi pemakaman Ibu Susan. Ranny mengingatkan Cici dan Juan agar segera menyelesaikan pekerjaan sore seperti menyapu halaman dan memberi pakan pada ternak piaraan sebelum mereka berangkat ke makam Ibu Susan. Sampai di makam Ibu Susan, Ranny, Juan dan Cici membersihkan makam Ibu Susan. Setelah membersihkan makam Ibu Susan mereka duduk mengitari makam Ibu Susan, ketiganya hening sesaat. Saaat hening itu, ketiganya meluangkan waktu sebentar untuk berdoa mohon keselamatan jiwa dari Ibu Susan. Selesai berdoa mereka bertiga pulang ke rumah. Saat berjalan pulang ke rumah mereka, Juan melihat Joe dan memanggilnya. Joe pun mendekati Juan, Ranny dan Cici. Juan, Joe, Ranny dan Cici bincang-bincang sebentar. Dari bincang-bincang dengan Joe, ketiganya akhirnya mengetahui bahwa Joe hendak pergi mengunjungi makam Kakeknya–Ayah dari Ibunya. Untuk tidak menghambat per
Setelah cukup lama berbaring, dan kepenatan sudah sedikit menghilang, Ranny akhirnya bangun juga untuk melaksanakan aktivitas sore hari. Setelah itu, Ranny bangun dan mendapati Juan dan Cici sedang belajar bersama. ketika di tanya, ternyata Cici sedang membantu Juan meneyelesaikan tugas yang diberikan gurunya saat pembelajaran jarak jauh pagi tadi. Tugas sekolah juan yang dipercayakan kepada Cici untuk mengerjakannya pun sudah selesai dikerjakan. Cici menyerahkan hasil pekerjaan dari tugas sekolah Juan kepada Juan untuk dikumpulkan kepada guru yang memberikan tugas tersebut. Setelah Cici menyelesaikan tugas sekolah Juan, Cici dan Juan melaksanakan aktivitas sorek hari. seperti biasanya Cici menyapu halaman dan menyiram bunga di taman sedangkan Juan memberi pakan pada ternak piaraan. Ranny juga melaksanakan aktivitasnya di dapur bersama Tante Tina dan Ibu Resti. Sedangkan Kakek Rinto dan Anre sedang duduk santai mendengarkan lagu ‘Nyalakan Api’ lagu yang dilantunkan oleh Nike